Anda di halaman 1dari 5

15/10/2014 MustBe_Engeneer: UJI HEDONIK

http://maskurrozaqi.blogspot.com/2012/11/uji-hedonik.html 1/5
MustBe_Engeneer
1
Jumat, 23 November 2012
UJI HEDONIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penilaian dengan indra juga disebut penilaian organoleptik atau penilaian sensori merupakan
suatu cara penilaian yang paling primitif. Penilaian dengan indra menjadi bidang ilmu setelah prosedur
penilaian dibakukan, dirasionalkan, dan dihubungkan dengan penilaian secara obyektif. Analisa data
mejadi lebih sistematis, demikian pula dengan metoda statistik yang digunakan dalam analisa serta
pengambilan keputusan.
Penilaian organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai mutu dalam industri pangan dan
industri hasil pertanian lainnya. Penilaian ini terkadang dapat memberi hasil penilaian yang sangat teliti.
Penilaian dengan indera dalam beberapa hal bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif. Jenis uji
organoleptik diantaranya adalah uji rangsangan tunggal, uji pasangan jamak, dan uji hedonik.
Uji rangsangan tunggal dan uji pasanagn jamak merupakan jenis uji pembedaan. Uji pembedaan
adalah satu kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan bagi industri pangan atau industri lainnya yang
menghasilkan produk untuk masyarakat melalui pasar bebas atau kondisi persaingan bebas. Untuk
mempertahankan agar produk tetap dipilih oleh kosumen, produk harus senantiasa dapat mempertahankan
karakter dasarnya, tetapi harus dapat menampilkan atribut mutu organoleptiknya secara progres demi
peningkatan kepuasan pelanggan. Produk harus dapat memenuhi kriteria mutu baik, jumlah cukup,
distribusi lancar dan harga bersaing. Beberapa produk bahkan tidak cukup hanya sekedar memenuhi
persyaratan standar minimal yang diharuskan, tetapi harus lebih.
Uji ini juga dipergunakan untuk menilai pengaruh beberapa macam perlakuan modifikasi proses
atau bahan dalam pengolahan pangan suatu industri,atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau
persamaan antara dua produk dari komoditi yang sama. Sifat atau kriteria yang diujikan harus jelas dan
dipahami panelis agar efektif. Keandalan (reliabilitas) dari uji pembedaan ini tergantung dari pengenalan
sifat mutu yang diinginkan, tingkat latihan panelis, dan kepekaan masing-masing panelis
Uji rangsangan tunggal adalah uji pembedaan yang digunakan untuk menggolongkan suatu contoh
dengan contoh lainnya, sedangkan uji pasangan jamak digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan pada
sampel uji dari pembanding yang banyak. Uji rangsangan tunggal umumnya digunakan untuk menggolongkan suatu contoh
dengan contoh lainnya. Antara kedua contoh tersebut tidak ada perbedaan yang nyata kecuali criteria yang akan diuji. Uji
pasangan jamak merupakan uji yang serupa dengan uji rangsangan tunggal dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Apabila
pada uji rangsangan tunggal digunakan 1 buah contoh baku, maka pada uji pasangan jamak digunakan 2 kelompok contoh yang
harus dipisahkan atau dinilai apakah termasuk contoh kelompok A atay dinilai bukan kelompok A. Uji rangsangan tunggal dalam
praktikum ini menggunakan sampel susu dengan menggunakan 3 sampel susu yang diberi kode, sedangkan uji pasangan jamak
pada praktikum ini dilakukan menggunakan beberapa sampel mie instan.
Praktikum ini selain melakukan pengujian rangsangan tunggal dan pasangan jamak, juga
dilakukan uji kesukaan atau disebut uji hedonik. Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang
panelisnyamengemukakan respon berupa senang tidaknya terhadap sifatbahan yang diuji. Pada pengujian
ranking ini digunakan panelis yangbelum terlatih. Pada pengujian ini panelis diminta untuk
mengemukakanpendapatnya secara spontan, tanpa membandingkan dengan samplestandar atau sampel-
sampel yang diuji sebelumnya. Uji kesukaan pada praktikum ini menggunakan 3 sampel teh kotak. Hal ini
digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadapselera konsumen pada produk makanan yang diuji.
