Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH TRANSAKSI BERJAMIN

Eksaminasi Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan


No.187/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel

Disusun Oleh:

Romi Fajar Ali : 1606846472

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA
2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan di dalam bidang ekonomi saat ini menjadi perhatian yang serius. Hal
ini mengandung maksud untuk mengejar ketertinggalannya, maka dari itu diterapkan
berbagai kemudahan dan penyederhadanaan baik pengauran maupun pelaksanaannya.
Khususnya yang berkaitan dengan permodalan, maka peranan lembaga keuangan bank
maupun bukan bank sangat diperlukan sekali dalam rangka menunjang masyarakat untuk
berperan serta dalam pembangunan ekonomi.
Fungsi dan peranan lembaga keuangan, baik bank maupun bukan bank serta lembaga
perkreditan hendaknya lebih ditingkatkan agar semakin mampu menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan. Lembaga yang
dimaksud harus semakin mampu beperan sebagai penggerak dan sarana mobilasi dana
masyarakat yang efektif dan sebagai penyalur yang cermat dari dana tersebut untuk
pembiayaan kegiatan yang produktif. Oleh karena itu, jaringan pelayanan dari lembaga
tersebut harus terus ditumbuh kembangnkan dan diperluas penyebarannya, dan ditingkatkan
efisiensi produktifitas serta kehandalannya agar dapat menjangkau seluruh pelosok tanah air
serta segenap lapisan masyarakat agar mampu berperan serta dalam pembangunan.1
Perkembangan perekonomian dan dunia bisnis akan selalu diikuti oleh perkembangan
kebutuhan akan kredit, dan pemberian fasilitas kredit yang selalu memerlukan jaminan, hal
ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam arti piutang, yang meminjamkan akan
terjamin dengan adanya jaminan. Dalam konteks inilah letak pentingnya lembaga jaminan
itu.2
Gadai merupakan lembaga jaminan yang telah sangat dikenal dan dalam kehidupan
masyarakat, dalam upayannya untuk mendapatkan dana guna berbagai kebutuhan. PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) merupakan saah satu BUMN yang usaha intinya menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan kredit/pinjaman kepada masyarakat. Dalam
penyaluran kreditnya kepada masyarakat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., salah
satu cara yang dilakukan yaitu dengan menggunakan dasar hukum gadai.
Benda jaminan bagi pemberi gadai sebetulnya merupakan benda yang bernilai
ekonomi dan penting dalam kehiduppannya, maka agar tidak terjadi kerugian terhadap
baranng yang dijaminkan tersebut sudah sepatutnya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk., mempunyai peranan yang besar dalam melakukan pengawasan dan pemeliharaan
barang yang berada dalam kekuasaaanya, sehingga benda yang dijaminkan tidak mengalami
kerusakan atau hilang yang dapat merugikan nasabah yang telah menggadaikan barangnya.
Jika di kemudian hari terjadi hal yang menyebabkan barang tersebut rusak, hilang, berkurang,
atau tidak sesuai dengan kondisi awal saat penyerahan, maka hal tersebut akan memberikan
implikasi bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Berdasarkan hal tersebut kami akan membahas mengenai Perlindungan Hukum
terhadap Nasabah dalam Hal Terjadi Kerusakan atau Kehilangan Barang Jaminan di PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., (Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
No.187/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel).

1Udyanti Dorotea Tobing, Hukum Perjanjian Kredit (Yogyakarta: Laksbang Grafika, 2014), hlm. 3.
2
Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia (Bandung: Rineka Cipta,
1991), hlm. 5.

