Anda di halaman 1dari 22

Cicik Yuwita Rahayu 12.321.

011
Davi Ardianto 12.321.013
Diah Ratna A.A 12.321.017
Erviana Wahyu Septiandari 12.321.022
Jhoreta Ismiyadini 12.321.033
Nur Ulan Nihayah 12.321.045
Sriwulan Agustina 12.321.053
Wilma Violita S.W 12.321.057
Amir Faisol 12.321.121

Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari
jantung dan terjadi sebagai respon terhadap supalai
oksigen yang tidak adequate ke sel-sel miokardium.
Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke
punggung, ke rahang, atau ke daerah abdomen
(Corwin, 2009)
Angina pectoris ialah suatu sindrom klinis di mana
pasien mendapat serangan dada yang khas, yaitu
seperti ditekan atau terasa berat di dada yang
seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut
biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu
aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan
aktivitasnya (Mansjoer dkk, 2007)

1. Stable angina (angina stabil)
2. Unstable angina (angina tidak stabil)
3. Variant angina(prinzmetal)

ETIOLOGI
Angina Pectoris disebabkan oleh karena
berkurangnya aliran darah ke arteria coronaria yang
salah satu penyebabnya adalah aterosclerosis, sehingga
terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke
myocardium dan kebutuhan oksigen.

Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain:
Riwayat merokok (Baik perokok aktif maupun
perokok pasif)
Angina disebabkan oleh penurunan aliran darah yang
menuju area jantung. Keadaan ini paling sering dipicu
oleh coronary artery disease (CAD). Kadang-kadang ,
jenis penyakit jantung yang lain atau hipertensi yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan angina.
Ateriosklerosis
Spasme arteri koroner
Anemia berat
Artritis
Aorta Insufisiensi

Gejala klinis :
Diagnosis sering kali berdasarkan keluhan nyeri dada
yang mempunyai ciri khas sebagai berikut:
Sering pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum
(tulang dada) atau di bawah sternum (substernal)
Pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan
benda berat, atau seperti di peras atau terasa panas,
Nyeri dada pada angina biasanya timbul pada saat
melakukan aktivitas,
Lamanya nyeri dada biasanya berlangsung 1-5 menit,
kadang-kadang perasaan tidak enak di dada masih
terasa setelah nyeri hilang.
Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya
iskemia miokard atau karena suplai darah dan oksigen ke
miokard berkurang. Aliran darah berkurang karena penyempitan
pembuluh darah koroner (arteri koronaria). Penyempitan terjadi
karena proses ateroskleosis atau spasme pembuluh koroner atau
kombinasi proses aterosklerosis dan spasme.
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di
intima arteri besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak
akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel-sel endotel yang
menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan
menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke
lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena
akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut,
selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah
terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar,
akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini
menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler,
diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan
komplikasi tersering aterosklerosis.
Ekg (elektrokardiogram)
Arteriografi koroner
Foto rontgen dada
Pemeriksaan laboratorium
Uji latihan jasmani
Thallium exercise myocardial imaging

1. Stable Angina Pectoris
2. Unstable Angina Pectoris
3. Infark miokard acut (IMA)
4. Aritmia
5. Kematian Jantung Mendadak (Sudden Cardiac
Death)


1. Terapi Farmakologis untuk anti angina dan anti
iskhemia
a. Penyekat Beta
b. Nitrat dan Nitrit
c. Kalsium Antagonis
d. Terapi Farmakologis untuk mencegah Infark
miokard aku
2. Revaskularisasi Miokard
3. Terapi Non Farmakologis



Umumnya pasien dengan angina pektoris dapat hidup
bertahun-tahun dengan hanya sedikit pembatasan dalam
kegiatan sehari-hari. Mortalitas bervariasi dari 2% - 8%
setahun. Faktor yang mempengaruhi prognosis adalah
beratnyan kelainan pembuluh koroner. Pasien dengan
penyempitan di pangkal pembuluh koroner kiri
mempunyai mortalitas 50% dalam lima tahun.
Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan pasien dengan
penyempitan hanya pada salah satu pembuluh darah
lainnya. Juga faal ventrikel kiri yang buruk akan
memperburuk prognosis. Dengan pengobatan yang
maksimal dan dengan bertambah majunya tindakan
intervensi dibidang kardiologi dan bedah pintas koroner,
harapan hidup pasien angina pektoris menjadi jauh lebih
baik.

1.Anamnesa
2. Pengumpulan Data
Identitas
Status Kesehatan
Pola-pola fungsi kesehatan
Pemeriksaan fisik.
Keadaan umum
Meliputi kesadaran klien, keadaan klien secara umum, tingkat
nyeri, GCSnya, tanda-tanda vital.
Sistem respirasi
Ada tidaknya sesak nafas, frekuensi nafas, pola nafas.
Sistem kardiovaskuler
Tanda-tanda vital, perfusi jaringan.
Sistem genitourinaria
Produksi urine, warna, bau, terpasang kateter apa tidak.

PENGKAJIAN

Sistem gastrointestinal
Bagaimana nafsu makannya, ada tidaknya distensi
abdomen, jenis diit yang diberikan.
Sistem muskuloskeletal
Ada tidaknya kekakuan sendi, kelemahan otot,
keterbatasan gerak, ada tidaknya atropi.
Sistem endokrin
Ada tidaknya pembesaran kelenjar tyroid dan limfe.
Sistem persyarafan
Ada tidaknya hemiplegi, paraplegi, refleks patella.

Nyeri akut b.d. Iskemia miokardium
Penurunan curah jantung b.d. Gangguan kontraksi
Cemas b.d. Rasa takut akan kematian
Kurang pengetahuan tentang penyakit b.d.
Keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan
yang dilakukan, obat obatan yang diberikan,
komplikasi yang mungkin muncul dan perubahan
gaya hidup.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri akut b.d. Iskemia miokardium
NOC:
Pain Level
Pain Control
Comfort Level
NIC
Manajemen nyeri :
Lakukan pegkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan ontro presipitasi.
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri klien sebelumnya.
Kontrol ontro lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.

Administrasi analgetik :

Cek program pemberian analogetik; jenis, dosis,
dan frekuensi.
Cek riwayat alergi..
Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan
dosis optimal.
Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian
analgetik.

Penurunan curah jantung b.d. Gangguan kontraksi
NOC :
Cardiac Pump effectiveness
Circulation Status
Vital Sign Status
NIC
Cardiac Care
Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)
Catat adanya disritmia jantung
Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac
putput
Monitor status kardiovaskuler


Vital Sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor adanya pulsus paradoksus dan pulsus
alterans

Evaluasi adalah perbandingan yang sistematik
dan terencana tentang keresahan klien dengan
berdasar tujuan yang telah ditetapkan.
- Tujuan tercapai
Pasien menunjukkan perubahan dengan standart yang
telah ditetapkan.
- Tujuan tercapai sebagian
Pasien menunjukkan perubahan sebagai sebagian
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.
- Tujuan tidak tercapai
Pasien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan
sama sekali.



Angina pektoris adalah suatu sindroma
kronis dimana klien mendapat serangan
sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan,
atau terasa berat di dada yang seringkali
menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul
pada waktu aktifitas dan segera hilang bila
aktifitas berhenti. (prof. Dr. H.m. sjaifoellah
noer, 1996).

Anda mungkin juga menyukai