Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN

DENGAN SIKAP TERHADAP DISMENORHEA PADA REMAJA PUTRI



Setya Aji Priyatna
1

1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
setyaajipriyatna@yahoo.com

ABSTRACT
Dismenorhea prevalence in some countries is quite high . Dismenorhea divided into
two, namely primary and secondary . Attitude handling dismenorhea in adolescents
based research is lacking . Attitude or behavior is defined as actions that can be
divided into two types: active and passive . Lack of knowledge about dismenorhea
be one cause of the lack of treatment for disminorhea . Knowledge is affected by
several things: the socio-economic, cultural, education, and experience .

Keywords : Dismenorhea, dismenorhea Knowledge of, Attitudes toward
dismenorhea .

ABSTRAK
Prevalensi dismenorhea di beberapa negara cukup tinggi. Dismenorhea dibedakan
menjadi 2 yaitu primer dan sekunder. Sikap penanganan dismenorhea pada remaja
berdasarkan penelitian sangat kurang. Sikap atau perilaku didefinisikan sebagai
tindakan yang dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu aktif dan pasif. Kurangnya
pengetahuan tentang dismenorhea menjadi salah satu penyebab kurangnya
penanganan terhadap disminorhea. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa hal
yaitu sosial ekonomi, budaya, pendidikan, dan pengalaman.

Kata kunci: Dismenorhea, Pengetahuan tentang dismenorhea, Sikap terhadap
dismenorhea.

PENDAHULUAN
Dismenorhea adalah perasaan nyeri yang dialami wanita usia subur pada saat
menstruasi (Dyah, 2009). Prevalensi terjadinya dismenorhea pada setiap negara
diperkirakan dialami oleh lebih dari 50% wanita usia subur. Di Amerika, prevalensi
dismenorhea mencapai 60%, dan di Swedia mencapai 72% . Di Indonesia, kejadian
dismenorhea dialami oleh 55% wanita usia subur (Nafiroh, 2013).
Dismenorhea dibedakan menjadi 2 yaitu dismenorhea primer dan dismenorhea
sekunder. Dikatakan dismenorhea primer apabila tidak ditemukannya kelainan
bentuk maupun fungsi pada alat reproduksi. Dismenorhea sekunder terjadi apabila
ditemukan kelainan ginekologik pada alat reproduksi seperti kelainan bentuk uterus
kongenital, leiomioma submukosa, polip intra uterus atau intra servikal,
endometriosis, adenomiosis, infeksi pelvis akut atau kronik, dan stenosis servikalis
(Yudianasari, 2010).
Pengetahuan adalah hasil yang didapatkan manusia setelah melakukan
penginderaan pada suatu objek yang sebagian besar diperoleh dari indera mata dan
telinga. Pengetahuan tentang disminorhea pada remaja putri telah banyak diteliti,
salah satunya oleh Kawuriansari dkk dengan hasil rata-rata 74,00 dengan kategori
cukup baik yang didapat sebelum remaja tersebut menerima informasi tentang
disminorhea (Kawuriansari, 2010).
Perilaku adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dimana perilaku
tersebut merupakan aktivitas atau kegiatan dari makhluk hidup yang bersangkutan.
Perilaku tentang penanganan dismenorhea telah banyak diteliti salah satunya oleh
Ika Yudianasari dkk dimana 88 % siswa yang diteliti telah melakukan tindakan
tertentu terhadap disminorhea dan 12% yang lain tidak melakukan tindakan
(Yudianasari, 2010).

BAGIAN INTI
Dismenorhea adalah keadaan medis yang dialami wanita usia subur (WUS)
yang terjadi pada waktu menstruasi dengan tanda nyeri pada daerah perut atau
panggul yang menjalar ke punggung dan sepanjang paha (Puspitasari, 2014).
Dismenorhea dapat berlangsung selama 8-72 jam dan tidak disertai dengan
peningkatan jumlah darah haid. Hal tersebut dapat mengganggu aktivitas dan
beberapa diantaranya membutuhkan penanganan dari tenaga medis (Novia, 2008).
Dismenorhea dibedakan menjadi 2 yaitu dismenorhea primer dan dismenorhea
sekunder. Dikatakan dismenorhea primer apabila tidak ditemukannya kelainan
bentuk maupun fungsi pada alat reproduksi. Dismenorhea sekunder terjadi apabila
ditemukan kelainan ginekologik pada alat reproduksi seperti kelainan bentuk uterus
kongenital, leiomioma submukosa, polip intra uterus atau intra servikal,
endometriosis, adenomiosis, infeksi pelvis akut atau kronik, dan stenosis servikalis
(Yudianasari, 2010).
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya disminorhea pada
wanita yaitu, usia menarche, periode menstruasi yang lama, terlalu banyak
perdarahan, terdapat riwayat keluarga dengan dismenorhea, merokok, obesitas dan
konsumsi alkohol (Gagua, 2012).
Pengetahuan adalah hasil yang didapatkan manusia setelah melakukan
penginderaan pada suatu objek yang sebagian besar diperoleh dari indera mata dan
telinga. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu, sosial ekonomi, budaya,
pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan yang mempengaruhi perkembangan
pengetahuan antara lain, pengalaman, pendidikan, informasi dari pihak lain,
pekerjaan dan umur (Kawuriansari, 2010). Pada penelitian yang dilakukan oleh
Labora Meinar, pengetahuan remaja tentang disminorhea diukur menggunakan
kuesioner yang berisi 10 pertanyaan dimana pada setiap pertanyaan terdapat poin
tertentu yang harus dijawab oleh subjek penelitian, poin-poin tersebut diantaranya
adalah ingin menguji apakah subjek mengetahui definisi dari dismenorhea, gejala
nyeri haid, yang terjadi ketika nyeri haid timbul, gejala penyerta nyeri haid, faktor
pemicu, akibat dari nyeri haid, penatalaksanaan nyeri haid, dan penyebaran nyeri
haid (Labora, 2012).
Perilaku adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dimana perilaku
tersebut merupakan aktivitas atau kegiatan dari makhluk hidup yang bersangkutan.
Perilaku dibedakan menjadi 2 macam yaitu perilaku aktif dan perilaku pasif.
Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati secara langsung atau berupa
tindakan nyata. Perilaku pasif adalah perilaku yang sifatnya tertutup atau sebatas
sikap yang belum ada tindakan sehingga tidak bisa diamati secara langsung. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Labora Meinar, perilaku atau sikap remaja
mengenai dismenorhea diukur menggunakan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan
dimana pada setiap pertanyaan terdapat poin tertentu yang harus dijawab oleh
subjek penelitian, poin-poin tersebut diantaranya adalah ingin menguji apakah
subjek akan mendatangi tenaga kesehatan apabila timbul nyeri haid, apakah subjek
meninggalkan pekerjaan ketika timbul nyeri haid, setiap wanita perlu mengetahui
cara penanganan haid, salah satu penatalaksanaan haid dengan cara di kompres
dengan air hangat, dan istirahat jika timbul nyeri haid. Subjek penelitian tersebut
menjawab dengan jawaban setuju atau tidak setuju (Labora, 2012)
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Erina dkk yang dilakukan di SMA
Negeri 7 Manado didapatkan hasil bahwa remaja putri SMA Negeri 7 Manado
sebagian besar memiliki pengetahuan dan penanganan disminorhea yang kurang.
Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hipotesis bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan perilaku terhadap dismenorhea pada remaja putri SMA Negeri
7 Manado (Purba, 2004).
Faktor resiko terjadinya dismenore salah satunya adalah pada orang yang
mengalami menarche lebih awal. Jika di kaitkan dengan usia menarche normal
yaitu pada usia 12-13 tahun, maka dapat dikatakan bahwa remaja kurang
mempunyai pengalaman menstruasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Wardani dijelaskan bahwa pengalaman merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan pada individu (Wardani, 2010).

PENUTUP
Dari hasil penelitian yang terdahulu menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
tentang dismenorhea akan berbanding lurus dengan penanganan terhadap
dismenorhea. Peneliti mengemukakan bahwa rendahnya pengetahuan subjek akan
mempengaruhi sikap dan perilaku subjek terhadap penanganan dismenorhea.

DAFTAR PUSTAKA

Dyah E, Tinah. 2009. Hubungan Indeks Masa Tubuh < 20 Dengan Kejadian
Dismenore Pada Remaja Putri Di Sma Negeri 3 Sragen. Jurnal Kebidanan,
VoI. I, No. 2

Gagua, Tinatin., Besarion Tkeshelashvili, David Gagua. 2012. Primary
dysmenorrhea: prevalence in adolescent population of Tbilisi, Georgia and risk
factors. Department of Gynecology and Obstetrics, Medical University aeti
Tbilisi, Georgia.

Kawuriansari, Raras., Dyah Fajarsari, Siti Mulidah. 2010. Studi Efektivitas Leaflet
Terhadap Skor Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea Di Smp
Kristen 01 Purwokerto Kabupaten Banyumas. Jurnal ilmiah kebidanan. Vol 1.
No 1. Hal 108-122.

Meinar, Labora. 2012. Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri 1 Medan
tentang Dismenore. Medan: Universitas Sumatra Utara

Nafiroh, Defi., Nuke Devi Indrawati. 2013. Gambaran Pengetahuan Remaja
Tentang Dismenore Pada Siswa Putri Di Mts Nu Mranggen Kabupaten Demak.
Jurnal ilmiah kebidanan. Vol 4. No 1. Hal 157-166

Purba, Erina PN., Sefti Rompas, Michael Karundeng. 2004. Hubungan
Pengetahuan Dengan Perilaku Penanganan Dismenore Di Sma Negeri 7
Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Wardani, Rahma. 2010. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi Remaja Perempuan Smp Muhammadiyah 7 Surakarta.
Surakarta: FK UNS

Yudianasari, Ika., Aim Matun Nadhiroh. 2010. Gambaran Kejadian Dismenorrhoe
Berdasarkan Pengetahuan dan Perilaku Remaja Dalam Penanganan
Dysmenorrhoe di Mts N IV Surabaya.Jurnal Insan Kesehatan.Vol 2.No 2

Anda mungkin juga menyukai