Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Istilah plankton berasal dari kata Yunani yang berarti pengembara. Plankton
hidupnya mengapung atau melayang dan daya geraknya tergantung dari
pergerakan arus atau pergerakan air. Plankton dibagi dalam dua golongan besar
yaitu fitoplankton (plakton tumbuhan atau nabati) dan zooplankton (plankton
hewani).
Fioplakton adalah plakton menyerupai hewan. Fitoplankton sangat penting dalam
perairan karena fitoplankton merupakan produseb primer dalam suatu perairab.
Fitoplankton dapat melakukan fotosintesi sehingga terjadi keseimbangan
kelangsungan hidup dalam siatu perairan.
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran
kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya
sebagai hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang
aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan
perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan
dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri.
Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu sebagai meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yang
menghabiskan sebagian hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva.
Plankton kelompok ini disebut meroplankton atau plankton sementara. Sedangkan
holoplankton atau plankton tetap, yaitu biota yang sepanjang hidupnya sebagai
plankton.
Meroplankton terdiri atas larva dari Filum Annelida, Moluska, Byrozoa,
Echinodermata, Coelenterata atau planula Cnidaria, berbagai macam Nauplius dan
zoea sebagai Artrhopoda yang hidup di dasar, juga telur dan tahap larva
kebanyakan ikan. Sedangkan yang termasuk holoplankton antara lain : Filum
Artrhopoda terutama Subkelas Copepoda, Chaetognata, Chordata kelas
Appendiculata, Ctenophora, Protozoa, Annelida Ordo Tomopteridae dan sebagian
Moluska.
Zooplankton merupakan produsen sekunder sehingga penting dalam jaring-jaring
makanan di suatu perairan. Zooplankton memangsa fitoplankton dimana
fitoplankton itu sendiri memanfaatkan nutrient melalui proses fotosintesis. Pada
proses selanjutnya zooplankton merupakan makanan alami bagi larva ikan dan
mampu mengantarkan energi ke jenjang tropik yang lebih tinggi. Dalam
hubungan dengan rantai makanan zooplankton berperan sebagai penghubung
produsen primer dengan tingkat pakan yang lebih tinggi, sehinnga kelimpahan
zooplankton sering dikaitkan dengan kesuburan peraiaran (Arinardi et. al., 1994).
Dari berbagai jenis zooplankton hanya ada satu golongan saja yang sangat penting
menurut sudut ekologis yaitu subklas Copepoda (klas Crustacea, filum
Arthropoda). Hewan- hewan kecil ini sangat penting artinya bagi ekonomi
ekosistem- ekosistem bahari karena merupakan herbivora primer dalam laut (
Nybakken, 1992).
Menurut Nybakken (1992), zooplankton melakukan migrasi vertikal harian
dimana zooplankton bergerak ke arah dasar pada siang hari dan ke permukaan
pada malam hari. Gerakan tersebut dimaksudkan untuk mencari makanan yaitu
fitoplankton. Gerakan pada malam hari lebih banyak dilakukan karena adanya
variasi makanan yaitu fitoplankton lebih banyak, selain itu dimungkinkan karena
zooplankton menghindari sinar matahari langsung (Nontji, 1993).

1.2 Tujuan
a. Mengetahui metode pengambilan sampel plankton
b. Mengetahui metode pengawetan sampel plankton
c. Mengetahui Jenis fitoplanton dan zooplankton
II. TINNJAUAN PUSTAKA

2.1 Macam-macam Fitoplankton Air Tawar
Macam-macam fitoplankton air tawar adalah sebagai berikut :
a. Nostoc sp
Phylum : Chyanophyta
Ordo : Chroococcales
Sub Ordo : Nostocineae
Famili : Nostocacea
Genus : Nostoc
Species : Nostoc sp

