Anda di halaman 1dari 8

Mataram, 3 Mei 2021

EKSAMINASI TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SELONG Nomor 5


/Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017

Oleh : SI Pulan

1. Pengantar
Putusan Pengadilan Negeri Selong Nomor 5 /Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017 adalah
putusan tentang sengketa tanah seluas 4620 M2 yang dahulu terletak Desa Loyok dan sekarang
Desa Gelora, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur antara Lalu Abas dan Inaq Sumaini selalu
Para Penggugat dengan Gubernur NTB selaku Tergugat. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Selong

dalam diktum (amar) putusannnya Nomor 5 /Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017 telah
menjatuhkan putusan yang menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima, karena
dalam pertimbangannya menyatakan gugatan Para Penggugat merupakan gugatan kurang
pihak disebabkan tidak semua ahli waris orang tua Para Penggugat menjadi pihak atau ditarik
sebagai pihak.

2. Tentang Gugatan Para Penggugat


Bahwa para Penggugat dalam gugatannya pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :

a. Bahwa Para Penggugat adalah anak /keturunan dari orang yang bernama Pe Tjali
(almarhum);

b. Bahwa para Penggugat dalam gugatannya mendalilkan bahwa tanah objek sengketa yang
dikuasai oleh Tergugat seluas ± 4620 M2 yang dahulu terletak di Desa Loyok dan sekarang
di Desa Gelora adalah hak milik dari Pe Tjali yang harus turun kepada Para Penggugat selaku
anak keturunan dari Pe Tjali;

c. Bahwa menurut para Penggugat dalam dalil gugatannya menyatakan tanah sengketa
seluas 4620 M2 tersebut telah dipinjamkan oleh Pe Tjali kepada Tergugat (Gubernur NTB).

3. Tentang Jawaban Tergugat


Bahwa terhadap dalil gugatan Para Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan
jawaban dalam bentuk eksepsi dan jawaban terhadap pokok perkara.

1
● Jawaban Tergugat Dalam Eksepsi
Bahwa Tergugat dalam eksepsinya pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :

a. Bahwa gugatan para Penggugat adalah obscur libel (kabur/tidak jelas), karena dalam
gugatan para Penggugat mendalilkan objek sengketa adalah sebidang tanah, sedangkan
para Penggugat adalah dua orang, yaitu Lalu abas dan Inaq Sumaini yang dalam gugatan
para Penggugat tidak dijabarkan luas tanah dan batas-batas tanah milik Lalu Abas, juga
tidak dijelaskan luas tanah dan batas-batas tanah milik Inaq Sumaini.

b. Bahwa gugatan para Penggugat telah daluarsa (lampau waktu), karena Tergugat telah
menguasai tanah sengketa lebih kurang 42 tahun. Oleh karena itu gugatan para
Penggugat harus ditolak.

● Jawaban Tergugat dalam Pokok Perkara


Bahwa Tergugat dalam jawabannya terhadap gugatan para Penggugat pada bagian pokok
perkara pada pokoknya menyatakan : Bahwa tanah sengketa bukan hak milik Pe Tjali dan
para Penggugat, karena Pe Tjali semasa hidupnya telah melepaskan haknya atas tanah
sengketa kepada Tergugat.

4. Tentang Alat-Alat Bukti para Penggugat

Bahwa para Penggugat untuk mendukung dalil gugatannya telah


mengajukan alat-alat bukti surat (tertulis) sebagai berikut :
1. Bukti P.1 : fotokopi surat keterangan dari Kepala Kantor Dinas Luar Tk.I IPEDA Mataram
No. 096/III/10/1980, tanggal 29 Oktober 1980 ;
2. Bukti P. 2 : fotokopi surat ketetapan iuran pembangunan daerah dari Kepala Kantor Padjak
hasil bumi Lombok, tanggal 26 Januari 1960 ;
3. Bukti P.3 : fotokopi surat dari Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Timur No.
028/68/PPKA/2010, tanggal 4 Februari 2010 ;
4. Bukti P.4 : fotokopi surat pernyataan, tanggal 25 Juni 2009 ;
5. Bukti P.5 : fotokopi surat tanda terima setoran (STTS) Tahun 2016 dan Tahun 2015, an.
Wajib pajak Pe Tjali;

2
6. Bukti P.6 : fotokopi surat keterangan ahli waris No. Pem/593/684/2013, tanggal 19 Agustus
2013

