Anda di halaman 1dari 5

1.

KABAH
Kakbah yang juga dinamakan Bayt al `Atiq (Arab: , Rumah Tua) adalah bangunan
yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan NabiIsmail setelah Nabi Ismail berada di Mekkah
atas perintah Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, surah 14:37 tersirat bahwa situs suci Kakbah telah
ada sewaktu Nabi Ibrahim menempatkan Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut.
Pada masa Nabi Muhammad SAW berusia 30
tahun (sekitar 600 M dan belum diangkat menjadi
Rasul pada saat itu), bangunan ini direnovasi
kembali akibat banjir bandang yang melanda
kota Mekkah pada saat itu. Sempat terjadi
perselisihan antar kepala suku atau kabilah
ketika hendak meletakkan kembali batu Hajar
Aswad pada salah satu sudut Kakbah, namun berkat penyelesaian Muhammad SAW
perselisihan itu berhasil diselesaikan tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang
dirugikan.
Pada saat menjelang Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi sampai kepindahannya ke
kota Madinah, bangunan Kakbah yang semula rumah ibadah agama monotheisme (Tauhid)
ajaran Nabi Ibrahim telah berubah menjadi kuil pemujaan bangsa Arab yang di dalamnya
diletakkan sekitar 360 berhala/patung yang merupakan perwujudan tuhan-tuhan politheisme
bangsa Arab ketika masa kegelapan pemikiran (jahilliyah) padahal sebagaimana ajaran Nabi
Ibrahim yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan bangsa Yahudi serta ajaran
NabiMusa terhadap kaum Yahudi, Allah Sang Maha Pencipta tidak boleh dipersekutukan dan
disembah bersamaan dengan benda atau makhluk apapun jua dan tidak memiliki perantara
untuk menyembahNya serta tunggal tidak ada yang menyerupaiNya dan tidak beranak dan
tidak diperanakkan (Surah Al-Ikhlas dalam Al-Qur'an). Kakbah akhirnya dibersihkan dari
patung-patung agama politheisme ketika Nabi Muhammad membebaskan kota Mekkah tanpa
pertumpahan darah dan dikembalikan sebagai rumah ibadah agama Tauhid (Islam).
Selanjutnya bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya'ibah sebagai pemegang kunci
kakbah dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh pemerintahan baik
pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi
Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah,
Dinasti Usmaniyah Turki, sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak
sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.
2. KOLOSSEUM
Kolosseum adalah sebuah peninggalan bersejarah berupa arena gladiator, dibangun oleh
Vespasian. Tempat pertunjukan yang besar berbentuk elips yang disebut amfiteater atau
dengan nama aslinya Flavian Amphitheatre,
yang termasuk salah satu dari Enam Puluh
Sembilan Keajaiban Dunia Pertengahan.
Situs ini terletak di kota kecil di Italia, Roma,
yang didirikan oleh Walikota Vespasian pada
masaDomitianus dan diselesaikan oleh
anaknya Titus
[1]
, dan menjadi salah satu karya
terbesar dari arsitektur Kerajaan
Romawi yang pernah dibangun. Kolosseum dirancang untuk menampung 50.000 orang
penonton.
Koloseum masih digunakan sampai tahun 217, meskipun telah rusak kebakaran karena
disambar petir. Koloseum telah diperbaiki pada tahun 238 dan permainan gladiator berlanjut
sampai umat kristen secara berangsur-angsur menghentikan permainan tersebut karena terlalu
banyak memakan korban jiwa.
Bangunan tersebut digunakan untuk menyimpan berbagai macam jenis binatang sampai pada
tahun ke 524. Dua gempa bumi pada tahun 442 dan 508 menyebabkan kerusakan yang parah
pada bangunan tersebut. Di Abad pertengahan, Koloseum rusak sangat parah akibat gempa
bumi lagi yakni pada tahun 847 dan 1349 dan dijadikan sebagai benteng dan
sebuah gereja juga didirikan disana.
Banyak batu marmer digunakan untuk melapisi dan membangun kembali bagian-bagian
Koloseum yang telah rusak karena terbakar. Pada abad 16 dan 17, keluarga-
keluarga Roman menggunakan Koloseum sebagai tempat pengambilan batu marmer untuk
konstruksi bangunan St. Peters Basilica dan kediaman khusus palazzi, keluarga Roman.
Pada tahun 1749, ada sebuah bentuk dari pemeliharaan Koloseum. Paus Benediktus
XIV melarang untuk menggunakan Koloseum sebagai tempat penambangan. Pada tahun 2000
ada sebuah protes keras di Itali dalam rangka menentang penggunaan hukuman mati untuk
negara-negara di seluruh dunia (di Italia, hukuman mati dihapuskan pada tahun 1948).
Beberapa demonstran memakai tempat di depan Koloseum. Sejak saat itu, sebagai sebuah
isyarat menentang kapitalis tersebut, penduduk lokal mengganti warna Koloseum di malam hari
dari putih menjadi emas dengan menggunakan penerangan berupa lilin dan lampu neon sampai
pada saat dimana seluruh dunia menghapuskan tindakan penghukuman mati itu.

3. Tembok Besar Tiongkok
Tembok Besar Tiongkok atau Tembok Raksasa
Tiongkok (hanzi tradisional: ; hanzi sederhana:
; pinyin: Chngchng, makna harafiah: Tembok
Panjang), juga dikenal di Tiongkok dengan
nama Tembok Sepanjang 10.000 Li (;
; Wnl Chngchng) merupakan bangunan terpanjang yang pernah dibuat manusia,
terletak di Tiongkok.
Tembok Besar Tiongkok dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Pada
tahun 1987, bangunan ini dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO
Sejarahnya, pembangunan tembok adalah salah satu bagian terpenting dalam
sejarah arsitektur Tiongkok, yakni untuk membatasi wilayah-wilayah perkotaan dan perumahan.
Berbagai teori mengapa tembok besar didirikan antara lain sebagai benteng pertahanan, batas
kepemilikan lahan, penanda perbatasan dan jalur komunikasi untuk menyampaikan pesan
Berdasarkan bukti tertulis yang bisa diterima umum, pada dasarnya Tembok Besar Tiongkok
dikonstruksikan mayoritas pada periode Dinasti Qin, Dinasti Han dan Dinasti Ming.Namun,
sebagian besar rupa tembok raksasa yang berdiri pada saat ini merupakan hasil dari periode
Ming.
Pra-Qin
Sebelum periode Dinasti Qin, pembangunan tembok raksasa paling awal dilakukan
pada Zaman Musim Semi dan Gugur (722 SM-481 SM) dan Zaman Negara Perang (453 SM-
221 SM) untuk menahan serangan musuh dan suku-suku dari utara Tiongkok. Negeri-negeri
yang tercatat berkontribusi dalam konstruksi pertama antara lain negeri Chu, Qi, Yan, Wei dan
Zhao. Dalam periode-periode berikutnya, tembok raksasa bertambah panjang, diperbaiki dan
dimodifikasi
Dinasti Qin
Pada tahun 220 SM di bawah perintah Kaisar Qin Shi Huang, Jendral Meng
Tian mengumpulkan tenaga kerja sebanyak 300 ribu orang untuk menyambungkan tembok-
tembok sebelumnya sebagai garis pertahanan. Pembangunan yang memakan waktu 9 tahun
memerlukan biaya mahal dan mengorbankan rakyat jelata Tenaga kerja yang jadi korban
mencapai jutaan jiwa sehingga negara menjadi lemah. Kebencian rakyat pada kerja paksa
tersebut memicu kemarahan petani yang berontak menggulingkan Dinasti Qin. Setelah itu,
pembangunan tembok raksasa tidak dilanjutkan
Dinasti Han
Tahun 127 SM, saat Kaisar Han Wudi berkuasa (140 SM-87 SM), proyek renovasi dan
pembangunan bagian-bagian tembok lama dilaksanakan selama 20 tahun menambah panjang
tembok secara keseluruhan menjadi 1000 km.

Pada periode pertama Han, tembok raksasa
berfungsi sebagai pelindung kawasan barat dari Bangsa Hun yang mengancam rakyat
Tiongkok. Setelah pengaruh Hun melemah, pembangunan tembok tidak dilanjutkan. Mulai
tahun 39 M, atas perintah Guang Wudi, jendral Ma Cheng memulai kembali proyek
pembangunan tembok besar Pada saat itu, bangsa Hun terpecah menjadi 2 bagian, utara dan
selatan. Bangsa Hun utara berhasil ditundukkan oleh Han sementara bagian selatan berdamai
Setelah itu, pembangunan tembok raksasa ditinggalkan karena Tiongkok sudah mempunyai
kekuatan militer yang besar.
Dinasti Ming
Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), setelah menaklukkan bangsa Mongol, tembok raksasa
dari periode sebelumnya dikonstruksikan kembali, dengan catatan panjang 5.650 km. Pada
masa ini, Tembok Besar Tiongkok dibagi ke dalam 9 distrik militer yang dilengkapi benteng-
benteng pertahanan dan pintu gerbang untuk mengawasi daerah perbatasan. Di atasnya dibuat
jalan sebagai jalur transportasi. Pintu gerbang paling timur dinamakan Shanhaiguan dan pintu
gerbang paling barat dinamakan Jiayuguan

Anda mungkin juga menyukai