Nostoc merupakan mikroalga berbentuk filamen yang dapat berkembang menjadi
koloni dengan ukuran, bentuk, tekstur dan warna yang bervariasi. Secara
makroskopik,Nostoc terlihat seperti koloni berbentuk bola dengan diameter mulai
dari 10 mm hingga mencapai 3 cm. Koloni Nostoc memiliki tekstur permukaan
yang kasar ataupun halus dengan kisaran warna dari hijau tua hingga kehitaman,
hijau kekuningan hingga cokelat.
Nostoc juga bermanfaat dalam bidang pangan dan kesehatan. Penelitian yang
dilakukan oleh Gao membuktikan bahwa salah satu spesies Nostoc, yaitu N.
flagelliforme dapat digunakan sebagai bahan makanan dan obat-obatan oleh
masyarakat Cina (Nontji, 1993).
Di alam, Nostoc sp yang hidup bebas ditemukan dalam berbagai habitat
(misalnya dasar sungai, batuan basah, tanah lembab), khususnya membentuk
koloni gelatin hitam beberapa sentimeter panjangnya; bentuk koloni ini jarang
dipertahankan dalam kultur.

Geosiphon, satu-satunya jamur yang bersimbiosis dengan Nostoc
Nostoc sp membentuk banyak asosiasi dengan sejumlah eukariota. Eukariota
mendapatkan manfaat dari kemampuan cyanobion untuk memperbaiki nitrogen.
Pada lumut kerak, Nostoc dapat menjadi fotobion utama (misalnya
dalam Collema, dan Peltigera spp) atau dapat muncul dalam cephalodia diskrit
(Nontji, 1993).

b. Euglena

Euglena sebagian besar mikroorganisme uniseluler yang ditemukan di tempat-
tempat lembab atau di dalam air, umumnya di perairan tawar. Beberapa protista
memiliki kloroplas dan menjalani fotosintesis untuk menghasilkan energi
membuat maka tanaman-seperti. Euglena milik filum Euglenozoa. Anggota filum
ini adalah organisme uniseluler yang kebanyakan ditemukan di air tawar, dengan
beberapa ditemukan di air asin. Semua memiliki flagela digunakan untuk gerakan
dan memiliki kloroplas, tetapi juga dapat makan sebagai heterotrof. Lebih khusus,
mereka termasuk kelas Euglenoida. Semua anggota kelas ini ditemukan di air
tawar dan melakukan fotosintesis atau makanan dengan difusi organisme lain.
Mereka juga memiliki lapisan luar yang keras yang dikenal sebagai pelikel.
Euglena bereproduksi secara aseksual dengan proses pembelahan biner. Ini berarti
bahwa Euglena viridis dewasa hanya dapat menjalani proses dan dibagi menjadi
dua Euglena. Pada dasarnya, mereka membuat tiruan. Struktur dan cara hidup
telah membuat mereka sangat sukses. Euglena telah ada selama ribuan tahun dan
terus berkembang di seluruh dunia saat ini

c. Chlorella sp.


Klasifikasi
Filum :Chlorophyta
Kelas :Chlorophyceae
Ordo :Chlorococcales
Famili :Chlorellaceae
Genus :Chlorella
Spesies :Chlorella sp.
Chlorela merupakan mikroalga yang termasuk dalam filum Chlorophyta atau
yang sering kita kenal sebagai alga hijau.Mi kroalga jenis Chlorella spp. berwarna
hijau, pergerakannya tidak motil dan struktur tubuhnya tidak memiliki flagel.
Selnya berbentuk bola berukuran sedang dengan diameter 2-10 m, bergantung
pada spesiesnya, dengan kloroplas berbentuk seperti cangkir. Alga hijau memiliki
struktur yang hampir sama dengan tumbuhan, salah satunya ialah dinding selnya.
Chlorella juga mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa.
Chlorella adalah genus mikroalga atau ganggang hijau bersel tunggal yang hidup
di air tawar, laut, dan tempat basah. Ganggang ini memiliki tubuh
seperti bola.Di dalam tubuhnya terdapat kloroplas berbentuk mangkuk.
Perkembangbiakannya terjadi secara vegetatif dengan membelah diri. Setiap
selnya mampu membelah diri dan menghasilkan empat sel baru yang tidak
mempunyaiflagel. Ganggang ini sering digunakan di laboratorium untuk
penelitian fotosintesis. Karena sifatnya yang unik, para ahli berpendapat bahwa
Chlorella dapat ikut mengatasi kebutuhan pangan manusia pada masa yang akan
datang.