2
B. Posisi Kasus Dalam Putusan PN Jakarta Selatan No.187/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel.
Dalam putusan PN Jakarta Selatan No.187/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel., para pihak yang
menjadi sengketa gadai yaitu Ny. RATNA DEWI, Direktur PT. BOENGSU DJAYA sebagai
Penggugat melawan;
1. Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai Tergugat I;
2. Pimpinan Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Kantor Wilayah 2 Jakarta,
sebagai Tergugat II.
Kasus ini bermula saat Penggugat memperoleh fasilitasi kredit dari Tergugat I sebagai
kreditur berdasarkan Perjanjian Kredit. Hingga saat ini Penggugat tidak pernah mengalami
masalah dengan pembayaran angsuran kredit, atau dengan perkataan lain seluruh proses
kredit tersebut tidak pernah mengalamai kemacetan dan Penggugat tidak pernah melakukan
penunggakan dalam membayar angsuran kredit.
Adapun anggunan sebagai jaminan pelunasan kredit yang diberikan Penggugat, yakni
berupa jaminan pokok emas batangan seberat 59 kg, dengan nilai objek sebesar
Rp28.320.000.000,-. Terhadap objek jaminan emas batangan tersebut diikat gadai sesuai akta
Jaminan Gadai, diantara Penggugat sebagai Debitur/Pemberi Gadai, dengan Tergugat I dan
Tergugat II sebagai Kreditur/Pemegang GAdai.
Sebelumnya jaminan emas batangan tersebut telah dijaminkan oleh Penggugat kepada
Tergugat I dan II secara fidusia, yang kemudian diubah oleh Tergugat I dan II atas
persetujuan Penggugat menjadi Jaminan Gadai.
Secara fisik objek gadai emas batangan telah diserahkan oleh Penggugat/Pemberi
Gadai kepada Pemegang Gadai/Tergugat I dan II, vide Pasal 1152 Ayat (2) KUHPerdata
dengan demikian Tergugat I dan II sejak ditanda tanganinya Akta Jaminan Gadai,
berkewajiban menyediakan tempat untuk menyimpang objek gadai, dan apabila terjadi
kehilangan atau kemerosotan nilai barangnya, vide Pasal 1157 KUHPerdata yang mengatur
bahwa Si berpiutang adalah bertanggung jawab untuk hilangnya atau kemerosotan
baranngnya sekedar itu telah terjadi karena kelalaiannya.
Serta berdasarkan ketentuan Akta Jaminan Gadai telah diatur:
1. Pasal 1 menyatakan Pemegang gadai diwajibkan menyimpan barang-baranng tersebut
pada tempat yang sama.
2. Pasal 2 menyatakan Apabila barang-barang tersebut seluruhnya atau sebagian oleh karena
sebab apapun hilang, maka Pemegang Gadai diwajibkan membayar kerugian kepada
Pemberi Gadai yang besarnya menurut taksiran seperti disebut diatas.
Pada tahun 2012, Penggugat ditawarkan tambahan kredit oleh Tergugat II dengan
jaminan 12 kg emas batangan. Kemudian disepakati untuk tambahan kredit tersebut jaminan
emas batangan tambahan yang akan diberikan oleh Penggugat seberat 7 kg, sisanya seberat 5
kg akan diserahkan oleh Penggugat pada saat akad kredit ditandatangani.
Tanggal 25 September 2012, bertempat di Kantor Tergugat II, jaminan emas batangan
7 kg millik Penggugat yang akan dijadikan agunan untuk tambahan kredit dilakukan
pengetesan dari 7 kg dilakukan pengetasan 4 kg, dan hasilnya bagus, kadar emas 24 karat dan
timbangan per keeping 100 gram sesuai sertifikat.
Setelah dilakukan Pengetesan terhadap emas batangan 7 kg, ternyata Tergugat II
menyampaikan kepada Penggugat, bahwa Tergugat II juga akan melakukan pengetesan

