Anda di halaman 1dari 2

Akuntansi Hibah Pemerintah (IAS 20)

Posted by Bhisma Syaputra on April 16, 2012 in Akuntansi, Artikel | 0 Comment


IAS 20 menguraikan perlakuan akuntansi dan pengungkapan hibah pemerintah dan
pengungkapan bentuk bantuan pemerintah lainnya. Akan tetapi, standar tidak berkaitan dengan
hal-hal berikut:
Masalah khusus yang muncul dari pencerminan dampak dari perubahan harga atas
laporan keuangan atau informasi tambahan yang sama;
Bantuan pemerintah yang diberikan dalam bentuk tunjangan pajak termasuk bebas pajak
penghasilan, kredit pajak investasi, cadangan penyusutan dipercepat, pengurangan tarif
pajak;
Partisipasi pemerintah dalam kepemilikan entitas; dan
Hibah pemerintah yang dimaksud dalam IAS 41.
Pengakuan Hibah Pemerintah
Hibah Pemerintah, termasuk hibah non-moneter atas dasar nilai wajar, tidak diakui sampai ada
kepastian yang masuk akal bahwa:
Entitas yang patuh dengan kondisi yang terkait dengannya, dan
Hibah yang akan diterima.
Dalam kaitannya dengan pinjaman pemerintah yang diterima pada awal periode, pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2009, maka tunjangan pinjaman pemerintah yang diterima atas dasar
suatu tingkat dibawah tingkat bunga pasar yang harus dipertimbangkan sebagai hibah
pemerintah. Sedangkan pinjaman harus diakui dan diukur sesuai dengan IAS 39 mengenai
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, maka tunjangan di bawah tingkat bunga
pasar harus diukur sebagai selisih antara nilai tercatat awal pinjaman yang ditentukan sesuai
dengan IAS 39 dan hasil yang diterima.
Penyajian Hibah Terkait dengan Aset
Hibah pemerintah adalah hibah yang memiliki kondisi, yaitu bahwa suatu entitas yang
berkualifikasi untuk harus memiliki (membeli atau membangun) suatu aset atau aset jangka
panjang. Kondisi anak perusahaan mungkin juga terkait dengan hibah yang semacam itu.
Misalnya mengenai kondisi anak perusahaan termasuk jenis aset jangka panjang tertentu, lokasi
aset jangka panjang, atau periode selama aset jangka panjang yang harus diakuisisi atau dimiliki.
Hibah pemerintah yang semacam itu terkait dengan aset termasuk hibah non-moneter atas dasar
nilai wajar, harus disajikan dalam laporan posisi keuangan, melalui penetapan hibah sebagai
pendapatan yang ditangguhkan ataupun melalui pengurangan hibah untuk menghasilkan jumlah
aset yang tercatat.
IAS 20 menguraikan dua metode penyajian dalam laporan keuangan hibah (atau bagian dari
hibah yang tepat) terkait dengan aset sebagai alternatif yang dapat diterima. Satu metode
menetapkan hibah sebagai pendapatan yang ditangguhkan, yang mana pendapatan diakui atas
suatu dasar sistematis dan rasional selama masa manfaat dari aset yang dimaksud. Metode lain
dengan mengurangkan hibah dalam menghasilkan jumlah tercatat dari aset. Hibah yang diakui
sebagai pendapatan selama masa manfaat aset yang dapat disusutkan dengan cara mengurangi
beban penyusutan.
Penyajian Hibah yang Terkait dengan Pendapatan
Hibah yang terkait dengan pendapatan kadang-kadang disajikan sebagai suatu kredit didalam
laporan laba-rugi komprehensif, secara tersendiri ataupun dengan judul, seperti Pendapatan
Lain-lain atau dikurangkan dalam pelaporan beban yang terkait. Kedua metode dianggap dapat
diterima untuk penyajian hibah yang terkait dengan pendapatan. Pengungkapan hibah mungkin
diperlukan untuk suatu pemahaman yang baik dari laporan keuangan. Pengungkapan dari
dampak hibah pada setiap pos pendapatan atau beban, yang harus disajikan secara tersendiri,
biasanya tepat.
Pelunasan dari Hibah Pemerintah
Suatu hibah pemerintah yang menjadi terutang harus dipertanggungjawabkan sebagai suatu
perubahan dalam estimasi akuntansi (lihat IAS 8 tentang Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi dan Kesalahan). Pelunasan suatu hibah terkait dengan pendapatan harus
diterapkan pertama kali terhadap penetapan suatu penangguhan kredit yang belum diamortisasi
yang terkait dengan hibah. Hingga sejauh ini bahwa pelunasan melebihi suatu penangguhan
kredit atau dimana tidak ada penangguhan kredit, maka pelunasan harus diakui dengan segera
sebagai suatu beban. Pelunasan hibah yang terkait dengan suatu aset harus dibukukan dengan
meningkatkan jumlah tercatat dari aset atau mengurangkan saldo penangguhan pendapatan
dengan jumlah yang terutang. Kumulatif tambahan penyusutan yang harus diakui sebagai suatu
beban dalam ketiadaan dari hibah harus diakui dengan segera sebagai beban.

Anda mungkin juga menyukai