Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TETAP

LABORATORIUM UNIT OPERASI


FLUID MIXING
DISUSUN OLEH :
DAVID SAPUTRA (03121003027)
ADELLINA TENRI YULHAN (03121003050)
ABDUL HAFIZ MUSLIM (0312100305)
MAHDI (031210030!5)
TEGUH NOVRIYANSYAH (0312100300)
LUSI MARSELINA (0312100301)
ASISTEN: DESTA HERFIAN
"URUSAN TE#NI# #IMIA FA#ULTAS TE#NI#
UNIVERSITAS SRI$I"AYA
201%
BAB I
PENDAHULUAN
I&1& L'(') B*+','-.
Pada suatu proses industri didalam suatu pabrik pastilah ada sebuah proses
pencampuran bahan baik itu bahan cair-cair, cair-padat, cair-gas, dan gas-padat.
Didalam proses ini kedua kondisi harus kita lakukan sebagaimana mestinya sesuai
dengan apa yang kita harapkan. Untuk contoh yang kuantitasnya atau jumlahnya
yang masih kecil, kita dapat menggunakan media seperti bejana, tangki, dan
kemudian semua bahan yang ada kita lakukan pencampuran didalam bejana atau
tangki, setelah itu lakukan pengadukan dengan menggunakan stir atau pengaduk
yang biasa terbuat dari kayu atau bahkan dengan bantuan teknologi tanpa tenaga
manusia.
Pada ruang lingkup kecil ini ada kemungkinan terjadinya suatu fenomena
homogenitas atau keseragaman dan semua itu tidak jadi masalah dan bisa saja
dilakukan. Akan tetapi pada saat kita melakukan pada ruang lingkup yang besar
yang mengoperasikan suatu pencampuran dengan kuantitas yang tinggi
(contohnya 1! ton" tentu kita akan mengalami kendala dan memerlukan solusi
yang cepat, tepat dan juga akurat. #leh karena alasan-alasan itulah dibutuhkan
peralatan mixing yang membantu sesuai dengan fungsinya dengan keadaan
konstan, serta dapat diatur kecepatan pengadukannya untuk diperoleh hasil yang
optimal, serta kehomogenitasan yang tinggi, dan gerakan mixing dengan tenaga
yang dibutuhkan minimum. $eberhasilan suatu proses operasi kimia tergantung
pada efektifitas pencampuran dan pengadukan dari fluida Dengan kata lain,
Pengadukan (agitation" adalah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan
reduksi gerakan pada bahan, biasanya terjadi pada suatu tempat seperti bejana.
%erakan hasil reduksi tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang
ditimbulkan dari operasi pengadukan adalah terjadinya pencampuran (mixing" dari
satu atau lebih komponen yang teraduk. &idak seperti unit pengoperasian yang
lainnya, proses pencampuran dibutuhkan untuk melakukan beberapa tugas seperti
pemompaan, perpindahan panas dan perpindahan massa secara cepat.
Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari komponen yang
dicampurkan, yaitu membuat suspensi, blending, dispersi dan mendorong
terjadinya transfer panas dari bahan ke dinding tangki. Pada industri kimia seperti
proses katalitik dari hidrogenasi, pengadukan mempunyai beberapa tujuan
sekaligus. Pada bejana hidrogenasi gas hidrogen disebarkan mele'ati fasa cair
dimana partikel padat dari katalis tersuspensi. Pengadukan juga dimaksudkan
untuk menyebarkan panas dari reaksi yang dipindahkan melalui cooling coil dan
jaket.
&angki pengaduk terutama digunakan untuk reaksi-reaksi kimia pada
tekanan diatas tekanan atmosfer dan pada tekanan (akum, namun tangki ini juga
sering digunakan untuk proses yang lain misalnya untuk pencampuran, pelarutan,
penguapan ekstraksi dan kristalisasi. Dalam proses mixing ini digunakan impeller
sebagai mixer yang akan mencampurkan dua fase atau lebih yang terpisah. Ada
beberapa tipe impeller yang biasa digunakan antara lain) propeller, paddle dan
turbine. Arus yang ditimbulkan oleh gerakan impeller ini menyebabkan
terbentuknya vortex yang sangat tidak diinginkan dalam proses mixing. Untuk
mencegah terjadinya vortex ketika fluida diaduk dalam tangki silinder dengan
impeller yang berada pada pusatnya maka digunakan baffle atau sekat yang
dipasang pada dinding vessel. Baffle yang digunakan biasanya memiliki jarak
yang sama. Baffle biasanya tidak menempel pada dinding vessel sehingga secara
kebetulan akan terdapat celah antara baffle dengan dinding vessel.
1&2& M'-/''(
1" Dapat mengetahui dan menambah 'a'asan darui prinsip dasar Fluid Mixing
Apparatus
*" Dapat mengetahui perbedaan pola aliran yang ditimbulkan oleh tiga buah
impeller yang berbeda (Propeller, Turbin dan Paddle"
+" Dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pola aliran yang berbeda
seperti padatan yang digunakan, viscosity cairan yang digunakan, kecepatan
putaran dari impeller dan lain-lain
," Dapat mengetahui pola aliran air dan pasir yang ditimbulkan dari pemakaian
baffle
1&3& T010'-
1" -engetahui prinsip dan cara kerja Fluid Mixing Apparatus
*" -engetahui faktor yang mempengaruhi perbedaan pola aliran
+" -engetahui pengaruh dari penggunaan baffle pada proses pencampuran
," -engetahui bentuk-bentuk impeller
" -engetahui perhitungan Fluid Mixing
1&%& P*)2'3'+'4'-
1" .agaimanakah pengaruh jenis impeller pada suatu Fluid Mixing/
*" Apakah pola aliran dari ragam putaran impeller sama/.
