Anda di halaman 1dari 6

Aang Miftahul Farizd

1213020001

3A HUKUM EKONOMI SYARI'AH

Analisis Putusan Hakim


P U T U S A N Nomor 86/Pdt.G/2022/PN Son

Tujuan hukum bukan hanya keadilan, tetapi juga kepastian dan kemanfaatan hukum.
Idealnya hukum harus mengakomodir ketiganya. Terlepas dari segala kepentingan akan
hal-hal lain yang juga merupakan tujuan hukum, tujuan utama hukum adalah suatu
objek yang berlaku bagi semua masyarakat dalam segala bentuk. Peran hukum dalam
pembangunan adalah untuk menjamin terjadinya perubahan secara tertib karena baik
perubahan maupun tujuan merupakan ketertiban dalam masyarakat yang sedang
berkembang, sehingga merupakan alat yang tidak dapat diabaikan dalam proses
pembangunan.1

Dalam bidang hukum, seorang hakim harus memiliki banyak pengetahuan berdasarkan
pengalaman.2 Fungsi kehakiman dilaksanakan oleh hakim berdasarkan hukum positif,
namun tidak sebagaimana yang dikemukakan oleh Montesquie tentang hakim
merupakan hukum yang berbicara, dan di luar Undang-Undang bukan hukum. Hal ini
dimaksudkan bahwa dalam menjalankan tugasnya, hakim harus mengambil ketentuan
individual konkret itu dari hukum positif yang berlaku, yaitu dalam Kitab Undang-
Undang saja, yang dianut ajaran legisme yang merupakan dasar pelaksanaan hukum di
negara yang menganut sistem kodifikasi.3.

Duduk perkara:

1. Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah melangsungkan Pernikahan pada


tanggal 23 Oktober 2016 di kabupaten Fakfak, dan perkawinan tersebut telah
dicatat di Kantor Catatan Sipil Kabupaten Fakfak sesuai Kutipan Akta Nikah
Nomor : 9203-KW-16022017-0001 pada tanggal 02 Februari 2017;.

1
Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan, Editor, Otje Salman S. dan Eddy Damian,
Bandung: PT. Alumni, 2002, hlm. 3.

2
Adiasih, Ning. Analisis terhadap Putusan Pengadilan Dalam Perkara Perdata yang Hukumnya Tidak Ada Atau
Hukumnya Tidak Jelas
3
Sudikno Mertokusumo & Pitlo, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, Yogyakarta: Citra Adytia, 1993, hlm. 9-10
2. Bahwa dalam pernikahan tersebut, Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2
orang anak yaitu :

1. Maria Anjela Novena Tuturop, Lahir di Tomohon pada tanggal 03 Juni 2007;

2. Almer Silifan Tuturop, Lahir di Sorong pada tanggal 30 Agustus 2013

3. Bahwa pada mulanya rumah tangga Penggugat dan Tergugat dalam keadaan
rukun namun sejak tahun 2020 sudah mulai beda pendapat dalam segala hal;

4. Bahwa sejak tahun 2021 Tergugat sudah mulai jarang pulang ke rumah dan
Tergugat mempunyai Perempuan lain;

5. Bahwa anak Penggugat dan Tergugat selama ini tinggal bersama Penggugat dan
Tergugat, karena itu untuk kepentingan anak sendiri dan rasa kasih sayang dari
Penggugat dan Tergugat terhadap mereka, maka Penggugat mohon agar anak-
anak ditetapkan dalam pengasuhan dan pemeliharaan Penggugat dan Tergugat.

Petitum:

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat seluruhnya;

2. Menyatakan perkawinan antar Penggugat dan Tergugat yang dilangsungkan di


Gereja Alfa Omega Sipatnanam pada tanggal 23 Oktober 2016, berdasarkan Akta
Perkawinan Nomor : 9203-KW-16022017-000-1 Putus karena Penceraian dengan
segala Akibat – akibat hukumnya;

3. Menetapkan anak dalam perkawinan Penggugat dan Tergugat bernama :

1) Maria Anjela Novena Tuturop, Lahir di Tomohon pada tanggal 03Juni 2007

2) Silifan Tuturop, Lahir di Sorong pada tanggal 30 Agustus2013.

