Anda di halaman 1dari 12

Ginjal fungsi homeostasis

Azrin Agmalina 10-2012-327


Universitas Kristen KridaWacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11470
Program Studi Pendidikan Dokter 2013
Email : azrin.agmalina@yahoo.com
Pendahuluan
Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting system ekskresi dari tubuh kita
khususnya dalam mempertahankan keseimbangan (homeostatis). Fungsi ginjal begitu kompleks
dan juga mempunyai kaitan dengan organ vital kita lainnya. Ginjal membantu mempertahankan
komposisi cairan ekstraselular tubuh, dan meregulasi ion (misalnya Na
+
, K
+
, Ca , Mg
2+
), status
asam-basa, dan cairan tubuh. Ginjal juga memiliki fungsi endokrin. Plasma difiltrasi oleh kapiler
di glomerulus, dan komposisi filtrat akan dimodifikasi melalui reabsorpsi dan sekresi di nefron.
Rata-rata keluaran urin adalah ~1,5 L per hari, walaupun bisa berkurang hingga <1 L per harinya
dan meningkat hingga mendekati 20 L per hari. Karena ginjal kita sangat penting,maka
gangguan yang berlanjut terhadap fungsi ginjal akan berakibat besar pada seluruh tubuh. Bukan
hanya pada bagian ekskresi, tapi bisa mengganggu system lainnya juga yang sangat
membahayakan bagi keselamatan. Salah satu gangguan di ginjal yaitu batu ginjal. Batu ginjal
adalah batu yang terbentuk di ginjal dan bisa dalam perjalanan tersumbat di nefron ginjal,
ureter,atau kandung kemih.
Pembahasan
Struktur makroskopik ginjal
Ginjal terletak retro perineal. Bentuknya seperti kacang merah. Berat ginjal diperkirakan 0,5 %
dari berat badan dn panjangnya kira-kira 10cm.
1
Ginjal terletak pada kedua sisi kolumna
vertebralis, di belakang peritoneum. Arteri dan vena renalis, limfatik, dan saraf memasuki ginjal
melalui hilus, tempat munculnya pelvis renalis yang akan menjadi ureter. Ginjal dikelilingi oleh
jaringan fibrosa kapsul ginjal. Di bagian dalam, ginjal memiliki korteks bagian luar berwarna
gelap yang mengelilingi medula yang berwarna lebih terang, yang berisi lobus-lobus triangular
atau piramid. Korteks berisi glomerulus dan tubulus proksimal dan tubulus distal dari nefron,
sedangkan ansa Henle dan duktus kolektivus turun ke dalam medulla. Setiap ginjal mengandung
~800.000 nefron. Duktus kolektivus menjadi satu di papila pada apeks setiap piramid, dan
mengosongkan isinya ke dalam kaliks dan kemudian ke pelvis renalis. Urin akan didorong
melalui ureter ke kandung kemih oleh peristalsis.
2
Ginjal dibungkus oleh:
1. Capsula fibrosa
Hanya menyelubungi ginjal dan mudah dikupas. Capsula fibroa ini tidak
membungkus gl. Supra renalis.
2. Capsula adipose
Mengandung banyak lemak, membungkus ginjal dan glandula supra renalis. Capula
adipose di bagian depan(anterior) lebih tipis dari pada bagian belakang(posterior).
Ginjal dipertahankan pada tempatnya oleh fascia adipose. Pada keadaan tertentu
capsula fibroa dan capsula renalis kendor sehingga ginjal turun, yang disebut
nephroptosis.
3. Fascies renalis
Terletak di luar capsula fibrosa. Terdiri dari dua lembar. Fascia prerenali di bagian
depan dan fascies retrorenalis di bagian belakang. Kedua lembar fascies renalis ke
caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu, sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah,
oleh karena itu sering terjadi ascending infection.
Ginjal diperdarahi oleh a.renalis. perjalanan vaskularisai ginjal dapat diuraikan sebagai berikut:
3
1. Arteri Renalis ,cabang aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal 1-2. A. renalis
kanana lebih panjang daripada a. renalis kiri karena haru menyilang v. cava inferior di
belakangnya. A. renalis mauk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan
mempercabangkan dua cabang besar. Cabang yang pertama berjalan ke depan ginjal
dan mendarahi ginjal bagian depan. Sedangkan cabang yang kedua berjalan ke
belakang ginjal dan mendarahi ginjal bagian belakang. Cabang yang menuju ke
bagian depan ginjal lebih panjang dari pada cabang yang menuju bagian belakang
ginjal. Kedua cabang a. renalis bagian depan dan bagian belakang akan bertemu di
lateral, pada garis tengah ginjal atau diebut garis Broedel. Pembedahan ginjal di
lakukan pada garis Broedel karena perdarahannya minimal. Arteri renalis berjalan di
antara lobu ginjal dan bercabang menjadi a. interlobari
2. A. interlobaris, pada perbatasan cortex dan medulla akan bercabang menjadi a.arcuata
yang akan mengelilingi cortex dan medulla, sehingga disebut a.arciformis.
3. A. arcuata yang kemudian mempercabangkan a. interlobulari dan berjalan sampai
tepi ginjal (cortex) kemudian mempercabangkan vasa afferens di glomerolus, dan
dalam glomerolus membentuk anyaman/ pembuluh kapiler, sebagai vasa efferens.
4. A. interlobularis
Pembuluh balik pada ren mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler dan
kemudian berkumpul ke dalam v. interlobaris atau vena stellatae. Dari v. interlobularis
bergabung V. arcuata, lalu menuju v. interlobaris, menuju v. renalis, dan berakhir di V. Cava
inferior.
Struktur mikroskopik ginjal
Satuan fungsional ginjal adalah tubuli uriniferus yang terdiri atas nefron dan ukuran koligens
yang menapung curahan nefron. Di bagian korteks setiap ginjal, terdapat jutaan nefron. Nefron
terdiri atas dua kemponen, yaitu korpuskulum renal dan tubuli renal. Korpuskulum renal terdiri
atas satu kelompok kapiler yang disebut glomerulus yang dikelilingi dua lapis sel epitel yang
disebut kapsul glomerular (Bowman). Lapisan viseral pada kapsul ini terdiri atas sel-sel epitelial
khusus bercabang yang disebut podosit yang berdekatan dan membungkus kapiler glomerulus.
Lapisan luar kapsul Bowman adalah lapisan perietalyang terdiri atas lapisan sel epitel gepeng.
2,4