Selain mengajukan 6 alat bukti tertulis, para Penggugat juga mengajukan dua orang saksi
masing-masing bernama Junaidi dan Haji Adnan. Kedua saksi para Penggugat ini sama-sama
menerangkan bahwa tanah sengketa seluas lebih kurang 46 are tersebuit adalah hak milik Pe
Tjali, karena saksi Jumaidi pernah melihat Pe- Tjali mengerjakan tanah sengketa. Sedangkan
saksi Haji Adnan menerangkan bahwa tanah sengketa milik Pe Tjali, karena saksi sering
kerumah Pe-Tjali. Saksi para Penggugat bernama Junaidi juga menerangkan nama anak-
anak Pe Tjali adalah Pak Abas, Inaq Sumaini dan Juhae. Juhae telah meninggal dunia dan
Juhae memiliki anak bernama Sapar.

5. Tentang Alat-alat Bukti Tergugat


Bahwa Tergugat untuk mendukung dalil jawabannya telah mengajukan alat-alat bukti tertulis
sebagai berikut :

1. Bukti T. 1 : fotokopi Sertifikat Hak Pakai No. 1, tanggal 9 September 1977, surat ukur no.
34/1976 ;
2. Bukti T. 2 : fotokopi surat pernyataan pelepasan hak, tanggal 22 Agustus 1975;
3. Bukti T. 3 : fotokopi salinan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya No.
24/B/2013/PT.TUN.SBY, tanggal 19 Agustus 2013 ;
4. Bukti T. 4 : fotokopi salianan putusan Kasasi Tata Usaha Negara No. 562 K/TUN/2013,
tanggal 25 Pebruari 2014.

Selain mengajukan 4 alat bukti tertulis, Tergugat juga mengajukan dua orang saksi masing-
masing bernama Sera’i dan Abdul Rahman. Bahwa kedua saksi Tergugat ini sama
menerangkan bahwa tanah sengketa sejak para saksi sebagai Pegawai Negeri Sipil yang
ditempatkan pada Dinas Perkebunan Provinsi NTB dikuasai oleh Dinas perkebunan NTB,
tanah sengketa ditanami cengkeh, coklat kelapa dsb. Sepengetahuan para saksi Tergugat
tidak ada yang keberatan atas penguasaan Tergugat terhadap tanah sengketa.

6. Tentang Pertimbangan Hukum Putusan Pengadilan Negeri Selong Nomor 5


/Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017

3
Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Selong dalam pertimbangan hukum
putusannya telah menolak eksepsi gugatan obscur libel dan gugatan telah
daluarsa yang diajukan Tergugat. Eksepsi gugatan para Penggugat obscur libel
yang diajukan oleh Tergugat terhadap gugatan para Penggugat bahwa para
Penggugat harus menentukan luas dan batas-batas tanah milik mereka dari
luas tanah sengketa.

Bahwa pertimbangan hukum putusan PENGADILAN Negeri Selong Nomor


5 /Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017 yang menolak atau tidak
menerima eksepsi gugatan para Penggugat obscure libel yang diajukan
Tergugat dapat dibenarkan, karena para Penggugat dalam gugatannya
mendalilkan tanah sengketa adalah haki milik orang tua mereka yaitu Pe-Tjali
dan bukan hak milik masing-masing Penggugat. Tanah sengketa belum dibagi
oleh para Penggugat dan ahli waris Pe Tjali yang lain, sehingga tidak tepat
eksepsi Tergugat yang menyatakan para Penggugat (Lalu Abas dan Inaq
Sumaini ) harus menjelaskan luas dan batas-batas tana milik mereka.

Demikian juga telah tepat dan benar pertimbangan hukum putusan


Pengadilan Negeri Selong perkara ini yang menolak eksepsi Tergugat terkait
dengan gugatan para Penggugat yang didalilkan daluarsa oleh Tergugat,
karena objek sengketa perkara ini adalah tanah. Dalam Pasal 5 UU No. 5
Tahun 1960 tentang Agraria menyebutkan bahwa Hukum agraria yang berlaku
atas bumi, air dan ruang angkasa ialah hukum adat, sepanjang tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas
persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan-
peraturan yang tercantum dalam Undang-undang ini dan dengan peraturan

4
perundangan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkan unsur-unsur yang
bersandar pada hukum agama.

Bahwa dalam konsep hukum adat tidak mengenal daluarsa, sehingga seseorang
dapat saja termasuk para Penggugat dapat mengajukan gugatan atas tanah
yang menjadi objek sengketa dalam perkara ini sekalipun tanah objek sengketa
telah dikuasai puluhan tahun oleh Tergugat.

Bahwa dalam putusan Pengadilan Negeri Selong yang menjadi objek


eksaminasi diketahui bahwa pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Selong ternyata tidak menerima gugatan para Penggugat berdasarkan
pertimbangan bahwa Pe- Tjali mempunyai ahli waris atau keturunan yang
berhak atas tanah sengketa yang tidak dilibatkan dalam perkara ini, yaitu Sapar
selaku anak dari Juhae. Dalam bukti P-6 berupa surat silsilah ahli waris Pe- Tjali
dan keterangan saksi para Penggugat bernama Jumaidi menyatakan Juhae
adalah anak dari Pe Tjali selain Lalu Abas dan Inaq Sumaini dan Juhae
mempunyai anak bernama Sapar.

Bahwa menurut anator (orang yang melakukan eksaminasi) bahwa


pertimbangan hukum putusan Pengadilan Negeri Selong Nomor 5
/Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017 yang tidak menerima guagatan Para
Penggugat hanya karena tidak dilibatkannya Sapar (anak Juhae) sebagai pihak
dalam perkara ini adalah keliru dan salah menerapkan hukum, karena perkara
sebagaimana putusan Pengadilan Negeri Selong Nomor 5 /Pdt.G/2017/PN Sel,
tanggal 23 Mei 2017 adalah perkara perbuatan melawan hukum, dan bukan
perkara waris. Pertimbangan hukum putusan Pengadilan Negeri Selong Nomor
5 /Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017 baru dapat dibenarkan menurut
5
hukum apabila perkara sebagaimana putusan Pengadilan Negeri Selong Nomor
5 /Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017 adalah perkara waris mal waris.
Dalam perkara waris mengharuskan semua ahli waris sebagai pihak, missal
perkara waris yang para pihaknya beragama Islam telah digariskan dalam
ketentuan Pasal 49 ayat (3) UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, jo.
Penjelasan Umum angka 2 alinea keenam UU No. 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama, mengatur jangkauan kewenangan Peradilan Agama dalam
mengadili sengketa waris, yangmenyebutkan:

“Bidang kewarisan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf b ialah
penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta
peninggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris, dan melaksanakan
pembagian harta peninggalan tersebut”.

Bahwa sedangkan perkara sebagaimana putusan Pengadilan Negeri Selong


Nomor 5 /Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017 adalah perkara perbuatan
melawan hukum. Dalam perkara perbuatan melawan hukum tidak ada
kewajiban semua ahli waris dijadikan sebagai pihak sebagaimana
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor : 1218 K/Pdt/1983
menegaskan bahwa tidak diharuskan semua ahli waris ditarik sebagai
Tergugat. Penerapan yang demikian tidak berakibat gugatan
mengandung cacat.

Dengan demikian tidak dilibatkannya Sapar sebagai pihak dalam perkara


sebagaimana putusan Pengadilan Negeri Selong Nomor 5
/Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017 tidak menyebabkan gugatan para
Penggugat kurang pihak. Oleh karena itu Majelis Hakim yang memeriksa dan

6
mengadili perkara sebagamana putusan Pengadilan Negeri Selong Nomor 5
/Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017 semestinya memeriksa, mengadili,
dan memutus pokok perkara gugatan para Penggugat.

Bahwa oleh karena perkara sebagaimana putusan Pengadilan Negeri Selong


Nomor 5 /Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017 bukan perkara waris,
sehingga pertimbangan hukum dan amar putusan Pengadilan Negeri Selong
Nomor 5 /Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017 yang tidak menerima
gugatan para Penggugat adalah keliru dan salah menerapkan hukum.

7. Rekomendasi Anator

Anator merekomendasikan kepada para Penggugat untuk melakukan upaya


hukum banding kepada Pengadilan Tinggi dengan dasar alasan banding
sebagaimana dijabarkan dan tergambar pada poin angka 6 di atas.

Demikianlah Eksaminasi terhadap putusan Pengadilan Negeri Selong Nomor


5 /Pdt.G/2017/PN Sel, tanggal 23 Mei 2017 dibuat sebagaimana mestinya.

Hormat Anator

TTD

SI PULAN

7
8

Anda mungkin juga menyukai