d. Actinastrum hantzschii

Klasifikasi
Divisi : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Scenedesmaceae
Genus : Actinastrum
Speseies : Actinastrum hantzschii

Ciri-ciri:
sel dan koloni tanpa selabung gelatin yang mencolok
sel memanjang membentuk koloni 4,8, atau 16 memancar dari pusat
tubuh sel berbentuk silinder atau dalam bentuk gelondong panjang
tersusun secara radial dengan menempel satu sisi ke sisi lain

e. Scenedesmus ellipsoideus

Klasifikasi
Divisi : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Order : Chlorococcales
Family : Scenedesmaceae
Genus : Scenedesmus
Spesies : Scenedesmus ellipsoideus
(Toshihiko Wizuno, 1970)

Ciri-ciri
berwarna hijau terang
kosmopolitan (air tawar, payau, asin)
dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau
hemiselulosa
memiliki flagela dapat bergerak sedikit
bentuk flagel isokontae
jumlah dan letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral

f. Mougeotia sp

Klasifikasi
Kingdom : Protista
Divisio : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Zygnematales
Family : Zygnemataceae
Genus : Mougeotia
Spesies : Mougeotia sp.
Kehidupan : Di air tawar dan payau. Berkembang biak secara aseksual
yaitu dengan konjugasi silang yaitu perkawinan antara dua protoplas yang tanpa
saluran konjugasi.
Ukuran : 12,5 19 m.

g. Synedra sp.

Klasifikasi
Kingdom : Protista
Divisio : Bacillariophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Family : Diatomaceae
Genus : Synedra
Spesies : Synedra sp.
Kehidupan : Di air tawar dan air laut. Berkembang biak secara vegetatif
yaitu dengan cara membelah sel dan fragmentasi, dan secara generatif yaitu
dengan cara membentuk spora.
Ukuran : 10 30 m.


2.2 Macam-macam Zooplankton Air Tawar
Macam-macam zooplankton di air tawar adalah sebagai berikut :
a. Daphnia sp.

Pada ekosistem air tawar, daphnia hidup sebagai zooplankton yang bersifat motil.
Daphnia dapat ditemukan di daerah tropis hingga daerah artic. Organisme ini
hidup di kolam-kolam, sawah, ataupun danau yang banyak mengandun bahan
organik.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustace
Kelas : Brachipoda
Subkelas : Diplostraca
Ordo : Cladocera
Subordo : Eucladocera
Famili : Daphnidae
Subfamili : Daphnoidea
Genus : Daphnia
Spesies : Daphnia sp.
Perkembangbiakan pada daphnia dilakukan secara parthenogenesis dan
reproduksi seksual. Parthenogenis dilakukan dengan menghasilkan anakan dari
proses fertilisasi yang tanpa dibuahi oleh sperma indukan jantan daphnia.,
sedangkan reproduksi seksualnya dilakukan dengan penyatuan sperma-ovum dari
kedua indukan daphnia melalui fertilisasi untuk menghasilkan anakannya.
(Koesoebiono, D.G. Bengen dan M. Hutomo, 1997)