+" Apakah ada pengaruhnya penggunaan baffle pada Fluid Mixing /
," .agaimanakah pengaruh bahan yang digunakan terhadap proses Fluid
Mixing /
" .agaimanakah kondisi yang optimal agar pencampuran dengan Fluid Mixing
berjalan lancar /
BAB II BAB II
TIN"AUAN PUSTA#A TIN"AUAN PUSTA#A
2&1& P*-5'260)'- 7'- P*-.'70,'-
Pencampuran atau mixing adalah suatu peristi'a menyebarnya bahan-
bahan secara acak dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain
dan sebaliknya, dimana bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase atau
lebih. 0edangkan pengadukan atau agitation adalah gerakan yang terinduksi
menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu
biasanya mepunyai semacam pola aliran sirkulasi. Pengadukan 1at cair biasanya
dilakukan untuk berbagai maksud, tergantung dari tujuan langkah itu sendiri.
&ujuan pengadukan antara lain adalah) Untuk memilih suspensi partikel 1at padat,
meramu 1at cair yang mampu larut, misalnya metil alkohol dan air, untuk
menyebarkan gas didalam 1at cair dalam bentuk gelembung kecil, untuk
menyebarkan 1at cair yang tidak dapat bercampur dengan 1at cair lain, sehingga
membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus, dan untuk mempercepat
perpindahan kalor antara 1at cair dengan kumparan atau mantel kalor.
$adang-kadang suatu proses pengadukan digunakan untuk beberapa
tujuan sekaligus, misalnya dalam hidrogenasi katalitik dan 1at cair. Dalam bejana
hidrogenasi didispersikan melalui 1at cair dimana terdapat partikel-partikel katalis
padat dalam keadaan suspensi, sementara kalor reaksi diangkut keluar melalui
kumparan atau mantel. 0uatu proses pengadukan menunjukkan gerakan yang
terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, dimana
gerakan itu biasanya mempunyai semacam sirkulasi.
2&2& Impeller
Pada percobaan kali ini digunakan alat Fluid Mixing Apparatus dengan
impellernya. Impeller inilah yang akan membangkitkan pola aliran didalam
sistem, yang menyebabkan 1at cair bersikulasi didalam bejana untuk akhirnya
kembali ke impeller. Pengaduk2impeller, digunakan untuk mengaduk campuran,
jenis dari impeller beragam disesuaikan pada sifat dari 1at yang akan
dicampurkan. 3enis-jenis impeller yang umumnya digunakan adalah) Tree-blades/
marine impeller digunakan untuk pencampuran dengan bahan dengan viscosity
rendah dengan putaran yang tinggi. Turbine it! flat vertical blades impeller
digunakan untuk cairan kental dengan viscosity tinggi, !ori"ontal plate impeller
digunakan untuk 1at berserat dengan sedikit terjadinya pemotongan. Turbine it!
blades are inclined impeller paling cocok digunakan untuk tangki yang dilengkapi
jaket pemanas, curve bade Turbines impeller efektif untuk bahan berserat tanpa
pemotongan dengan (iskositas rendah, flate plate impeller digunakan untuk
pencampuran emulsi, cage beaters impart impeller cocok digunakan untuk
pemotongan dan penyobekan, anc!ore paddle impeller digunakan campuran
dengan viscosity sangat tinggi berupa pasta.
Ada dua macam impeller pengaduk) Impeller jenis pertama disebut
impeller aliran aksial (axial flo impeller", impeller jenis ini akan membangkitkan
arus sejajar dengan sumbu poros impeller sedang yang kedua disebut impeller
aliran radial (radial flo impeller" impeller aliran radial akan membangkitkan arus
pada arah tangensial atau radial. Impeller jenis pertama membangkitkan arus
sejajar dengan sumbu poros impeller, dan yang kedua membangkitkan arus pada
arah tengensial atau radial.
Dari segi bentuknya ada tiga jenis impeller) Propeller (baling-baling",
Dayung (Paddle", dan &urbin. -asing-masing jenis terdiri lagi atas berbagai
(ariasi dan sub-jenis. Ada lagi jenis-jenis impeller lain yang dimaksudkan untuk
situasi-situasi tertentu, namun ketiga jenis itu agaknya dapat digunakan untuk
menyelesaikan 4 persen dari semua masalah agitasi 1at cair.
*.*.1. Propeller
Propeller merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk 1at
cair ber(iskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor
penuh, yaitu 11! atau 15! putaran2menit, sedang propeller besar berputar pada
,!!-6!! putaran2menit. Arus yang meninggalkan propeller mengalir melalui 1at
cair menurut arah tertentu sampai dibelokkan oleh lantai atau dinding bejana.
3enis yang paling banyak dipakai adalah propeller kapal berdaun tiga, sedang
propeller berdaun empat, bergigi, atau dengan rancang lain digunakan untuk
tujuan-tujuan khusus. 0elain itu, kadang dua atau lebih propeller dipasang pada
satu poros, biasanya dengan arah putaran yang sama. 7amun bisa juga dipasang
dengan arah yang berla'anan, atau secara tolak2tarik sehingga menciptakan 1ona
fluida yang sangat turbulen di antara kedua propeller tersebut.