Terdapat dua jenis nefron pada ginjal. Nefron kortikal terletak di korteks ginjal. Nefron
jukstamedulatikal terletak di dekat batas korteks dan medula ginjal. Semua nefron berpatisipasi
dalam pembetukan urine. Nefron jukstamedulatikal membuat lingkungan hipertonik di
interstisium medula ginjal. Lingkungan hipertonik ini diperlukan untuk memproduksi urine pekat
(hipertonik). Korpuskulum renal adalah segmen awal setiap nefron. Di sini, darah disaring
melalui kapiler-kapiler glomerulus dan filtratnya ditampung di dalam rongga kapsular yang
terletak di antara lapisan parietal dan viseral kapsul Bowman. Setiap korpuskulum renal
mempunyai kutub baskular yang merupakan tempat keluar masuknya pembuluh darah dari
glomerulus. Di ujung yang berlawanan, terdapat kutub urinarius yang merupakan tempat tubulus
kontortus proksimal berawal. Penyaringan darah difasilitasi oleh endotel glomerulus. Endotel ini
berpori (berfenestra, bertingkap) dan sangat permeabel untuk banyak substansi darah, namun
tidak untuk elemen-elemen berbentuk atau protein plasma. Jadi, filtrat glomerular yang
memasuki ruang kapsular itu serupa dengan plasma, kefcuali tidak ada protein.
Tubulus proksimal: berkonvolusi (berkelok-kelok) saat keluar dari kapsula Bowman, tetapi
menjadi lurus sebelum menjadi ansa Henle bagian desendens di medula. Dinding tubulus
proksimal tersusun dari sel epitel kolumnar dengan brush-border mikrovili pada permukaan
lumen yang meningkatkan luas permukaan hingga ~40 kali lipat. Tight junction (persambungan
erat) yang berada di dekat sisi lumen membatasi difusi melalui celah antarsel. Sisi basal atau
peritubulus sel menunjukkan adanya interdigitasi, yang meningkatkan luas permukaan.
Terminologi rongga interselular lateral seringkali digunakan untuk menyebutkan ruang di antara
interdigitasi dan membran basal dan di antara dasar sel-sel yang berdekatan. Fungsi utama
tubulus proksimal adalah reabsorpsi.
Ansa Henle: bagian tipis (tebal ~20um) terbentuk dari sel-sel skuamosa tipis , tanpa mikrovili.
Ansa Henle asendens tebal memiliki sel epitel kolumnar yang serupa dengan tubulus proksimal,
namun dengan sedikit mikrovili. Pada titik dimana ansa berhubungan dengan aparatus
jukstaglomerulus, setelah memasuki korteks kembali, dinding ansa terbentuk dari sel makula
densa yang telah dimodifikasi. Ansa Henle penting untuk produksi urin yang pekat.
Tubulus distal : secara fungsional serupa dengan duktus kolektivus kortikal. Keduanya
mengandung sel-sel yang serupa dengan sel-sel pada ansa Henle asendens tebal. Di duktus
kolektivus, sel-sel prinsipal terletak berselang-seling dengan sel interkalasi yang memiliki
morfologi dan fungsi berbeda; susunan ini berperan untuk keseimbangan asam-basa. Duktus
kolektivus berperan penting dalam homeostasis air.
2,4