Pengujian ini dipakai untuk menguji reaksi konsumen terhadap suatu bahan atau mengetahui
reaksi konsumen terhadap sampel yang diujikan. Dalam duniaekonomi, konsumen adalah semua yang
membeli dan menggunakan produk sesuai kebutuhan mereka. Seringkali seorang konsumen dapat menjadi
sebuah organisasi atau intuisi daripada seseorang. Sehingga kenyamanan dan kesukaannya sangat perlu
diperhatikan.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih mahasiswa mengenai cara
penyelenggaraan uji rangsangan tunggal, uji pasangan jamak, dan uji hedonik, serta mengetahui analisis
respon ujinya, dan juga sebagai ajang pelatihan pengenalan sifat indrawi berbagai contoh uji (produk
pangan).
BAB II
METODE
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum uji rangsangan tunggal, uji pembandingan jamak, dan uji hedonik dilaksanakan pada
hari Kamis, 11 Oktober 2012 pada pukul 09.00 12.00 WIB di Laboratorium Pengawasan Mutu dan
Ruang Organoleptik DepartemenTeknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
2.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah mie instan beberapa varian rasa, teh
2012 (3)
November (3)
<!--[if !mso]>v\:*
{behavior:url(#default#VML);}o\...
Info: Kiat Praktis Kerja Praktek di
Perusahaan Min...
UJI HEDONIK
Arsip Blog
Beranda
Laman
Maskur Rozaqi
Ikuti
13
Lihat profil lengkapku
Mengenai Saya
Kunjungan Industri
pt.Amerta Indah
Otsuka
Agroindustrial Visit
2012
UJI HEDONIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Penilaian
dengan indra juga
disebut penilaian
organoleptik atau
penilaian s...
(tanpa judul)
TUGAS SATUAN
PROSES
PROSES
PEMBUATAN
CORNED BEEF
Oleh: 1.

Maskur Rozaqi
F...
(tanpa judul)
Info: Kiat Praktis
Kerja Praktek di
Perusahaan Minya
k Karena begitu
banyaknya
pertanyaan tata
cara kerja pr...
Entri Populer
Join this site
with Google Friend
Connect
There are no
members yet.
Be the first!
Already a member?
Sign in
Pengikut
1
Lainnya Blog Berikut Buat Blog Masuk
Ikuti Maskur Rozaqi di Google+
Following
Friends
Family
Acquaintances
a
Buat lingkaran baru
2
144
0
0
4
15/10/2014 MustBe_Engeneer: UJI HEDONIK
http://maskurrozaqi.blogspot.com/2012/11/uji-hedonik.html 2/5
kotak dari 3 merek berbeda, susu kedelai, dan susu sapi. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini
adalah gelas, piring kertas, garpu, sendok, pulpen, dan formulir uji rangsangan tunggal, formulir uji
pasangan jamak, dan formulir uji hedonik.
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Uji rangsangan tunggal
Panelis disajikan contoh baku A secara berulang-ulang hingga panelis mengenal betul sifat
contoh baku A tersebut. Pengenalan contoh baku A ini dilakukan secara intensif, setelah itu contoh baku
A dan contoh yang diuji disajikan secara acak. Contoh yang disajikan dalam praktikum ini adalah susu
sapi sebagai contoh A dan susu kedelai sebagai contoh bukan A.
Setelah panelis mengenal dengan baikcontoh baku A, kemudian diminta untuk menilai apakah
contoh yang dinilai termasuk A atau bukan A. Untuk contoh pengenalan susu sapi dan susu kedelai,
panelis diminta untuk menilai bau dan rasa dari susu tersebut. Hasil penilaian dimasukkan ke dalam
formulir uji rangsangan tunggal. Penulisan nilai dituliskan dengan tanda ceklis pada kolom A dan bukan A
bergantung pada hasil uji rangsangan tunggal yang dilakukan oleh panelis.
