Tanaman yang berfungsi untuk menutupi permukaan tanah, baik yang tumbuh secara alami maupun yang sengaja ditanam
Tujuan penanaman tanaman penutup tanah adalah : Untuk melindungi permukaan tanah dari kontak dan pengaruh langsung hujan dan sinar matahari agar tidak terjadi erosi dan oksidasi humus Manfaat tanaman penutup tanah Melindungi permukaan tanah dari cahaya matahari dan suhu yang tinggi sehingga kelembaban tanah terjaga
Melindungi permukaan tanah dari hujan sehingga dapat menghindarkan pengikisan tanah pada lahan miring
Menambah bahan organik tanah sehingga memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
Manfaat tanaman penutup tanah Jika menggunakan tanaman jenis kacangan, maka dapat meningkatkan kandungan nitrogen yang bisa digunakan oleh tanaman yang kita usahakan
Menekan biaya penyiangan
Mengurangi serangan penyakit akar
Meningkatkan produksi pada tanaman karet, produksi meningkat 20% (Maintone, 1996) Kriteria tanaman penutup tanah Pertumbuhan awal cepat Toleran terhadap naungan dan kekeringan Tidak merupakan inang bagi hama dan penyakit Tidak menjadi saingan bagi tanaman utama Dapat tumbuh pada tanah miskin Toleran terhadap pemangkasan
Jenis tanaman penutup tanah yang sering digunakan di areal perkebunan :
MEMBANGUN PENUTUP TANAH Setelah lahan terbuka, sebaiknya segera membangun penutup tanah
Jenis tanaman yang digunakan adalah dari golongan leguminosae/kacangan
Karena sifat kacangan berbeda, maka dianjurkan menggunakan jenis kacangan campuran biasanya digunakan 3 jenis dan diantaranya yang harus ada adalah Calopogonium caeruleum karena cepat tumbuh dan tahan terhadap naungan
Dua pola penanaman tanaman penutup tanah, yaitu :
1. Pola tanam 100% Tanaman penutup tanah ditanam pada gawangan mati dan di antara baris tanaman
2. Pola tanam 50% Tanaman penutup tanah ditanam di gawangan mati, sementara di antara baris tanaman ditanam tanaman yang punya nilai ekonomis Persiapan benih Campur ketiga jenis benih kacangan yang akan digunakan dan rendam dengan air panas ( 75 C) selama 2 jam
Tiriskan benih, dan campur dengan kompos rhizobium dengan takaran 50 g kompos untuk 10 kg benih inokulasi rhizobium
Campur benih yang telah diinokulasi dengan pupuk P dengan perbandingan 1 : 1
Benih kacangan siap ditanam
Denah penanaman penutup tanah di lapangan Jalur kacangan Baris tanaman 1,3 m 1,2 m 5 m Contoh penanaman pada kebun karet dengan jarak tanam 5 x 5 m Denah penanaman penutup tanah di lapangan Jalur kacangan Baris tanaman 1,5 m 1 m 0,5 m Contoh penanaman kacangan pada kebun karet dengan jarak tanam 7x 3 m 7 m Denah penanaman penutup tanah di lapangan Garis kemiringan lereng 1,8 m 2,4 m Teras Jalur kacangan Contoh penanaman kacangan pada areal berlereng Penanaman kacangan Pada jalur kacangan buat larikan sedalam 4 5 cm
Tabur benih dalam larikan dan tutup kembali larikan tersebut
Penanaman dilakukan pada awal musin hujan Pemupukan kacangan Tiga minggu setelah penanaman beri pupuk majemuk (60 kg/ha)
Dua bulan setelah penanaman, bila kacangan kerdil tambahkan pupuk majemuk 120 kg/ha
Setelah kacangan menutupi permukaan tanah, pupuk dengan pupuk P (125 300 kg/ha tergantung kondisi tanah) umur 3 dan 8 bulan
Pengendalian gulma Pengendalian gulma dilakukan pada jalur di kedua sisi jalur kacangan. Jika jalur ini bersih, maka kacangan akan tumbuh tanpa bersaing dengan gulma dan pada akhirnya kacangan akan menutupi permukaan tanah diantara baris tanaman yang kita usahakan
Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual maupun mekanis
Pengendalian gulma Gulma yang tumbuh diantara kacangan juga harus dikendalikan pemurnian
Kendala dalam melaksanakan pemurnian kacangan adalah : Dapat menimbulkan kerusakan pada perakaran dan batang kacangan Membutuhkan tenaga kerja dan biaya yang cukup tinggi
Semoga dapat menambah pengetahuan anda di bidang pertanian Amin