3
terhadap emas batangan seberat 59 kg yang telah dijaminkan berdasarkan Akta Jaminan
Gadai.
Keinginan Tergugat II untuk melakukan pengetasan terhadap jaminan emas seberat 59
kg yang telah dijaminkan oleh Penggugat kepada Tergugat I dan II secara gadai, sangat tidak
wajar, karena objek jaminan emas tersebut tidak ada kaitannya dengan penawaran
penambahan kredit.
Penggugat pada saat itu tidak dalam posisi untuk menolak atau keberatan, dan
kemudian oleh Tergugat II diambil dan dikeluarkan objek jaminan gadai a quo seberat 7 kg,
kemudian dilakukan pengetesan dan ternyata setelah dilakukan pengetesan emas batangan
tersebut warnanya pudar dan putih dan setelah ditimbang beratnya 52 gram perkeping,
seharusnya 100 gram per keping.
Setelah mengetahui emas batangan seberat 7 kg tersebut berbeda dan tidak sesuai
seperti pada saat awal Penggugat menyerahkan kepada Tergugat II, maka Penggugat meminta
kepada Tergugat II untuk memeriksa dan melakukan pengetesan terhadao sisanya yaitu
seberat 52 kg, dan ternyata setelah dilakukan pengetesan emas seberat 52 kg tersebut
warnanya pudar dan putih dan setelah ditimbang beratnya 52 gram perkeping, seharusnya
100 gram per keping.
Atas kejadian tersebut, tambahan kredit yang ditawarkan Tergugat I dan II ditolak
oleh Penggugat, dan Penggugat meminta kepada Tergugat I dan II untuk bertanggung jawab
atas objek jaminan emas batangan seberat 59 kg yang telah berubah bentuk dan beratnya serta
tidak sesuai lagi keadaannya seperti pada saat pertama diserahkan kepada Tergugat I dan II,
serta tidak sesuai dengan sertifikat.
Tindakan Tergugat I dan II sebagai pemegang gadai yang secara yuridis harus
bertanggung jawab apabila ada kehilangan dan/atau kemerosotan nilai objek barang gadai,
vide Pasal 1157 KUHPerdata, yang ternyata hingga gugatan ini diajukan tidak
mempertanggunngjawabkan perbuatannya, meskipun objek jaminan berupa emas batangan
seberat 59 kg tersebut telah berubah baik kadarnya maupun berat per kepingnya dan tidak
sesuai seperti pada saat pertama kali diserahkan oleh Penggugat, dan mengakibatkan
kemerosotan nilai barang jaminan gadai.
Tindakan Tergugat I dan II selaku kreditur/pemegang gadai, yang tidak mau
bertanggung jawab atas terjadinya perubahan bentuk, warna, kadar dan berat per keeping dari
emas batangan seberat 59 kg yang mengakibatkan kemerosotan nilai objek jaminan tersebut,
jelas merupakan perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan Pasal 1157
KUHPerdata dan Akta Jaminan Gadai dan Pasal 1365 KUHPerdata.
Objek jaminan gadai diserahkan oleh Penggugat kepada Tergugat II, sejak 27 Juli
2012, dan kemudian pada tanggal 25 September 2012 baru dinyatakan Palsu oleh Tergugat II,
sehingga hal tersebut dinilai sebagai perbuatan melawan hukkum karena secara fisik objek
jaminan gadai diserahkan dan diterima oleh Tergugat II selaku pemegang gadai, seluruh
tanggung jawab objek jaminan beralih kepada pemegang gadai, maka oleh karenanya apabila
kemudian setelah kurang lebih 3 (tiga) bulan terjadi Perubahan bentuk kadar dan nilai dari
objek jaminan gadai, Tergugat I dan Tergugat II harus bertanggung jawab.
Pokok dalam gugatan ini mengenai terjadinya perubahan dan kemerosotan nilai objek
jaminan gadai dan ganti rugi yang secara langsung akan berakibat kepada Perjanjian
Pokoknya yaitu Perjanjian Kredit Modal Kerja, karena Akta Jaminan Gadai tidak dapat
dipisahkan dan merupakan bagian dari perjanjian pokoknya, oleh karenanya apabila
permasalahan ini belum diputus pengadilan, pada saat jatuh tempo kredit yaitu tanggal 14 Juli
2013 tentu akan mengalami kondisi hukum yang belum pasti khsusnya mengenai status objek