Seperti halnya uji pasangan dengan penyajian 2 contoh, maka penggolongan ke A atau bukan A
dapat dilakukan dengan melihat tabel jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata berekor 2. Setelah
diadakan tabulasi data seperti Tabel 3.6 pada modul, maka jumlah tersebut dicocokkan dengan lampiran 1
yang menyatakan suatu contoh berbeda dengan lainnya.
2.3.2 Uji pasangan jamak
Sebagai contoh dapat disajikan dua kelompok mie instan produk PT. A dan kelompok B adalah
mie instan produk PT. B. Panelis diminta untuk menggolongkan contoh-contoh yang disajikan, apakah
termasuk dalam kelompok A ataukah dalam kelompok B. Hasil dimasukkan ke dalam formulir pengujian
pasangan jamak. Tanda 0 digunakan untuk menunjukkan contoh sama dengan contoh baku dan tanda 1
digunakan untuk menunjukkan contoh berbeda dengan contoh baku. Selanjutnya hasil yang diperoleh
ditabulasikan seperti pada Tabel 3.7 yang terdapat pada modul.
Dari data yang diperoleh, dapat dilihat persentase panelis yang menyatakan suatu contoh
termasuk dalam golongan A atau golongan B. Selain itu dapat juga diketahui seberapa jauh penyimpangan
mutu masih dapat diterima sehingga contoh masih termasuk ke dalam dua kategori tersebut.
2.3.3 Uji hedonik
Contoh uji hedonik disajikan secara acak dan dalam memberikan penilaian panelis tidak boleh
mengulanag-ulang penilaian atau membanding-bandingkan contoh yang disajikan. Sehingga untuk satu
panelis yang tidak terlatih, sebaiknya contoh disajikan satu persatu sehingga panelistidak akan
membanding-bandingkan satu contoh dengan lainnya. Sebagai contoh dapat disajikan 3 jenis teh kotak
dari berbagai merek.
Penilaian uji hedonik dilakukan secara spontan. Kemudian diisikan pada formulir uji hedonik
dengan criteria penilaian sangat tidak suka, tidak suka, agak tidak suka, netral, agak suka, suka, dan sangat
suka. Hasil penilaian kemudian dikonversi ke dalam angka dari rentang nilai 1-7. Hasil uji hedonik
ditabulasikan dalam suatu tabel, kemudian dilakukan analisis dengan ANOVA dan uji lanjutan seperti
Duncans Multiple Test.
BAB III
PEMBAHASAN
Banyak produk baru yang memiliki kesamaan sifat dengan produk yang sudah dikenal. Kadang-
kadang diantara produk tersebut ingin diketahui mana yang lebih disukai oleh konsumen. Oleh karena itu
perlu dilakukan pengujian penerimaan konsumen (preference test). Yang termasuk ke dalam uji
penerimaan adalah uji kesukaan (hedonik). Uji penerimaan menyangkut penilaian sifat atau kualitas
suatu bahan yang menyebabkan orang menyenanginya. Uji penerimaan tidak dapat untuk meramalkan
penerimaan dalam pemasaran.Uji penerimaan menyangkut penilaian sifat atau kualitas suatu bahanyang
menyebabkan orang menyenanginya. Uji penerimaan tidak dapat untuk meramalkan penerimaan dalam
pemasaran. Jadi apabila sudah diperoleh hasil pengujian yang meyakinkan , tidak dapat dipastikan bahwa
produk akan laku keras di pasaran, sehingga harus digunakan pengujian yang lain dalam tindak lanjutnya,
misalnya uji konsumen.Dalam uji hedonik panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan
atau sebaliknya ketidak sukaan. Di samping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau
kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut
skala hedonik.Dalam penganalisisan, skala hedonik ditransformasi menjadi skala numerik dengan angka
menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis statistik. Dengan
adanya skala hedonik ini sebenarnya uji hedonik secara tidak langsung juga dapat digunakan untuk
mengetahui perbedaan. Karena hal ini, maka uji hedonik paling sering digunakan untuk menilai komoditi
sejenis atau pengembangan produk secaraorganoleptik (Kartika, B, dkk. 1988)
Tingkat kesukaan pada uji hedonik disebut skala hedonik contoh tingkat tersebut adalah seperti
sangat suka, suka, agak suka, netral, agak tidak suka, tidak suka, dan sangat tidak suka.Uji hedonik paling
sering digunakan untuk menilai komoditi sejenis atau produk pengembangan secara organoleptik. Jenis
panelis yang bisa digunakan untuk melakukan uji hedonik ini adalah panelis yang agak terlatih dan panelis
tidak terlatih. Penilaian dalam uji hedonik ini bersifat spontan.Ini berarti panelis diminta untuk menilai
suatu produk secara langsung saat itu juga pada saat mencoba tanpa membandingkannya dengan produk
sebelum atau sesudahnya. (Rahardjo, J. T. M. 1998)
Prinsip pada uji ini adalah Panelis diminta untuk mencoba suatu produk tertentu, kemudian
setelah itu panelis diminta untuk memberikan tanggapan dan penilaian atas produk yang baru dicoba
tersebut tanpa membandingkannya dengan yang lain.Sedangkan secara umum, Tujuan dari uji hedonic ini
adalah untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk dan untuk menilai komoditi jenis
atau produk pengembangan secara organoleptik. Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut
rentangan skala yang dikehendakinya. Skala hedonik dapat juga diubah menjadi skala numerik dengan
angka mutu menurut tingkat kesukaan. Dengan data numeric ini dapat dilakukan analisis secara statistik.
15/10/2014 MustBe_Engeneer: UJI HEDONIK
http://maskurrozaqi.blogspot.com/2012/11/uji-hedonik.html 3/5
Penggunaan skala hedonik pada prakteknya dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan. Sehingga uji
hedonik sering digunakan untuk menilai secara organoleptik terhadap komoditas sejenis atau produk
pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan untuk menilai produk akhir.(Michael J.Gibney,dkk. 2009).
Berdasarkan data yang didapat dan telah dilakukan perhitungan melalui metode Duncan dan
anova didapatkan F hitung lebih besar dari F table. Hal ini mengintrepertasikan bahwa produk yang diuji (
yaitu frestea, the botol sosro dan the kotak) berbeda nyata antar perlakuan. Dengan demikian dilakukan
satu uji lagi yaitu uji Duncan yang dapat menyatakan perbedaan diantara masing-masing perlakuan
tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan Duncan didapatkan intrepertasi bahwa tingkat kesukaan panelis
terhadap masing-masing sampel teh yang diujikan berbeda. Selain itu juga dapat juga disimpulkan bahwa
teh jenis frestea lebih disukai dibanding teh kotak dan teh sosro. Karena frestea mempunyai penilaian
paling tinggi yaitu 6, dimana semakin tinggi tingkat penilaian maka teh semakin disukai.
Berdasarkan hal ini, maka cukup beralasan bahwa pabrik-pabrik industry pertanian besar seperti
sosro, frestea dan teh kotak menambahkan suatu cita rasa tersendiri pada produk mereka agar produk
mereka memiliki kekhasan dan berbeda dari produk merk lain yang sama. Hal ini biasanya disesuaikan
dengan selera konsumen.Oleh karena itulah Pabrik-pabrik industry pertanian besar melakukan pengujian
kesukaan ( hedonik ) dengan panelis yang terlatih dan tidak terlatih untuk mengetahui seberapa besar
respon kesukaan konsumen terhadap mereka.
Hal ini jugalah yang terjadi pada ketiga produk diatas dimana dibandingkan ketiga produk
tersebut melalui uji organoleptik kesukaan untuk mengetahui produk dengan jenis yang sama yang mana
yang lebih disukai konsumen. Hal inilah yang natinya menentukan persaingan pangsa pasar antara produk
tersebut. Namun demikian perlu dipahami bahwa konsumen memiliki kesukaan dan selera tersendiri
terhadap suatu produk.Biasanya hal ini dipengaruhi oleh daerah, sosial ekonomi dan makanan/minuman
yang dikonsumsi.