*.*.*. Padle atau Dayung
Untuk tugas-tugas sederhana, impeller yang terdiri dari beberapa dayung
datar yang berputar pada poros (ertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif.
Desain daun-daunnya bisa dibuat miring, atau (ertikal. Dayung ini berputar di
tengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang, dan mendorong 1at cair
secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan (ertikal pada impeller
kecuali bila daunnya agak miring. Arus yang terjadi bergerak keluar kearah
dinding lalu membelok ke atas atau ke ba'ah.
Pada tangki-tangki yang dalam, kadang-kadang dipasang beberapa dayung
pada satu poros. Dalam beberapa rancangan, daunnya disesuaikan dengan bentuk
dasar bejana, yang mungkin bulat atau cekung, sehingga diharapkan dapat
mengikis atau menyapu seluruh permukaan. Pada kecepatan yang rendah, dayung
memberikan efek pengadukan sedang (medium" pada bejana tanpa sekat, namun
untuk kecepatan yang lebih tinggi diperlukan pemakaian sekat, sebab jika tidak
1at cair akan berputar-putar saja mengelilingi bejana tanpa adanya pencampuran.
*.*.+. &urbin
Pada dasarnya, turbin menyerupai dayung berdaun banyak dengan daun-
daunnya yang agak pendek, dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros
yang di pasang di pusat bejana. Daun-daunnya bisa lurus atau lengkung, bisa
bersudut atau (ertikal Diameter impellernya biasa lebih kecil dari diameter
dayung, yaitu berkisar antara +!-!8 dari diameter bejana. &urbin biasanya
efektif untuk menjangkau (iskositas yang cukup luas.
$arena pemilihan pengaduk yang tepat juga menjadi salah satu faktor penting dalam
menghasilkan proses dan pencampuran yang efektif. Di dekat impeller akan terdapat
1ona arus deras yang sangat turbulen dengan geseran yang kuat. Arus utamanya
bersifat radial dan tangensial. $omponen tangensialnya menimbulkan vortex
(cekungan" dan arus putar, yang harus dihentikan dengan menggunakan sekat atau
diffuser agar impeller itu menjadi sangat efektif.
G'28') 2&1. 3enis impeller (a" baling (b" turbin (c" dis# turbine
*.*.,$ %ellical-&ibbon
3enis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan yang tinggi
dan beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminer. &ibbon (bentuk seperti
pita" dibentuk dalam sebuah bagian !elical (bentuknya seperti baling-balling
helikopter dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk". 9airan bergerak dalam
sebuah bagian aliran berliku-liku pada bagiam ba'ah dan naik ke bagian atas
pengaduk.
G'28') 2&2 Pengaduk 3enis 'a(, 'b( ) 'c( %ellical-&ibbon, 'd( *emi-*piral
3enis aliran di dalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada jenis
impeller, karakteristik fluida, ukuran dimensi (proporsi" tangki, sekat dan
kecepatan putar. $ecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga
komponen arah dan pola alir keseluruhan didalam tangki itu bergantung pada
(ariasi dari ketiga komponen arah kecepatan tersebut dari satu lokasi ke lokasi
lain. $omponen kecepatan yang pertama adalah komponen radial yang bekerja
pada arah tegak lurus terhadap poros impeller. $omponen kedua ialah komponen
longitudinal yang bekerja pada arah pararel dengan poros. $omponen ketiga
adalah komponen tangensial atau rotasional yang bekerja pada arah singgung
terhadap lintasan lingkar di sekeliling poros. Dalam keadaan biasa, di mana poros
itu (ertikal, komponen radial dan tangensial berada dalam satu bidang horisontal,
dan komponen longitudinalnya (ertikal. $omponen radial dan komponen
longitudinal sangat aktif dalam memberikan aliran yang diperlukan untuk
melakukan pencampuran. .ila poros itu (ertikal dan terletak persis di pusat
tangki, komponen tangensial biasanya kurang menguntungkan. Arus tangensial itu
mengikuti suatu lintasan berbentuk lingkaran di sekitar poros, dan menimbulkan
vortex pada permukaan 1at cair, dan karena adanya sirkulasi aliran laminar,
cenderung membentuk stratifikasi pada berbagai lapisan tanpa adanya aliran
longitudinal antara lapisan-lapisan itu.
3ika di dalam sistem itu terdapat pula partikel 1at padat, arus sirkulasi itu
cenderung melemparkan partikel-partikel itu, dengan gaya sentrifugal, ke arah
luar, dan dari situ bergerak ke ba'ah, dan sesampai di dasar tangki, lalu ke pusat.
$arena itu, bukannya pencampuran yang berlangsung di sini, tetapi sebaliknya
pengumpulanlah yang terjadi. 3adi, karena dalam aliran sirkulasi 1at cair begerak
menurut arah gerakan daun impeller, kecepatan relatif antara daun dan 1at cair itu
berkurang, dan daya yang dapat diserap 1at cair itu menjadi terbatas.
Dalam bejana yang tak bersekat, alir putaran itu dapat dibangkitkan oleh
segala jenis impeller, baik aliran aksial maupun yang radial. 3adi, jika putaran 1at
cair itu cukup kuat, pola aliran di dalam tangki itu dapat dikatakan tetap,
bagaimanapun bentuk rancangan impeller. Pada kecepatan impeller tinggi vortex
yang terbentuk mungkin sedemikian dalamnya, sehingga mencapai impeller: dan
gas dari atas permukaan 1at cair akan tersedot ke dalam 1at cair itu. -akanya hal
demikian tidaklah dikehendaki.
