Anda di halaman 1dari 33

4- PEKERJAAN PERSIAPAN

Ketika sebuah proyek sudah memasuki tahap pelaksanaan, maka pekerjaan


yang pertama kali harus dilakukan adalah persiapan yang terdiri dari :

4.1 Main Schedule atau Jadwal Pelaksanaan Keseluruhan
Main schedule biasanya sudah merupakan lampiran dalam dokumen
kontrak, tetapi dalam proses selama pelaksanaan dapat dirubah asalkan
tanggal akhir pelaksanaan tetap. Main schedule ini biasanya berupa bar
chart dan time grid diagram / net work planning, ataupun bentuk-bentuk
lain.
Diagram Batang. Diagram ini sangat sederhana dan mudah digunakan
untuk mengontrol kemajuan pekerjaan. Biasanya dilengkapi dengan
prestasi dari masing-masing kegiatan pada kolom waktu sehingga dapat
dibuat pula grafik prestasinya terhadap waktu. Dengan demikian dapat
digambarkan grafik presatasi (Kurva S) untuk rencana dan kenyataan. Jika
grafik prestasi kenyataan dibawah grafik rencana berarti proyek terlambat,
dan begitu pula sebaliknya.

PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo 1
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo 2
Untuk bagungan gedung bertingkat tinggi, dapat menggunakan
penjadwalan secara matriks. Sumbu horisontal adalah kegiatan pekerjaan
dan sumbu vertikal adalah nomor lantai. Setiap kotak ditulis data-data
mengenai tanggal mulai rencana, tanggal mulai kenyataan, tanggal selesai
rencana, tanggal selesai kenyataan, durasi rencana dan durasi kenyataan.
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo 3
Metode Jalur Kritis (Critical Path Method). Dengan metode jalur kritis kita
harus membagi suatu proyek menjadi bagian-bagian kegitan yang sejenis
atau sekelompok kegiatan. Masing2 bagian kegiatan kita perhitungka
waktu penyelesaiannya. Juga harus ditentukan uratan pekerjaannya.
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo 4
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo 5
Metode Diagaram Kisi Waktu (Time-Grid Diagram). Pada metode ini anak
panah menunjukkan urutan kegiatan dan panjang anak panah
menunjukkan durasi. Garis vertikal menunjukkan urutan pekerjaan. Garis
putus-putus horisontal menunjukkan waktu luang.
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo 6
4.2 Detailed Schedule
Detailed schedule adalah jadwal pelaksanaan dari bagian-bagian
pekerjaan sesuai urutannya dalam main schedule yang dibuat dalam
bulanan, mingguan, dan harian untuk pegangan para pengawas/pelaksana
lapangan
4.3 Material Schedule
Material schedule adalah jadwal kebutuhan material, jadwal pemakaian
material, dan jadwal kedatangan material
4.4 Equipment Schedule
Equipment schedule adalah jadwal kebutuhan peralatan, jadwal
pemakaian peralatan, dan jadwal kedatangan peralatan

PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo 7
4.5 Man Power Schedule
Man power schedule adalah jadwal kebutuhan tenaga kerja mulai dari
pekerja sampai manager
4.6 Metode Kerja Pelaksanaan
Metode kerja pelaksanaan adalah metode kerja dari seluruh kegiatan dari
bagian-bagian pekerjaan, sebagai contoh, metode kerja bagian penggalian
tanah, pengecoran beton, dewatering, dll. Metode kerja ini harus jelas
urutan kerjanya, penggunaan jenis dan kapasitas alat, kombinasi alat,
pengamanan pekerjaan, jadwal kerja, letak alur dari jalan kerja
pengangkutan dan gambar-gambar sketsa yang jelas. Metode kerja dari
masing-masing bagian tersebut kemudian digabungkan menjadi Usulan
Metode Kerja dari Kegiatan Pekerjaan Keseluruhan.
Salah satu metode kerja yang harus dilakukan adalah penentuan Access
Road (Jalan Masuk). Untuk keperluan transportasi/pengangkutan raw
material, fabricated material, peralatan dan lain-lain, maka diperlukan
access road yang cukup memadai, baik lebarnya maupun kekuatan
strukturnya

PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo 8
Access Road ini ditinjau dari lokasinya ada 2, yaitu :
1. Off Site Access
Jaringan jalan yang ada di luar lokasi dimanfaatkan sebagai access road. Untuk ini
perlu diketahui :
o Apakah ada yang perlu pelebaran
o Apakah ada yang perlu perkuatan
o Apakah ada peraturan lalu lintas atau peraturan daerah yang perlu
diperhatikan
2. On Site Access
Di dalam lokasi sendiri diperlukan juga jalan untuk transportasi dan pergerakan
dari peralatan yang digunakan. On site access ini perlu direncanakan sebaik-
baiknya, terutama untuk menghindari gangguan yang ada di dalam lokasi seperti :
o Gangguan di atas (over head obstruction)
o Gangguan di permukaan tanah (graund obstruction)
o Gangguan di bawah tanah (underground obstruction)


PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo 9
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
10
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
11
4.6 Job Lay Out / Site Plan
Lahan pada lokasi proyek perlu direncanakan sebaik-baiknya untuk
keperluan menampung dan mengatur seluruh kegiatan yang ada di lokasi
meliputi :
Bangunan Permanen
Kantor-kantor : kantor owner, konsultan dan kontraktor
Gudang (terbuka dan tertutup) : pasir, kerikil, batu bata, semen, besi, dll
Barak kerja / tempat fabrikasi : pekerjaan kayu, besi, dan stone crusher (jika
ada)
On site access
Lokasi bengkel dan penyimpanan kendaraan dan alat berat
Lokasi genset
Fasilitas-fasilitas kerja lain, seperti car wash, kamar mandi & WC.

PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
12
4.6 Pagar Keliling
Untuk menghindari masuknya orang umum yang dapat membahayakan
dirinya dari alat-alat berat yang sedang bekerja, untuk keamanan dan
untuk memberi batas yang jelas dari wewenang proyek.
4.7 Membangun Bangunan Sementara
Site office, bedeng pekerja, gudang, rumah genset, dll.
4.8 Shop Drawing
Gambar kerja secara detail dari masing-masing elemen struktur dan
gambar kerja secara detail dari konstruksi sementara untuk menunjang
struktur bangunan yang permanen, misalnya gambar struktur perancah
untuk cetakan beton, gambar cetakan betonnya, gambar rencana
pemotongan tanah atau penggalian tanah, gambar rencana pengalihan
sungai, dll. Gambar kerja ini harus selalu dibuat sebelum pekerjaan
dilaksanakan untuk diperiksa konsultan pengawas dan safety engineer.
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
13
4.9 Membuat gambar contour / Original Ground Level
Gambar Original Ground Level (OGL) ini harus disetujui bersama oleh
kontraktor dan konsultan serta owner (jika perlu). Hal ini sangat penting
karena jika ada perubahan permukaan tanah (cut and fill), maka
perhitungan volumenya dapat dihitung dengan dasar gambar OGL
tersebut.
4.10 Mencari lokasi quarry terdekat
Untuk proyek-proyek yang besar dan jauh dari kota dan memerlukan
material lokal misalnya pasir, kerikil, tanah urug, dll, maka akan lebih
efisien untuk menambang sendiri dengan menyewa daerah penambangan.
Sudah barang tentu material dari quarry yang didapat harus diperiksa
terlebih dahulu di laboratorium apakah sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan.
4.11 Membuat Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari owner, konsultan, dan kontraktor harus segera
dibuat untuk kepentingan intern masing-masing institusi maupun untuk
koordinasi dari semua pihak tersebut
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
14
Pedoman Pengukuran

Agar bangunan dapat diletakkan pada posisi yang diinginkan sesuai
rencana maka diperlukan pedoman-pedoman pengukuran.
Pedoman pengukuran yang diperlukan adalah :
Pedoman titik koordinat, hal ini diambil dari titik Bench Mark (BM) yang ada di
sekitar / di dekat lokasi atau berpedoman pada bangunan yang sudah ada
Pedoman elevasi, untuk dapat menetapkan elevasi 0.00 untuk bangunan
tersebut
Pedoman tersebut harus selalu dijaga agar tidak mengalami perubahan
dan senantiasa harus dicek kembali, sampai dengan pedoman tersebut
telah dipindahkan pada bagian bangunan yang telah dilaksanakan secara
tetap
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
15
Untuk menentukan posisi bangunan, pertama-tama harus dibuat
bouwplank yaitu papan-papan yang dipasang disekitar bangunan. Papan
tersebut tidak perlu menerus sekeliling bangunan tetapi cukup pada
beberapa tempat yang diperlukan saja.
Untuk membuat garis tegak lurus dan garis lengkung digunakan rumus-
rumus trigonometri dan phitagoras.
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
16
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
17
Alat Angkat

Kegiatan transportasi vertikal adalah merupakan jantungnya kegiatan
pelaksanaan, oleh karena itu pemilihan alat angkat yang digunakan serta
letak dan pergerakannya perlu ditetapkan / direncanakan lebih dahulu
Dari obyek yang diangkat, maka alat angkat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Alat angkat barang-barang kecil dan tenaga kerja/orang yaitu passenger hoist.
Passenger hoist ini berbentuk boks yang tertutup dan memiliki pintu untuk
keluar masuk dan dilayani oleh seorang operator di dalamnya untuk
mengoperasikannya. Boks tersebut bergerak secara vertikal pada tiang rangka
baja yang menempel pada gedung
2. Alat angkut barang-barang besar dan berat yaitu mobil crane atau tower
crane. Mobil crane ada 2 jenis yaitu wheel (roda ban) dan crawler (rantai
baja), biasanya digunakan untuk mengangkut barang yang tidak tinggi (2 atau
3 lantai). Sedangkan tower crane digunakan untuk transportasi vertikal pada
pelaksanaan gedung bertingkat tinggi

PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
18
Tower crane ada 3 jenis, yaitu :
1. Static base crane, berdiri secara tetap pada pondasi dan untuk kekakuannya
diangker ke bagian gedung yang selesai dibangun
2. Rail mounted crane atau traveling crane, berdiri bebas dan dapat bergerak
sepanjang rail yang ada
3. Climbing crane, bergerak ke atas dengan bertumpu pada lantai bangunan yang
telah selesai dan terletak di tengah-tengah gedung yang dibangun

Kapasitas tower crane tergantung dari jenis dan tipe tower crane, serta
panjang lengan pada saat mengangkat (makin panjang lengan angkatnya,
kemampuan angkatnya menurun)

Mobil crane karena sifatnya dapat bergerak bebas maka tidak tergantung
pada letaknya, tetapi yang perlu dipikirkan adalah manuver /
pergerakannya efisien atau tidak




PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
19
Ada 2 pertimbangan dalam menentukan letak passenger hoist, yaitu :
1. Sedekat mungkin dengan pusat dari daerah yang dilayani
2. Tidak terlalu banyak mengganggu kegiatan pekerjaan finishing

Ada 4 pertimbangan dalam menentukan letak tower / climbing crane,
yaitu :
1. Memiliki daerah pelayanan yang maksimal
2. Dapat memanfaatkan struktur bangunan sebagai pondasi
3. Over swing tower crane tidak mengganggu pihak lain (seperti bangunan, jalan
raya, jalan kereta api, dll)
4. Khusus climbing crane, struktur tempat berpijak cukup kuat menahan climbing
crane selama operasi

PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
20
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
21
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
22
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
23
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
24
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
25
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
26
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
27
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
28
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
29
PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
30




PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
31




PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
32




PELAKSANAAN GEDUNG MKPB-144024-Unnar-Dody Brahmantyo
33

Anda mungkin juga menyukai