Anda di halaman 1dari 4

Sebelumnya saya ingin menceritakan terlebih dahulu mengenai

latar belakangnya pak. Jadi di lapangan kami ini, ada beberapa


sumur yang dihubungkan dengan Trunkline untuk menuju ke
Stasiun Pengumpul. Namun, tekanan di wellhead masing-masing
sumur di beberapa tempat menunjukkan variasi di tekanannya.
Ada sumur dengan tekanan tinggi ada juga sumur dengan tekanan
yang tidak terlalu tinggi. Karena semua sumur ini masuk ke dalam
satu Trunkline menuju ke Stasiun Pengumpul, maka ada masalah
yang berhubungan dengan produksi.

Untuk saat ini suspectnya adalah mengenai Backpressure. Yaitu
sumur yang memiliki tekanan yang tidak terlalu tinggi tidak bisa
mengalirkan fluida hingga ke Trunkline. Dan seolah-olah sumur
tersebut tidak berproduksi.

Yang saya ingin tanyakan apakah pompa angguk ataupun Electric
Submersible Pump itu tidak dapat menyesuaikan seperti dengan
performance curve, dimana pompa akan selalu menyesuaikan
tekanan discharge supaya fluida tetap mengalir ke trunkline?
Karena yang saya tau mengenai cara kerja centrifugal pump, yaitu
pompa akan menyesuaikan tekanan discharge untuk sesuai
dengan pressure yang ada pada system di discharge sehingga
tetap bisa mengalirkan fluida ke trunkline dengan penyesuaian
flow seperti tertera pada pump performance curve.

Apabila memang semua pompa di wellhead bekerja seperti yang
saya ceritakan seharusnya tidaklah mungkin ada masalah
terhentinya aliran dari sumur akibat pengaruh tekanan tinggi dari
sumur yang lain.

Mohon koreksinya apabila ada yang salah.

Terima Kasih,


Tanggapan - Elwin Rachmat

Sucker rod pump atau pompa angguk adalah positive
displacement pump, tekanannya bervariasi secara perodik. Tinggi
waktu upstroke dan rendah pada saat downstroke. ESP adalah
multi stage centrifugal pump, tekanannya konstan.

Masalah yang sebenarnya adalah trunkline sudah saturated untuk
produksi sumur yang berhubungan sehingga tekanan pada
manifold sudah terlampau tinggi untuk beberapa sumur. Tekanan
yang tinggi pada manifold akan menurunkan produksi semua
sumurnya.

Saya kurang tahu apakah battery limit dari posisi anda sebagai
proses engineer diperusahaan anda apakah mulai manifold inlet
manifold sebelum production separator, ataukah termasuk juga
flowline dan well manifold. Untuk kasus pertama, tanggung jawab
keseluruhan ada pada petroleum engineer yang mengurus
optimasi produksi dan artificial lift. Baiknya anda membaca alinea
berikut sebagai pengetahuan. Untuk kasus kedua, silahkan ikuti
tulisan saya berikut.

Silahkan bekerja sama dengan petroleum engineer yang incharge
tentang artificial lifts (sucker rod pump dan ESP) sumur
bersangkutan. Tanya apakah sebagian atau semua sumur masih
dapat dinaikkan produksinya dengan mengoptimasi sebagian atau
semua pompa, bila tekanan pada manifold dapat diturunkan.
Anda sendiri perlu menghitung berapa banyak tekanan pada
manifold dapat dikurangi dengan menambah (atau memperbesar)
trunk line. Jangan dilupakan bila ada penambangan sumur pada
manifold yang sama. Hitung ulang tekanan pada manifold dengan
kenaikan produksi yang dihitung petroleum engineer, dan
informasikan/konfrimasikan tekanan manifold yang baru pada
manifold. Trunk line untuk sumur ESP baiknya dipisahkan dari
sumur sucker rod agar tidak terganggu tekanan yang bervariasi
dan lifetime ESP bertambah. Kemudian hitung biaya yang akan
dikeluarkan untuk menurunkan tekanan manifold serta biaya dari
petroleum untuk optimasi pompa. Bila kenaikan produksi cukup
ekonomis untuk menutupi semua biaya, usulkan kepada atasan
anda dan atasan petroleum engineer untuk melaksanakan semua
perhitungan yang sudah dilakukan.

Saran saya yang lain adalah minta kepada atasan untuk mengikuti
pelatihan tentang artificial lift dan nodal analysis. Sering sering
berdiskusilah dengan petroleum engineer untuk segala macam
kendala produksi dari sumur yang anda hadapi.

Selamat bekerja semoga produksi dapat dioptimasi.

Anda mungkin juga menyukai