Anda di halaman 1dari 37

PSAP NO.

06
AKUNTANSI INVESTASI

Di susun oleh :
1. Rika Adriyana
2. Riza Firmansyah
3. Sueb
Magister Akuntansi
Universitas Diponegoro
RUANG LINGKUP
1. Definisi
2. Bentuk
Investasi
3. Klasifikasi
4. Pengakuan
5. Pengukuran
6. Metode Penilaian
7. Pengungkapan
3
STANDAR TIDAK MENGATUR
Investasi dalam Perusahaan Asosiasi
Investasi dalam kerjasama operasi
(KSO)
Investasi dalam properti

4
Aset yang dimaksudkan untuk memperoleh
manfaat ekonomik seperti bunga, dividen
dan royalti, atau manfaat sosial sehingga
dapat meningkatkan kemampuan
pemerintah dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
DEFINISI INVESTASI
5
Deposito,
Sertifikat Bank Indonesia,
Surat utang dan obligasi BUMN/BUMD,
Penyertaan pada BUMN/BUMD,
Penyertaan pada badan usaha lainnya.
BENTUK INVESTASI
KLASIFIKASI INVESTASI
Investasi
Investasi Jangka
Pendek
Investasi Jangka
Panjang
Permanen
Non
Permanen
7
Investasi yang dapat segera di
cairkan dan dimaksudkan untuk
dimiliki selama 12 bulan atau kurang
DEFINISI INVESTASI JANGKA PENDEK
8
a) Dapat segera diperjualbelikan /
dicairkan
b) Ditujukan dalam rangka manajemen
kas
c) Berisiko rendah
KARAKTERISTIK INVESTASI JANGKA PENDEK
9
a) Deposito jangka waktu 3 sampai 12
bulan dan/atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis
b) Pembelian Surat Utang Negara (SUN)
pemerintah jk. Pendek oleh Pemerintah
Pusat maupun Daerah dan pembelian
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
PENGGOLONGAN INVESTASI
JANGKA PENDEK
10
Investasi yang dimaksudkan untuk
dimiliki lebih dari 12 bulan

Investasi jangka panjang dibagi
menurut sifat penanamannya, yaitu
permanen dan nonpermanen.
DEFINISI INVESTASI JANGKA PANJANG
11
Investasi jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki secara berkelanjutan
Investasi berupa:
1. Penyertaan Modal Pemerintah pada
perusahaan negara/daerah,
2. Penyertaan Pemerintah pada badan
internasional dan badan hukum lainnya;
3. Investasi permanen lainnya.
INVESTASI PERMANEN
12
Investasi jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.
Investasi berupa :
1. Pembelian obligasi atau surat utang jk.
panjang
2. Penanaman modal dalam proyek
pembangunan yang dapat dialihkan pihak
ketiga
3. Penyisihan dana untuk pelayanan
masyarakat
4. Investasi nonpermanen lainnya
INVESTASI NON -PERMANEN
13
Investasi diakui apabila memenuhi salah satu
kriteria:
1. Kemungkinan manfaat ekonomik dan
manfaat lainnya atau jasa pontensial di
masa yang akan datang atas suatu
investasi tersebut dapat diperoleh
pemerintah;
2. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi
dapat diukur secara memadai.
PENGAKUAN INVESTASI
14
Pengeluaran untuk perolehan investasi
jangka pendek diakui sebagai pengeluaran
kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai
belanja dalam laporan realisasi anggaran

pengeluaran untuk memperoleh investasi
jangka panjang diakui sebagai pengeluaran
pembiayaan.

PENGAKUAN INVESTASI
1. Pencatatan Perolehan investasi jk. Pendek
pada ilustrasi jurnal:


2. Pencatatan perolehan investasi jk. Panjang
pada ilustrasi jurnal :
1 Maret 2007
Investasi jk. pendek 15 jt
Kas 15 jt
1 April 2007
Pengeluaran Pembiayaan
Penyertaan Modal Pemda
100 jt
Kas 100 jt
Penyertaan Modal Pemda 100 jt
Diinvestasikan dlm
investasi jk. Panjang
100 jt
Dicatat dalam
Neraca
Pengeluaran Kas
Penyertaan Modal
16
Dalam bentuk surat berharga dicatat sebesar
biaya perolehan.
Biaya Perolehan = Harga Transaksi investasi
+komisi perantara jual beli+ jasa bank + biaya lain
Surat berharga diperoleh tanpa biaya
perolehannya dinilai berdasar nilai wajar
investasi pada tanggal perolehannya yaitu
sebesar harga pasar
Dalam bentuk non saham ( deposito jk. pendek)
dicatat sebesar nilai nominal deposito tsb
PENGUKURAN INVESTASI JK. PENDEK
17
Investasi jangka panjang bersifat
permanen dicatat sebesar biaya
perolehannya

