Anda di halaman 1dari 8

LaporanKegiatan Usaha KesehatanMasyarakat (UKM)

F2. UpayaKesehatanLingkungan
MELAKUKAN KUNJUNGAN RUMAH UNTUK MENILAI KRITERIA
RUMAH SEHAT PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DI KELURAHAN SANGKRAH RW.XIII









DisusunOleh:
dr. Redya Ayu Triutari

PUSKESMAS SANGKRAH
KOTA SURAKARTA
JAWA TENGAH
2014




A. LATAR BELAKANG
Rumah merupakan persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga. Kurang lebih separuh hidup manusia akan berada di rumah
sehingga kualitas rumah akan sangat berdampak terhadap kondisi kesehatannya.
Rumah dapat dikatakan sehat apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut: a)
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan fisik
dasar dari penghuninya; b) Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat
terpenuhi kebutuhan kejiwaan dasar dari penghuninya. Tergantung dari pola hidup
yang dimiliki oleh penghuni, maka apa yang disebut kebutuhan kejiwaan dasar ini
amat relatif sekali; c) Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat
melindungi penghuni dari kemungkinan penularan penyakit atau berhubungan dengan
zat-zat yang membahayakan kesehatan; d) Rumah harus dibangun sedemikian rupa
sehingga dapat melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya atau
kecelakaan. Kondisi rumah yang tidak sehat dapat beresiko menularkan penyakit,
terutama penyakit berbasis lingkungan, karena rumah yang tidak sehat erat
hubungannya dengan sanitasi lingkungan. Salah satu penyakit berbasis lingkungan
yang dijumpai di Indonesia adalah Demam Berdarah Dengue (DBD).
Dikutip lewat data Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI
tahun 2010 mendapatkan data bahwa 10 besar penyakit paling banyak di derita oleh
pasien rawat inap rumah sakit di seluruh Indonesia adalah diare & gastroenteritis..
Kemudian ke-2 disusul oleh penyakit seperti demam berdarah yang memakan
korban meninggal sebanyak 325 jiwa.
Upaya pengendalian faktor risiko lingkungan perumahan perlu dilakukan
untuk mencegah terjadinya penyakit yaitu dengan tersedianya rumah yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan (Depkes, 2005). Aspek permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat ini biasanya melihat dari kondisi rumah, kondisi lingkungan, kondisi
permasalah pergerakan sirkulasi udara, system drainase hingga buangan limbah serta
standar kelayakan rumah sederhana.





B. PERMASALAHAN
I. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien. Anamnesis
dilakukan pada tanggal 18 Juni 2014 di rumah pasien.
a. Identitas Penderita
Nama : An. N
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 13 tahun
Nama ayah : Tn. W
Nama Ibu : Ny. S
Pekerjaan Ayah : Pengumpul barang bekas
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Sangkrah RT 01/13, Pasar Kliwon, Surakarta
b. Keluhan Utama
Demam
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada awalnya (hari pertama demam) pasien mengeluh badannya panas.
Demam dirasakan terus menerus, tidak berkurang dengan pemberian kompres.
Pasien segeradiperiksakan ke klinik dan diberi obat penurun panas. Demam
turun setelah minum obat namun demam muncul lagi setelah beberapa lama.
Karena keadaan tidak membaik, pada pagi harinya (hari ke 2 demam)
pasien dibawa periksa ke dokter. Oleh dokter pasien diminta minum obat
penurun panas dan apabila dua hari kedepan panas tidak turun segera dilakukan
cek darah.
Pada hari ke 3 demam, pasien mengeluh nyeri perut. Nyeri dirasakan
terus menerus diseluruh lapang perut dan tidak berkurang dengan posisi
berbaring.
Pada hari ke 4 demam, demam sudah mulai menurun dan ibu pasien
membawa pasien ke RS Kustati untuk dilakukan cek darah. Dari hasil
pemeriksaan darah, pasien disarankan untuk dilakukan rawat inap. Pada saat
demam, tidak terdapat keluhan perdarahan seperti bintik-bintik merah, mimisan
atau gusi berdarah.

d. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat sakit serupa : disangkal
- Riwayat sering batuk pilek : (+)
- Riwayat asma dan alergi : disangkal
- Riwayat mondok : disangkal

e. Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan
- Riwayat sakit serupa di keluarga : disangkal
- Riwayat sakit serupa di lingkungan : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat sakit paru : disangkal
- Riwayat alergi di keluarga : disangkal

f. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita
Faringitis : (+)
Bronkitis : disangkal
Pneumonia : disangkal
Morbili : (+)
Pertusis : disangkal
Meningitis : disangkal
Malaria : disangkal
Polio : disangkal
Demam typoid : disangkal
Diare : (+)
Kejang Demam : disangkal
Gegar otak : disangkal


g. Riwayat Imunisasi
Jenis I II III IV
BCG 2 bulan - - -
Dipteri 2 bulan 4 bulan 6 bulan -
Pertusis 2 bulan 4 bulan 6 bulan -
Tetanus 2 bulan 4 bulan 6 bulan -
POLIO 0 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan
HEPATITIS B 0 bulan 1 bulan 3 bulan -
CAMPAK 9 bulan - - -



h. Data Rumah dan Lingkungan
- Kepemilikan rumah : rumah orang tua
- Keadaan rumah : dinding rumah batu bata yang belum disemen, kamar
tidur dan ruang tamu menjadi satu, 1 kamar mandi, dan 1 dapur. Limbah
dibuang di selokan belakang rumah. Sumber air minum ialah PDAM. Sumber
air minum untuk mandi, memasak dan mencuci berasal dari air PDAM. Air
untuk mandi ditampung di dalam ember yang selalu habis setiap hari. Air
untuk masak ditambung kedalam drum yang tidak tertutup dan saat
pemeriksaan terdapat jentik nyamuk .
- Keadaan Lingkungan : jarak antar rumah berdekatan <50 meter. Banyak
tumpukan sampah dan barang bekas yang tidak terpakai. Tetangga dalam
satu RT pasien tidak ada yang menderita demam berdarah.

II. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Compos mentis, gizi kesan cukup
b. Tanda Vital
Nadi : 88x/menit, reguler, kuat, isi dan tegangan cukup
Respirasi : 24x/menit, reguler
Suhu : 36,0C (per axiler)
c. Status Internus
1. Kulit : petechie (-), pada tanggal 12 Juni 2014 rumple leede
(+)
2. Kepala : bentuk mesocephal, rambut hitam tidak mudah dicabut
3. Mata : conjungtiva bleeeding (-/-), conjungtiva pucat (-/-),
sklera ikterik (-/-), cowong (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil (isokor
2mm/2mm), air mata (+/+)
4. Hidung : napas cuping hidung (-/-), bau (-), sekret (-/-), darah (-
/-)
5. Mulut : mukosa basah (+), sianosis (-), lidah kotor (-), gusi
berdarah (-)
6. Telinga : sekret (-)
7. Tenggorok : uvula ditengah, tonsil T
1
-T
1
, faring hiperemis (-)
8. Leher : limfonodi tidak membesar.
9. Limphonodi : tidak membesar
10. Thoraks : bentuk normochest, iga gambang (-), retraksi (-)
subcostal, suprasternal, ekspirasi memanjang (-)
Cor
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I II intensitas normal, reguler, bising
(-).
Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : fremitus dada kanan = kiri
Perkusi : sonor // sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut // dinding dada, venektasi (-)
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar & lien tidak teraba, turgor
kembali cepat
11. Urogenitalia : nyeri saat BAK (-)
12. Ekstremitas
Akral dingin - - edema - - sianosis - -
- - - - - -
Capillary refill time < 2
Arteri Dorsalis Pedis teraba kuat








C. PELAKSANAAN
Kegiatan survey rumah sehat ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2014. Hal-
hal yang dipersiapkan antara lain:
1. Menyiapkan form rumah sehat sebagai sarana pencatatan survey tertulis.
2. Tiba di lokasi, rumah penderita dijadikan fokus dari survey.
3. Memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan kedatangan, dan meminta izin untuk
melakukan survey rumah sehat. Kemudian dilakukan wawancara anggota
keluarga mengenai kesehatan penghuni rumah dan melengkapi poin-poin yang
terdapat pada form.
4. Survey dan penilaian dilakukan dengan mengambil sampel 20 rumah yang masih
terletak dalam satu wilayah yakni satu RW untuk dijadikan penilaian mengenai
kriteria rumah sehat..
5. Langkah terakhir dilakukan penghitungan dari ceklis form yang diisi untuk
menentukan kriteria 20 rumah sampel tersebut . Kriteria rumah sehat ditentukan
melalui rumus :

HasilPenilaianRumah = Nilai x Bobot
Hasilpenilaianrumahdidapat :
- Rumah Sehat = 1068 1200
- Rumah Tidak Sehat = < 1068
Pemberianbobotpenilaianrumahdiberikanpadamasing-masingindikator :
- Bobot komponen rumah = 31 (25/80 x 100% = 31,25)
- Bobot Sarana Sanitasi = 25 (20/80 x 100% = 25)
- Bobot Perilaku Penghuni = 44 (35/80 x 100% = 43,75)
Dari pemeriksaan yang dilakukandidapatkanhasilsebagaiberikut:
- Jumlah rumah yang diperiksa : 20 rumah
- Jumlah rumahsehat : 3 rumah (15 %)
- Jumlah rumah tidaksehat : 17 rumah (85 %)
Presentase rumah sehat di RT.01 RW.13 Kelurahan Sangkrah didapatkan 15
%, sedangkan 85 % nya atau mayoritas nya tergolong rumah tidak sehat. Hal ini
dipengaruhi dari faktor ekonomi dan pekerjaan mayoritas warga lokasi survey, yakni
sebagai pengumpul barang bekas. Lingkungan sekitar lokasi penuh akan barang bekas
dan sampah baik di dalam maupun di luar rumah. Kondisi seperti ini sangat
menunjang penyebaran dan penularan penyakit, dalam kasus ini adalah penyebaran
vector dan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti penyebab demam berdarah.
Oleh karena itu, sangat penting adanya kesadaran masyarakat untuk lebih
memperhatikan kondisi kesehatan pribadi maupun lingkungan.

D. KESIMPULAN
1. Hasil pemeriksaan rumah sehat RW. XIII Sangkrah didapatkan rumah yang
masuk kriteria sehat hanya 15 %, secara garis besar rumah sampel masuk dalam
kriteria rumah tidak sehat yakni 85%.
2. Kondisi rumah tersebut merupakan suatu media yang sangat baik bagi penyebaran
penyakit dan vektor yang salah satunya ialah DBD.
3. Diharapkan adanya suatu kegotong-royongan untuk melakukan pembersihan dan
penataan kembali lingkungan rumah tersebut, baik oleh pihak puskesmas maupun
warga daerah tersebut sendiri.
4. Kesadaran warga merupakan kunci utama keberhasilan PHBS.

Surakarta, September 2014

Dokter Internsip DokterPendamping


dr.Redya Ayu Triutari dr. HeriWijanarko, M.Si

Anda mungkin juga menyukai