b. Brachionus

Branchionus adalah hewan renik panktonik termasuk dalam philum
Trochelminthes, kelas Rotatoria (rotifera) subkelas Monogononta, ordo
Notomatida, subordo Hydatinia, family Branchiodae. Beberapa jenis yang kita
kenal antara lain adalah Brannchionus plicatilis, B. pala, B. angularis, B. mollis,
B. kuadratis, dan B. puncatus.
Ukuran tubuhnya antara 50-300 mikron dengan struktur tubuh yang sangat
sederhana. Ciri khas yang digunakan untuk penaman Rotatoria atau Rotifera
adalah terdapatnya suatu bangunan yang disebut korona. Korona ini bentuknya
bulat dan berbulu getar, yang memberikan gambaran seperti sebuah roda,
sehingga dinamakan Rotifera.
Secara alami Branchionus suka memakan jasad-jasad renik yang lebih kecil dari
pada dirinya. Antara jenis jantan dan betina terdapat perbedaan bentuk yang
menylok, dimana yang jantan ukurannya lebih kecil dari betina.
Perkembangbiakan secara partenogenesis dan dalam 8-12 hari dapat
menghasilkan sebanyak 5 butir telur.
Hewan ini dapat ditemukan diperairan tawar, payau, atau laut yaitu tergantung
jenisnya. Penangkapan hewan ini bisa menggunakan plankton net. Setelah didapat
kita tempatkan pada tempat pembibitan agar menjadi banyak. Tempat pembibitan
kita buat dari air rebusan kotoran kuda atau pupuk kandang lainnya. Mula-mula
kita rebus 800 gr kotoran kuda kering kedalam 1 L air. Setelah mendidih selama 1
jam kita dinginkan dan disaring. Air saringan kita encerkan dengan air hujan yang
telah di rebus dengan volume dua kali lipat rebusan kotoran kuda. Media yang
sudah jadi kita masukkan kebotol ukuran 1 galon dan kita tulari bibit protozoa dan
ganggang renik sebagai pakan Branchionus, seelah 7 hari baru kita masukkan
bibit Branchionus. Biasanya bibit akan berkembang baik setelah mencapai
waktu1-2 minggu (Dahuri, R. 2003).

c. Bosmina sp

Zooplankton jenis ini umumnya ditemukan pada danau ataupun rawa.
Postabdominal cakar dengan pecten proksimal gagah dan pecten distal yang
sangat halus. Terdapat bulu sensorik pada bagian tengah antara mata dan ujung
mimbar. Terdapat dua morphotypes antennule di B.longirostris.

d. Cyclops sp

Cyclops sp merupakan jenis zooplankton yang habitatnya di air tawar. Memiliki
panjang tubuh sekitar 0,7-1,5 mm, memiliki antena yang pendek apabila
memanjang tidak lebih dari setengah panjang tubuhnya. Promosomenya lebih
besar daripada urosomenya. Terdapat 17 segmen atau lebih dalam setiap antena.
Terdapat ridge pada punggung samping belakang rami.

e. Nauplius sp

Nauplius merupakan larva dari udang, memiliki bentuk tubuh yang simetris,
memiliki ekor yang panjang, hanya memiliki sepasang antena dan dapat
ditemukan diperairan tawar. Biasanya mengapung dan melayang di perairan.

2.3 Peran fitoplankton dan zooplankton dalam perairan
Fitoplankton adalah organisme mikroskopik yang hidup melayang,
mengapungdalam air serta memiliki kemampuan gerak yang terbatas.
Fitoplankton berperan sebagai salah satu bioindikator yang mampu
menggambarkan kondisi suatu perairan, kosmolit dan perkembangannya bersifat
dinamis karena dominansi satu spesies dapat diganti dengan yang lainnya dalam
interval waktu tertentu dan dengan kualitas yang tertentu juga. Perubahan kondisi
lingkungan perairan akan menyebabkan perubahan pula pada struktur komunitas
komponen biologi, khususnya fitoplankton (Prabandani et al, 2007). Selain itu
fitoplankton merupakan produktivitas rpimer dalam suatu perairan (Prabandani et
al, 2007).
Sedangkan keberadaan zooplankton sebagai produser sekunder dan konsumer
primer mempunyai ciri anatomi, morfologi dan fisiologi yang sangat spesifik.
Dengan fungsi tersebut, setiap jenis zooplankton mempunyai spesifikasi dan
sumbangan yang berbeda. Hal ini terutama karena sebagian dari fase larva biota
laut masuk kedalam tahapan zooplankton. Oleh karenanya pengenalan terhadap
ciri dan karakterisitik anatomi, morfologi dan fisiologi sangatlah diperlukan. Hal
ini juga terkait dengan proses interaksi diantara zooplankton dengan habitatnya
sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan kehidupan. (Rohmimohtarto,
1999).









III. METEDOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu pada hari Jumat, 10
Oktober 2014 di Laboratorium Terpadu Universitas Lampung, pada pukul 17.00
samapi pukul 18.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan
Dalam praktikum pengambilan, pengawetan dan analisis plankton ini, tentu saja
membutuhkan alat dan bahan dalam melakukan praktikum. Adapun alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu seperti : Botol sampel plankton
10 liter, plankton net, botol sampel gelap, formalin 4%, dan mikroskop.

3.3 Metode Praktikum
Ada beberapa langkah ataupun metode dalam melakukan pengambilan,
pengawetan dan anlisis sampel plankton tersebut, guna kelancaran dalam
melaksanakan praktikum kita harus memperhatikan panduan metode pelaksanaan
praktikum ini. Yang harus dilakukan dan diperhatikan yaitu :
a. Menentukan karakteristik lokasi sampling
b. Melakukan pengambilan sampel plankton dengan botol secara
horizontal/vertikal, usahakan penarikan melawan arus air dengan kecepatan
10cm/detik
c. Pengambilan sampel air dilakukan hinnga 10 liter, dan dimasukan kedalam
botol gelap.
d. Kemudian menyaring semua sampel air ke dalam plankton net.
e. Masukkan sample plankton kedalam botol gelap.
f. Tambahkan formalin 4% kedalam botol berisi sample tersebut
g. Lakukan pengamatan di bawah mikroskop stelah diawetkan beberapa hari
h. Catat hasil yang diperoleh dari pengamatan di bawah mikroskop.































IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum
Kelompok Pengulangan
Jenis
plankton
Lapang pandang Jumlah
1 2 3 4 5
1
1
Tidak ditemukan plankton 2
3
2
1
Rhizosolenia 1 1
Robusta
2 Tidak ditemukan plankton
3
Rhizosolenia 10
Robusta
Noctiluca 1 1
Planktoniela 5 5
3
1
Tidak ditemukan plankton 2
3
4
1
skeletonema 1 2 3
rhizosolenia 2 2
2
Tidak ada pengulangan
3
5