Aliran tingkat (circulatory flo" dan arus putar (sirling" dapat dicegah
dengan menggunakan salah satu dari tiga cara di ba'ah ini. Dalam tangki-tangki
kecil impeller dipasang di luar sumbu tangki. Porosnya digeser sedikit dari garis
pusat tangki, lalu dimiringkan dalam suatu bidang yang tegak lurus terhadap
pergeseran itu. Dalam tangki-tangki yang lebih besar, agitatornya dipasang di sisi
tangki, dengan porosnya pada bidang hori1ontal, tetapi membuat sudut dengan
jari-jari tangki.
Penggunaan impeller diatas tergantung pada geometri vessel (tangki,
(iskositas cairan". Untuk (iskositas yang ; *!!! cp, maka digunakan impeller
dengan tipe propeller. Untuk (iskositas antara *!!! cp < !.!!! cp, maka
digunakan impeller dengan tipe turbin. Untuk (iskositas antara 1!!.!!! <
1.!!!.!!! cp maka digunakan impeller dengan tipe dan paddles. Untuk (iskositas
= 1.!!!.!!! cp maka digunakan impeller pencampuran khusus seperti banburg
mixer, #neaders, extrudes, digunakan sigama mixer dan tipe lain.
Propeller merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk 1at
cair ber(iskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor
penuh, yaitu 1.1! atau 1.5! rpm, sedang propeller besar berputar pada ,!!
sampai 6!! rpm. Arus yang meninggalkan propeller mengalir melalui 1at cair
menurut arah tertentu samapi dibelokkan oleh lantai atau dinding bejana. $olom
1at cair yang berputar dengan sangat turbulennya itu meninggalkan impeller
dengan memba'a ikut 1at cair stagnan yang dijumpainya dalam perjalanannya
itu, dan 1at cair stagnan yang terba'a ikut itu mungkin lebih banyak dari yang
diba'a kolom arus sebesar itu kalau berasal dari nosel stasioner. Daun-daun
propeller merobekkan menyeret 1at cair itu. #leh karena arus aliran ini sangat
gigih, agitator propeller sangat efektif dalam bejana besar.
Propeller yang berputar membuat pola heliks di dalam 1at cair, dan jika
tidak tergelincir antara 1at cair dan propeller itu, satu putaran penuh propeller
akan memindahkan 1at cair secara longitudinal pada jarak tertentu, bergantung
dari sudut kemiringan daun propeller. >asio jarak ini terhadap diameter
dinamakan jarak-bagi (pitc!" propeller itu. Propeller yang mempunyai jarak bagi
1,! disebut mempunyai jarak-bagi bujur-sangkar (s+uare pitc!".
Untuk tugas-tugas sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung datar
yang berputar pada poros (ertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif.
$adang-kadang daun-daunnya dibuat miring, tetapi biasanya (ertikal saja.
Dayung (padle" ini berputar di tengah bejana dengan kecepatan rendah sampai
sedang, dan mendorong 1at cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya
gerakan (ertikal pada impeller, kecuali bila daunnya agak miring. Arus yang
terjadi bergerak ke luar ke arah dinding, lalu membelok ke atas atau ke ba'ah.
Dalam tangki-tangki yang dalam, kadang-kadang dipasang beberapa dayung pada
satu poros, dayung yang satu di atas yang lain. Dalam beberapa rancang, daunnya
disesuaikan dengan bentuk dasar bejana, yang mungkin bulat atau cekung, piring,
sehingga dapat mengikis atau menyapu permukaan pada jarak sangat dekat.
Dayung (padle" jenis tersebut dinamakan agitator jangkar (anc!or agitator".
3angkar ini sangat efektif untuk mencegah terbentuknya endapan atau kerak pada
permukaan penukar kalor, seperti umpamanya, dalam bejana proses bermantel,
tetapi tidak terlalu efektif sebagai alat pencampur. 3angkar ini biasanya
dioperasikan bersama dengan dayung berkecepatan tinggi atau agitator lain, yang
biasanya berputar menurut arah yang berla'anan.
Agitator dayung yang digunakan di industri biasanya berputar dengan
kecepatan antara *! dan 1! rpm. Panjang total impeller dayung biasanya antara
! sampai 6! persen dari diameter-dalam bejana. ?ebar daunnya seperenam
sampai sepersepuluh panjangnya. Pada kecepatan yang sangat rendah, dayung
dapat memberikan pengadukan sedang di dalam bejana tanpa-sekat, pada
kecepatan yang lebih tinggi diperlukan pemakaian sekat, sebab jika tidak, 1at cair
itu akan berputar-putar saja mengelilingi bejana itu dengan kecepatan tinggi,
tetapi tanpa adanya pencampuran.
.eberapa di antara berbagai ragam bentuk rancang turbin adalah turbin
daun-lurus terbuka, turbin piring berdaun dan turbin piring lengkung (ertikal.
$ebanyakan turbin itu menyerupai agitator-dayung berdaun banyak dengan daun-
daunnya yang agak pendek, dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros
yang dipasang di pusat bejana. Daun-daunnya boleh lurus dan boleh pula
lengkung, boleh bersudut, dan boleh pula (ertikal. Impellernya mungkin terbuka,
setengah terbuka, atau terselubung. Diameter impeller biasanya lebih kecil dari
diameter dayung, yaitu berkisar antara +! sampai ! persen dari diameter bejana.
