Anda di halaman 1dari 11

Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F2. Upaya Kesehatan Lingkungan


MELAKUKAN KUNJUNGAN RUMAH UNTUK
PEMERIKSAAN RUMAH SEHAT PADA KASUS DEMAM
BERDARAH DENGUE









Disusun oleh:
dr. Ariyani Novitasari


PUSKESMAS SANGKRAH
SURAKARTA JAWA TENGAH
2014

A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut
rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah, tempat bergaul dan
membina rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga, serta sebagai tempat
berlindung dan menyimpan barang berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status
lambang sosial.
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang
digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4
Tahun 1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta
keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu.
Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan
kesehatan masyarakat. Rumah yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi
syarat kesehatan, sehingga penghuninya tetap sehat. Rumah yang sehat tidak lepas
dari ketersediaan prasarana dan sarana terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi
pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial. Karena itu,
pemeriksaan sanitasi rumah merupakan tujuan fundamental yang kompleks untuk
menilai tersedianya standar perumahan yang sehat bagi masyarakat.
Berdasar Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilaksanakan tahun 1995
(Ditjen PPM dan PL, 2002) penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang
merupakan penyebab kematian terbanyak kedua dan tuberkulosis yang merupakan
penyebab kematian terbanyak ketiga erat kaitannya dengan kondisi sanitasi
perumahan yang tidak sehat. Penyediaan air bersih dan dan sanitasi lingkungan yang
tidak memenuhi syarat menjadi faktor risiko terhadap penyakit diare (penyebab
kematian urutan nomor empat) disamping penyakit kecacingan yang menyebabkan
produktivitas kerja menurun. Disamping itu, angka kejadian penyakit yang ditularkan
oleh vektor penular penyakit demam berdarah, malaria, pes dan filariasis yang masih
tinggi. Upaya pengendalian faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya ancaman
kesehatan telah diatur dalam Kepmenkes RI No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan.
B. PERMASALAHAN
I. Identitas Penderita
Nama : An. M
Umur : 10 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Semanggi, RT 5 RW 15
Nama Orang Tua : Tn. H
II. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesa dengan ibu pasien. Anamnesa
dilakukan pada tanggal 24 Juni 2014 di rumah pasien.
Keluhan utama : Demam
Keluhan tambahan : Muntah
Riwayat Penyakit Sekarang :
4 hari sebelum masuk RS, pasien demam, demam timbul mendadak tinggi.
Demam terjadi terus menerus sepanjang hari.
3 hari sebelum masuk RS pasien pergi ke puskesmas dan diberikan obat.
Setelah minum obat, demam turun tetapi beberapa saat kemudian naik lagi.
2 hari sebelum masuk RS, pasien masih demam tetapi turun setelah minum
obat kemudian naik lagi. Pasien kadang-kadang muntah saat makan, muntah berisi
makanan sebanyak gelas belimbing. Menurut ibu pasien, sejak sakit, nafsu
makan pasien berkurang tetapi masih mau minum. BAK masih seperti biasa,
lancar, warna kuning, tidak nyeri saat BAK. BAB tidak ada keluhan.
1 hari sebelum masuk RS, pasien masih demam dan muntah setiap makan.
Pasien masih mau makan dan minum. Dikarenakan demam pasien tidak turun,
kemudian pasien di bawa ke RS Kasih Ibu Surakarta dan disarankan untuk dirawat
inap.
Riwayat keluar bintik-bintik merah di kulit disangkal, mimisan, gusi berdarah,
BAB seperti petis, disangkal. Riwayat batuk, pilek, nyeri menelan disangkal.
Riwayat perdarahan sulit berhenti jika luka, mudah memar, mudah mimisan, gusi
mudah berdarah disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya dan belum
pernah dirawatdi Rumah Sakit sebelumnya
Morbili belum pernah Diare (+)
Pertusis belum pernah Kejang belum pernah
Varisela belum pernah Kecacingan belum pernah
Difteri belum pernah Disentri basiler belum pernah
Malaria belum pernah Disentri amuba belum pernah
Tetanus belum pernah Demam tifoid belum pernah
Operasi belum pernah Fraktur belum pernah
Pneumonia belum pernah Tuberkulosis belum pernah
Bronkitis belum pernah Alergi
obat/makanan
belum pernah
TBC belum pernah Hepatitis belum pernah
Batuk (+) Pilek (+)

Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama seperti
pasien.
Riwayat Penyakit di Lingkungan Sekitar :
Tidak ada tetangga pasien yang menderita keluhan yang sama seperti
pasien.
Riwayat Sosial Ekonomi :
Ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta. Ibu pasien adalah ibu rumah tangga,
menanggung 2 orang anak. Biaya pengobatan ditanggung Jamkesmas.
Data Perumahan :
Kepemilikan rumah : rumah sendiri
Keadaan rumah : dinding rumah tembok, 4 kamar tidur, 1 kamar mandi,
1 ruang tamu, 1 dapur. Limbah dibuang di septic tank. Sumber air minum adalah
air PDAM. Sumber air untuk mandi dan mencuci juga dari sumur. Air untuk
mandi ditampung dengan menggunakan bak mandi. Air untuk keperluan memasak
ditampung dalam ember yang diberi penutup.
Keadaan lingkungan : jarak antar rumah berdekatan 50 meter. Tetangga
dalam satu RT pasien tidak ada yang menderita demam berdarah.
III. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan tanggal 24 Juni 2014
Anak laki-laki usia 10 tahun
Kesan umum : Compos mentis, gizi baik
Tanda vital
- Tekanan darah : tidak dilakukan pengukuran
- Nadi : 88 x/ menit, reguler, isi dan tegangan cukup
- Laju nafas : 24 x/ menit, reguler
- Suhu : 36,5 C ( axilla )
Status Internus
a. Kepala : mesocephale
b. Rambut : rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah
dicabut, kulit kepala tidak ada kelainan
c. Mata :oedem palpebra (-/-), konjungtiva palpebra anemis (-/-)
d. Hidung : sekret (-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung ( -)
e. Telinga : discharge ( -)
f. Mulut : bibir kering (-), bibir sianosis (-), lidah tidak kotor,
gusi tidak berdarah
g. Tonsil : T1-T1, tidak hiperemis
h. Tenggorokan : faring hiperemis (-)
i. Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
j. Thorax :
Jantung :
o Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : ictus cordis tidak melebar, tidak kuat angkat
o Perkusi :
Batas atas : SIC II linea parasternalissinistra
Batas pinggang : SIC III linea parasternal sinistra
Batas kanan bawah: SIC V linea sternalis dextra
Batas kiri bawah : SIC V 2 cm medial linea mid clavicula
sinistra
Kesan : konfigurasi jantung dalam batas normal
o Auskultasi : BJ
I-II
regular, gallop (-), murmur (-)
Paru :
o Inspeksi : pergerakan hemithorax kanan dan kiri simetris, dalam
keadaan dinamis maupun statis
Retraksi supraklavikula, epigastrik, ICS (-)
o Palpasi : sterm fremitus hemithorax kanan dan kiri sama
o Perkusi : sonor di semua lapang paru
o Auskultasi: suara dasar vesikuler, Suara tambahan : Ronki basah
halus (-/-) , Wheezing -/-, Hantaran di seluruh lapangan paru -/-
k. Abdomen :
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen
Palpasi : supel, turgor kembali cepat, nyeri tekan (-); Hepar : tidak
teraba; Lien : tidak teraba
l. Alat kelamin : laki-laki, dalam batas normal, fimosis (-)
m. Anorektal : Dalam batas normal
n. Ekstremitas :
Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Akral sianosis -/- -/-
Oedem -/- -/-
Capillary refill < 2 < 2

o. Kulit : petechie (-)
IV. Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin (Serial)
Tanggal Ht
(%)
Trombosit
(mm
3
)
2/ 5/14 36,0 77.000
3/5/14 35,4 36.000
4/5/14 39,4 26.000
5/5/14 37,2 48.000

Kesan : Hemokonsentrasi, trombositopenia

C. PELAKSANAAN
Kegiatan survey rumah sehat ini dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2014.
Sebelum berangkat penulis menyiapkan form rumah sehat untuk dibawa kelokasi.
Sampai di lokasi, penulis mengenalkan diri, menyampaikan tujuan kedatangan, dan
meminta izin untuk melakukan survey penilaian rumah sehat. Pada kegiatan ini
dilakukan pengamatan di dalam dan luar rumah serta mewawancarai anggota keluarga
sesuai dengan poin-poin yang terdapat pada form.
Pemeriksaan dilakukan dari rumah kerumah. Penulis mengambil sampel 20
rumah untuk dijadikan penilaian mengenai kriteria rumah sehat di desa tersebut.
Setelah penilaian selesai dilakukan maka dilakukan penghitungan dari ceklis yang
diisi untuk menentukan kriteria rumah. Kriteria rumah sehat ditentukan melalui
rumus:

Hasil Penilaian Rumah = Nilai x Bobot
Hasil penilaian rumah didapat :
- Rumah Sehat = 1068 1200
- Rumah Tidak Sehat = < 1068
Pemberian bobot penilaian rumah diberikan pada masing-masing indikator :
- Bobot komponen rumah = 31 (25/80 x 100% = 31,25)
- Bobot Sarana Sanitasi = 25 (20/80 x 100% = 25)
- Bobot Perilaku Penghuni = 44 (35/80 x 100% = 43,75)
D. HASIL
Dari pemeriksaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
- Jumlah rumah yang diperiksa : 20 rumah
- Jumlah rumah sehat : 6 rumah (30 %)
- Jumlah rumah tidak sehat : 14 rumah (70 %).
Berdasarkan hasil kunjungan ke 20 rumah didapatkan 6 rumah yang memenuhi
kriteria rumah sehat dengan perincian sebagai berikut :
1. Berdasarkan kriteria komponen rumh yang pertama mengenai langit-langit
rumah terdapat 7 rumah yang memiliki langit-langit yang bersih dan tidak
rawan kecelakaan sedangkan 13 lainnya langit-langit rumah terkesan kotor,
sulit dibersihkan dan rawan kecelakaan.
2. Berdasarkan kriteria komponen rumh yang kedua mengenai dinding rumah
terdapat 11 rumah yang dindingnya sudah permanen (tembok/pasangan batu
bata yang diplester) papan kedap air, 6 rumah yang dinding rumahnya semi
permanen/ setengah tembok/ pasangan bata atau batu yang tidak diplester/
papan yang tidak kedap air, 1 rumah yang dindingnya bukan tembok (terbuat
dari anyaman bambu/ ilalang.
3. Berdasarkan kriteria komponen rumh yang ketiga mengenai lantai rumah
terdapat 16 rumah yang lantai rumahnya telah diplester/ ubin/ keramik/ papan
(rumah panggung)
4. Berdasarkan kriteria komponen rumh yang keempat mengenai jendela kamar
tidur terdapat 10 rumah yang telah memiliki jendela kamar tidur dan 10 rumah
yang tidak memiliki jendela kamar tidur.
5. Berdasarkan kriteria komponen rumh yang kelima mengenai jendela ruang
keluarga terdapat 11 rumah yang telah memiliki jendela ruang keluarga dan 9
rumah yang tidak memiliki jendela ruang keluarga.
6. Berdasarkan kriteria komponen rumh yang keenam mengenai ventilasi
terdapat 14 rumah yang memiliki ventilasi dengan luas ventilasi < 10% dari
luas lantai dan 6 rumah yang tidak memiliki ventilasi.
7. Berdasarkan kriteria komponen rumh yang ketujuh mengenai luang asap dapur
terdapat 3 rumah yang memiliki lubang asap dapur >10 % dari luas lantai
dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhauser fan atau ada peralatan
sejenisnya sedangkan 17 rumah lainnya hanya memiliki lubang asap dapur
<10% dari luas lantai dapur.
8. Berdasarkan kriteria komponen rumh yang kedelapan mengenai pencahayaan
terdapat 9 rumah yang telah memiliki pencahayaan yang terang dan tidak silau
sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengn normal sedangkan 11
rumah lainnya memiliki pencahayaan yang kurang terang sehingga
kurangjelas untuk membaca dengan normal.
9. Berdasarkan kriteria sarana sanitasi yang pertama mengenai sarana air bersih
(SGL/SPT/PP/KU/PAH) terdapat 12 rumah yang telah memiliki sarana air
bersih dan memenuhi syarat kesehatan, 4 rumah yang telah memiliki sarana air
bersih namun tidak memenuhi syarat kesehatan dan 4 rumah yang
menggunakan sarana air bersih bersama dan tidak memenuhi syarat kesehatan.
10. Berdasarkan kriteria sarana sanitasi yang kedua mengenai jamban (sarana
pembuangan kotoran) terdapat 18 rumah yang memiliki jamban berupa leher
angsa dan memiliki septic tank, 1 rumah yang memiliki jamban bukan leher
angsa, ada tutup dan septic tank, 1 rumah yang memiliki jamban bukan leher
angsa dan disalurkan ke sungai atau kolam.
11. Berdasarkan kriteria sarana sanitasi ketiga mengenai Sarana Pembuangan Air
Limbah (SPAL) terdapat 20 rumah yang mengalirkannya ke selokan terbuka.
12. Berdasarkan kriteria sarana sanitasi yang keempat mengenai sarana
pembuangan sampah (limbah sampah) terdapat 20 rumah yang memiliki
sarana pembuangan sampah tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup.
13. Berdasarkan kriteria perilaku penghuni yang pertama mengenai membuka
jendela kamar terdapat 7 rumah yang jendela kamar setiap hari dibuka, 3
rumah yang kadang0kadang membuka jendela kamar, dan 10 rumah yang
tidak pernah membuka jendela kamar.
14. Berdasarkan kriteria perilaku penghuni rumah yang kedua mengenai membuka
jendela ruang keluarga terdapat 5 rumah yang setiap hari membuka jendela
ruang keluarga, 6 rumah yang kadang-kadang membuka jendela keluarga dan
9 rumah yang tidak pernah membuka jendela ruang keluarga.
15. Berdasarkan kriteria perilaku penghuni rumah yang ketiga mengenai
membersihkan rumah dan halaman terdapat terdapat 7 rumah yang setiap hari
membersihkan rumah dan halaman, 13 rumah yang kadang-kadang
membersihkan rumah dan halaman.
16. Berdasarkan kriteria perilaku penghuni rumah yang keempat mengenai
membuang tinja bayi dan balita ke jamban terdapat 20 rumah yang setiap hari
membuang tinja bayi dan balita ke jamban.
17. Berdasarkan kriteria perilaku penghuni rumah yang kelima mengenai
membuang sampah pada tempat sampah terdapat 10 rumah yang setiap hari
membuang sampah ke tempat sampah dan 10 rumah yang kadang-kadang ke
tempat sampah.
Presentase rumah sehat di RT. 05 RW. 15 Kelurahan Semanggi hanya
didapatkan 30 %, sedangkan 70 % nya tergolong rumah tidak sehat. Angka ini
belum memenuhi target pencapaian MDGs yaitu sebesar 80% untuk rumah
sehat. Kondisi seperti ini bias menjadi salah satu factor penyebaran dan
penularan penyakit
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kunjungan ke 20 rumah didapatkan 6 (30%) rumah yang
memenuhi kriteria rumah sehat. Oleh karena itu perlu diadakan penyuluhan mengenai
syarat-syarat rumah sehat dan pemeriksaan rumah sehat secara berkala.



Surakarta, September 2014

Dokter Internsip Dokter Pendamping




dr. Ariyani Novitasari dr. Heri Wijanarko

Anda mungkin juga menyukai