Aparatus Jukstaglomerular: Di dekat korpuskulum renal dan tubulus kontortus distal terdapat
sekelompok sel khusus yang disebut aparatus jukstaglomerular. Aparatus ini terdiri atas sel-sel
jukstaglomerular dan makula densa. Sel-sel jukstaglomerular adalah sekelompok sel otot polos
yang telah dimodifikasi, terletak di dinding arteriol aferen sebelum memasuki kapsul glomerular
membentuk glomerulus. Makule densa adalah sekelompok sel pada disertai sel jekstaglomerular.
Sel-sel jekstaglomerular dan makula densa secara fungsional terintegrasi untuk fungsi ginjal
yang sebenarnya.
4

Korteks dan Piramid: Ginjal dibagi atas daerah luar, yaitu korteks dan daerah dalam, yaitu
medula. Korteks ditutup oleh simpai jaringan ikan dan jariangan ikat perienal, dan jaringan
lemak. Di dalam korteks terdapat tubuli kontortus, glomeruli, tubuli lurus, dan berkas medula.
Korteks juga mengandung korpuskulum renal (kapsul glomerular [Bowman] dan glomeruli),
tubuli berkas medular mengandung bagian-bagian lurus nefron dan duktus koligens. Berkas
medula tidak meluas ke dalam kapsul gunjal karena ada zona sempit tubuli kontorti. Medula
dibentuk oleh sejumlah piramid renal. Dasar setiap piramid menghadap korteks dan apeksnya
mengarah ke dalam. Apeks piramid renal membentuk papila yang terjulur ke dalam kaliks minor.
Medula juga mengandung Ansa Henle (tubuli proksimal pars dasendens atau bagian lurus,
segmen tipis dan tubuli distal pars andensen atau bagian lurus) dan duktus koligens. Duktus
koligens bergabung di medula membentuk duktus papilaris yang besar. Papila biasanya ditutupi
epitel selapis silindris. Saat epitel ini berlanjut ke dinding luar kaliks, epitel ini menjadi epitel
transisional. Di bawah epitel, terdapat selapis tiris jaringan ikat dan otot polos (tidak tampak)
yang kemudian menyatu dengan jaringan ikat sinus renalis. Di dalam sinus renalis di antara
piramid, terdapat cabang-cabang arteri dan vena renalis, yaitu pembuluh interlobaris. Pembuluh
ini memasuki ginjal, kemudian melengkung menyusuri dasar piramid pada taut korteks-medula
sebagai arteri arkuata. Pembuluh arkuata mencabangkan arteri dan vena interlobular yang lebih
kecil. Arteri arkuata berjalan secara radial menuju korteks ginjal dan mencabangkan banyak
arteri aferen glomerular di glomeruli.
Fungsi ginjal
1. Pengeluaran zat sisa organik. Ginjal mengekskresi urea, asam urat, kreatinin, dan
produk penguraian hemoglobin dan hormon.
2. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting. Ginjal mengekskresi ion natrium, kalium,
kalsium, magnesium, sulfat, dan fosfat. Ekskresi ion-ion ini seimbang dengan asupan
dan ekskresinya melalui rute lain, seperti pada saluran gastrointestinal atau kulit.
3. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh. Ginjal mengendalikan ekskresi ion
hidrogen (H
+
), bikarbonat (HC0
3
-
), dan amonium (NH
4
+
) serta memproduksi urine
asam atau basa, bergantung pada kebutuhan tubuh.
4. Pengaturan produksi sel darah merah. Ginjal melepas eritropoietin, yang mengatur
produksi sel darah merah dalam surasum tulang.
5. Pengaturan tekanan darah. Ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi
pengaturan tekanan darah, dan juga memproduksi enzim renin. Renin adalah
komponen penting dalam mekanisme renin-angiotensin-aldosteron, yang
meningkatkan tekanan darah dan retensi air.
6. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino
darah. Ginjal, melalui ekskresi glukosa dan asam amino berlebih, bertanggung jawab
atas konsentrasi nutrien dalam darah.
7. Pengeluaran zat beracun. Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan makanan,
obat-obatan, atau zat kimia asing lain dari tubuh.