&urbin biasanya efektif untuk jangkau (iskositas yang cukup luas. Pada
cair ber(iskositas rendah, turbin itu menimbulkan arus yang sangat deras yang
berlangsung di keseluruhan bejana, menabrak kantong-kantong yang stagnan dan
merusaknya. Di dekat impeller itu terdapat 1ona arus deras yang sangat turbulen
dengan geseran yang kuat. Arus utamanya bersifat radial dan tangensial.
$omponen tangensialnya menimbulkan vortex dan arus putar, yang harus
dihentikan dengan menggunakan sekat (baffle" atau difuser agar impeller itu
menjadi sangat efektif.
,essel biasanya berbentuk tanki silinder (ertikal dimana di dalamnya akan
diisikan fluida dengan kedalaman yang sama dengan diameter tanki. &etapi pada
beberapa sistem pengontakan gas atau cairan dengan kedalaman cairan sekitar +
kali diameter tangki maka akan digunakan banyak impeller. Diameter vessel
berkisar antara !,1 meter untuk unit yang kecil hingga 1! meter ataupun lebih
untuk instalasi industri besar.
.agian dasar tangki dapat berbentuk datar, lengkungan atau lancip
(kerucut" tergantung pada faktor kemudahan pada saat pengurasan atau pada 1at
padat yang terlarut. .entuk yang sering digunakan adalah bentuk lengkungan
karena sudut yang ada sangat minimalis sehingga 1at padat tidak ada yang terselip
dan akan rata tercampur. 0edangkan jika bentuk kerucut (cone" yang digunakan
maka harus dipastikan bah'a pencampuran dapat dilakukan dengan sempurna
dengan cara menurunkan posisi impeller, &etapi hal ini akan sangat berbahaya jika
impeller terlalu dekat dengan permukaan dinding vessel terutama jika sampai
bersentuhan akan mengakibatkan alat menjadi rusak.
Dalam kasus lainnya sering pula digunakan * buah impeller pada bagian
atas. @alaupun ba'ah vessel untuk memperoleh pencampuran yang sempurna.
Pada desain mixer atau settler untuk solvent extraction biasanya digunakan tanki
segi empat karena pertimbangan harga yang lebih murahh untuk kapasitas yang
besar dan juga lebih mudah mengkombinasikannya dengan settler.
.erikut ini pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis Impeller)
Propeller, Turbine, Paddle.
3enis aliran di dalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada jenis
impeller, karakteristik fluida, dan ukuran serta perbandingan (proporsi" tangki,
sekat, dan agitator. $ecepatan fluida dalam setiap titik dalam tangki mempunyai
tiga komponen, dan pola aliran keseluruhan di dalam tangki itu bergantung pada
(ariasi dari ketiga komponen itu dari satu lokasi ke lokasi lain. $omponen
kecepatan yang pertama ialah komponen radial yang bekerja pada arah tegak lurus
terhadap poros impeller. $omponen kedua ialah komponen longitudinal, yang
bekerja pada arah paralel dengan poros. $omponen ketiga ialah komponen
tangensial, atau rotasional, yang bekerja pada arah singgung terhadap lintasan
lingkar di sekeliling poros. Dalam keadaan biasa, di mana poros itu (ertikal,
komponen radial dan tangensial berada dalam satu bidang horisontal, dan
komponen longitudinalnya (ertikal. $omponen radial dan komponen longitudinal
sangat aktif dalam memberikan aliran yang diperlukan untuk melakukan
pencampuran. .ila poros itu (ertikal dan terletak persis di pusat tangki, komponen
tangensial biasanya kurang menguntungkan. Arus tangensial itu mengikuti suatu
lintasan berbentuk lingkaran di sekitar poros, dan menimbulkan vortex pada
permukaan 1at cair, dan karena adanya sirkulasi aliran laminar, cenderung
membentuk stratifikasi pada berbagai lapisan tanpa adanya aliran longitudinal
antara lapisan-lapisan itu. 3ika di dalam sistem itu terdapat pula partikel 1at padat,
arus sirkulasi itu cenderung melemparkan partikel-partikel itu, dengan gaya
sentrifugal, ke arah luar, dan dari situ bergerak ke ba'ah, dan sesampai di dasar
tangki, lalu ke pusat. $arena itu, bukannya pencampuran yang berlangung di sini,
tetapi sebaliknya pengumpulanlah yang terjadi. 3adi, karena dalam aliran sirkulasi
1at cair begerak menurut arah gerakan daun impeller, kecepatan relatif antara
daun dan 1at cair itu berkurang, dan daya yang dapat diserap 1at cair itu menjadi
terbatas. Dalam bejana yang tak bersekat, alir putaran itu dapat dibangkitkan oleh
segala jenis impeller, baik aliran aksial maupun yang radial. 3adi, jika putaran 1at
cair itu cukup kuat, pola aliran di dalam tangki itu dapat dikatakan tetap,
bagaimanapun bentuk rancangan impeller. Pada kecepatan impeller tinggi vortex
yang terbentuk mungkin sedemikian dalamnya, sehingga mencapai impeller: dan
gas dari atas permukaan 1at cair akan tersedot ke dalam 1at cair itu. -akanya hal
demikian tidaklah dikehendaki.