4. Tetap dalam pengasuhan dan pemeliharaan Penggugat dan Tergugat sampai


anak-anak tersebut dewasa dan mandiri;

5. Memerintabkan Panitera Pengadilan Negeri Sorong atau Pejabat yang ditunjuk


untuk mengirimkan sehelai turunan perceraian ini kepada Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kabupaten Fakfak untuk didaftarkan dalam registrasi yang
bersangkutan;

6. Membebani Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.

Pertimbangan Hakim:
1. Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, yakni pada
tanggal 25 Agustus 2022 pihak Penggugat hadir dipersidangan, akan tetapi
Tergugat tidak datang menghadap ataupun menyuruh orang lain menghadap
untuk mewakilinya;

2. Menimbang, bahwa berdasarkan risalah panggilan sidang yang dilakukan oleh


Jurusita/Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Sorong tertanggal 22 Agustus
2022 untuk sidang tanggal 25 Agustus 2022, risalah panggilan sidang tertanggal
26 Agustus 2022 untuk sidang tanggal 5 September 2022, dan risalah panggilan
sidang tertanggal 6 September 2022 untuk sidang tanggal 12 September 2022
semua panggilan sidang tersebut telah dilakukan dengan sah dan patut, akan
tetapi Tergugat tidak pernah hadir di persidangan dan juga tidak menunjuk orang
lain untuk mewakilinya di persidangan, sedangkan tidak ternyata bahwa tidak
datangnya itu disebabkan oleh sesuatu halangan yang sah;

3. Menimbang, bahwa berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung R.I. Nomor 01


Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, sebelum pemeriksaan
perkara dilakukan, Majelis Hakim wajib mengupayakan perdamaian diantara para
pihak melalui proses mediasi, akan tetapi karena Tergugat tidak pernah hadir di
persidangan dan juga tidak menunjuk orang lain sebagai kuasanya untuk hadir di
persidangan, meskipun telah dipanggil secara sah dan patut, proses mediasi
tidak dapat dilaksanakan, sehingga pemeriksaan perkara ini dilanjutkan tanpa
hadirnya Tergugat (Verstek);

4. Menimbang, bahwa Penggugat hanya menghadiri persidangan pertama,


selanjutnya Penggugat tidak pernah menghadiri persidangan meskipun telah
dipanggil secara sah dan patut berdasarkan relas panggilan sidang tertanggal 6
September 2022 untuk sidang tanggal 12 September 2022, risalah panggilan
sidang tertanggal 13 September 2022 untuk sidang tanggal 26 September 2022,
dan risalah panggilan sidang tertanggal 26 September 2022 untuk sidang tanggal
3 Oktober 2022 akan tetapi Penggugat tidak hadir di persidangan dan juga tidak
menunjuk orang lain untuk mewakilinya di persidangan, sedangkan tidak
datangnya bukanlah disebabkan oleh sesuatu halangan yang sah;

5. Menimbang, bahwa oleh karena ketidak hadiran Penggugat tersebut sehingga


gugatan Penggugat belum pernah dibacakan di persidangan dan Penggugat juga
tidak pernah menghadirkan bukti surat maupun saksi untuk membuktikan
gugatannya, sehingga Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat tidak serius
dalam mengajukan gugatannya;
6. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis Hakim
berpendapat gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima;

7. Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat tidak dapat diterima, maka
Penggugat harus dihukum untuk membayar biaya perkara.

Keputusan Hakim:

1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil dengan patut dan sah untuk datang
menghadap di persidangan namun tidak hadir ;

2. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima dengan Verstek;

3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp430.000,00


(empat ratus tiga puluh ribu rupiah)

Analisis Mahasiswa:

M. Yahya Harahap menjelaskan bahwa terdapat berbagai cacat bentuk yang dapat
dilampirkan dalam gugatan, antara lain gugatan yang ditandatangani berdasarkan surat
kuasa tidak memenuhi persyaratan yang diatur dalam Pasal 123 ayat (1) HIR jo. SEMA
Nomor 4 Tahun 1996:

1. gugatan tidak memiliki dasar hukum;

2. gugatan error in persona dalam bentuk diskualifikasi atau plurium litis


consortium;

3. gugatan mengandung cacat atau obscuur libel; atau

4. gugatan melanggar yurisdiksi (kompetensi) absolute atau relatif dan sebagainya.

Dasar pemberian putusan NO (tidak dapat diterima) dapat dilihat dalam Yurisprudensi
Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1149/K/Sip/1975 tanggal 17 April 1975
juncto Putusan Mahkamah Agung RI No. Republik Indonesia No. 565/K/Sip/1973
tanggal 21 Agustus 1973, Jo Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.
1149/K/Sip/1979 tanggal 7 April 1979 yang menyatakan bahwa objek gugatan tidak
jelas, gugatan tidak dapat diterima.

Seharusnya hakim melihat aspek lain yaitu adanya Pasal 39 ayat 1 UU Perkawinan
bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan Pengadilan setelah Pengadilan telah
gagal mendamaikan kedua belah pihak dan Pasal 39 ayat 2 UU Perkawinan mengatur
bahwa untuk melakukan perceraian harus ada alasan yang cukup, bahwa suami istri
tidak dapat hidup rukun sebagai suami istri.

1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi, dan lain
sebagainya yang sukar disembuhkan;

2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut
tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yagn sah atau karena hal lain di luar
kemampuannya;

3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang
lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang


membahayakan pihak yang lain;

5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat
menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri;

6. Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan
tidak ada harapan akan hidup rukn lagi dalam rumah tangga.

Dasar-dasar yang dapat berakibat perceraian perkawinan juga diatur dalam Pasal 209
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPER) antara lain:

1. Zina;

2. Meninggalkan tempat tinggal bersama dengan itikad buruk;

3. Dikenakan hukuman penjara lima tahun atau hukuman yang lebih berat lagi,
setelah dilangsungkan perkawinan;

4. Pencederaan berat atau penganiayaan, yang dilakukan oleh salah seorang dan
suami isteri itu terhadap yang lainnya sedemikian rupa, sehingga membahayakan
keselamatan jiwa, atau mendatangkan luka-luka yang berbahaya.

Sebenarnya sudah ada masalah yang jelas, ada klausul bahwa suami jarang pulang atau
ada penelantaran bahkan ada wanita lain (ada selingkuh). Secara psikologis,
pengkhianatan bisa memicu stres berkepanjangan. Inilah awal datangnya berbagai
penyakit fisik yang menyerang korban perselingkuhan.

Menurunnya rasa percaya diri akan mempengaruhi istirahat dan pola makan yang akan
berdampak langsung pada kesehatan fisik. Misalnya, tidak makan atau makan terlalu
banyak, tidak cukup tidur atau tidur terlalu banyak. Apalagi jika depresi dan kecemasan
mulai mendera. Maka akan mempengaruhi keputusan seseorang dalam berbagai hal.
Misalnya, konsumsi rokok dan alkohol secara berlebihan sebagai pelarian dari rasa
sakit yang ada.

Beberapa orang mengatasi rasa sakit menjadi korban perselingkuhan dengan bekerja
keras, berolahraga secara berlebihan, hingga melakukan tindakan lain yang akan
mempengaruhi kesehatan fisiknya. Hormon stres mengalahkan jantung dan membuat
pembuluh darah lebih kencang, tubuh Anda juga bisa dalam keadaan cemas
berkepanjangan. Seiring waktu, ini dapat menyebabkan penyakit jantung.

selain itu ada aspek lain yaitu yuridis yang telah dijelaskan dalam pasal 209 KUHPerdata
mengatur tentang dasar-dasar yang dapat mengakibatkan terjadinya perkawinan, salah
satunya meninggalkan tempat tinggal dengan itikad tidak baik, yaitu (adanya
perselingkuhan yang menimbulkan masalah dalam rumah) dan adanya masalah yang
tidak diselesaikan secara musyawarah.

catatan: kedua belah pihak (penggugat dan tergugat) telah abai dalam panggilan
pengadilan atas gugatan yang diajukan ke pengadilan. dengan catatan penggugat hadir
pada sidang pertama saja, kemudian mengabaikan dan tidak memberi kuasa kepada
siapapun untuk persidangan berikutnya, sedangkan tergugat tidak menghiraukan
panggilan hakim (verstek). Alhasil, dengan pertimbangan atas sikap kedua belah pihak
tidak serius dengan masalah yang sedang dihadapi, maka hakim memutuskan amar
yaitu putusan (gugatan tidak dapat diterima).

Anda mungkin juga menyukai