4
jaminan gadai, karena apabila Penggugat melunasi kredit tersebut, secara fisik seluruh objek
jaminan gadai harus dikembalikan secara utuh seperti semula.
Apabila pada saat jatuh tempo kredit Penggugat tetap diwajibkan melunasi kredit,
sedangkan objek jaminan masih belum jelas statusnya tentu tidak adil bagi Penggugat.
Dalam memutuskan perkara tersebut, pertimbangan Majelis Hakim sebagai berikut:
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P 15, membuktikan bahwa pada tanggal 27
Juli 2012 telah diambil foto/gambarnya terhadap Kepingan Emas-Kepingan Emas yang
bernomor seri yang menjadi Jaminan Gadai (Obyek Jaminan Gadai) beserta
sertifikatsertifikatnya.
Menimbanng bahwa selanjutnya dari bukti-bukti surat, keterangan saksi dan fotofoto
dari Penggugat yang telah diuraikan diatas, akan dipertimbangkan apakah benar Para
Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum yang menimbulkan kerugian bagi
Penggugat (Ny. Ratna Dewi) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 1365
KUHPerdata.
Menimbang, bahwa dari bunyi Pasal tersebut di atas harus dipenuhi syarat-syarat atau
unsur-unsur pasal 1365 KUHPerdata tersebut sebagai berikut:
1. Harus ada Perbuatan yang Melawan Hukum (Onrechtmatige daad),
2. Harus ada Kesalahan,
3. Harus ada Kerugian yang Ditimbulkan,
4. Harus ada Hubungan Kausal antara Perbuatan yang Melawan Hukum dan Kerugian yang
ditimbulkan;
Menimbang, bahwa Perbuatan yang Melawan Hukum adalah suatu perbuatan yang
melanggar hak subyektif orang lain atau bertentangan dengan kewajiban hukum dari
sipembuat sendiri, yang telah diatur dalam Undang-undang atau dengan perkataan lain
melawan hukum ditafsirkan melawan Undang-undang.
Menimbang, bahwa menurut ketentuan Pasal 10 angka 3 dan 7 Akta No.42,
disebutkan Pihak Penggugat (Ny.Ratna Dewi) sebagai debitur wajib menyerahkan laporan
agunan logam mulia di Brandkas BRI atau SDB BRI yang kunci-kuncinya dipegang oleh
Pejabat yang ditunjuk oleh Pimpinan Wilayah, dan pemenuhan terhadap agunan, seluruh
bukti asli kepemilikan agunan disimpan di Pihak Pertama/Bank (Tergugat II) sampai
kreditnya lunas.
Menimbang, bahwa pemberian jaminan gadai diterima dan dilangsungkan dengan
persyaratan dan ketentuan Pasal 1 dan Pasal 2 Akta Jaminan Gadai No. 43, sebagai berikut:
1. Pasal 1 : Pemegang gadai diwajibkan menyimpan barang-barang tersebut pada tempat
yang aman.
2. Pasal 2 : Apabila barang-barang tersebut seluruhnya atau sebagian oleh karena sebab
apapun hilang, maka Pemegang Gadai diwajibkan membayar kerugian kepada Pemberi
Gadai yang besarnya menurut taksiran seperti tersebut diatas.
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P 9 = bukti T 11 : bahwa pada tanggal 27
Juli 2012, Tergugat II (Rotua Anastasia Sinaga/Kabag BRI Kantor Wilayah Jakarta 2) telah
menerima dokumen agunan dari Penggugat (Ny.Ratna Dewi/PT. Boengsu Djaya), berupa :
1. 2 (dua) buah anak kunci SDB di Kanca BRI Gatot Subroto No. V74467 dan
V74469/2007 milik PT. Boengsu Djaya ;