Aliran tingkat (circulatory flo" dan arus putar (sirling" dapat dicegah
dengan menggunakan salah satu dari tiga cara di ba'ah ini. Dalam tangki-tangki
kecil impeller dipasang di luar sumbu tangki (eksentrik". Porosnya digeser sedikit
dari garis pusat tangki, lalu dimiringkan dalam suatu bidang yang tegak lurus
terhadap pergeseran itu. Pengaduk jenis baling-baling dengan aliran aksial dan pengaduk
jenis turbin dengan aliran radial menjadi pilihan yang la1im dalam pencampuran. Dalam
tangki-tangki yang lebih besar, agitatornya dipasang di sisi tangki, dengan
porosnya pada bidang horisontal, tetapi membuat sudut dengan jari-jari tangki.
Pola aliran adalah pola yang terbentuk pada fluida akibat adanya putaran
pengaduk, posisi pengaduk, dan jenis tangki yang digunakan. Arus putar
(*irling" akan terbentuk jika posisi pengaduk diletakkan pada posisi center dan
pada tangki unbuffle. Pola aliran yang terbentuk pada tangki -nbuffel adalah
aliran tangensial yang dapat menyebabkan terbentuknya vortex (pusaran" dan
*irling$ Aliran tangensial akan menyebabkan kurang efektifnya 'aktu
pencampuran dan putaran pengaduk. 9ara untuk mengatasi permasalahan
ini,adalah dengan pemasangan sekat. Pemasangan sekat sangat efisien untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Pemakaian tangki buffle dapat mangacaukan
aliran tangensial, sehingga terbentuk aliran acak yang dapat mempercepat
distribusi antara kedua bahan.
Pola aliran untuk tiap impeller akan berbeda tergantung pada bentuk
masing <masing dari impeller tersebut. Untuk 1!! rpm dengan proses tanpa sekat
atau tahanan, ke jenis impeller ini menghasilkan bentuk pola aliran tangensial
dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Padahal dalam teori dinyatakan
bah'a untu jenis pengaduk propeller akan menhasilkan pola aliran aksial (sejajar
dengan sumbu putaran". 3adi bisa dikatakan tidak selalu pengaduk jenis propeller
akan menghasilkan pola aliran aksial, tergantung pada rpm nya. $arena jika rpm
nya diperbesar maka akan semakin tangensial lah bentuk pola alirannya.
0edangkan untuk proses dengan menggunakan sekat, untuk ke , impeller ini
bentuk pola alirannya aksial dan radial pada dasar tangki kecuali untuk pengaduk
jenis propeller yang hanya menghasilkan pola aliran aksial 3adi fungsi sekat disini
adalah merubah pola aliran yang semula pola tangensial dan radial menjadi aksial
dan radial pada dasar tangki. $arena pola aliran tangensial sangat merugikan,
selain memakan 'aktu yang lama untuk pencampuran juga dapat melemparkan
keluar partikel-partikel jika kita menggunakan 1at padat pada pencampuran
tersebut. .isa disimpulkan sekat akan membantu mempercepat proses
pengadukan.
@aktu pencampuran untuk impeller jenis turbin datar, dayung dan baling-
baling 12* sangat ber(ariasi. Dari data hasil pratikum didapatkan untuk rentang
1!! < +!! rpm untuk proses tanpa sekat, jika rpmnya diperbesar maka 'aktu
pencampurannya akan semakin lama. $arena akan mengasilkan pola aliran
tangensial sehingga jika di tetesi tinta cina, maka tinta cina akan terperangkap
pada aliran tangensial tersebut, sehingga menyebabkan proses pencampurannya
semakin lama. $ecuali pada &urbin datar. semakin besar rpm 'aktu
pencampurannya semakin cepat. $arena piring pada turbin ini akan berfungsi
sebagai sekat kecil yang akan mempercepat proses pencampuran 0edangkan untuk
proses menggunakan sekat jika rpmnya diperbesar 'aktu pencampurannya juga
akan semakin cepat. .ahkan jauh lebih cepat dibandingkan dengan proses tanpa
sekat. $arena sekat yang digunakan akan membuat pola aliran menjadi aksial.
Daya yang di butuhkan tiap impeller untuk proses pengadukan hingga
dicapai kondisi yang serba sama, juga berbeda tergantung kecepatan dari (ariasi
rpm. dari hasil penelitian yang didapat impeller jenis dayung lebih sedikit
menggunakan daya di bandingkan dengan dua impeller lainnya ( turbin datar dan
baling-baling 12* ". $arena daya yang dibutuhkan untuk proses pengadukan akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya) diameter pengaduk, kekentalan
cairan, kerapatan cairan, percepatan grafitasi dan laju putar aliran.
BAB III
METODOLOGI PER9OBAAN
3&1& A+'( 7'- B'4'-
1" 0atu unit Fluid Mixing Apparatus yang dilengkapi dengan impeller berbeda
dengan baffle dan tanpa baffle
*" Pasir
+" Air
," %aram
3&2& P):3*70) P*)5:8''-
1" 0iapkan Fluid Mixing apparatus sehingga dapat digunakan sebagaimana
mestinya
*" Ukurlah diameter vessel, diameter impeller, jarak impeller, dari dasar vessel,
lebah bilah impeller
+" -asukkan air, pasir dan garam ke dalam fluid Mixing apparatus, kemudian
pasang impeller dikehendaki
," Aidupkan Fluid Mixing Apparatus dan aturlah kecepatan putaran impeller
! rpm, 1!! rpm, *!! rpm, +!! rpm, lakukan secara bergantian
" Amati dan gambarkan pola aliran yang terjadi setiap kenaikkan kecepatan
putaran impeller dan hitung daya dari pengadukan tersebut
B" Ulangi percobaan diatas untuk impeller yang berbeda dan Fluid Mixing
Apparatus dengan baffle
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
%&1& H'3;+ P*-.'2'('-
Baffle
3enis
Impelle
r
>pm D
f
D
a
A @ C
3enis Pola
Aliran
&idak
Turbine
1+!