Tubulus proximal
Sebagian besar glukosa, asam amino, fosfat, dan bikarbonat direabsorpsi di tubulus proksimal.
bersama dengan 60-70% Na
+
, K
+
, Ca , ureum, dan air. Natrium. Konsentrasi Na
+
di filtrat adalah
~140 mmol/L, tetapi pada sitosol sel epitel konsentrasi Na
+
ini jauh lebih rendah (~10-20
mmol/L), yang juga bermuatan negatif. Oleh karena itu, gradien elektrokimia mendukung
pergerakan ion Na
+
dari filtrat ke dalam sel, sehingga memberikan gaya dorong untuk transpor
sekunder zat-zat lainnya. Sekitar 80% Na
+
yang memasuki sel tubulus proksimal ditukar dengan
H
+
(antiporter Na
+
-H
+
). Sekresi ion H
+
di tubulus proksimal berperan kritis pada reabsorpsi
HC0
3
-
(Gambar 3a). Na
+
dikeluarkan dari sel tubulus oleh pompa Na
+
terutama di membran
basolateral, sehingga Na
+
ditranspor ke cairan interstisial. Akan tetapi, hanya ~20% Na
+
yang
ditranspor yang akan berdifusi ke kapiler, karena adanya aliran balik yang signifikan ke dalam
tubulus melalui jalur paraselular. Air tidak direabsorpsi secara aktif. Karena Na
+
dan HC0
3
-

ditranspor keluar dari tubulus ke cairan interstisial peritubulus, maka osmolalitas cairan
interstisial peritubulus akan meningkat, sedangkan osmalalitas cairan tubulus berkurang.
Perbedaan tekanan osmotik ini menyebabkan reabsorpsi air melalui jalur transelular dan jalur
paraselular. Reabsorpsi air meningkatkan konsentrasi Cl
-
, K
+
, Ca , dan ureum di dalam tubulus,
sehingga akan terjadi difusi menuruni gradien konsentrasi ke rongga peritubulus, sebagian besar
melalui jalur paraselular, walaupun Ca
2+
mungkin melalui jalur transelular. Permeabilitas
terhadap Cl
-
meningkat pada dua pertiga akhir tubulus proksimal, sehingga memfasilitasi
reabsorpsi Cl
-
. Hal ini menyebabkan lumen tubulus menjadi lebih positif, dan meningkatkan
reabsorpsi kation. Karena reabsorpsi Na
+
, Cl
-
, K
+
, Ca , dan ureum di tubulus proksimal terjadi
bersamaan dengan reabsorpsi air, maka konsentrasi (dan osmolalitas total)nya pada cairan yang
meninggalkan tubulus proksimal akan serupa dengan konsentrasi (dan osmolalitas total)-nya
pada filtrat dan plasma, walaupun kuantitas dan volume cairan total berkurang hingga ~70%.
Glukosa direabsorpsi secara kotranspor dengan Na
+
melintasi membran apikal sel epitel, dan
kemudian berdifusi keluar sel ke interstisium peritubulus. T
m
glukosa adalah ~380 mg/menit
(~21 mmol/menit), dan ambang batas ginjal adalah ~11 mmol/L. Adanya glukosa di urin
menunjukkan hiperglikemia (tingginya glukosa plasma), suatu tanda diabetes melitus. Asam
amino direabsorpsi oleh beberapa simporter terkait-Na
+
, yang spesifik untuk asam, basa, dan
asam amino netral. Fosfat dikotranspor dengan Na
+
melintasi membran apikal sel epitel. T
m

fosfat mendekati beban terfiltrasi, sehingga peningkatan konsentrasi fosfat dalam plasma akan
menyebabkan ekskresi. Reabsorpsi fosfat diturunkan oleh hormon paratiroid. Asam dan basa
organik. Zat ini meliputi metabolit-metabolit (misalnya garam empedu, urat, oksalat) dan obat-
obatan (misalnya PAH, penisilin, aspirin), dan semuanya disekresi. Asam organik ditranspor dari
cairan peritubulus ke sel tubulus secara kotranspor dengan Na
+
, dan berdifusi ke tubulus untuk
ditukar dengan anion (misalnya Cl
-
, HC0
3
-
). Basa organik secara aktif diekstrusi (dikeluarkan)
dari membran apikal dan ditukar dengan Na
+
atau H
+
.
Ansa henle dan nefron distal

Gambar 4. a, Pemekatan urin: ansa Henle dan nefron distal. b, Ansa Henle asendens tebal. c,
Penggandaan arus balik (counter-current multiplier) akan menangkap Na
+
dan Cl
-
. d, Kapiler
vasa rekta. e, Tubulus distal/duktus kolektivus; reabsorpsi ADH dan air. f, Sekresi K
+
dan
reabsorpsi Na
+
di tubulus distal. g, Reabsorpsi Ca
2+
di tubulus distal.

Di ansa Henle dan nefron distal terjadi pemekatan urin melalui terbentuknya osmolalitas tinggi
di medula, yang akan menggerakkan reabsorpsi air dari duktus kolektivus. Nefron distal juga
meregulasi ekskresi K
+
dan Ca dan meregulasi status asam-basa. Cairan yang memasuki bagian
desendens ansa Henle bersifat isotonik dengan plasma (~290 mosmol/kgH
2
0). Terbentuknya
osmolalitas yang tinggi di medula bergantung pada perbedaan permeabilitas terhadap air dan
solut di berbagai regio yang berbeda, transpor aktif ion pada bagian asendens tebal, dan adanya
pengganda arus balik (counter-current multiplier). Bagian desendens tipis permeabel terhadap
air tetapi tidak permeabel terhadap ureum, sedangkan bagian asendens tidak permeabel terhadap
air tetapi permeabel terhadap ureum (Gambar 4a); bagian ini juga sangat permeabel terhadap ion
Na
+
dan Cl
-
. Bagian asendens tebal secara aktif mereabsorpsi Na
+
dan Cl
-
dari cairan tubulus
dengan menggunakan kotransporter Na
+
-K
+
-2Cl
-
apikal. Na
+
ditranspor terutama melintasi
membran basolateral oleh pompa Na
+
(beberapa oleh kotranspor Na
+
-HC0
3
-
), dan Cl
-
melalui
difusi (Gambar 4b). K
+
keluar lagi ke lumen melalui kanal K
+
apikal, menciptakan muatan positif
yang menggerakkan reabsorpsi kation (Na
+
, K
+
, Ca
2+
, Mg
2+
) melalui jalur paraselular. Karena
bagian asendens tebal tidak permeabel terhadap air, reabsorpsi ion mengurangi osmolalitas
cairan tubulus (hingga ~90 mosmol/ kgH
2
O) dan meningkatkan osmolalitas cairan interstisial,
sehingga menciptakan perbedaan osmotik sebesar ~200 mosmol/kgH
2
O.
Counter-current multiplier (Gambar 4c). Peningkatan osmolalitas menyebabkan air berdifusi
keluar dari bagian desendens, dan sejumlah Na
+
dan Cl
-
berdifusi ke dalam, sehingga cairan
tubulus menjadi pekat (Gambar 4c). Begitu cairan yang pekat ini mengalir turun, cairan berjalan
ke arah yang berlawanan dengan cairan yang kembali dari regio dengan osmolalitas yang masih
lebih tinggi di medula bagian dalam. Pengaturan arus balik (counter-current) ini menciptakan
gradien osmotik, yang menyebabkan Na
+
dan Cl
-
berdifusi keluar dari bagian asendens
(mengencerkan/menurunkan konsentrasi cairan asendens), dan air berdifusi keluar dari bagian
desendens (lebih memekatkan/meningkatkan konsentrasi cairan desendens). Efek ini diperkuat
oleh fakta bahwa bagian asendens tidak permeabel terhadap air, tetapi sangat permeabel terhadap
Na
+
dan Cl
-
, dan juga dengan daur ulang ureum di antara duktus kolektivus dan bagian
asendens, sehingga merupakan kontribusi penting untuk konsentrasi urin. Pada ujung ansa Henle,
cairan interstisial dapat mencapai osmolalitas sebesar ~1400 mosmoI/kgH
2
O, karena bagian
NaCl dan ureum sama. Pasokan darah ke medula dicegah agar tidak menghilangkan gradien
osmotik antara korteks dan medula oleh pengaturan penukar arus balik (counter-current
exchanger) pada kapiler vasa rekta (Gambar 4d). Vasa rekta juga mengeluarkan air yang
direabsorpsi dari ansa Henle dan duktus kolektivus medula. Harus diperhatikan bahwa O
2
dan
CO
2
juga dipertahankan, sehingga, pada medula bagian dalam, Po
2
rendah dan Pco
2
tinggi.

Tubulus distal dan duktus kolektivus (duktus colligent)
Cairan yang memasuki tubulus distal bersifat hipotonik (~90 mosmol/kgH
2
O). Tubulus distal dan
duktus kolektivus kortikal tidak permeabel terhadap ureum. Saluran ini juga tidak permeabel
terhadap air, kecuali jika terdapat hormon antidiuretik (antidiuretic hormone, ADH,
vasopressin), yang menyebabkan menyisipnya kanal air (aquaporin) ke membran apikal
(Gambar 4e). Dengan adanya ADH, air akan berdifusi ke interstisium korteks ginjal, dan cairan
tubulus menjadi pekat, mencapai osmolalitas maksimum sebesar ~290 mosmol/kgH
2
O (yaitu
isotonik dengan plasma). Namun demikian, cairan tubulus berbeda dari plasma karena
banyaknya ion Na
+
, K
+
, Cl
-
, dan HC0
3
-
yang telah direabsorpsi, dan digantikan oleh ureum.
Cairan ini menjadi pekat ketika air direabsorpsi, karena tubulus distal dan duktus kolektivus
kortikal tidak permeabel terhadap ureum. Duktus kolektivus medula juga menjadi permeabel
terhadap air jika terdapat ADH. Air direabsorpsi karena tingginya osmolalitas interstisium
medula (Gambar 4a). Oleh karena itu, pada kondisi dengan stimulasi ADH maksimum,
osmolalitas akhir urin dapat mencapai 1400 mosmol/kgH
2
O; jika tidak ada ADH, urin akan
encer (~60 mosmol/kgH
2
O). Walaupun hanya 15% nefron yang memiliki ansa Henle yang
sampai ke medula bagian dalam, dan juga berkontribusi terhadap tingginya osmolalitas medula,
duktus kolektivus semua nefron akan melewati medula dan oleh karena itu akan memekatkan
urin. Duktus kolektivus medula permeabel terhadap ureum, yang akan berdifusi menuruni
gradien konsentrasi ke dalam medula dan kemudian ke bagian asendens ansa Henle (Gambar 4a).
Ureum akan menjadi 'terperangkap' dan sebagian akan didaur ulang, sehingga konsentrasi yang
tinggi tetap dipertahankan dan memberikan ~50% osmolalitas medula. ADH akan meningkatkan
permeabilitas duktus kolektivus medula terhadap ureum, sehingga reabsorpsinya juga meningkat
dengan aktivasi uniporter epitel (difusi terfasilitasi); hal ini akan lebih meningkatkan
osmolalitas medula dan memungkinkan produksi urin yang lebih pekat. Sebagian besar kalium
telah direabsorpsi sesampainya di tubulus distal, dan dengan demikian ekskresi kalium diregulasi
oleh sekresi pada tubulus distal bagian akhir. K
+
ditranspor secara aktif ke sel prinsipal oleh
pompa Na
+
basolateral, dan disekresi secara pasif melalui kanal K
+
dan kotranspor K
+
-Cl
-