Uji rangsangan tunggal atau yang disebut A Not ATest adalah salah satu metode uji pembedaan
yang digunakan untuk menggolongkan suatu contoh dengan contoh lainnya (Sina 2009). Uji rangsangan
tunggal merupakan metode uji pembedaan dengan pembanding. Uji pembedaan dengan pembanding
diperlukan dengan tujuan pengujian untuk mengukur atau menilai pengaruh perlakuan (Dewi 2011). Pada
praktikum uji rangsangan tunggal atau A Not ATest , panelis disediakan empat contoh uji dan satu
contoh pembanding. Keempat contoh ujiyang disajikan berdasarkan rasa, warna, dan aroma dibandingkan
dengan satucontoh pembanding, kemudian panelis memberikan penilaian berdasarkan sifat inderawi
terhadap contoh uji apakah terdapat perbedaan atau tidak dengan contoh pembanding.
Adapun uji rangsangan tunggal dilakukan dengan cara panelis menghadapi satu contoh baku dan
satu atau lebih contoh yang akan diuji. Kemudian panelis mengidentifikasikan apakah contoh uji berbeda atau sama
dengan contoh baku (Dewi 2011). Uji rangsangan tunggal ( AN ot ATest ) adalah uji pembedaan yang
digunakan untuk menggolongkan suatu contoh dengan contoh lainnya (Sina 2009). Dalam uji rangsangan
tunggal pada setiap uji, tiap panelis diminta menyatakan ada atau tidak ada sifat inderawi yang diujikan.
Data responnya berupa data binomial yang kemudian dapat dianalisis secara statistika. Karena demikian
sederhana, maka pada analisis ambang dapat disajikan sejumlah contoh pada tiap pengujian. Namun untuk
mencapai kondisi atau lingkungan uji yang sesuai diperlukan penyiapan contoh dan penyajian yang
cermat.
Cara-cara analisis untuk menetapkan nilai ambang dari suatu rangsangan pada umumnya
berdasarkan pada uji rangsangan tunggal, dimana tiap uji menggunakan sejumlah panelis semi terlatih.
Panelis dipilih dari mereka yang dapat mengenali atau mengetahui sifat indrawi dari contoh atau produk
yang diuji.
Pada praktikum uji rangsangan tunggal, panelis disediakan dua contoh uji dan satu contoh
pembanding. Kedua contoh uji yang disajikan berdasarkan rasa, warna, dan aroma dibandingkan dengan
satu contoh pembanding, kemudian panelis memberikan penilaian berdasarkan sifat inderawi terhadap
contoh uji apakah terdapat perbedaan atau tidak dengan contoh pembanding.
Contoh baku yang digunakan pada praktikum ini adalah susu kedelai dimana susu kedelai
termasuk ke dalam susu golongan A. Sementara contoh pembanding menggunakan susu sapi dimana susu
tersebut tersebut termasuk susu bukan golongan A. Panelis diminta melakukan penilaian berdasarkan sifat
inderawi dan mengenali yang mana susu kedelai termasuk golongan A dan bukan golongan A. Susu
kedelai termasuk golongan A, sementara susu sapi diberi termasuk bukan golongan A. Karena hanya ada 2
pilihan,maka peluang untuk mengelompokkan contoh dengan benar adalah 50%.
Dalam pengujian ini jumlah yang diperlukan untuk tingkat kepercayaan 95% sebanyak 21
respon, untuk tingkat kepercayaan 99% sebanyak 23 respon dan 25 respon untuk tingkat kepercayaan
99.9%. Hasil menunjukkan seluruh panelis sebanyak 30 orang setuju bahwa contoh uji kode 891 termasuk
ke dalam golongan A. Begitu pula dengan 27 panelis menyatakan bahwa contoh uji kode 472 termasuk ke
dalam golongan A. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa contoh uji dengan kode 891 dan 472
merupakan susu kedelai, maka tingkat kepercayaan terhadap respon panelis adalah 99.9%.
Dari data yang didapat pada uji rangsangan tunggal yang menggunakan bahan susu kedelai dan
susu sapi, hampir seluruhnya penelis dapat meneentukan mana jenis aroma, rasa dan warna sampel yang
sama dengan bahan baku yang diujikan. Hal ini menunjukkan bahwa penelis sudah melakukan
organoleptik dengan baik dan benar. Adapun beberapa panelis yang tidak sesuai dengan hasil yang
seharusnya didapat hal ini mungkin dapat disebabkan oleh kesehatan panelis yang terganggu sehingga
mengurangi kepekaan indera panelis.