5
2. 2 (dua) buah anak Kunci Gembok Tas didalam SDB No. V74467 dan No.V74469/2007 di
Kanca BRI Gatot Subroto No. 439 milik PT. Boengsu Djaya.
Menimbang, bahwa bersamaan dengan telah ditandatangani Akta No. 42 dan Akta
No. 43 diatas, dan dari keterangan saksi KEZIA dibawah sumpah dan bukti foto/gambar P
9 sampai dengan bukti P 15, bahwa benar pada tanggal 27 Juli 2012 Jaminan Gadai atau
agunan pokok berupa emas batangan seberat 59 Kg dengan nilai obyek sebesar
Rp.28.320.000.000,- oleh Penggugat (Ny. Ratna Dewi) selaku Debitur/Pemberi Gadai telah
diserahkan kepada Tergugat II (Pemimpin Kantor Wilayah BRI Jakarta 2) selaku Kreditur/
Pemegang Gadai, setelah sebelumnya Jaminan Gadai emas batangan seberat 59 Kg atau 590
keping, oleh Tergugat II dicek satu persatu dari 590 keping emas batangan dengan sertifikat-
sertifikat yang melekat pada setiap keping emas batangan dengan berat 100 gram
perkepingnya sesuai sertifikat, dimana pengecekan dan penyerahan tersebut telah diambil
fotonya/gambarnya (bukti P 9 s/d bukti P 15 diatas).
Menimbang, bahwa selanjutnya pada tanggal 25 September 2012 (+ dua bulan setelah
diserahkan jaminan gadai tersebut) sekitar pukul 14.00 Wib di Ruangan Prioritas Gedung
BRI (Tergugat II), saksi M. Deny (mempunyai keahlian pengecekan emas) melakukan
pengecekan dan pengetesan terhadap emas batangan seberat 59 Kg atau 590 keping, yang
disaksikan oleh Penggugat (Ny. Ratna Dewi), saksi Kezia, Ibu Rotua Sinaga, Pak Agus AO
dan setelah dites terhadap emas batangan tersebut ternyata berubah, warnanya buyar,
logamnya tidak ada nomor serinya, tetapi secara kasat mata besar dan bentuknya sama,
beratnya berubah menjadi 52 s/d 58 gram perkeping dari yang seharusnya 100 gram
perkeping.
Menimbang, bahwa atas adanya perubahan jaminan gadai emas batangan seberat 59
Kg atau 590 keping tersebut, oleh Penggugat (Ny. Ratna Dewi) berdasarkan bukti P 7 dan
bukti P 8 diatas, telah melaporkan Tergugat II (Pemimpin Kantor Wilayah BRI Jakarta 2)
ke Polda Metro Jaya perkara tindak pidana penggelapan dalam jabatan dan atau penggelapan,
waktu kejadian bulan September 2012, tempat kejadian Kantor Wilayah Jakarta 2 PT. Bank
BRI Jl. Gatot Subroto Kav. 9-11 Jakarta Selatan dan pihak Polda Metro Jaya telah
memberitahukan perkembangan perkara yang dilaporkan tersebut (atas nama Tersangka
Rahman Arif, Albert Radjagukguk, Agus Dwi Utomo, Brahmoko Kristiadji) masih dalam
proses penyidikan.
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas, Tergugat II sebagai
Kreditur/Pemegang Gadai atas jaminan gadai berupa Emas batangan seberat 59 kg atau 590
keping, yang telah berubah baik kadarnya maupun berat per kepingnya dan tidak sesuai
seperti pada saat diserahkan oleh Penggugat (Ny. Ratna Dewi) sebagai Debitur/Pemberi
Gadai pada tanggal 27 Juli 2012, dengan demikian perbuatan Tergugat II sebagai Kreditur/
Pemegang Gadai terhadap emas batangan seberat 59 Kg atau 590 keping yang mengalami
perubahan baik kadar maupun berat perkepingnya tersebut adalah merupakan perbuatan yang
melanggar hak subyektif orang lain atau bertentangan dengan kewajiban hukum dari
sipembuat sendiri, yang telah diatur dalam Undang-undang atau dengan perkataan lain
melawan hukum ditafsirkan melawan Undang-undang, sehingga dengan demikian unsur
Harus ada Perbuatan yang Melawan Hukum (Onrechtmatige daad) yang dilakukan oleh Para
Tergugat telah terbukti.
Menimbang, bahwa kesalahan yang dilakukan oleh Tergugat II yaitu sebagai
Kreditur/Pemegang Gadai atas jaminan gadai berupa Emas batangan seberat 59 kg atau 590
keping, yang telah berubah baik kadarnya maupun berat per kepingnya (Pemegang Gadai
tidak menyimpan barang-barang pada tempat yang aman sebagaimana ketentuan Pasal 1 Akta
No.43) dan tidak sesuai seperti pada saat Emas batangan seberat 59Kg atau 590 keping

6
diserahkan oleh Penggugat (Ny. Ratna Dewi) sebagai Debitur/ Pemberi Gadai pada tanggal
27 Juli 2012, sehingga dengan demikian unsur harus ada kesalahan telah terbukti dilakukan
oleh Tergugat II .
Menimbang, bahwa akibat adanya kesalahan yang dilakukan oleh Tergugat II selaku
Kreditur/Pemegang Gadai yaitu jaminan gadai berupa Emas batangan seberat 59 kg atau 590
keping, yang telah berubah baik kadarnya maupun berat per kepingnya, menimbulkan
kerugian Materil maupun Immateriil bagi Penggugat (Ny. Ratna Dewi) selaku Debitur/
Pemberi Gadai.
Menimbang, bahwa berdasarkan ex aequo et bono atau mohon putusan yang seadil-
adilnya, Majelis Hakim berpendapat bahwa adalah adil apabila mengabulkan tuntutan
Penggugat terhadap kerugian Materil karena berubahnya objek jaminan gadai sebesar
Rp.31.860.000.000,- sesuai dengan harga pasaran saat ini dan menyatakan tidak dapat
diterima tuntutan Penggugat atas kehilangan waktu untuk mengurus masalah ini sebesar
Rp.4.000.000.000,- dengan alasan karena tidak diajukan bukti-bukti adanya biaya pengurusan
tersebut ;