(Gambar 4f). Jadi, sekresi terjadi karena gradien konsentrasi di antara sitosol dan cairan dalam
lumen tubulus. Akan tetapi, K
+
yang disekresi akan mengurangi gradien kecuali jika terus
dialirkan, sehingga ekskresi K
+
meningkat jika aliran lumen tubulus meningkat. Jadi,
diuretik seringkali menyebabkan hilangnya K
+
. Sekresi K
+
meningkat karena pengaruh
aldosteron, yang meningkatkan aktivitas pompa Na
+
dan permeabilitas membran apikal
terhadap K
+
. Gangguan homeostasis K
+
seringkali berhubungan dengan gangguan asam-basa.
Reabsorpsi kalsium di tubulus distal diregulasi oleh hormon paratiroid (parathyroid hormone,
PTH) dan 1,25-dihidroksikolekalsiferol (bentuk aktif vitamin D). PTH akan mengaktivasi
kanal masuk Ca
2+
di membran apikal epitel, dan Ca
2+
-ATPase basolateral yang juga diaktivasi
oleh 1,25-dihidroksikolekalsiferol. Pembuangan Ca
2+
dibantu oleh antiporter Na
+
-Ca . Protein
pengikat Ca
2+
mencegah peningkatan berlebihan Ca
2+
bebas dalam sitosol (Gambar 4g). PTH
juga menginhibisi reabsorpsi fosfat.

Batu ginjal
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk diginjal dan bisa dalam perjalnan di ginjal, ureter,atau
kandung kemih. Penumpukan massa terjadi karena ada kalsium oksalat,yang terkandung di kopi
,teh ,soda .. kalsium oksalat zat sulit yang mengalir di ginjal atau ureter. minum banyak kalsium
oksalat akan terjadi penumpukan d ginjal dan tersumbat maka terjadilah pembentukn batu
ginjal.. pembentukan batu ginjal bisa juga karena faktor keturunan bisadicegah dengan pola
sehat, dehidrasi dan kurang minum bisa juga terjadi penumpukan batu ginjal. Terjadinya infeksi
atau buang air kecil kurang teratur dapat mempengaruhi pembentukan batu ginjal. Kadang
munculnya batu ginjal terjadi di saat kadar kalsium dalam darah meninggi secara tidak normal,
juga jika kelenjar paratiroid kelebihan memproduksi air seni. Terkadang, batu tersebut dapat
terbentuk ketika tingkat asam urat dalam darah terlalu tinggi, biasanya karena terlalu banyak
makan daging. Terlalu banyak mengkonsumsi kalsium dan oksalat serta kurang minum sering
diasosiasikan dengan pembentukan batu ginjal ini. Pada banyak kasus yang ada,
penyebabnyatidak diketahui secara pasti. Batu ginjal dapat menyebabkan peradangan infeksi,
pendarahan, sakit pada saat buang air kecil, atau kencing tidak lancar. Batu yang kecil cenderung
mengalir. menuju kandung kemih melalui ureter, biasanya diikuti rasa sakit bagi penderitanya.
Kolik, nyeri yang amat sangat dirasakan penderita, yang disebabkan oleh batu biasanya
membutuhkan satu atau lebih suntikan penahan rasa sakit. Rasa sakit dapat muncul tiba -tiba
sehabis berolah raga. Ketika batu telah berada di dalam kandung kemih, biasanya hanyut
bersama air seni begitu saja dan rasa sakit hilang begitu saja. Jika batunya terlalu besar, maka
perawatan lanjutan akan diperlukan. Baik berupa operasi atau litotripsi, yakni suatu prosedur
yang mempergunakan kejutan gelombang listrik untuk memecahkan batu tersebut.
Kesimpulan







Daftar pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.1
th
ed. Jakarta: EGC;2003. p. 322-36.
2. Ward J, Clarke R, Linden R. At a glance fisiologi. Jakarta: Erlangga, 2007.h.62-73.
3. Snell RS. Anatomi klinis untuk mahasiswa kedokteran, Edisi 6. Jakarta: Penerbit EGC;
2006. h. 339.
4. Eroschenko, Victor P. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9.
Jakarta: EGC, 2003.h.247-55.

Anda mungkin juga menyukai