Uji selanjutnya ialah uji pasangan jamak. Uji pasangan jamak dilakukan dengan menggunakan
contoh baku mie goreng yang berbeda jenis (merk), yaitu contoh baku A dan contoh baku B. Kemudian,
digunakan pula empat contoh uji, yakni contoh uji kode 237, 456, 861, dan 951, dimana panelis diminta
untuk menentukan dari keempat contoh uji tersebut contoh uji mana yang termasuk contoh baku A dan
mana yang termasuk contoh baku B. Mula-mula panelis diminta untuk mencicipi kedua contoh baku dan
kemudian panelis diharuskan untuk mengingat karakteristik dari masing-masing contoh baku tersebut.
Setelah itu, panelis diperbolehkan untuk mencicipi contoh uji yang tersedia untuk kemudian menentukan
yang manakah dari contoh-contoh uji tersebut yang termasuk contoh baku A dan contoh baku B
berdasarkan kesamaan karakteristiknya.
15/10/2014 MustBe_Engeneer: UJI HEDONIK
http://maskurrozaqi.blogspot.com/2012/11/uji-hedonik.html 4/5
Dalam aplikasinya pengujian rangsangan tunggal dan pasangan jamak merupakan jenis pengujian
pembedaan. Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik atau
organoleptik antara dua sampel. Meskipun dapat saja disajikan sejumlah sampel, tetapi selalu ada dua
sampel yang dipertentangkan. Uji ini juga dipergunakan untuk menilai pengaruh beberapa macam
perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan suatu industri, atau untuk mengetahui
adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi yang sama. Jadi agar efektif sifat atau
kriteria yang diujikan harus jelas dan dipahami panelis. Keandalan (reliabilitas) dari uji pembedaan ini
tergantung dari pengenalan sifat mutu yang diinginkan, tingkat latihan panelis dan kepekaan masing-
masing panelis. Kelompok uji pembedaan ini banyak digunakan dalam penelitian analisa proses dan
penilaian hasil akhir (Soekarto 1985).
Pengujian penerimaan merupakan salah satu pengujian yang banyak dilakukan dalam menilai
suatu produk. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu komoditi atau sifat sensorik tertentu
dapat diterima oleh masyarakat. Uji ini tidak dapat untuk meramalkan penerimaan dalam pemasaran. Hasil
uji yang menyakinkan tidak menjamin komoditi tersebut dengan sendirinya mudah dipasarkan. Uji
kesukaan atau uji hedonik dilakukan dengan panelis mengemukakan tanggapan pribadi suka atau tidak
suka, disamping itu juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat kesukaan disebut juga skala
hedonik. Skala hedonik ditransformasi ke dalam skala numerik dengan angka menaik menurut tingkat
kesukaan. Dengan data numerik tersebut dapat dilakukan analisa statistik (Soekarto 1985).
Uji hedonik merupakan uji yang dilakukan untuk menentukan tingkat kesukaan seseorang.
Panelis biasanya menilai dengan cara subjektif. Berbeda halnya dengan uji rangsangan tunggal dan uji
pasangan jamak, uji ini merupakan uji yang dilakukan untuk membedakan sampel dan lebih bersifat
objektif. Kemudian perbedaan uji rangsangan tunggal dan uji pasangan jamak ialah pada uji rangsangan
tunggal digunakan 1 buah contoh baku, namun pada Uji Pasangan Jamak digunakan 2 kelompok contoh
yang harus dipisahkan atau dinilai apakah termasuk contoh kelompok A atau dinilai bukan kelompok A.
