Anda di halaman 1dari 4

Kekuatan dan Keutamaan Karakter

Oleh Delila Stefanya Pusparani, 1406575992


Judul : Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global
Pengarang : Doni Koesoema A.
Data Publikasi : Albertus, Doni Koesoema, Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman
Gloabal , Grasindo, 320 hlm.
Manusia Indonesia belum merdeka seutuhnya jika karakter rakyatnya belum dibenahi.
Di dalam beberapa tahun terakhir pendidikan karakter telah didengung-dengungkan sebagai
program kerja Pemerintah Indonesia untuk bidang pendidikan. Masyarakat sekarang ini sudah mulai
mengerti betapa pentingnya pendidikan karakter agar diterapkan semenjak dini mungkin. Di belahan
bumi lain, negara-negara dengan sistem pendidikan yang lebih memadai telah mengaplikasikan
pendidikan karakter untuk menghindari kemerosotan moral generasi mudanya. Indonesia juga mulai
membenahi segala dampak-dampak globalisasi yang dapat dengan mudah merusak generasi
penerus yang memiliki peran penting demi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejak zaman dahulu banyak tokoh pergerakan nasional pasca proklamasi sudah mendeklarasikan
bahwa perlunya pendidikan karakter untuk rakyat Indonesia agar bisa menjadi manusia yang benar-
benar merdeka. Ki Hajar Dewantara telah menegaskan tujuan pendidikan adalah memerdekakan
manusia. Dan manusia merdeka adalah manusia yang berkaratker kuat. Karakter manusia yang kuat
dapat dilihat dari refleksi kepribadian-kepribadian positif yang terpancar dan terevaluasi sehingga
menimbulkan pandangan bahwa seoarang individu memiliki keutamaan karakter yang lebih tinggi
dibanding seorang individu lain yang tidak memiliki karakter yang kuat. Selain Ki Hajar Dewantara,
pemikiran pendidikan karakter telah diutarakan oleh presiden pertama bangsa Indonesia yaitu Bung
Karno jauh sebelum hari proklamasi kemerdekaan terjadi. Bung Karno dengan jelas menegaskan
bahwa beliau tidak menginginkan bangsa Indonesia memiliki mental budak yang enggan lepas dari
jerat penjajahan dan tidak menginginkan kemerdekaan. Semangat ingin merdeka harus dibangkitkan
terlebih dahulu. Kepercayaan diri rakyat Indonesia pada waktu itu perlu dibangun agar kemauan dan
kehendak untuk merdeka dapat berdiri demi melawan para penjajah. Salah satu cara untuk
membangkitkan dan membangun kepercayaan diri rakyat Indonesia pada saat itu adalah Bung Karno
menyisipkan kalimat-kalimat perjuangan di beberapa artikel surat kabar yang beliau tulis. Hal
tersebut sedikit/banyak membantu menumbuhkan kepribadian bangsa di dalam diri rakyat sehingga
menghendaki adanya kemerdekaan atas dirinya dan bangsa Indonesia. Bung Karno telah menyadari
betapa pentingnya pendidikan karakter untuk diterapkan demi terbentuknya karakter bangsa yang
kokoh dan solid. Pendidikan karakter dan kemerdekaan adalah dua hal yang berkesinambungan
dimana untuk mewujudkan kemerdekaan dimulai dari pembangunan karakter rakyat agar
menunjukan semangat-semangat untuk merebut kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah
direnggut sedemikian lamanya. Setelah mendapat kemerdekaan, rakyat Indonesia membutuhkan
pendidikan karakter yang berkelanjutan agar karakter bangsa semakin tertanam dalam diri individu-
individunya, sehingga penjajahan tersirat yang diakibatkan oleh globalisasi dunia moderen yang
dapat dilihat dari kemunduran moral generasi mudanya dapat dihindari sedini mungkin. Pendidikan
karakter dimulai dari mengetahui keutamaan karakter, kekuatan karakter dan tema situasional.
Karena keutamaan, kekuatan karakter dan tema situasional adalah suatu kesatuan hierarki, jika
salah satu dari keutamaan dan kekuatan karakter tidak dapat terpenuhi dengan baik maka bagian
tema situasional bisa tidak tercapai dalam pendidikan karakter. Pendidikan karakter dewasa ini
diyakini dapat menyelaraskan kecerdasan emosianal dan sosial dengan kecerdasan intelektual
seorang individu. Keberhasilan membentuk karakter setiap pribadi dipercaya akan bermuara pada
keadaban masyarakat dan kesejahteraan hidup bersama. Di dalam rangka pembentukan karakter
kita perlu mengetahui makna dari keutamaan dan kekuatan karakter. Berikut ini adalah daftar
kekuatan karakter yang tercakup dalam enam kategori keutamaan yang dibuat oleh Peterson dan
Seligman (2004): (1) Keutamaan kebijakan dan pengetahuan yang terdiri dari kekuatan kreativitas,
orisinalitas dan kecerdasan praktis; rasa ingin tahu dan minat terhadap dunia,: cinta akan
pembelajaran; pikiran yang kritis dan terbuka; perspektif dan kemampuan memahami beragam
perspektif yabg berbeda dan memadukan secara sinergis untuk pencapaian hidup yang baik. (2)
Kutamaan kemanusiaan dan cinta, keutamaan ini terdiri atas kekuatan baik dan murah hati; selalu
memiliki waktu dan tenaga untuk membantu orang lain, mencintai dan membolehkan diri sendiri
untuk dicintai; serta kecerdasan sosial dan kecerdasan emosional. (3) Keutamaan kesatriaan akan
melibatkan keutamaan untuk menyatakan kebenaran dan mengakui keslahan; ketabahan atau
kegigihanm tegus dan keras hati; integritas, kejujuran, dan penampilan diri dengan wajar; vitalitas,
semangat dan antusias. (4) Keutamaan keadilan terdiri dari tiga kekuatan yaitu kewarganegaraan
atau kemampuan mengemban tugas, dedikasi dan kesetiaan dan keberhasilan bersama; kesetaraan
perlakuan terhadap orang lain atau tidak membeda-bedakan perlakuan yang diberikan kepada satu
orang dengan yang diberikan kepada orang lain; kepimpinan. (5) Keutamaan pengelolaan diri
mencakup pemaaf dan pengampun; pengendalian diri; kerendahan hati; dan kehati-hatian. (6)
Keuatamaan transendensi teridiri dari kekuatan penghargaan terhadap keindahan dan
kesempurnaan; kebersyukuran atas segala hal yang baik; penuh harapan, optimis, dan berorientasi
ke masa depan, semangat dan gairah besar untuk menyongsong hari demi hari; spiritualitas;
menikmati hidup dan selera humor yang memadai. Keenam katagori inilah yang berusaha
ditampakkan terhadap seorang individu di dalam pelakasanaan pendidikan karakter manusia-
manusia Indonesia.
Setelah pemaparan tentang pandangan tokoh-tokoh pergerakan nasional terkait pentingnya
pendidikan karakter untuk melahirkan manusia yang benar-benar merdeka, serta mengetahui daftar
yang dibuat oleh Peterson dan Seligman tentang kekuatan karakter yang tercakup di dalam
beberapa keutamaan karakter, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan karakter sangat
berpengaruh terhadap diri seorang pribadi dalam menjalani kehidupannya. Tidak ada alasan untuk
tidak menanamkan kekuatan karakter ke setiap individu demi terciptanya manusia-manusia
Indonesia merdeka yang memiliki adab budi pekerti luhur dan kekarakteran bangsa yang kuat.
Daftar Pustaka
Albertus, Doni Koesoema. (2007). Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
Grasindo, Jakarta, September, 320 hlm.
Takwin Bagus, Hadinata Firstian, Putri Saraswati. (2013). Buku Ajar I: Kekuatan dan Keutamaan
Karakter, Filsafat, Logika, dan Etika, PPKPT Universitas Indonesia, Depok, 157 hlm.
Nasar, Dkk. Pendidikan Karakter 2: 10 Menit MenjAdi pRibAdi Yang Berakhlak Mulia, Grasindo,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai