Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji sukur saya ucapkankepada ALLAH SWT atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan Klien Dengan Sumbatan Urine
Akut .Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Sistem Perkemihan 2.
Ada pun tujuan dibuatnya makalah ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami
selaku mahasiswa dalam bidang kesehatan agar dapat lebih memahami lagi tentang berbagai
macam penyakit, bagaimana terjadinya serta melakukan perawatan terhadap penyakit tersebut.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan baik dari segi
tehnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin
menyelesaikan tugas ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan
pembaca umumnya. Kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun.








Hormat Kami



Penyusun



DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
1. Apakah definisi Sumbatan Urine Akut?
2. Apa sajakah etiologi Sumbatan Urine Akut?
3. Bagaimanakah perjalanan penyakit (patofisiologi) Sumbatan Urine Akut?
4. Bagaimanakah pathway Sumbatan Urine Akut?
5. Apa sajakah manifestasi klinis Sumbatan Urine Akut?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang Sumbatan Urine Akut?
7. Bagaimanakah penatalaksanaan medis Sumbatan Urine Akut?
8. Apa saja komplikasi pada Sumbatan Urine Akut?
9. Bagaimana proses pengkajian pada Athritis Urine Akut?
10. Apa sajakah diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada Sumbatan Urine
Akut?
11. Bagaimanakah perencanaan keperawatan pada Sumbatan Urine Akut?

C. Tujuan


BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Obstruksi saluran kemih adalah suatu keadaan dimana terhambatnya aliran urine baik
secara permanen atau tidak akibat adanya hambatan yang berupa batu (massa), tumor,
striktura, maupun oleh karena pengaruh infeksi.

B. Etiologi
Etiologi untk obstruksi saluran kemih dibagi menjadi beberapa yaitu :
1. Sumbatan yang Berbentuk Batu (Urolithiasis)
Pembentukan batu mulai dari kristal yang terperangkap di suatu tempat sepanjang
saluran perkemihan. Faktor yang mempengaruhi pembentukan batu termasuk pH
urine, konsentrasi zat terlarut urine, statis urine, beberapa infeksi, diet tinggi kalsium
dan dimineralisasi tulang serta hyperparathyroid. Batu dapat bervariasi dalam bentuk
dan ukuran, ada yang bentuknya bulat, lonjong dan tidak beraturan. Dalam hal
ukuran dari beberapa milimeter sampai beberapa centimeter. Bebrapa penyakit dalam
sistem urinari yang penyebabnya batu diantaranya :
a. Nefrolithiasis (batu pada ginjal)
b. Ureterolithiasis (batu pada ureter)
c. Vesikolithiasis (batu pada vesika urinaria/ batu buli-buli)
d. Uretrolithiasis (batu pada uretra)
2. Pembesaran atau Hipertrofi dari Prostad (BPH)
Penyebab pastinya belum diketahui secara pasti dari hiperplasia prostat, namun faktor
usia dan hormonal menjadi faktor predisposisi terjadinya BPH. Beberapa hipotesis
menyebutkan bahwa hiperplasia sangat erat kaitannya dengan peningkatan DHT
(dehidrotestosteron), ketidakseimbangan estrogen dan testoteron, interaksi antar sel
stroma dan sel epitel prostat, berkurangnya kematian sel (apoptosis) dan teori stemp
sel.
3. Penyempitan Uretra (Striktur Uretra)
Striktur uretra dapat disebabkan oleh hal hal berikut ini yaitu kongenital, jaringan
parut sepanjang uretra, cedera traumatik (infeksi).
4. Trauma dari berbagai organ dan saluran urinari (trauma traktus genitourinarius)
Cedera yang terjadi pada saluran urinari yang menyebabkan sumbatan biasanya
adalah cedera ginjal, cedera uretra dan trauma penis.
5. Neoplasma pada ginjal dan vesika urinari.
Penyebab pasti dari neoplasma pada ginjal dan vesika urinaria belum diketahui secara
pasti, namun ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya neoplasma
pada ginjal dan kandung kemih seperti merokok paparan bahan kimia, obat obatan
dan hormonal.

C. Patofisiologi
Perjalanan penyakit dalam kasus sumbatan urine tergantung dari etiologinya diantaranya:
1. Penyebab sumbatan batu
Dimulai dari kondisi yang menjadi pemicu terjadinya batu pada saluran kemih
menjadi kompleksitas terjadinya urolithiasis. Tempat pembentukan batu dapat terjadi
dibergai saluran kemih. Batu yang terbentuk diginjal dan berjalan menuju ureter
paling mungkin tersangkut pada satu dari 3 lokasi berikut, a) sambungan
ureteropelvik, b) titik ureter menyilang pembuluh darah iliaka, c) sambungan
ureterovesika. Perjalanan batu dari ginjal ke saluran kemih sampai dalalm kondisi
stasis menjadikan modal awal dari tindakan pengangkatan batu. Stagnasi batu pada
saluran kemih menimbulkan gambaran klinis yang berbeda beda.
2. Penyebab pembesaran jaringan
Untuk perjalanan penyakit yang diakibatkan dari pembesaran jaringan dimulai dari
etiologi yang menyebabkan pembesaran jaringan seperi neoplasma, inflamasi, dan
gangguan hormon. Dengan terjadinya pembesaran yang melebihi normal pada
saluran urinari menyebabkan terjadinya desakan pada traktus urinarius. Jika terjadi
desakan pada traktus yang terus menerus maka akan berdampak pada obstruksi
pada saluran kemih. Jika terjadi obstruksi urine maka akan terjadi residu urine akibat
adanya sumbatan, dan jika melebihi batas kapasitas dari penampungnya maka
memungkinkan untuk terjadinya refluks pada saluran urinari. Selain itu stagnasi urine
yang lama menimbulkan sendimentasi sehingga memungkinkan akan terjadinya
urolithiasis.

D. Pathway

E. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis pada sumbatan urine juga dibedakan berdasarkan etiologinya yaitu :
1. Manifestasi berdasarkan sumbatan batu
a. Kolik ureter
Hal ini dikarenakan stagnasi batu pada saluran kemih, sehingga terjdi retensi dan
iritabilitas pada jaringan sekitar yang menyebabkan nyeri hebat. Nyeri pinggang
biasanya timbul secara mendadak, karna mengikuti perhentian batu dalam
sirkulasi urine. Nyeri menyebar ke paha, testis. Nyeri kostovertebral menjadi ciri
khas dari urolithiasis, khususnya nefrolithiasis.
b. Hambatan miksi
Dikarnakan adanya obstruksi pada saluran kemih, maka aliran urine mengalami
penurunan, sehingga sulit sekali untuk miksi secara spontan.
c. Distensi vesika urinaria
Akumulasi urine yang tinggi kemampuan vesika urinaria akan menyebabkan
vasodilatasi maksimal pada vesikel. Oleh karna itu akan teraba bendungan
(distension) pada waktu dilakukan palpasi pada regio vesika.
d. Hematuria
Hematuria tidak selalu terjadi pada pasien dengan urolithiasis. Namun jika terjadi
lesi pada saluran kemih utamanya ginjal, maka sering kali terjadi hematuria yang
masif. Hal ini dikarnakan vaskuler pada ginjal sangat kaya dan memiliki
sensitifitas yang tinggi dan didukung jika karakteristik batu yang tajam pada
sisinya.
e. Mual muntah
Kondisi ini merupakan efek samping dari kondisi ketidaknyamanan pada pasien
karena nyeri yang sangat hebat, sehingga klien mengalami stes tinggi dan
memacu sekresi HCL pada gaster.
2. Manifestasi berdasarkan pembesaran atu hipertrofi dari prostad
a. Gejala prostatismus (nokturia, urgency, penurunan daya aliran urine)
Kondisi ini dikarnakan oleh kemampuan vesika urinaria yang gagal
mengeluarkan urine secara spontan dan reguler, sehingga volume urine masih
sebagian besar tertinggal dalam vesika.
b. Retensi urine
Pada awal obstruksi, biasanya pancaran urine lemah, terjadi hesistansi,
intermitensi, urine menetes, dorongan yang kuat saat miksi, dan retensi urine.
Retensi urine sering dialami oleh klien yang mengalami BPH kronis. Secara
fisiologi, vesika urinaria memiliki kemampuan untuk mengeluarkan urine melalui
interaksi otot detrusor. Namun, obstruksi yang berkepanjangan akan membuat m.
Detrusor semakin dan pada akhirnya mengalami dekompensasi.
3. Manifwstasi klinis berdasarkan penyempitan uretra
a. Disuria
Merupakan rasa sakit dan kesulitan untuk melakukan miksi. Klien striktur uretra
akan mengalami iritabilitas mukosa, baik pada uretra ataupun pada vesika urinari.
Hal ini disebabka karna akumulasi urine yang melebihi kapasitas bladder dan
sigat pH dari urine yagn cenderung asam / basa akan melukai mukosa saluran
kemih. Selain itu, relaksasi vesika yang melebihi dari kemampuan otot vesika
akan menimbulkan inflamasi dan nyeri.
b. Urine menetes
Merupakan dampak dari residu urine dan adanya obstruksi pada meatus uretralis,
sehingga pancaran urine melemah dan pengosongan tidak bisa spontan.
c. Penis membengkak
Bendungan urine dan obstruksi pada saluran uretra akan menyebabkan resistensi
kapiler jaringan sekitar meningkat dengan gejala inflamasi yang jelas, sehingga
penis akan membengkak.
d. Infiltrat
Jika pada obstruksi klien dengan striktur uretra tidak tertangani dengan baik dan
terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka kemungkinan infeksi pada striktur
akan terjadi mengingat urine merupakan media untuk pertumbuham kuman yang
baik. Jika hal ini terjadi, inflamasi jaringan striktur akan menjadi abses dan
infiltrasi akan terjadi pula.
e. Retensio urine
Striktur uretra yang totallis akan menghambat secara total aliran urine, sehingga
urine tidak akan keluar sedikit pun dan terakumulasi pada vesika urinaria.
4. Manifestasi klinis berdasarkan trauma genitourinarius
a. Cedera ginjal, maniestasi yang biasanya terjadi adalah nyeri daerah panggul,
hematuria, syok, masa pada daerah panggul, dan rigiditas abdomen.
b. Cedera uretra, manifestasi yang terjadi adalah nyeri, masa lunak, darah pada
meatus, dan obstruksi saluran kemih eksternal.
c. Cedera pada penis manifestasi yang terjadi biasanya adalah nyeri hebat area
penis, hematoma dan inflamasi hebat pada daerah penis dan luka (jika
diakibatkan oleh trauma tajam)
5. Manifestasi berdasarkan neoplasma
Manifestasi yang muncul berdasarkan penyebab neoplasma biasanya adalah
hematuria, nyeri, adanya masa, retensi urine, dan infeksi.

F. Pemeriksaan penunjang

G. Penatalaksanaan
H. Komplikasi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi keperawatan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai