Anda di halaman 1dari 4

A.

Fakta Observasi
1. Fakta / Deskripsi Perkara
- Waktu dan Tempat

a. Hari/Tanggal : Rabu / 27 Februari 2017

b. Tempat : Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

c. Alamat : Jl. Ampera Raya No.133, RT.5/RW.10, Ragunan, Ps. Minggu, Kota Jakarta
Selatan, DKI Jakarta 12550

- Perkara

a. Jenis Perkara : Lain-lain


b. Nomor Pekara : 762/Pdt.G.Plw/2016/PN JKT.SEL
c. Hakim : -
d. Panitera : -
e. Penggugat / Pelawan : Budi Astuti
f. Kuasa Hukum Penggugat : Hunus Kholis, S.H
g. Tergugat / Terlawan : PT. Blesindo Inti Land
h. Petitum:

1) Menerima dan mengabulkan gugatan perlawanan dari pelawan untuk seluruhnya.


2) Menyatakan pelawan adalah Pelawan yang benar dan patut dilindungi hukum;
3) Menyatakan penetapan eksekusi nomor 56/Eks.HT/2014/PN.Jkt.Sel. di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan tidak dapat dilaksanakan dan dinyatakan tidak berkekuatan
hukum mengikat sepanjang Terlawan belum melakukan Penagihan kepada PT.
Rolika Caterindo;
4) Menghukum Terlawan untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara quo.

2. Fakta / Deskripsi Suasana Persidangan


a. Pengadilan : Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
b. Hari/Tanggal: Senin / 27 Februari 2017
c. Perihal perkara perdata : Gugatan Perlawanan
d. Pukul : 09.40 s.d 10.40 WIB
e. Sidang ke : 10 (Agenda sidang berupa pembuktian untuk pengajuan bukti tambahan
penggugat)
f. Alur Persidangan:
1) Penggugat memasuki ruang sidang;
2) Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum oleh hakim
3) Hakim membacakan agenda sidang yaitu masih melanjutkan agenda pembuktian berupa
pengajuan bukti tambahan dari pelawan.
4) Hakim memanggil pelawan untuk menyerahkan bukti tambahan tersebut.
5) Kuasa hukum pelawan yang mewakili pelawan menyerahkan bukti tambahan.
6) Lalu hakim menanyakan pelawan apakah ingin menambahkan atau mengajukan saksi
atau tidak.
7) Hakim juga menanyakan terlawan apakah ingin mengajukan bukti atau tidak.
8) Terlawan menyatakan ingin mengajukan bukti tetapi belum siap.
9) Selanjutnya hakim menyatakan persidangan pembuktian ditunda dan sidang dilaksanakan
kembali tanggal 6 Maret 2017 dengan agenda sidang pembuktian berupa pengajuan
bukti dari terlawan.

B. Analisis Persidangan
1. Terhadap Fakta / Deskripsi Perkara
Bahwa dalam perkara ini, PT. Blesindo Inti Land (Tergugat / Terlawan) memiliki
piutang terhadap PT. Rolika Caterindo. Akan tetapi, karena PT. Rolika Caterindo tidak
membayar hutangnya tersebut, maka PT. Blesindo langsung menyita objek jaminan dari PT.
Rolika Caterindo, yang mana objek tersebut dilekatkan hak milik Budi Astuti. Sehingga, sita
objek jaminan PT. Rolika Caterindo berarti sita objek jaminan Budi Astuti. Sebagai pihak
ketiga di luar perkara utang piutang antara PT. Blesindo Inti Land dan PT. Rolika Caterindo,
tentu Budi Astuti merasa dirugikan. Akibatnya, Budi Astuti berupaya melakukan perlawanan
Terhadap penetapan eksekusi nomor 56/Eks.HT/2014/PN.Jkt.Sel. Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan. Selain itu, Budi Astuti berpendapat bahwa penetapan eksekusi tersebut tidak dapat
dilaksanakan sera tidak berkekuatan hukum mengikat sepanjang Terlawan belum melakukan
Penagihan kepada PT. Rolika Caterindo.
Bentuk perkara ini berupa perkara perlawanan pihak ketiga (derden verzet). Adapun
yang dimaksud dengan derden verzet (Perlawanan Pihak Ketiga) adalah suatu upaya hukum
atas penyitaan milik pihak ketiga1 (dalam hal ini adalah pelawan atau Budi Astuti).Pada
praktiknya, tergugat sering mengajukan keberatan atas penyitaan yang diletakkan terhadap
harta kekayaannya dengan dalih bahwa barang yang disita adalah milik pihak ketiga. Dalil
dan keberatan itu kebanyakan tidak dihiraukan pengadilan atas alasan, sekiranya barang itu
benar milik pihak ketiga, dapat diajukan keberatan melalui upaya derden verzet. Menurut
Yahya Harahap, bahwa pihak ketiga yang bersangkutan dapat mengajukan perlawanan dalam
bentuk derden verzet atau perlawanan pihak ketiga terhadap Conservatoir Beslag yang sering

1 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata (Sinar Grafika: Jakarta, 2009), hlm. 299.
disingkat CB (sita jaminan). Penjelasan tersebut juga ditegaskan dalam Putusan MA No. 3089
K/Pdt/1991 yang menjelaskan bahwa sita jaminan (CB) yang diletakkan di atas milik pihak
ketiga memberi hak kepada pemiliknya untuk mengajukan derden verzet.2
Perlawanan tereksekusi terhadap sita eksekusi kemudian diberikan ketentuan lebih jelas
yaitu3:

- Perlawanan tereksekusi terhadap sita eksekusi barang bergerak dan barang yang tidak
bergerak diatur dalam pasal 207 HIR atau pasal 225 Rbg.

- Perlawanan ini pada azasnya tidak menangguhkan eksekusi. Pasal 207 (3) HIR atau 227
RBg. Namun, eksekusi harus ditangguhkan, apabila segera nampak bahwa perlawanan
tersebut benar dan beralasan, paling tidak sampai dijatuhkannya putusan oleh Pengadilan
Negeri.

- Terhadap putusan dalam perkara ini, permohonan banding diperkenankan.

2. Terhadap Fakta / Deskripsi Suasana Persidangan


- Dalam sidang ke-10 pada tanggal 27 Februari 2017, agenda sidang masih berupa pembuktian.
Adapun bukti yang diajukan masih berasal dari peggugat / pelawan yakni:
1. Putusan PKPU
2. Data tagihan kreditor PT. Rolikan Caterindo

- Adapun dalam proses persidangan, terdapat beberapa hal yang dapat dinilai berdasarkan
beberapa penerapan asas-asas hukum acara perdata yang berkaitan dengan perkara ini:

a) Hakim bersifat menunggu


Berdasarkan data yang dilihat dari website sistem informasi penelusuran perkara,agenda
sidang pembuktian sebenarnya telah ditetapkan pada tanggal 23 Januari 2017 4, akan tetapi

2 Tri Jata Ayu Pramesti, Seluk Beluk Derden Verzet (Perlawanan Pihak Ketiga),
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt516d85bd40408/seluk-beluk-derden-verzet-(perlawanan-pihak-ketiga),
diakses 19 April 2017.
3 Mahkamah Agung RI, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Adminstrasi Pengadilan Buku II (Jakarta, 1998), hlm.
144-145.
4 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Informasi Detail Perkara, http://sipp.pn-jakartaselatan.go.id/detil_perkara#,
diakses 19 April 2017.
dikarenakan penggugat belum siap dengan bukti-buktinya maka sidang pembuktian baru
benar-benar berjalan pada tanggal 20 Februari 2017. Sebagaimana yang ada dalam acara
hukum perdata, pihak yang mengajukan perkara adalah pihak yang bersengketa atau para
pihak yang dilanggar haknya. Pada perkara diatas pihak yang mengajukan gugatan adalah
pihak penggugat / pelawan yaitu Budi Astuti yang menyerahkan perkaranya pada kuasa
hukumn yang bernama Hunus Kholis, S.H. Agenda pembuktian tidak dapat dimulai ketika
bukti belum juga diajukan. Hal tersebut menggambarkan adanya suatu asas bahwa hakim
bersifat menunggu.
b) Sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum
Terhadap asas ini, hakim telah menyatakan bahwa sidang dibuka dan dinyatakan terbuka
untuk umum sejak awal persidangan dibuka.
c) Hakim mendengar kedua belah pihak
Terhadap asas ini, hakim telah memberikan kesempatan baik Penggugat dan Tergugat
untuk sama-sama mengajukan bukti dan memberikan kepada kedua belah pihak
kesempatan untuk mempersiapkan bukti tersebut.

Anda mungkin juga menyukai