Menimbang, bahwa terhadap tuntutan kerugian Immateriil, Penggugat kehilangan


nama baik karena dituduh oleh pihak PT. BRI (Persero) Tbk, telah memberikan jaminan
emas palsu sebesar Rp. 10.000.000.000,-, adalah adil apabila mengabulkan tuntutan terhadap
kerugian Immateriil kepada Penggugat tersebut adalah sebesar Rp.5.000.000.000,-.
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas, maka Penggugat
(Ny.Ratna Dewi) telah mengalami kerugian seperti diatas, sehingga dengan demikian unsur
harus ada kerugian yang ditimbulkan/diterbitkan karena adanya kesalahan dari Para Tergugat
telah terpenuhi.
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas, Para Tergugat telah
terbukti melakukan Perbuatan Melawan Hukum yang menimbulkan kerugian bagi Penggugat,
oleh karena Perjanjian Kredit dengan jaminan gadai Emas batangan seberat 59 Kg antara
Penggugat (Ny. Ratna Dewi) dan Para Tergugat telah jatuh tempo pada tanggal 14 Juli 2013,
maka atas dasar Ex Aequo Et Bono atau mohon Putusan yang seadil-adilnya, adalah tepat
dan adil apabila Majelis Hakim memerintahkan kepada Tergugat I dan Tergugat II untuk
menunda pelaksanaan proses kredit termasuk pembayaran angsuran, bunga dan segala hal
yang berkaitan dan merupakan bagian pelaksanaan dari Akta Perjanjian Suplesi dan
Perpanjangan Jangka Waktu Kredit Modal Kerja (KMK), vide Akta No. 42 tanggal 27 Juli
2012, dan Akta Jaminan Gadai No. 43 tanggal 27 Juli 2012, sejak Putusan ini dijatuhkan
(tanggal 25 September 2013) sampai dengan perkara gugatan a quo mempunyai kekuatan
hukum yang tetap (Inkracht van gewijsde) dan selanjutnya ditambahkan dalam amar angka 5
dalam putusan ini karena sangat relevan dengan materi gugatan ini.
Adapun putusan hakim dalam pokok perkara yaitu:
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat (Ny. Ratna Dewi) untuk Sebagian;
2. Menyatakan Tergugat I (Direktur Utama PT. BRI (Perseo) Tbk) dan Tergugat II
(Pimpinan Wilayah PT.BRI (Persero) Tbk, Kantor Wilayah 2 Jakarta), telah melakukan
Perbuatan Melawan Hukum yang menimbulkan kerugian bagi Penggugat;
3. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar ganti
rugi secara Materill kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus sebesar Rp.
31.860.000.000,- (Tiga puluh satu miliyar delapan ratus enam puluh juta rupiah), sejak
putusan ini mempunyai kekuatan hukum yang tetap (Inkracht van gewijsde);

7
4. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar ganti
rugi Immaterill kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus sebesar Rp. 5.000.000.000,-
(Lima miliyar rupiah), sejak perkara ini mempunyai kekuatan hukum yang tetap (Inkracht
van gewijsde);
5. Memerintahkan kepada Tergugat I dan Tergugat II untuk menunda pelaksanaan proses
kredit termasuk pembayaran angsuran, bunga dan segala hal yang berkaitan dan
merupakan bagian pelaksanaan dari Akta Perjanjian Suplesi dan Perpanjangan Jangka
Waktu Kredit Modal Kerja (KMK), vide Akta No. 42 Perpanjangan Jangka Waktu Kredit
Modal Kerja (KMK), vide Akta No. 42 tanggal 27 Juli 2012, dan Akta Jaminan Gadai
No. 43 tanggal 27 Juli 2012, sejak Putusan ini dijatuhkan (tanggal 25 September 2013)
sampai dengan perkara gugatan a quo mempunyai kekuatan hukum yang tetap (Inkracht
van gewijsde) ;
6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini sebesar Rp. 816.000,- (Delapan ratus enam belas ribu rupiah);
7. Menolak Gugatan Penggugat selain dan selebihnya;

C. Rumusan Permasalahan
Terkait Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.187/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel,
kami merumuskan permasalahan yaitu:

1. Bagaimana perlindungan hukum bagi pemberi gadai apabila terjadi kehilangnya atau
perubahan bentuk atas barang yang digadaikan?
2. Upaya hukum apa yang dapat ditempuh oleh pemberi gadai apabila terjadi kehilangnya
atau perubahan bentuk atas barang yang digadaikan?

8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perlindungan Hukum Bagi Pemberi Gadai Apabila Terjadi Kehilangnya Atau


Perubahan Bentuk Atas Barang Yang Digadaikan.

B. Upaya Hukum Yang Dapat Ditempuh Oleh Pemberi Gadai Apabila Terjadi
Kehilangnya Atau Perubahan Bentuk Atas Barang Yang Digadaikan.
DAN SARAN

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu:


1.
2.
B. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu:

Anda mungkin juga menyukai