Investasi jangka panjang dari
pertukaran aset pemerintah dicatat
sebesar biaya perolehan, atau nilai
wajar investasi tersebut jika harga
perolehannya tidak ada.
PENGUKURAN INVESTASI JK. PANJANG
Investasi Jangka Panjang
Bersifat Permanen
Contoh : Pemkot DKI membeli saham PT.
Propertindo sebanyak 50.000 lembar saham,
nominal @ Rp. 10.000 dengan harga pari.
Biaya komisi dan administrasi 5% dari nilai
nominal. Pemkot DKI mencatat investasi
sebesar biaya perolehan dengan perhitungan:
50.000 lbr X Rp. 10.000 = Rp. 500.000.000
Biaya komisi & administrasi
5% X Rp. 500.000.000 = Rp. 25.000.000
Biaya Perolehan = Rp. 525.000.000
19
Dalam bentuk pembelian obligasi jk. panjang
dinilai sebesar nilai perolehannya
Dalam bentuk dana talangan untuk penyehatan
perbankan yang akan segera dicairkan dinilai
sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Dalam bentuk penanaman modal di proyek-proyek
pembangunan pemerintah dinilai sebesar biaya
pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan
untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan
dalam rangka penyelesaian proyek sampai proyek
tersebut diserahkan ke pihak ketiga.

PENGUKURAN INVESTASI
NON PERMANEN
Investasi Jangka Panjang
Bersifat NonPermanen
Sebagai contoh, Pemda X membeli obligasi
Medco Oil co. sebanyak 20.000 lembar
obligasi dengan suku bunga 9%, tanggal kupon
1 Juni dan 1 oktober. nominal @ Rp 10.000
dengan harga beli @ Rp.9.500. Obligasi
tersebut akan jatuh tempo tahun 2015. Biaya
Komisi dan administrasi 5% dari nilai nominal.
Pemda X mencatat investasinya dalam obligasi
sebesar Rp 200 juta dengan Perhitungan:

20.000 lbr X @Rp. 9.500 = Rp. 190.000.000
Biaya komisi & administrasi
5% X Rp. 20.000lbr X Rp. 10.000 = Rp. 10.000.000
Jumlah = Rp. 200.000.000
Perhitungan Investasi Obligasi
Dihitung sebesar Nilai Perolehan
22
METODE PENILAIAN INVESTASI
1. Metode Biaya
2. Metode Ekuitas
3. Metode Nilai Bersih yang dapat
Direalisasikan Nonpermanen
Permanen
Metode Biaya
Investasi dicatat sebesar biaya
perolehan
Penghasilan atas investasi diakui
sebesar bagian hasil yang diterima
dan tidak mempengaruhi besarnya
investasi pada badan usaha/badan
hukum yang terkait
Metode Ekuitas
Investasi awal sebesar biaya perolehan
dan ditambah atau dikurangi sebesar
bagian laba atau rugi pemerintah setelah
tanggal perolehan
Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk
saham yang diterima Pemerintah akan
mengurangi nilai investasi dan tidak
dilaporkan sebagai pendapatan


Metode Nilai Bersih
yang Dapat Direalisasi
Metode ini digunakan terutama untuk
kepemilikan yang akan dilepas/dijual
dalam jangka waktu dekat ( Non
Permanen)
26
Kriteria Penentuan
Metode Nilai Bersih yang dapat Direalisasi
Kepemilikan
<20%
Memiliki
Pengaruh
Signifikan
Metode
Ekuitas
Y Metode
Biaya
N
Y
N
Dalam kondisi tertentu, kriteria besarnya prosentase
kepemilikan saham bukan merupakan faktor yang
menentukan dalam pemilihan metode penilaian investasi,
tetapi yang lebih menentukan adalah tingkat pengaruh
(the degree of influence) atau pengendalian terhadap
perusahaan investee.
Ciri-ciri adanya pengaruh atau pengendalian pada
perusahaan investee, antara lain:
a) Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris;
b) Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi;
c) Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan
direksi perusahaan investee;
d) Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara
dalam rapat/pertemuan dewan direksi.