*1,!56
cm
*,+
cm
+!
cm
cm
5,+
cm
>adial
*5!
*1,!56
cm
*,+
cm
+!
cm
cm
5,+
cm
>adial
+*!
*1,!56
cm
*,+
cm
+!
cm
cm
5,+
cm
>adial
Ada
1+!
*1,!56
cm
*,+
cm
+!
cm
cm
5,+
cm
>adial
*5!
*1,!56
cm
*,+
cm
+!
cm
cm
5,+
cm
>adial
1+!
*1,!56
cm
*,+
cm
+!
cm
cm
5,+
cm
>adial
%&2& P*)4;(0-.'-
1" $on(ersikan satuan masing-masing ukuran ke kon(ersi yang sesuai
D
a
( diameter impeller " D *,+ cm D !,!5,, ft
n ( kecepatan putaran impeller " D 1+! rpm D *,1B5 rps
D *5! rpm D ,, rps
D +*! rpm D ,++ rps
D
t
( diameter tabung " D *1,!56 cm D !,B41 ft
' ( lebar daun impeller " D cm D !,1B, ft
C ( jarak dasar tabung ke impeller " D 5,+ cm D !,*+4,, ft
A ( tinggi larutan dari dasar tabung ke permukaan " D +! cm D !,46,* ft
? ( panjang daun impeller " D cm D !,1B, ft
*" &entukan jenis impeller yang digunakan /
3enis impeller yang digunakan propeller bersekat
+" Aitung &eynold .umber, .&
e
setelah itu cari nilai daya 7p dari grafik (4-1+
atau 4-1," buku #&$ jilid 1 sesuaikan dengan pengamatan grafik

n /
.
a
*
>e
=
D
a
D !,!5,, ft
n D *,1B5 rps
n D ,, rps
n D ,++ rps
asumsi

D B*,*, lb2ft
+

D ,46 . 1!
-,
lb2ft s
(sumber buku -ass- &ransfer #peration .ab B bagian contoh soal B.* hal. 15,
Treyball &$0"

n /
.
a
*
>e
=
n D *,1B5 rps
s lb2ft , - 1! . ,46
lb2ft B*,*, 1B5 , * " ft !,!5,, (
+ *
>e
rps
. =
7
>e
D 1*6+,B! rps
Plot data pada Figure B. buku Mass- Transfer 1peration .ab B: Treyball &$0,
diperoleh nilai daya 7p:
7p D 1,*15,
n D ,, rps
s lb2ft , - 1! . ,46
lb2ft B*,*, , , " ft !,!5,, (
+ *
>e
rps
. =
7
>e
D *BB,+, rps
Plot data pada Figure B. buku Mass- Transfer 1peration .ab B2 Treyball &$0,
diperoleh nilai daya 7p:
7p D !,665,!
n D ,++ rps
s lb2ft , - 1! . ,46
lb2ft B*,*, ++ , " ft !,!5,, (
+ *
>e
rps
. =
7
>e
D +16,4,+ rps
Plot data pada Figure B. buku Mass- Transfer 1peration .ab B2 Treyball &$0,
diperoleh nilai daya 7p:
7p D !,5**
-asukkan ke rumus daya
c
a p
g
/ n .
P

+
=
n D *,1B5 rps, 7p D 1,*15,
15 , +*
lb2ft B*,*, " !5,, , ! ( " 1B5 , * ( *15, , !1
+ +
ft rps
P =
P D 1,6!6+, ft lbf2s
n D ,, rps, 7p D !,665,!
15 , +*
lb2ft B*,*, " !5,, , ! ( " , , ( 665,! , !
+ +
ft rps
P =
P D 11,6*! ft lbf2s
n D ,++ rps, 7p D !,5**

15 , +*
lb2ft B*,*, " !5,, , ! ( " ++ , ( 5** , !
+ +
ft rps
P =
P D 1,4464B ft lbf2s
BAB V
PEMBAHASAN
Grafik Untuk Daya Vs Kecepatan Putaran
0
2
4
6
10
12
14
16
0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5
V (kecepatan putaran) RPS
P
(Daya)
ft lbf/s
0etelah selesai melakukan praktikum Fluid Mixing Apparatus ini, menjadi
semakin jelaslah mengenai apa yang menjadi tujuan dari praktikum ini. &erutama
dalam hal prinsip dan cara kerja dari Eluid -iFing Apparatus serta mengetahui
jenis daripada pola aliran yang terjadi. Pada percobaan kali ini digunakan alat
Fluid Mixing Apparatus dengan impellernya. Impeller inilah yang akan
membangkitkan pola aliran di dalam sistem, yang menyebabkan 1at cair
bersikulasi di dalam bejana untuk akhirnya kembali ke impeller. Ada dua macam
impeller pengaduk, yaitu impeller aliran-aksial (axial-flo impeller" dan impeller
aliran-radial (radial-flo impeller". Impeller jenis pertama membangkitkan arus
sejajar dengan sumbu poros impeller, dan yang kedua membangkitkan arus pada
arah tengensial atau radial.
Pada proses pencampuran dengan mengunakan poros dengan arah (ertikal
dan terletak persis di pusat tangki, komponen kecepatan fluida pada arah
tangensial dapat merugikan karena arus tangensial akan mengikuti lintasan
berbentuk lingkaran dan menimbulkan vortex pada permukaan 1at cair. Dengan
adanya vortex ini, maka mixing menjadi tidak sempurna dikarenakan partikel
mengumpul di tengah vessel sehingga pencampuran lambat terjadi dan harus
dilakukan dengan putaran (rpm" tinggi. Di dalam bejana yang tak bersekat, aliran
putar yang dapat menimbulkan vortex dapat dibangkitkan oleh segala jenis
impeller baik aliran aksial maupun radial apabila beroperasi pada kecepatan
tinggi.
Untuk mencegah terjadinya pembentukan ruang udara (vortex" pada saat
cairan-cairan dengan (iskositas rendah diaduk dalam tangki silinder (ertikal
dengan impeller yang berada pada pusatnya, maka digunakanlah baffle yang
dipasang pada dinding vessel. Pada dasarnya, vortex terjadi karena adanya gaya
sentripetal yang ditimbulkan oleh perputaran poros impeller pada kecepatan tinggi
yang cenderung mengarah ke pusat poros. Dengan adanya baffle ini, maka gaya
sentripetal yang ditimbulkan oleh aliran fluida tersebut dapat dikurangi. Baffle
yang digunakan biasanya memiliki jarak yang sama sekitar 1 - 1! dari diameter
tangki.
Baffle biasanya tidak menempel pada dinding vessel sehingga secara
kebetulan akan terdapat celah antara baffle dengan dinding vessel. Baffle
umumnya tidak digunakan pada cairan dengan (iskositas tinggi dimana
pembentukan vortex bukanlah menjadi masalah yang penting. Baffle dipasang
pada miFing vessel untuk menambah turbulensi. @alaupun penggunaan baffle
menaikkan jumlah tenaga atau energi, tetapi di sisi lain memilki keuntungan yaitu
terjadinya perpindahan panas secara terus menerus dan 'aktu yang dibutuhkan
untuk mencampur lebih cepat. Pada sistem berpengaduk propeller, memberikan
bentuk aliran yang bergerak secara aksial sehingga menabrak dasar silinder,
sehingga tidak terjadi penumpukan partikel di satu tempat, melainkan merata di
dasar dan acak. 0edangkan pada sistem berpengaduk turbin, memberikan bentuk
aliran yang menyebar ke arah dinding silinder kemudian bergerak ke dasar
silinder kemudian naik lagi ke arah impeller, dan penambahan kecepatan
berakibat pada penumpukan partikel sehingga sulit terjadi homogenitas. Untuk
mengatasinya, dipasang baffle sehingga vortex dapat dirusak dan mixing menjadi
lebih sempurna.
Dalam percobaan ini, kita menggunakan pasir sebagai parameter untuk
melihat pola aliran yang terjadi. 3umlah pasir yang digunakan akan berpengaruh
pada hasil pengamatan (secara kasat mata" terhadap bentuk dan pola aliran yang
sedang diaduk. 3ika pasir yang digunakan terlalu sedikit, maka pola aliran yang
terbentuk tidak terlihat secara jelas.
BAB VI
#ESIMPULAN DAN SARAN
<&1& #*3;260+'-
1. Pengadukan menggunakan propeller, menyebabkan aliran aksial.
*. Pengadukan menggunakan impeller, menyebabkan aliran aksial.
+. 0emakin cepat pengadukan, maka semakin besar vortex yang terbentuk.
,. $erugian akibat adanya vortex, pencampuran lambat terjadi, harus
menggunakan kecepatan pengadukan yang tinggi, pengadukan tidak homogen
karena partikel mengumpul di tengah vessel$
. 3ika densitas dan (iskositas cairan lebih kecil maka yang terjadi vortex yang
terbentuk lebih besar.
B. Pengadukan dengan baffle dapat merendam vortex yang terbentuk.
5. Pengadukan dengan propeller menyebabkan vortex lebih kecil bila
dibandingkan dengan menggunakan turbin.
<&2& S')'-
1. Peralatan yang ada di laboratorium diharapkan semuanya dapat beroperasi.
*. $ebersihan di laboratorium diharapkan lebih dijaga agar nyaman saat
praktikum.
+. Dalam penggunaan impeller disesuaikan dengan tingakat (iskositas larutan.
DAFTAR PUSTA#A
Anonim. *!11. Fluid Mixing$ !ttp3//duniaengineer$blogspot$com/4566/57/fluid-
mixing$ !tml, 'diakses pada tanggal 1 september *!1,".
%ordon, Aar'ard. 1446. Mixing Fundamentals. !ttp3//$!ayardgordon$com
usercontent/documentsmixingfundamentals$pdf, (diakses pada * 0eptember
*!1,".
Ausni, Ahmad. *!1*. Mixing Process$
!ttp3//a!mad!usnilubis$blogspot$com/4564 /54/pencampuran-ba!an-
#imia-mixing-process$!tml, (diakses pada tanggal 4 0eptember *!1,".
Glyas, .akri. *!1+. Pencampuran Fluida$ !ttp3//learnmine$blogspot$com/4568/59/
tentang-fluida$!tml, (diakses pada tanggal 4 0eptember *!1,".
$urnia'an, >ahmat. *!11. Pengadu#an dan Pencampuran$ !ttp3//te#im#u$
blogspot$com/4566/5:/pengadu#an-danpencampuran$!tml, (diakses pada
tanggal * september *!1,".

Anda mungkin juga menyukai