selain itu, uji pasangan jamak memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan uji
rangsangan tunggal.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada praktikum ini uji rangsangan tunggal (A Bukan A) digunakan untuk menggolongkan
contoh dengan contoh lainnya dan menguji kemampuan panelis dalam menguji kebenaran sampel yang
diuji, sama atau berbeda dengan bahan baku yang digunakan dan terbukti bahwa kode 891 dan kode 471
sama dengan bahan baku A yang merupakan susu kedele, sedangkan uji yang serupa yaitu uji pasangan
jamak yang menggunakan 2 kelompok contoh yang harus dipisahkan atau dinilai apakah termasuk contoh
kelompok A atau dinilai bukan kelompok A. Namun memang ternyata tidak mudah melakukan uji
pasangan jamak ini yang dibutuhkan kepekaan indera perasa yang tinggi untuk mencicipi sampel yang
diuji, pada praktikum ini digunakan sampel mie dengan rasa yang berbeda tetapi panelis cukup sulit
mengelompokkannya, hal ini diesebakan karena mie yang diuji sama sama asin namun hanya tingkat
keasinannya saja yang berbeda sehingga praktikan cukup sulit untuk mengelompokkannya dan harus
dilakukan uji beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang cukup akurat.
Praktikum ini selain melakukan pengujian rangsangan tunggal dan pasangan jamak, juga
dilakukan uji kesukaan atau disebut uji hedonik. Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang
panelisnyamengemukakan respon berupa senang tidaknya terhadap sifatbahan yang diuji. Pada pengujian
ranking ini digunakan panelis yangbelum terlatih. Pada pengujian ini panelis diminta untuk
mengemukakanpendapatnya secara spontan, tanpa membandingkan dengan samplestandar atau sampel-
sampel yang diuji sebelumnya. Uji kesukaan pada praktikum ini menggunakan 3 sampel teh kotak. Hal ini
digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap selera konsumen pada produk makanan yang
diuji.
Pengujian ini dipakai untuk menguji reaksi konsumen terhadap suatu bahan atau mengetahui
reaksi konsumen terhadap sampel yang diujikan. Dalam duniaekonomi, konsumen adalah semua yang
membeli dan menggunakan produk sesuai kebutuhan mereka. Seringkali seorang konsumen dapat menjadi
sebuah organisasi atau intuisi daripada seseorang. Sehingga kenyamanan dan kesukaannya sangat perlu
diperhatikan.
Pada uji hedonik ini ditentukan menurut skala yang dikehendaki dan hal ini bersifat relatif, para
panelis bebas menentukan skala kesukaannya terhadap produk dan menentukan tingkat kesukaannya
sehingga dapat diketahui berapa banyak yang menyukai produk tersebut. Sehingga dalam perusahaan
perusahaan biasanya terlebih dahulu melakukan uji hedonic sebelum produk tersebut dipasarkan ke
konsumen. Semakin tinggi tingkat kesukaan panelis terhadap produk tersebut maka dapat dinilai bahwa
mutu produk tersebut baik dan layak untuk dikonsumsi dan memiliki prospek yang bagus jika dipasarkan
ke konsumen.
B. SARAN
Dalam mengelompokkan sampel sesuai dengan bahan baku yang diuji sebaiknya tidak hanya
menggunkan indera pengecap saja tetapi menggunakan indera penglihatan dan indera penciuman sehingga
hasil pengelompokkan sampel yang diperoleh dapat lebih akurat. Dan pemberitahuan tentang penetralan
indera perasa ketika akan mencicipi antara satu sampel ke sampel yang lan itu sangat penting dan lebih
ditekankan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi N. 2011. Uji Pembedaan Berpasangan. Purwokerto: Fakultas Pertanian, Universitas
Jenderal Sudirman. http://www.scribd.com/.(15 Oktober 2012)
Kartika, B, dkk. 1988.Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan: PAU Pangan danGizi.
Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Michael J.Gibney,dkk. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC.alih bahasa dr. Andi
Hartono, DAN.
Rahardjo, J. T. M. 1998.Uji Inderawi. Penerbit Universitas Jenderal
Soedirman:Purwokerto
Soekarto ST. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Jakarta:
Bhatara Karya Aksara.
15/10/2014 MustBe_Engeneer: UJI HEDONIK
http://maskurrozaqi.blogspot.com/2012/11/uji-hedonik.html 5/5
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Diposkan oleh Maskur Rozaqi di 06.49
+1 Rekomendasikan ini di Google
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai:
Google Account
Publikasikan

Pratinjau
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Select Language
Powered by Translate
Translate
Cari
Cari Blog Ini
maskurrozaqi. Template Simple. Gambar template oleh Petrovich9. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai