Fakta Observasi
1. Fakta / Deskripsi Perkara
- Waktu dan Tempat
c. Alamat : Jl. Ampera Raya No.133, RT.5/RW.10, Ragunan, Ps. Minggu, Kota Jakarta
Selatan, DKI Jakarta 12550
- Perkara
B. Analisis Persidangan
1. Terhadap Fakta / Deskripsi Perkara
Bahwa dalam perkara ini, PT. Blesindo Inti Land (Tergugat / Terlawan) memiliki
piutang terhadap PT. Rolika Caterindo. Akan tetapi, karena PT. Rolika Caterindo tidak
membayar hutangnya tersebut, maka PT. Blesindo langsung menyita objek jaminan dari PT.
Rolika Caterindo, yang mana objek tersebut dilekatkan hak milik Budi Astuti. Sehingga, sita
objek jaminan PT. Rolika Caterindo berarti sita objek jaminan Budi Astuti. Sebagai pihak
ketiga di luar perkara utang piutang antara PT. Blesindo Inti Land dan PT. Rolika Caterindo,
tentu Budi Astuti merasa dirugikan. Akibatnya, Budi Astuti berupaya melakukan perlawanan
Terhadap penetapan eksekusi nomor 56/Eks.HT/2014/PN.Jkt.Sel. Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan. Selain itu, Budi Astuti berpendapat bahwa penetapan eksekusi tersebut tidak dapat
dilaksanakan sera tidak berkekuatan hukum mengikat sepanjang Terlawan belum melakukan
Penagihan kepada PT. Rolika Caterindo.
Bentuk perkara ini berupa perkara perlawanan pihak ketiga (derden verzet). Adapun
yang dimaksud dengan derden verzet (Perlawanan Pihak Ketiga) adalah suatu upaya hukum
atas penyitaan milik pihak ketiga1 (dalam hal ini adalah pelawan atau Budi Astuti).Pada
praktiknya, tergugat sering mengajukan keberatan atas penyitaan yang diletakkan terhadap
harta kekayaannya dengan dalih bahwa barang yang disita adalah milik pihak ketiga. Dalil
dan keberatan itu kebanyakan tidak dihiraukan pengadilan atas alasan, sekiranya barang itu
benar milik pihak ketiga, dapat diajukan keberatan melalui upaya derden verzet. Menurut
Yahya Harahap, bahwa pihak ketiga yang bersangkutan dapat mengajukan perlawanan dalam
bentuk derden verzet atau perlawanan pihak ketiga terhadap Conservatoir Beslag yang sering
1 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata (Sinar Grafika: Jakarta, 2009), hlm. 299.
disingkat CB (sita jaminan). Penjelasan tersebut juga ditegaskan dalam Putusan MA No. 3089
K/Pdt/1991 yang menjelaskan bahwa sita jaminan (CB) yang diletakkan di atas milik pihak
ketiga memberi hak kepada pemiliknya untuk mengajukan derden verzet.2
Perlawanan tereksekusi terhadap sita eksekusi kemudian diberikan ketentuan lebih jelas
yaitu3:
- Perlawanan tereksekusi terhadap sita eksekusi barang bergerak dan barang yang tidak
bergerak diatur dalam pasal 207 HIR atau pasal 225 Rbg.
- Perlawanan ini pada azasnya tidak menangguhkan eksekusi. Pasal 207 (3) HIR atau 227
RBg. Namun, eksekusi harus ditangguhkan, apabila segera nampak bahwa perlawanan
tersebut benar dan beralasan, paling tidak sampai dijatuhkannya putusan oleh Pengadilan
Negeri.
- Adapun dalam proses persidangan, terdapat beberapa hal yang dapat dinilai berdasarkan
beberapa penerapan asas-asas hukum acara perdata yang berkaitan dengan perkara ini:
2 Tri Jata Ayu Pramesti, Seluk Beluk Derden Verzet (Perlawanan Pihak Ketiga),
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt516d85bd40408/seluk-beluk-derden-verzet-(perlawanan-pihak-ketiga),
diakses 19 April 2017.
3 Mahkamah Agung RI, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Adminstrasi Pengadilan Buku II (Jakarta, 1998), hlm.
144-145.
4 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Informasi Detail Perkara, http://sipp.pn-jakartaselatan.go.id/detil_perkara#,
diakses 19 April 2017.
dikarenakan penggugat belum siap dengan bukti-buktinya maka sidang pembuktian baru
benar-benar berjalan pada tanggal 20 Februari 2017. Sebagaimana yang ada dalam acara
hukum perdata, pihak yang mengajukan perkara adalah pihak yang bersengketa atau para
pihak yang dilanggar haknya. Pada perkara diatas pihak yang mengajukan gugatan adalah
pihak penggugat / pelawan yaitu Budi Astuti yang menyerahkan perkaranya pada kuasa
hukumn yang bernama Hunus Kholis, S.H. Agenda pembuktian tidak dapat dimulai ketika
bukti belum juga diajukan. Hal tersebut menggambarkan adanya suatu asas bahwa hakim
bersifat menunggu.
b) Sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum
Terhadap asas ini, hakim telah menyatakan bahwa sidang dibuka dan dinyatakan terbuka
untuk umum sejak awal persidangan dibuka.
c) Hakim mendengar kedua belah pihak
Terhadap asas ini, hakim telah memberikan kesempatan baik Penggugat dan Tergugat
untuk sama-sama mengajukan bukti dan memberikan kepada kedua belah pihak
kesempatan untuk mempersiapkan bukti tersebut.