Anda di halaman 1dari 18

AKTIVITAS SEKSUAL LANSIA

Kelompok 8
PENGERTIAN
Seks adalah perbedaan badani atau biologis
perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis
kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina
untuk perempuan. Seksualitas menyangkut
berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi
biologis, sosial, perilaku dan kultural. Seksualitas
dari dimensi biologis berkaitan dengan organ
reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana
menjaga kesehatan dan memfungsikan secara
optimal organ reproduksi dan dorongan seksual
(BKKBN, 2009).
Lansia: seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani,
rohani maupun sosialnya. Status Perkawinan dibedakan
menjadi: Belum kawin, Kawin, Cerai hidup, Cerai mati.
(Nursalam, 2009)
Dalam buku Seks yang Membahagiakan, Prof Dr dr
Wimpie Pangkahila SpAnd FAACS menjelaskan, masalah
seksual pada usia lanjut disebabkan oleh faktor fisik dan
psikis yang bergabung menjadi satu.
Faktor fisik berupa kemunduran fisik karena usia yang
terjadi pada semua bagian tubuh, khususnya yang berkaitan
dengan fungsi hormon seks, pembuluh darah, dan saraf.
Faktor fisik yang menghambat fungsi seksual kerap
muncul pada usia lanjut, seperti perasaan jemu dengan
situasi sehari-hari, khususnya dalam hubungan dengan
pasangan, perasaan kehilangan kemampuan seksual dan
daya tarik, perasaan kesepian, dan perasaan takut dianggap
tidak wajar bila masih aktif melakukan hubungan seksual.
Tahapan fisiologi respon seksual
(Kaplan)
tahap penjelasan
Tahap I /
vasokongesti /
pengumpulan
darah
terjadi reaksi vasokongesti, dimana reflek dilatasi dari pelvis dan
pembuluh pembuluh darah sekitar vagina menyebabkan distensi vagina
bagian bawah, ereksi bulbus dan korpus kavernosa klitoris. Transudasi
sepanjang dinding vagina mengeluarkan cairan mirip plasma yang
berfungsi sebagai lubrikasi. Perubahan vascular ini dikontrol oleh saraf
parasimpatis. Pada pria vasodilatasi pembuluh darah ke penis lalu ereksi
dan tonus meningkat.
Tahap II /
orgasme
ditandai dengan peningkatan tonus otot dan reflek klonik otot otot dasar
panggul, sfinterani dan uterus dalam 5 sampai 10 kontraksi ritmis. Respon
reflek ini distimulasi melalui klitoris dan kontraksi otot vagina dan otot
dasar panggul merupakan efek motorisnya. Pada pria tonus daerah penis
meningkat menjadi lebih tegang dan Clopers glands mengeluarkan cairan
(fluid).
Pengaruh umum penuaan fungsi seksual pada lansia
1. Terjadi penurunan sirkulasi testosteron, tetapi jarang
menyebabkan gangguan fungsi seksual pada lansia yang
sehat.
2. Ereksi penis memerlukan waktu lebih lama dan mungkin
tidak sekeras sebelumnya. Perangsangan langsung pada
penis sering kali dilupakan.
3. Ukuran testis tidak bertambah, elevasinya lambat, dan
cenderung turun.
4. Kelenjar penis tampak menurun.
5. Kontrol ejakulasi meningkat.
6. Dorongan seksual jarang terjadi pada pria di atas 50 tahun.




7. Tingkat orgasme menurun atau hilang.
8. Kekuatan ejakulasi menurun sehingga orgasme kurang
semangat.
9. Ejakulasi selama orgasme terdiri dari satu atau dua kontraksi
pengeluaran.
10. Ejakulasi dikeluarkan tanpa kekuatan penuh dan
mengandung sedikit sel sperma.
11.Penurunan tonus otot menyebabkan spasme pada organ
genital eksterna yang tidak biasa.
12. Setelah ejakulasi, penurunan ereksi dan testis lebih cepat
terjadi.

13. Kemampuan ereksi setelah ejakulasi semakin panjang
,pada umumnya 12-48 jam setelah ejakulasi. Ini
berbeda pada orang muda yang hanya
membutuhkan beberapa menit saja

14.Pada klimaksnya, hubungan seksual masih memberikan
kepuasan yang kuat.

Pengaruh Umum Penuaan Fungsi Seksual Wanita
1. Lubrikasi vagina memerlukan waktu lebih lama.
2. Pengembangan dinding vagina berkurang pada
panjang dan lebarnya.
3. Dinding vagina menjadi lebih tipis dan mudah
teriritasi.
4. Selama hubungan seksual dapat terjadi iritasi pada
kandung kemih dan uretra.
5. Sekresi vagina berkurang keasamannya,
meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.


6. Penurunan elevasi uterus.
7. Atrofi labia mayora dan ukuran klitoris menurun.
8.Fase orgasme lebih pendek.
9. Fase resolusi muncul lebih cepat.
10. Kemampuan multipel orgasme masih baik.


Arthritis dengan deformitas pada sendi,
memungkinkan terjadinya kontraktur dan nyeri,
kanker dengan nyeri dan komplikasi operasi,
kemoterapi dan radiasi, gangguan neuromuskular
yang menyebabkan atrofi otot, tonus yang tidak
normal, dan gerakan yang tidak normal dapat
menyebabkan lansia merasa kurang menarik dan
tidak mempunyi daya tarik seksual.


Beberapa penyakit dihubungkan dengan penurunan
daya tahan atau nyeri dapat menyebabkan gangguan
seksual dan aktivitas. Misalnya, penyakit kronis yang
menyebabkan ketakutan dan menghalangi dorongan
aktivitas seksual.
Pada beberapa lansia, kunci untuk mempertahankan
kemampuan seksual secara penuh adalah dengan
mengubah pola lama ke pola baru dengan baik.



Sikap dan posisi hubungan seksual
1. Memahami perubahan normal yang berhubungan dgn
lansia
2. Meningkatkan komunikasi pada masalah non-seksual
sama baiknya dgn komunikasi seksual.
3. Menikmati setiap kejadian.jgn terburu-buru, kurangi
ketakutan.
4. Menggunakan posisi seperti miring atau duduk yg
tidak terlalu banyak menumpu dlm kontraksi otot
lengan secara isometrik.

5. Gunakan posisi yang tidak menekan sendi, tengkurap
yang menimbulkan nyeri atau strain otot.
6.Gunakan latihan kegel untuk meningkatkan tonus otot
dan kontraksi vagina selama aktivitas seksual.
7.Lakukan stimulasi oral-genital
8.Stimulasi organ gental secara manual.
9.Gunakan vibrator sendiri atau dgn pasangan
10.Lakukan masturbasi sendiri atau dgn pasangan




11. Konsultasi dgn dokter apabila ada masalah
impotensi
12. Gunakan teknik stuffing
13.Coba nikmati sentuhan dan masase
14.Gunakan pelumas seperti K-Jelly selama
hubungan seksual atau masturbasi
15.Lakukan pelukan, ciuman, usapan, rayuan dan
canda

16. Lakukan gaya hidup sehat
17. Ciptakan suasana yang romantis
18. Perhatikan kebersihan diri dan penampilan diri
agar pasangan tertarik

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai