Pembimbing : dr. Alfindra Tamin Sp.S KASUS BANGSAL NEUROLOGI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
Nama : Tn. A Umur : 22 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Jl. Suka Maju Rt 01 Muara Sabak Pekerjaan : Buruh MRS : 13 Desember 2013 Keluhan utama : Anggota gerak atas dan bawah sulit digerakkan sejak 12 bulan yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang Lokasi : Anggota gerak atas dan bawah Onset : Tidak mendadak ( 12 bulan yang lalu) Kualitas : Anggota gerak atas dan bawah terasa lemas dan tidak dapat melawan tahanan yang diberikan Kuantitas : ADL dibantu keluarga
DATA SUBYEKTIF (Anamnesis tanggal 17 Desember 2013
Kronologis Sejak 12 bulan yang lalu, pasien merasa kesemutan dan kebas pada ujung jari-jari tangan kiri, diikuti rasa pegal pada leher sebelah kiri. Pasien mengaku kadang tangan kiri terasa lemah. Keadaan seperti ini dirasakan pasien hilang timbul. 4 bulan yang lalu pasien mengatakan kaki kiri juga terasa kesemutan dan kebas pada ujung jari-jari, diikuti rasa lemah pada kaki kirinya. 3 bulan yang lalu, pasien mengatakan tangan kanannya mulai terasa lemah juga, dan diikuti kelemhaan pada kaki kanannya. Pasien mengatakan keluhannya semakin lama semakin memberat. Hingga saat masuk rumah sakit seluruh anggota gerak sulit digerakkan.
Kronologis Pasien mengaku tidak dapat duduk sejak 3 bulan terakhir, jika mau duduk dibantu oleh keluarga dan harus menggunakan bantal yang disanggah di punggung. Pasien juga mengaku tidak dapat mengangkat bahu dan susah untuk memalingkan muka ke kanan dan kiri karena leher terasa kaku Nyeri kepala (+) hilang timbul, demam (-), mual (-), muntah (-) dan BAB tidak lancar dan BAK mengalami gangguan yaitu seperti sulit untuk keluar. Sebelumnya pasien hanya dibawa berobat ke Puskesmas didaerah tempat tinggalnya, dan karena merasakan tidak ada perbaikan kemudian pasien dirujuk ke RSUD Raden Mattaher Jambi. Gejala penyerta : - Faktor yang memperberat : - Faktor yang memperingan : -
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat penyakit hipertensi disangkal Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal Riwayat penyakit keganasan disangkal Riwayat trauma kepala disangkal
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama.
Riwayat social ekonomi : Pasien bekerja sebagai buruh dengan 1 orang anak. Pasien berobat dengan menggunakan jaminan kesehatan masyarakat.. Kesan : sosial ekonomi menengah ke bawah (kurang mampu)
OBYEKTIF Status Presens 17Desember 2013
Kesadaran : Composmentis, GCS: 15 E:4 M:6 V: 5 Tekanan darah : 120/70 mmHg Nadi : 88 x/i Suhu : 36,7 o C Respirasi : 20 x/i
Status Internus
Kepala : Mata :Edema palpebra (-/-), conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat, isokor, 3 mm/ 3 mm, reflex cahaya (+)/(+), Visus: ka: 6/6, ki: 6/6 THT : Dalam batas normal Mulut : Bibir sianosis (-), mukosa kering (-), lidah hiperemis (-) Leher : JVP 5-2 cm H 2 O, pembesaran KGB (-) Dada :Simetris, retraksi intercostal (-), spider nevi (-), benjolan (-) Jantung :Ictus cordis tidak terlihat, tidak kuat angkat, batas jantung dalam batas normal, BJ I dan BJ II regular, gallop (-), mur-mur (-) Paru :Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Perut :Supel, nyeri tekan (-), undulasi (-), shifting dullness (-), bising usus (+) N, Nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien ti dak teraba Alat kelamin :Tidak dilakukan pemeriksaan
Bentuk : Normochepal Nyeri tekan : (-) Simetris : (+) Pulsasi : (-)
Sikap : Biasa Pergerakan : Terbatas Kaku kuduk : (-)
Kepala
Leher
Nervus kranialis Nervus I(Olfaktorius) Kanan Kiri Subjektif : Baik Baik Dengan Bahan : teh, kopi teh, kopi
N. II(Optikus) Tajam Penglihatan : 6/6 6/6 Lapangan Penglihatan : Normal Normal Melihat warna : Normal Normal Fundus okuli : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N. III(Okulomotorius) Sela mata : simetris simetris Pergerakan bulbus : Normal Normal Strabismus : (-) (-) Nistagmus : (-) (-) Eksotalmus : (-) (-) Pupil, besarnya : 3 mm 3 mm , bentuknya : Bulat Bulat Refleks cahaya : (+) (+) Reflek konsensual : (+) (+) Reflek konvergensi : (+) (+) Melihat kembar : (-) (-)
N. IV (Troklearis) Pergerakan mata : cukup cukup Sikap bulbus : TAK TAK Melihat kembar : (-) (-)
N. V (Trigeminus) Mengunyah : Baik Menggigit : Baik Membuka mulut : Baik Sensibilitas wajah :Baik Refleks kornea : Baik
N. VI (Abdusen) Pergerakan bola mata :Normal Normal Strabismus : (-) (-) Diplopia : (-) (-)
N. VII(Fascialis) Mengerutkan dahi : Simetris Menutup mata : Normal Memperlihatkan gigi : Normal Bersiul : Normal Perasaan lidah (depan) : 2/3 depan normal
N. VIII (Vestibulocochlearis) Detik arloji : Normal Normal Suara berbisik : Normal Normal Tes garpu tala : Normal Normal Tes romberg : Tidak dilakukan pemeriksaan Tes stepping : Tidak dilakukan pemeriksaan Past pointing : Tidak dilakukan pemeriksaan
Reflek Reflek kulit perut atas (-) (-) Reflek kulit perut tengah (-) (-) Reflek kulit perut bawah (-) (-) Reflek kremaster tidak dilakukan tidak dilakukan
Anggota Gerak Atas
Motorik Pergerakan Kurang Kurang Kekuatan 2 2 2 0 0 0 Tonus Trofi Eutrofi Eutrofi
Reflek Patella Achilles Babinsky (-) () Chaddock (-) () Rossolimo (-) () Mendel-bechterew (-) () Schaefer (-) () Oppenheim (-) () Klonus paha Klonus kaki Test Laseque (-) () Test Kernig (-) ()
Koordinasi, gait dan keseimbangan
Cara berjalan :Tidak dapat dilakukan Romberg Test :Tidak dapat dilakukan Disdiadokokinesis :Tidak dapat dilakukan Dismetri :Tidak dapat dilakukan Ataxia :Tidak dapat dilakukan
Diagnosa Klinis : 1. Tertraparese tipe LMN (ekstremitas superior) 2. Tertraparese tipe UMN (ekstremitas inferior) 3. Thigmestesia dari ujung kaki sampai manubrium sterni
Rencana Awal Masalah : Tetraparese Assesment : Mencari etiologi dan penegakkan diagnosis Memberi terapi S : - Anggota gerak atas dan bawah sulit digerakkan - Leher terasa kaku O : Ro cervical AP Lateral Rx : Nonmedikamentosa : Bed rest
Mx : Foto Rontgen cervical AP Lateral MRI cervical Ex :Beri penjelasan kepada keluarga mengenai keadaan pasien, menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan, dan istirahat yang cukup.
PROGNOSIS Quo ad vitam :dubia ad malam Quo ad fungsionam :dubia ad malam Quo ad sanationam :dubia ad malam
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Rawat hari ke- 5 (18 Desember 2013) S : Anggota gerak atas dan bawah masih sulit untuk digerakkan, leher terasa kaku. O : GCS 15 E: 4 M: 5 E: 4 TD : 140/100 mmHg T : 36 o C N:82 x/i RR : 20 x/i A: Diagnosa Klinis:1. Tertraparese tipe LMN (ekstremitas superior) 2. Tertraparese tipe UMN (ekstremitas inferior) 3.Thigmestesia dari ujung kaki sampai manubrium sterni Diagnosa Topis : Lesi transversalis total medulla spinalis setinggi segmen C5 Diagnosa Etiologi : Susp. Tumor Medula Spinalia
P : Non-medikamentosa: Bed rest
Medikamentosa: IVFD RL + drip ketorolak 30mg 20 gtt/i Inj.Dexametason 4 x 10 mg Inj Ranitidine 3 x 50 mg Po: Simvastatin 1 x10 mg Planing : Rontgen Cervical AP Lateral RIWAYAT PERKEMBANGAN
Rawat hari ke- 6 (19 Desember 2013) S : Kepala terasa pusing, Anggota gerak atas dan bawah masih sulit untuk digerakkan, leher terasa kaku O : O : GCS 15 E: 4 M: 5 E: 4 TD : 130/80 mmHg T : 36,3 o C N : 80 x/i RR : 22x/i Motorik : 2 2 2 0 0 0 3 4 4 2 2 2 A: Diagnosa Klinis:1. Tertraparese tipe LMN (ekstremitas superior) 2. Tertraparese tipe UMN (ekstremitas inferior) 3.Thigmestesia dari ujung kaki sampai manubrium sterni Diagnosa Topis : Lesi transversalis total medulla spinalis setinggi segmen C5 Diagnosa Etiologi : Susp. Tumor Medula Spinalia P : Non-medikamentosa: Bed rest
Medikamentosa: IVFD RL + drip ketorolak 30mg 20 gtt/i Inj.Dexametason 4 x 10 mg Inj Ranitidine 3 x 50 mg Po: Simvastatin 1 x10 mg Ro. Cervical : Kesan tidak tampak fraktur dan kelainan
RIWAYAT PERKEMBANGAN Rawat hari ke- 7 (20 Desember 2013) S : Kepala sebelah kiri terasa sakit, Anggota gerak atas dan bawah masih sulit untuk digerakkan, leher terasa kaku O : GCS: 15 E:4 M:6 V: 5 TD:120/70 mmHg, N :78 x/i T :36,3 o CRR: 20 x/i Motorik : 2 2 2 0 0 0 3 4 4 2 2 2 A: Diagnosa Klinis:1. Tertraparese tipe LMN (ekstremitas superior) 2. Tertraparese tipe UMN (ekstremitas inferior) 3.Thigmestesia dari ujung kaki sampai manubrium sterni Diagnosa Topis : Lesi transversalis total medulla spinalis setinggi segmen C5 Diagnosa Etiologi : Susp. Tumor Medula Spinalia P : Non-medikamentosa: Bed rest
Medikamentosa: IVFD RL + drip ketorolak 30mg 20 gtt/i Inj.Dexametason 4 x 10 mg Inj Ranitidine 3 x 50 mg Po: Simvastatin 1 x10 mg RIWAYAT PERKEMBANGAN Rawat hari ke- 8 (21 Desember 2013) S : Kepala sebelah kiri terasa sakit, Anggota gerak atas dan bawah masih sulit untuk digerakkan, leher terasa kaku O : GCS: 15 E:4 M:6 V: 5 TD:140/90 mmHg, N :78 x/i T :36,3 o CRR: 22 x/i Motorik : 2 2 2 0 0 0 4 4 5 3 3 3 A: Diagnosa Klinis:1. Tertraparese tipe LMN (ekstremitas superior) 2. Tertraparese tipe UMN (ekstremitas inferior) 3.Thigmestesia dari ujung kaki sampai manubrium sterni Diagnosa Topis : Lesi transversalis total medulla spinalis setinggi segmen C5 Diagnosa Etiologi : Susp. Tumor Medula Spinalia P : Non-medikamentosa: Bed rest
Medikamentosa: IVFD RL + drip ketorolak 30mg 20 gtt/i Inj.Dexametason 4 x 10 mg Inj Ranitidine 3 x 50 mg Planing MRI cervical RIWAYAT PERKEMBANGAN Rawat hari ke- 9 (22 Desember 2013) S Anggota gerak atas masih sulit untuk digerakka O : GCS: 15 E:4 M:6 V: 5 TD:110/90 mmHg, N :76 x/i T :36,2 o C RR: 20 x/i Motorik : 2 2 2 0 0 0 4 4 5 3 3 3 Diagnosa Klinis : 1. Tertraparese tipe LMN (ekstremitas superior) 2. Tertraparese tipe UMN (ekstremitas inferior) 3. Thigmestesia dari ujung kaki sampai manubrium sterni Diagnosa Topis :Lesi transversal total medulla spinalis setinggi segmen C1-T2 Diagnosa Etiologi: Tumor Medula Spinalia
Tx: Non-medikamentosa: Bed rest Medikamentosa: IVFD RL + drip ketorolak 30mg 20 gtt/i Inj.Dexametason 4 x 10 mg Inj Ranitidine 3 x 50 mg KONSUL BEDAH SARAF
MRI cervical Kesan : Tamapk massa yang solid dengan segmen yang panjang pada cervical cord mulai C1 T2, dominan komponen padat menyangat pada pemberian kontras dan komponen kistik keci, dan lesi-lesi fokal yang pada GRE hypointens, kecurigaan adanya perdarahan.
TINJAUAN PUSTAKA Tetraparese kelumpuhan/kelemahan yang disebabkan oleh penyakit atau trauma pada manusia yang menyebabkan hilangnya sebagian fungsi motorik pada keempat anggota gerak, dengan kelumpuhan/kelemahan lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai. Hal ini diakibatkan oleh adanya kerusakan otak, kerusakan tulang belakang pada tingkat tertinggi (khususnya pada vertebra cervikalis), kerusakan sistem saraf perifer, kerusakan neuromuscular atau penyakit otot. kerusakan diketahui karena adanya lesi yang menyebabkan hilangnya fungsi motorik pada keempat anggota gerak, yaitu lengan dan tungkai Pembagian tetraparese berdasarkan kerusakan topisnya: Tetrapares spastik terjadi karena kerusakan yang mengenai upper motor neuron (UMN), sehingga menyebabkan peningkatan tonus otot atau hipertoni. Tetraparese flaksid terjadi karena kerusakan yang mengenai lower motor neuron (LMN), sehingga menyebabkan penurunan tonus atot atau hipotoni.
Tumor medula spinalis tumor di daerah spinal yang dapat terjadi pada daerah cervical pertama hingga sacral, yang dapat dibedakan atas tumor primer dan sekunder. Tumor primer adalah tumor yang jinak yang berasal dari tulang, serabut saraf, selaput otak dan jaringan otak dan tumor yang ganas yang berasal dari jaringan saraf dan sel muda seperti Kordoma. Tumor sekunder merupakan metastase dari tumor ganas di daerah rongga dada, perut , pelvis dan tumor payudara.
Etiologi Dan Patogenesis Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Beberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap penelitian adalah virus, kelainan genetik, dan bahan-bahan kimia yang bersifat karsinogenik. Adapun tumor sekunder (metastasis) disebabkan oleh sel-sel kanker yang menyebar dari bagian tubuh lain melalui aliran darah yang kemudian menembus dinding pembuluh darah, melekat pada jaringan medulaspinalis yang normal dan membentuk jaringan tumor baru di daerah tersebut.
Tumor ini dapat dibedakan atas : A. Tumor primer: 1) Jinak Osteoma dan kondroma berasal dari tulang Neurinoma (Schwannoma) berasal serabut saraf Meningioma berasal dari selaput otak Glioma, Ependinoma berasal dari jaringan otak.
2) Ganas Astrocytoma, Neuroblastoma, yang berasal dari jaringan saraf. sel muda seperti Kordoma.
