Masyarakat di beberapa Negara maju telah dapat membedakan antara Pelanggaran HAM biasa (Human Right Violation) dengan Pelanggaran HAM berat (Gross Violation of Human Right). Sementara itu, sampai saat ini, masyarakat luas di Indonesia belum benar-benar paham mengenai pelanggaran HAM berat, yakni suatu jenis kejahatan yang sangat keji dan sewenang-wenang terhadap penduduk sipil, yang saat ini sering dituduhkan kepada aparat keamanan kita.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai kasus-kasus yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran HAM, misalnya penipuan, penodongan, penganiayaan, pemerkosaan, demo anarkis, pemberitaan yang dimanipulasi, dan banyak kasus lainnya yang sifatnya situasional. Sementara itu, pelanggaran HAM berat tidak bisa disamakan begitu saja dengan pelanggaran HAM biasa. Mengapa? Sebab, walaupun hanya berbeda satu kata BERAT, sebenarnya perbedaannya sangat luar biasa dan mendasar, baik mengenai tipologi perbuatannya maupun sanksi hukumnya. Dalam UU No. 26 tahun 2000 tentang Peradilan HAM dinyatakan, yang termasuk Pelanggaran HAM berat adalah GENOCIDE dan atau kejahatan terhadap kemanusiaan.
Genocide adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan dan memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, datau kelompok agama, sedangkan kejahatan terhadap kemanusiaan adalah pebuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas dan sistematis yang diketahui bahwa serangan itu ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa: 1. Pembungihangusan; 2. Pemusnahaan; 3. Perbudakan; 4. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa; 5. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kemerdekaan fisik lain secara sewenang- wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional. 6. Penyiksaan; 7. Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa, atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain setara; 8. Penganiayaan terhadap kelompok tertentu atau perkumpulan yand didasari persamaan politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional 9. Penghilangan orang secara paksa; 10. Kejahatan apartheid.
Dari penjelasan tersebut, Pelanggaran HAM berat bukan merupakan hal yang biasa (ordinary crime), namun suatu perbuatan luar biasa (extra ordinary crime). Dalam hukum internasional, agar tuduhan Pelanggaran HAM Berat tidak seenaknya digunakan sebagai instrumen bagi kepentingan tertentu maka ditambahkan persyaratan bahwa kejahatan Pelanggaran HAM Berat harus merupakan kelanjutan dari KEBIJAKAN NEGARA (STATE POLICY). Artinya, dari awal telah dapat dibuktikan adanya niatan, perencanaan untuk melakukan kejahatan pada tataran kebijakan Negara.
Bisa kita bayangkan, menuduh Aparat Keamanan dengan tuduhan seperti itu, sama saja menyamakannya dengan kejahatan yang dilakukan Nazi Jerman pada Perang Dunia II, atau kejahatan etnis di Rwanda, Sudan, Congo, Kamboja, atau baru-baru ini di Suriah.
pelanggaran berat HAM
==> PELANGGARAN HAM BERAT YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM TNI Contoh pelanggaran Ham berat di Indonesia yang pertama dilakukan oleh oknum TNI. Sebagaimana yang kita ketahui TNI atau Tentara Republik Indonesia sejatinya bertugas untuk menjaga keutuhan negara dari serangan pihak luar yang mencoba merusak dan menghancurkan keutuhan negara, tetapi pada masa kekuasaan Presiden Soeharto,TNI beralih fungsi sebagai alat untuk memperkuat kekuasaan. Banyak kasus tindakan kriminal, penculikan dan pembunuhan kepada orang-orang yang menentang pemerintah
==> PELANGGARAN HAM BERAT DI PROPINSI MALUKU Maluku berdarah atau Ambon berdarah, adalah sebutan untuk pelanggaran HAM berat yang terjadi di salah satu propinsi di wilayah timur Indonesia. Dimana pada saat itu terjadi kerusuhan yang dilakukan oleh suku agama satu kepada suku dan agama lainnya tepat sebelum perayaan Hari Raya Idul Fitri 1419H. Serangan itu telah banyak mengakibatkan banyak jatuh korban dan hak asasi mereka ternodai.
Tercatat lebih kurang sekitar 8 ribu orang meninggal dunia termasuk penduduk tak berdosa menjadi korbannya, hampir 4 ribu orang mengalami luka berat, ribuan pemukiman warga, kantor, pasar, sekolah, dan fasilitas umum lainnya dihancurkan. Akibat kejadian tersebut sekitar 692 ribu jiwa mengungsi ke tempat yang aman untuk menghindari serangan mendadak dari pertikaian itu.
==> PELANGGARAN HAM BERAT ANTAR SUKU DI SAMBAS, KALIMANTAN BARAT Tampaknya agama dan suku sering menjadi pemicu meletusnya konflik dan kerusuhan di Indonesia. Tak peduli dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemersatu kita orang Indonesia. Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pun tak melekat dalam hati. Dan inilah yang terjadi di Sambas, Kalimantan Barat. Dimana telah terjadi kerusuhan besar antar suku yang menyebabkan banyaknya jatuh korban jiwa di Sambas (1970-1999). Sekali lagi HAM telah dinodai. Kerusuhan Sambas merupakan peristiwa pecahnya pertikaian antar etnis pribumi dengan pendatang, yakni suku Dayak dengan Madura yang mencapai klimaks pada tahun 1999.
Akibat pertikaian tersebut, data menyebutkan terdapat 489 orang tewas, 202 orang mengalami luka berat dan ringan, 3.833 pemukiman warga diobrak-abrik dan dimusnahkan, 21 kendaraan dirusak, 10 rumah ibadah dan sekolah dirusak, dan 29.823 warga Madura mengungsi ke daerah yang lebih aman.
==> PELANGGARAN HAM BERAT PADA PERISTIWA G30S PKI Seperti yang banyak diceritakan pada pelajaran sejarah, peritiwa G30S PKI adalah peristiwa dimana beberapa jenderal dan perwira TNI menjadi sasaran penculikan dan pembunuhan secara sadis pada malam 30 september sampai 1 oktober tahun 1965. Dalam catatan sejarah, pelaku dari peritiwa G 30 S PKI adalah para anggota PKI (Partai Komunis Indonesia).
Ketika itu para jenderal dan perwira TNI dibunuh dan disiksa secara sadis, kecuali AH. Nasution saja yang berhasil meloloskan diri, tetapi naas yang menjadi korban adalah seorang anak yang tak lain adalah putrinya sendiri. Nama anak AH Nasution yang tertembak saat peristiwa G30S PKI adalah Ade Irma Suryani Nasution termasuk sang ajudan bernama Lettu Pierre Tendean