Anda di halaman 1dari 2

SOCIAL MEDIA ; MENATA HIDUP, WARNAI DUNIA

Mark Zuckerberg, Jack Dorsey, dan Mau Mullenwerg adalah contoh orang
orang hebat. Mereka telah berhasil menciptakan social media yang semakin memudahkan
kita dalam berkomunikasi. Mark dengan facebooknya, Jack dengan twitter dan Mullenwerg
dengan wordpress. Tak bisa dipungkiri keberadaan social media semakin memanjakan
manusia dalam berinteraksi dengan manusia lain.
Saya hanyalah salah satu yang merasakan manfaat social media. Secara pribadi,
banyak yang telah saya dapatkan dari social media baik yang bersifat positif maupun semi
negatif. Saya bisa dengan sesuka hati berbagi pengalaman, mengekspresikan perasaan
dan pikiran, menanyakan tugas kepada teman, berdiskusi tentang materi pelajaran
hinggan menggosip tentang guru yang killer. Asik bukan ? Ya, social media memang asik
bahkan sangat asik. Maka, patut kiranya saya dan Anda semua berterima kasih kepada
mereka yang telah memutar otak hingga akhirnya terciptalah social media.
Saya ingat ketika facebook pelan pelan merubah hidup saya. Tidak secara
langsung memang, tapi setidaknya facebook-lah yang mengantarkan saya untuk
berevolusi. Belajar untuk lebih memahami konsep kehidupan, terus berusaha untuk openminded dan terus memperbaiki prinsip hidup.
Never be dogmatic, we should face the world as a massive source of
opportunities.
Quote dari Dr. Dini Patti Djalal tersebut saya baca ketika saya membuka
facebook. Membacanya, saya tergugah untuk terus berbenah, setidaknya memperbaiki
pemahaman saya tentang hidup dan belajar menyikapi kehidupan dengan arif.
Satu lagi quote yang saya baca dari facebook dan telah menyadarkan saya
tentang siapa diri saya sebenarnya dan apa yang bisa saya lakukan :
Tidak hanya intan dan berlian yang dapat memantulkan cahaya matahari, tapi juga
pecahan kaca dan kaleng bekas.
( Pdt. Timotius Fu )
Ya, pendeta itu benar. Saya memang bukan intan ataupun berlian. Mungkin saya
hanyalah kaleng bekas atau bahkan pecahan kaca. Tapi saya tetap punya kesempatan
untuk bersinar seperti intan, dan saya pasti bisa !
Saya yakin Mark dan yang lainnya menciptakan social media dengan tujuan yang
jelas ; memudahkan manusia berkomunikasi dalam kehidupannya. Dan tidak ada niat
untuk menjadikan manusia sabagai budak teknologi. Istilah itu muncul karena manusia
tidak mampu memanfaatkan teknologi secara arif. Jika Anda arif, tentu Anda akan
mendapat lebih banyak manfaat dari social media, seperti saya dan kawan yang lain.
Sosial media asik bukan ? Siapa bilang tidak

FACEBOOK ; KADO TERINDAH DARI MARK ZUCKERBERG

Saya ingat ketika saya masih hidup dalam kegaptekan. Tidak tahu apa itu
facebook, blog apalagi twitter. Mengingatnya kadang saya merasa malu. Tapi perlahan,
saya masuk ke dalam dunia yang kata orang itu modern. Segala sesuatunya modern dan
tantu saja canggih.
Asik memang hidup dalam kemodernan, segala sesuatu serba mudah. Internet,
facebook, twitter, dan blog seakan sudah menjadi kebutuhan primer. Pokoknya manusia
seakan sudah jadi budak teknologi, tapi itu bukan masalah karena kita memang butuh.
Social media memang asik, sampai sampai ketika pertama kali saya mengenal
facebook, sebisa mungkin setiap waktu saya online, update status, comment status, atau
sekedar mengirim dan mengkonfirmasi permintaan pertemanan. Saking asiknya, waktu
belajar saya, saya discount besar besaran hinggan 80%. Dampaknya ? Pasti semua
orang tahu. Tapi akhirnya, dengan usaha keras saya mampu untuk menyikapi social
media dengan arif dan memanfaatkannya dengan proporsional. Hasilnya sangatlah
menyenangkan. Saya mendapat banyak hal yang bermanfaat dalam hidup saya.
Salah satu quote yang saya baca dari facebook dan telah menyadarkan saya
tentang siapa diri saya sebenarnya dan apa yang bisa saya lakukan :
Tidak hanya intan dan berlian yang dapat memantulkan cahaya matahari, tapi juga
pecahan kaca dan kaleng bekas.
( Pdt. Timotius Fu )
Ya, pendeta itu benar. Saya memang bukan intan ataupun berlian. Mungkin saya
hanyalah kaleng bekas atau bahkan pecahan kaca. Tapi saya tetap punya kesempatan
untuk bersinar seperti intan, dan saya pasti bisa !
Never be dogmatic, we should face the world as a massive source of
opportunities.
Quote dari Dr. Dini Patti Djalal tersebut saya baca ketika saya membuka
facebook. Membacanya, saya tergugah untuk terus berbenah, setidaknya memperbaiki
pemahaman saya tentang hidup dan belajar menyikapi kehidupan dengan arif.
Saya yakin Mark dan yang lainnya menciptakan social media dengan tujuan yang
jelas ; memudahkan manusia berkomunikasi dalam kehidupannya. Dan tidak ada niat
untuk menjadikan manusia sabagai budak teknologi. Istilah itu muncul karena manusia
tidak mampu memanfaatkan teknologi secara arif. Jika Anda arif, tentu Anda akan
mendapat lebih banyak manfaat dari social media, seperti saya dan kawan yang lain.
Sosial media asik bukan ? Siapa bilang tidak

Anda mungkin juga menyukai