Anda di halaman 1dari 4

Sukmo Hanggarjito (205160269)

Anatomi Putusan Mahkamah Agung No: 571 K/Pdt/2014 dan keterkaitan dengan waktu
Memori Kasasi dan Kontra Memori Kasasi Berdasarkan UU No 14 tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung j.o UU No 5 tahun 2004 tentang Perubahan UU No 14 tahun 1985
tentang Mahkamah Agung.

Para Pihak yang berperkara:

1. IIE SUHERMAN (HWANG HUNG JU), bertempat tinggal di Jalan Komplek


Sukup Baru Nomor 10, RT 006/RW 006, Kel. Pasir Endah, Kecamatan Ujungberung,
Kota Bandung, dalam hal ini memberi kuasa kepada Adardam Achyar, S.H., M.H.,
dan kawankawan, Para Advokat, berkantor di Sudirman Plaza Kav AA-01 Jalan Jend.
Sudirman Nomor 981 Kota Bandung, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 20
Mei 2013; Pemohon Kasasi dahulu Penggugat/Pembanding

2. OESMAN HUSIN (HWANG HUNG SIN), bertempat tinggal di Jalan Elang IV Nomor 27, Kota
Bandung, dalam hal ini memberi kuasa kepada Uung Gunawan, S.H., M.H. dan kawan-
kawan Para Advokat, berkantor di Dr. Susilo Raya Nomor 112, Grogol,Jakarta Barat,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 20 Mei2013; Termohon Kasasi dahulu
Tergugat/Terbanding

3. NY. MILASARI WIDJAYA (HWANG HUNG MING),bertempat tinggal di Villa Gading Indah
Blok B-11, RT005/RW 014 Kelurahan Kelapa Gading Barat, KecamatanKelapa Gading,
Jakarta Utara;

4. NY. MONICA WANGSAPUTRA, bertempat tinggal di JalanPandu Nomor 9 RT 001/RW 002,


Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung;

5. KANTOR PERTANAHAN KOTA BANDUNG, bertempattinggal di Jalan Soekarno Hatta


Nomor 586, Kota Bandung; Para Turut Termohon Kasasi dahulu Para Turut Tergugat/Para
Terbanding;

Alasan mengajukan kasasi oleh Pemohon Kasasi


1. Judex Facti (Pengadilan Negeri Bandung) telah keliru dalam memberikan amar putusan
sehingga amar putusan Pengadilan Negeri Bandung bersifat kabur, dimana menyatakan
gugatan tidak dapat diterima, dan kemudian menyatakan pula menolak gugatan; Dengan
kaburnya amar Putusan Pengadilan Negeri Bandung mengakibatkan amar putusan tersebut
menjadi tidak memiliki kepastian hukum, sehingga demi hukum harus dibatalkan; Dalam
praktik Hukum Acara Perdata Indonesia, apabila eksepsi Tergugat dikabulkan dan gugatan
dinyatakan tidak dapat diterima, maka dengan
sendirinya Majelis Hakim tidak perlu lagi memeriksa pokok perkara (danmenyatakan gugatan
tidak dapat diterima); Dan sistimatika isi Putusan Pengadilan Negeri Bandung keliru, karena
mempertimbangkan pokok perkara lebih dahulu baru kemudian mempertimbangkan Eksepsi
Tergugat, hal mana bertentangan dengan praktik Hukum acara Perdata Indonesia, karenanya
demi tertib hukum acara harus dibatalkan;
2. Judex Facti (Pengadilan Negeri Bandung) telah keliru dalam memberikan pertimbangan
hukum pada halaman 31 putusannya: Bahwa terhadap kelahiran Penggugat dan Tergugat
yang lahir di luar perkawinan yang sah tersebut, ternyata oleh Hwang Hwa Ping dan Lie Eng
Nio sebagai orang tua biologis dari Penggugat dan Tergugat ketika mereka melakukan
perkawinan sah ataupun setelahnya bahkan sampai kedua orang tua Penggugat dan Tergugat
almarhum pada tahun 1993 (Lie Eng Nio/ibu dan Hwang Hwa Ping/ayah pada tahun 1995)
dalam kurun waktu lebih dari 40 tahun tidak ada melakukan pengakuan sebagai anak
sah/kandung terhadap Penggugat dan Tergugat dan juga Hakim tidak menemukan bukti
pernyataan dari kedua orang tua tersebut yang menyatakan bahwa Penggugat dan Tergugat
adalah ahli waris mereka maka oleh karena itu
kedudukan/status Penggugat dan Tergugat adalah tetap sebagai anak luar kawin dan belum
bisa dinyatakan sebagai ahli waris"; Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti tersebut di atas
sangat jelas danterbukti telah tidak mempedomani Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor
46/PUU-VIII/2010 tanggal 17 Februari 2012 yang amar putusannya telah menetapkan hukum
sebagai berikut:

- Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3019) yang menyatakan, " Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya
mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya", bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang dimaknai
menghilangkan hubungan perdata dengan laki-laki yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum ternyata mempunyai
hubungan darah dengan ayahnya; Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019) yangmenyatakan, "Anak yang dilahirkan
di luar perkawinan hanya mempunyaihubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya",
tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang dimaknai menghilangkan
hubunganperdata dengan laki-laki yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah
sebagai ayahnya, sehingga ayat tersebut harus dibaca "Anak yang dilahirkan di luar
perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan keluarga ibunya serta dengan laki-
laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmupengetahuan dan teknologi
dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah termasuk hubungan
perdata dengan keluargaayahnya":In casu Termohon Kasasi/Tergugat sendiri mengakui
bahwa Hwang Hwa Ping adalah sebagai "ayah biologis" dari Tergugat, pengakuan Tergugat
mana didukung oleh keterangan saksi-saksi. Dengan kata lain, ada alat bukti lain (pengakuan
Tergugat dan keterangan saksi) yang membuktikan bahwa Tergugat adalah anak biologis
dari Hwang Hwa Ping, sehingga berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut diatas,
maka terbukti bahwa Penggugat dan Tergugat adalah anak biologis dan ahli waris dari
Hwang Hwa Ping;

3. Judex Facti (Pengadilan Negeri Bandung) telah tidak memberikan pertimbangan yang
cukup berkenaan dengan harta warisan yang menjadi obyek sengketa dalam perkara a quo;
dimana disatu sisi Judex Facti sendiri secara tegas telah mengakui bahwa Penggugat dan
Tergugat adalah "sebagai anak biologis" dari Hwang Hwa Ping dan Lie Eng (Mio dan
saksisaksi di muka persidangan telah menerangkan, bahwa kekayaan dan atau andil UD.
Nurani, tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Pandu Nomor 9 Kota Bandung dan
tanah/bangunan pabrik yang terletak di Jalan Rumah
Sakit Nomor 80 A Kota Bandung, adalah kekayaan yang berasal/didapat semasa hidupnya
Hwang Hwa Ping dan Ny. Lie Eng Nio, dan khususnya tanah/bangunan di Jalan Pandu
Nomor 9 Kota Bandung dan usaha pembuatan genteng kaca (kemudian menjadi UD. Nurani)
telah ada ketika
Tergugat masih anak-anak (masih dibawah umur), sehingga hal ini menegaskan dan
membuktikan bahwa tanah/bangunan di Jalan Pandu Nomor 9 Kota Bandung dan UD.
Nurani bukan berasal dari milik Tergugat, tetapi didapat dan berasal dari kekayaan Hwang
Hwa Ping dan Lie Eng Nio

Amar Putusan Hakim Mahkamah Agung Republik Indonesia

MENGADILI:

- Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi IIE SUHERMAN (HWANG


HUNG JU), tersebut;
- Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor 75/Pdt/2013/ PT.BDG tanggal
21 Maret 2013 yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Bandung
261/Pdt/G/2012/PN.Bdg tanggal 17 Oktober 2012;
MENGADILI SENDIRI:
- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard);
- Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat
peradilan yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sejumlah Rp500.000,00
(lima ratus ribu rupiah)

Pengajuan Memori kasasi oleh Pemohon Kasasi setelah putusan akhir diberitahukan yaitu
pada tanggal 25 April 2013 kemudian Pemohon Kasasi dengan perantara Kuasanya
berdasarkan surat Kuasa Khusus tertanggl 2 Mei 2013 diajukan Permohonan Kasasi tanggal 3
Mei 2013 . Berdasarkan Pasal 46 ayat (1) UU No 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
Agung j.o UU No 5 tahun 2004 tentang Perubahan UU No 14 tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung “Permohonan kasasi dalam perkara perdata disampaikan secara tertulis atau
lisan melalui Panitera Pengadilan Tingkat Pertama yang telah memutus perkaranya, dalam tenggang
waktu 14 (empat belas) hari sesudah putusan atau penetapan Pengadilan yang dimaksudkan
diberitahukan kepada pemohon.” Didalam perkara tersebut pengajuan Permohonan Kasasi
sudah sesuai dengan Undang-Undang yang mengatur 14 hari setelah putusan
diberitahukan, Putusan dalam Perkara ini diberitahu tanggal 25 April 2013 dan mengajukan
Permohonan Kasasi tanggal 3 Mei 2013 jika dihitung maka hanya 7 hari sejak putusan
diberitahukan kepada Pemohon Kasasi. Lalu Termohon Kasasi Menerima pemberitahuan
Memori Kasasi pada tanggal 20 Mei 2013 dan mengajuka Kontra Memori Kasasi pada
tanggal 31 Mei 2013. Berdasarkan Pasal 47 ayat (3) UU No 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung Agung j.o UU No 5 tahun 2004 tentang Perubahan UU No 14 tahun 1985
tentang Mahkamah Agung “Pihak lawan berhak mengajukan surat jawaban terhadap memori
kasasi kepada Panitera sebagaimana dimaksudkan ayat (1), dalam tenggang waktu 14 (empat belas)
hari sejak tanggal diterimanya salinan memori kasasi”. Jadi sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang maka pengajukan Kontra Memori Kasasi yang dilakukan oleh Termohon Kasasi
sesuai karena jika dihitung belum melewati 14 hari.

Anda mungkin juga menyukai