B. Metastasis Ca. mamae, prostat, Berdasarkan letak : Intradural - ekstramedular Intradural - intramedular Ekstradural
Manisfestasi Klinis Menurut Cassiere, perjalanan penyakit tumor medula spinalis terbagi dalam tiga tahapan, yaitu: Ditemukannya sindrom radikuler unilateral dalam jangka waktu yang lama Sindroma Brown Sequard Kompresi total medula spinalis atau paralisis bilateral
Keluhan pertama dari tumor medula spinalis dapat berupa nyeri radikuler, nyeri vertebrae, atau nyeri funikuler. Pemeriksaan Penunjang Cairan spinal Foto Polos Scan Tulang Mielografi Tomografi Aksial Terkomputer (CT scanning) Mgnetic Resonance Imaging (MRI)
Penatalaksanaan Tumor Jinak Tindakan atas neurilemmoma, neurofibroma dan meningioma adalah reseksi bedah yang biasanya dapat dilakukan lengkap. Terapi radiasi tidak diindikasikan.
Tumor Metastasis Dirancang untuk mengurangi nyeri dan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi neurologis. Tindakan radiasi, bedah atau kombinasinya tetap kontroversi. Operasi dipikirkan sebagai pilihan terakhir. Indikasi operasi biasanya adalah gagal atas radiasi, diagnosis tidak diketahui, fraktur/dislokasi patologis dan paraplegia yang berlangsung cepat atau sudah berjalan lanjut.
ANALISIS KASUS ANAMNESIS keluhan: anggota gerak atas dan bawah tidak bisa digerakkan
Adanya keluhan semua anggota gerak sulit digerakkan menunjukan gejala klinis yaitu adanya kelumpuhan/kelemahan yang disebabkan oleh penyakit atau trauma pada manusia yang menyebabkan hilangnya sebagian fungsi motorik pada keempat anggota gerak, dengan kelumpuhan/kelemahan lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai TETRAPARESE KASUS TEORI Dari pemeriksaan pada : ekstremitas atas didapatkan tipe flaksid ekstremitas bawah didapatkan tipe spastik Flaksid : terjadi karena kerusakan yang mengenai lower motor neuron (LMN), sehingga menyebabkan penurunan tonus atot atau hipotoni. Spastik : terjadi karena kerusakan yang mengenai upper motor neuron (UMN), sehingga menyebabkan peningkatan tonus otot atau hipertoni.
KASUS TEORI DIAGNOSIS KLINIS 1. Tertraparese tipe LMN (ekstremitas superior) 2. Tertraparese tipe UMN (ekstremitas inferior) 3. Thigmestesia dari ujung kaki sampai manubrium sterni
Lesi pada LMN yang berpengaruh pada serabut saraf yang berjalan dari horn anterior medula spinalis sampai ke otot Kelumpuhan/kelemahan yang terjadi pada kerusakan Upper Motor Neuron (UMN) disebabkan karena adanya lesi di medula spinalis.
KASUS TEORI Diagnosa Topis : Lesi transversalis total medulla spinalis setinggi segmen C5
Diagnosa Etiologi : Susp. Tumor Medula Spinalia
Lesi transversalis total sensorik, motorik, otonom Setinggi C5 pemeriksaan sensibilitas
Susp. Timor medula spinalis : Tumor kronis progresif TEORI
MRI Cervical
Kesan : Tamapk massa yang solid dengan segmen yang panjang pada cervical cord mulai C1 T2, dominan komponen padat menyangat pada pemberian kontras dan komponen kistik keci, dan lesi-lesi fokal yang pada GRE hypointens, kecurigaan adanya perdarahan.
Non-medikamentosa: Bed rest Medikamentosa: IVFD RL + drip ketorolak 30mg 20 gtt/i Inj.Dexametason 4 x 10 mg Inj Ranitidine 3 x 50 mg Pengobatan Dirancang untuk mengurangi nyeri dan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi neurologis. Tindakan radiasi, bedah atau kombinasinya tetap kontroversi. Operasi dipikirkan sebagai pilihan terakhir. Indikasi operasi biasanya adalah gagal atas radiasi, diagnosis tidak diketahui, fraktur/dislokasi patologis dan paraplegia yang berlangsung cepat atau sudah berjalan lanjut.