28
PENGAKUAN HASIL INVESTASI (1)
Hasil investasi yang diperoleh dari investasi
jangka pendek, antara lain berupa bunga
deposito, bunga obligasi dan dividen tunai
(cash dividend) dicatat sebagai pendapatan.
Hasil investasi berupa dividen tunai (cash
dividend) yang diperoleh dari PMP yang
pencatatannya menggunakan:
metode biaya dicatat sebagai pendapatan hasil
investasi.
metode ekuitas dicatat sebagai pendapatan dan
sekaligus pengurang nilai investasi pemerintah.
contoh: jika Obligasi PT Semen Gresik yang
dimiliki pemerintah Daerah X dengan nilai
nominal Rp 1 Milyar dengan suku bunga tetap
6%, bunga dibayarkan tiap 1 April dan 1 Oktober
Tahun 2007. Dengan perhitungan sebagai berikut
: Rp. 1 Milyar x 6/12 x 6% = Rp. 30 jt
Dilakukan pencatatan Metode Biaya :
1 April 2007
Kas di Kas Daerah 30 jt
Pendapatan Bunga 30 jt
1 Okt 2007
Kas di Kas Daerah 30 jt
Pendapatan Bunga 30 jt
Investasi Dicatat dengan
Metode Biaya
contoh, pada tanggal 1 mei 2006 Pemda X membeli
5.000 lembar Saham PT Jaya Ancol sebesar harga
nominal (par) senilai 50 juta untuk kepemilikan 5%.
Pada tanggal 20 mei 2006 manajemen PT Jaya Ancol
mengumumkan laba tahun 2006 sebesar Rp100 juta
pada tanggal 3 Juni 2007 PT Jaya Ancol membagikan
deviden tunai sebesar Rp500 per lembar saham.
Karena penyertaannya hanya 5% maka Pemda X
melakukan pencatatan investasinya dengan metode
biaya dan deviden yang diterima akan dicatat
sebagai berikut
1 Mei 2006
Pengeluaran Pembiayaan
Penyertaan Modal Pemda
50 jt
Kas di Kas Daerah 50 jt
Penyertaan Modal Pemda 50 jt
EDI-Diinvestasikan dlm
Investasi jk. panjang
50 jt
20 Mei 2006
Tidak ada jurnal
(memorial)
3 Juni 2007 Kas di Kas daerah 2,5 jt
Pendapatan deviden/
bagian laba
2,5 jt
Perhitungan pembagian deviden = Rp 500 X 5.000 lembar = Rp 2,5 jt
Investasi Dicatat dengan
Metode Ekuitas
Dalam kondisi yang sama misalnya pada tanggal 1
mei 2006 Pemda Y membeli 50.000 lembar
saham seharga nilai nominal Rp 500 juta untuk
kepemilikan perusahaan 50%, sehingga pemda
tersebut melakukan pencatatan dengan metode
ekuitas. Pada tanggal 20 mei 2006 manajemen PT
Jaya Ancol mengumumkan laba tahun 2006
sebesar Rp100 juta. pada tanggal 3 Juni 2007 PT
Jaya Ancol membagikan deviden tunai sebesar
Rp500 per lembar saham, sehingga Pemda Y akan
melakukan pencatatan sehubungan dengan
investasinya pada PT Jaya Ancol sebagai berikut:

1 Mei 2006
Pengeluaran Pembiayaan
Penyertaan Modal Pemda
500 jt
Kas di Kas Daerah 500 jt
Penyertaan Modal Pemda 500 jt
EDI-Diinvestasikan dlm
Investasi jk. panjang
500 jt
20 Mei 2006

Penyertaan Modal Pemda 50 jt
EDI-Diinvestasikan dlm
Investasi jk. panjang
50 jt
3 Juni 2007
Kas di Kas daerah 25 jt
Pendapatan deviden/
bagian laba
25 jt
EDI-Diinvestasikan dlm
Investasi jk. panjang
25 jt
Penyertaan Modal Pemda 25 jt
Pengumuman
Deviden
50% x Rp 100 jt
Untuk menctt dividen
tunai 50%
50.000 lbr X Rp 500
Untuk mencatat
Pengurangan nilai
Investasi atas
penerimaan dividen
tunai
34
PELEPASAN DAN PEMINDAHAN INVESTASI
Pelepasan investasi Pemerintah terjadi karena
penjualan dan pelepasan hak karena peraturan
pemerintah
Penerimaan penjualan investasi jk. Pendek diakui
sebagai penerimaan kas pemerintah
Penerimaan dari pelepasan investasi jk. Panjang
diakui sebagai penerimaan pembiayaan
Pelepasan dari sebagian investasi tertentu yang
dimiliki pemerintah dinilai dengan menggunakan
nilai rata-rata
Contoh: Pemda A mempunyai investasi dalam
bentuk saham pada BPD X sebanyak 1.000
lembar dengan nilai tercatat Rp1 miliar. Pada
tanggal 10 Januari 2007, 500 lembar saham
BPD X dijual kepada Pemda B dengan harga
Rp700 juta. Jurnal untuk pelepasan saham
tersebut adalah sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit
10 jan 07 Kas di Kas Daerah 700 jt
Penerimaan Divestasi/Pembiayaan 700 jt
EDI-Diinvestasikan dlm investasi jk. pjg 500 jt
Penyertaan Modal Pemda 500 jt
36
PENGUNGKAPAN INVESTASI
Kebijakan akuntansi penentuan nilai investasi
Jenis-jenis investasi
Perubahan harga pasar investasi
Penurunan nilai investasi yang signifikan dan
penyebabnya
Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan
penerapannya
Perubahan pos investasi
Tenkyu.....

Anda mungkin juga menyukai