1 Rhizosolenia 2 1 2 5
2
Tidak ada pengulangan
3

4.2 Pembahasan
Dalam melakukan praktikum ataupun pengamatan tentu saja ada prosedur yang
harus di perhatikan dan dilakukan dengan benar. Dalam praktikum pengambilan,
pengawetan dan analisis sampel plankton ini ada beberapa prosedur yang harus
diperhatikan untuk melancarkan praktikum ataupun pengamatan. Yang pertama-
tama harus dilakukan dalam praktikum ini yaitu kita harus menentukan
karakteristik lokasi sampling. kemudian kita melakukan pengambilan sampel
plankton dengan botol secara horizontal/vertikal, usahakan penarikan melawan
arus air dengan kecepatan 10cm/detik. Pengambilan sampel air dilakukan sampai
200ml dengan, dan dimasukan kedalam botol gelap. Kemudian menyaring semua
sampel air ke dalam plankton net. Lalu masukkan sample plankton yang telah
diperoleh kedalam botol gelap. Selanjutnya tambahkan formalin 4% dan lugol
kedalam botol berisi sample tersebut. Setelah itu, melakukan pengamatan di
bawah mikroskop setelah diawetkan beberapa hari. Dan yang terakhir catat bila
perlu gambar hasil yang diperoleh dari pengamatan di bawah mikroskop.
Pengunaan botol gelap ini bertujuan agar plankton yang didapat tidak pecah
karena dengan mengunakan botol gelap sinar matahari yang masuk dalam botol
bisa diminamalisir.
Ditemukannya jenis-jenis fitoplankton dan zooplankton seperti pada tabel hasil
pengamatan tersebut yaitu dipengaruhi oleh tempat dimana di ambilnya sampel
plankton tersebut. Terjadinya perbedaan plankton yang ditemukan pada setiap
kelompok tersebut disebabkan karena pengambilan sampel dilakukan pada 5 titik
yang berbeda. Oleh karena itu jenis fitoplankton dan zooplankton yang ditemukan
oleh masing-masing kelompok berbeda-beda. Itu karena pada setiap titik ada
kemungkinan mempunyai substrat yang berbeda-beda. Sehingga jenis organisme
yang hidup di dalamnya juga berbeda-beda. Pada kelompok 1 dan 3 tidak
ditemukan plankton. Pada kelompok 2 ditemukn jenis plankton pad pengulangan
pertama yaitu Rhizosolenia robusta sebanyak 1 hanya pada lapang pandang 1,
kemudian pada pengulangan kedua tidak di temukan dan pada pengulangan ketiga
ditemukan ditemukan 3 spesies yaitu Rhizosolenia robusta sebanyak 10 pada
lapang pandang 1, Noctiuca sebanyak 1 pada lapangpangdang 2, Planktoniela
sebanyak 5 pada lapang pandang ke 3 dan pada lapang pandang 4 dan 5 tidak
ditemukan. Pada kelompok 4 ditemukan skeletonema sebanyak 1 pada lapang
pandang 1 dan sebanyak 2 pada lapang pandang 2 pengulangan pertama.
Pengulangan kedua tidak ditemukan. Pengulangan ketiga rhizosolenia 2 pada
pengulangan 2. Pada kelompok 5 ditemukan satu jenis spesies yaitu Rhizosolenia
pada pengulangan pertama, lapang pandang 1 sebanyak 2, lapang pandang 3
sebanyak 1, lapang pandang 5 sebanyak 1, dan pada lapang pandang 2 dan 4 tidak
ditemukan plankton.
Dalam pelaksanaan praktikum ini, kegagalan terjadi pada kelompok 1 dan 3.
Terjadinya kegagalan atau tidak ditemukannya fitoplankton maupun zooplankton
yaitu diakibatkan oleh beberapa hal, yang pertama yaitu penggunaan zat formalin
yang tidak sesuai dengan aturan atau prosedur, pengambilan plankton diperairan
terlalu dalam karena pada umumnya plankton hidup melayang dan mengapung,
Larutan formalin yang yang terlalu sedikit atau terlalu banyak dapat
mengakibatkan plankton terpecah, tidak ditutupnya botol sampel sehingga
plankton pecah. sehingga ketika di lakukan pengamatan tidak ditemukan plankton
pada sampel. Bisa juga kurangnya pengocokan pada sampel plankton juga dapat
menjadi akibat dari rusaknya sampel atau plankton mengendap di bagian dasar
botol.

KESIMPULAN

Dari praktikum dan dari data yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Pengambilan sampel plankton dengan menggunakan plankton net dapat
dilakukan dengan cara vertical ataupun horizontal.
2. Cara pengawetan sampel plankton yaitu dengan cara memasukan sampel
plankton ke dalam botol gelap dan menambahkan formalin 4% kedalamnya
dan lugol.
3. Fitoplankton merupakan plankton yang bersifat tumbuhan dan zooplankton
merupakan plankton yang bersifat hewani.
4. Fitoplakton berperan sebagai produktivitas primer perairan dan zooplankton
sebagai produktivitas sekunder serta sebagai konsumen primer dalam perairan.















DAFTAR PUSTAKA

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air
Daratan.Medan: USU Press
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut ; Aset Berkelanjutan
Pembangunan Indonesia. PT Gramedia Pustaka : Jakarta.
Koesoebiono, D.G. Bengen dan M. Hutomo.1997. Identifikasi Plankton.
Gramedia. Jakarta. 459 p
Nontji, Anugrah. 1993. Laut Nusantara. Jakarta. Djambatan
Nybakken,J.W. 1988. Biologi Laut suatu pendekatan ekologis. Gramedia, Jakarta.
Tomascik, T., Mah, A.J., Nontji, A., dan Moosa, M.K., 1997. The Ecologi
Of Indonesian Seas. Part two. The Ecologi of Indonesia Series. Volume
VII.
Romimohtarto Kasijan-Sri Juwana. 2001. Biologi Laut-Ilmu Pengetahuan
Tentang Biota Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai