Judul : Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global Pengarang : Doni Koesoema A. Data Publikasi : Albertus, Doni Koesoema, Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Gloabal , Grasindo, 320 hlm. Manusia Indonesia belum merdeka seutuhnya jika karakter rakyatnya belum dibenahi. Di dalam beberapa tahun terakhir pendidikan karakter telah didengung-dengungkan sebagai program kerja Pemerintah Indonesia untuk bidang pendidikan. Masyarakat sekarang ini sudah mulai mengerti betapa pentingnya pendidikan karakter agar diterapkan semenjak dini mungkin. Di belahan bumi lain, negara-negara dengan sistem pendidikan yang lebih memadai telah mengaplikasikan pendidikan karakter untuk menghindari kemerosotan moral generasi mudanya. Indonesia juga mulai membenahi segala dampak-dampak globalisasi yang dapat dengan mudah merusak generasi penerus yang memiliki peran penting demi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejak zaman dahulu banyak tokoh pergerakan nasional pasca proklamasi sudah mendeklarasikan bahwa perlunya pendidikan karakter untuk rakyat Indonesia agar bisa menjadi manusia yang benar- benar merdeka. Ki Hajar Dewantara telah menegaskan tujuan pendidikan adalah memerdekakan manusia. Dan manusia merdeka adalah manusia yang berkaratker kuat. Karakter manusia yang kuat dapat dilihat dari refleksi kepribadian-kepribadian positif yang terpancar dan terevaluasi sehingga menimbulkan pandangan bahwa seoarang individu memiliki keutamaan karakter yang lebih tinggi dibanding seorang individu lain yang tidak memiliki karakter yang kuat. Selain Ki Hajar Dewantara, pemikiran pendidikan karakter telah diutarakan oleh presiden pertama bangsa Indonesia yaitu Bung Karno jauh sebelum hari proklamasi kemerdekaan terjadi. Bung Karno dengan jelas menegaskan bahwa beliau tidak menginginkan bangsa Indonesia memiliki mental budak yang enggan lepas dari jerat penjajahan dan tidak menginginkan kemerdekaan. Semangat ingin merdeka harus dibangkitkan terlebih dahulu. Kepercayaan diri rakyat Indonesia pada waktu itu perlu dibangun agar kemauan dan kehendak untuk merdeka dapat berdiri demi melawan para penjajah. Salah satu cara untuk membangkitkan dan membangun kepercayaan diri rakyat Indonesia pada saat itu adalah Bung Karno menyisipkan kalimat-kalimat perjuangan di beberapa artikel surat kabar yang beliau tulis. Hal tersebut sedikit/banyak membantu menumbuhkan kepribadian bangsa di dalam diri rakyat sehingga menghendaki adanya kemerdekaan atas dirinya dan bangsa Indonesia. Bung Karno telah menyadari betapa pentingnya pendidikan karakter untuk diterapkan demi terbentuknya karakter bangsa yang kokoh dan solid. Pendidikan karakter dan kemerdekaan adalah dua hal yang berkesinambungan dimana untuk mewujudkan kemerdekaan dimulai dari pembangunan karakter rakyat agar menunjukan semangat-semangat untuk merebut kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah direnggut sedemikian lamanya. Setelah mendapat kemerdekaan, rakyat Indonesia membutuhkan pendidikan karakter yang berkelanjutan agar karakter bangsa semakin tertanam dalam diri individu- individunya, sehingga penjajahan tersirat yang diakibatkan oleh globalisasi dunia moderen yang dapat dilihat dari kemunduran moral generasi mudanya dapat dihindari sedini mungkin. Pendidikan karakter dimulai dari mengetahui keutamaan karakter, kekuatan karakter dan tema situasional. Karena keutamaan, kekuatan karakter dan tema situasional adalah suatu kesatuan hierarki, jika salah satu dari keutamaan dan kekuatan karakter tidak dapat terpenuhi dengan baik maka bagian tema situasional bisa tidak tercapai dalam pendidikan karakter. Pendidikan karakter dewasa ini diyakini dapat menyelaraskan kecerdasan emosianal dan sosial dengan kecerdasan intelektual seorang individu. Keberhasilan membentuk karakter setiap pribadi dipercaya akan bermuara pada keadaban masyarakat dan kesejahteraan hidup bersama. Di dalam rangka pembentukan karakter kita perlu mengetahui makna dari keutamaan dan kekuatan karakter. Berikut ini adalah daftar kekuatan karakter yang tercakup dalam enam kategori keutamaan yang dibuat oleh Peterson dan Seligman (2004): (1) Keutamaan kebijakan dan pengetahuan yang terdiri dari kekuatan kreativitas, orisinalitas dan kecerdasan praktis; rasa ingin tahu dan minat terhadap dunia,: cinta akan pembelajaran; pikiran yang kritis dan terbuka; perspektif dan kemampuan memahami beragam perspektif yabg berbeda dan memadukan secara sinergis untuk pencapaian hidup yang baik. (2) Kutamaan kemanusiaan dan cinta, keutamaan ini terdiri atas kekuatan baik dan murah hati; selalu memiliki waktu dan tenaga untuk membantu orang lain, mencintai dan membolehkan diri sendiri untuk dicintai; serta kecerdasan sosial dan kecerdasan emosional. (3) Keutamaan kesatriaan akan melibatkan keutamaan untuk menyatakan kebenaran dan mengakui keslahan; ketabahan atau kegigihanm tegus dan keras hati; integritas, kejujuran, dan penampilan diri dengan wajar; vitalitas, semangat dan antusias. (4) Keutamaan keadilan terdiri dari tiga kekuatan yaitu kewarganegaraan atau kemampuan mengemban tugas, dedikasi dan kesetiaan dan keberhasilan bersama; kesetaraan perlakuan terhadap orang lain atau tidak membeda-bedakan perlakuan yang diberikan kepada satu orang dengan yang diberikan kepada orang lain; kepimpinan. (5) Keutamaan pengelolaan diri mencakup pemaaf dan pengampun; pengendalian diri; kerendahan hati; dan kehati-hatian. (6) Keuatamaan transendensi teridiri dari kekuatan penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan; kebersyukuran atas segala hal yang baik; penuh harapan, optimis, dan berorientasi ke masa depan, semangat dan gairah besar untuk menyongsong hari demi hari; spiritualitas; menikmati hidup dan selera humor yang memadai. Keenam katagori inilah yang berusaha ditampakkan terhadap seorang individu di dalam pelakasanaan pendidikan karakter manusia- manusia Indonesia. Setelah pemaparan tentang pandangan tokoh-tokoh pergerakan nasional terkait pentingnya pendidikan karakter untuk melahirkan manusia yang benar-benar merdeka, serta mengetahui daftar yang dibuat oleh Peterson dan Seligman tentang kekuatan karakter yang tercakup di dalam beberapa keutamaan karakter, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan karakter sangat berpengaruh terhadap diri seorang pribadi dalam menjalani kehidupannya. Tidak ada alasan untuk tidak menanamkan kekuatan karakter ke setiap individu demi terciptanya manusia-manusia Indonesia merdeka yang memiliki adab budi pekerti luhur dan kekarakteran bangsa yang kuat. Daftar Pustaka Albertus, Doni Koesoema. (2007). Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Grasindo, Jakarta, September, 320 hlm. Takwin Bagus, Hadinata Firstian, Putri Saraswati. (2013). Buku Ajar I: Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika, dan Etika, PPKPT Universitas Indonesia, Depok, 157 hlm. Nasar, Dkk. Pendidikan Karakter 2: 10 Menit MenjAdi pRibAdi Yang Berakhlak Mulia, Grasindo, Jakarta.