Anda di halaman 1dari 33

EDWARD.

HS
PENDAHULUAN
Pengolah limbah gas secara
teknis dilakukan dengan
menambahkan alat bantu
yang dapat mengurangi
pencemaran udara.
Pencemaran udara
sebenarnya dapat berasal dari
limbah berupa gas atau
materi partikulat yang
terbawa bersama gas
tersebut.

1.1. Kandungan Gas di udara

Proses Pencemaran Udara
BAHAN PENCEMARAN UDARA
Cemaran udara diklasifihasikan menjadi 2
kategori menurut cara cemaran masuk atau
dimasukkan ke atmosfer yaitu: cemaran
primer dan cemaran sekunder.
Cemaran primer adalah cemaran yang
diemisikan secara langsung dari sumber
cemaran.
Cemaran sekunder adalah cemaran yang
terbentuk oleh proses kimia di atmosfer

PENCEMARAN PRIMER
Lima cemaran primer yang secara totaL
memberikan sumbangan lebih dari 90%
pencemaran udara global adalah:
a. Karbon monoksida (CO),
b. Nitrogen oksida (Nox),
C. Hidrokarbon (HC),
d. Sulfur oksida (SOx)
e. Partikulat
PENCEMAR SEKUNDER
a. CO2 (karbon monoksida),
b. Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke
fog),
c. Hujan asam,
d. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon),
e. CH4 (metana).
Dari sekian banyak senyawa pencemar yang ada,
lima senyawa yang paling sering dikaitkan dengan
pencemaran udara ialah: karbonmonoksida (CO),
oksida nitrogen (NOx), oksida sulfur (SOx),
hidrokarbon (HC), dan partikulat (debu).
PENANGANAN LIMBAH GAS
1. Mengontrol Emisi Gas Buang
2. Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara
Pembuangan


1. Mengontrol Emisi Gas Buang
Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen
oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon
dapat dikontrol pengeluarannya melalui
beberapa metode:
Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara
hasil pembakaran bahan bakar dengan cara
desulfurisasi menggunakan filter basah (wet
scrubber).
1. Mengontrol Emisi Gas Buang
Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil
pembakaran kendaraan bermotor dengan cara
menurunkan suhu pembakaran.
Produksi gas karbon monoksida dan
hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan
bermotor dapat dikurangi dengan cara
memasang alat pengubah katalitik (catalytic
converter) untuk menyempurnakan
pembakaran.
2. Menghilangkan Materi Partikulat Dari
Udara Pembuangan
a. Filter Udara
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar
pada cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas
ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang
saja yang keluar dari cerobong.
Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap
diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah
penuh dengan abu/ debu) harus segera diganti
dengan yang baru.

2. Menghilangkan Materi Partikulat Dari
Udara Pembuangan
b. Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah
pengedap debu / abu yang ikut dalam gas buangan
atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan
gaya sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja
dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon
sehingga partikel yang relatif berat akan jatuh ke
bawah.
Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh
siklon adalah antara 5 u 40 u. Makin besar ukuran
debu makin cepat partikel tersebut diendapkan.

2. Menghilangkan Materi Partikulat
Dari Udara Pembuangan
c. Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau
Wet Collectors.
Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan
udara yang kotor dengan cara menyemprotkan
air dari bagian atas alat, sedangkan udara yang
kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara
yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan
ikut semprotkan air turun ke bawah.

2. Menghilangkan Materi Partikulat
Dari Udara Pembuangan
d. Pengendap Sistem Gravitasi
Alat pengendap ini hanya digunakan untuk
membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya
relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih.
Cara kerja alat ini sederhana sekali, yaitu dengan
mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang
dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi
perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop),
partikel udara kotor akan jatuh terkumpul di bawah
akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi)

2. Menghilangkan Materi Partikulat Dari
Udara Pembuangan
e. Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk
membersihkan udara yang kotor dalam jumlah
(volume) yang relatif besar dan pengotor
udaranya adalah aerosol atau uap air.
Alat ini dapat membersihkan udara secara
cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah
relatif bersih.

PEMANFAATAN LIMBAH GAS
Indonesia memiliki limbah gas atau cadangan
gas yang cukup besar, gas yang dimaksudkan
disini adalah gas CO
2
.
Cadangan gas CO
2
cukup besar sehingga perlu
dilakukan pengelolaan agar mengahasilkan
produk yang bernilai ekonomi.
PEMANFAATAN LIMBAH GAS
Gas CO
2
ini dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan berbagai jenis produk diantaranya :
Dry Ice (Es Kering)
Natrium karbonat (Na
2
CO
3
), dimana gas CO
2

direaksikan atau diabsorpsi dengan
menggunakan bahan kimia NaOH
Kalsium karbonat light, (kalsium karbonat ringan),
dimana gas CO
2
direaksikan atau diabsorpsi
dengan menggunakan larutan Ca(OH)
2

PEMANFAATAN LIMBAH GAS
Limbah gas metana (CH
4
), Limbah gas CH
4
ini dapat
bersumber dari tempat penampungan akhir (TPA)
sampah, limbah organik yang menumpuk, dimana pada
proses penampungan sampah dan bahan organik akan
terjadi proses pembusukan atau penguraian bahan
organik membentuk gas CH
4
, gas CH
4
ini perlu dikelola
untuk menjadi bahan bakar.
Konsepnya adalah dengan memasukkan pipa-pipa yang
didesain sedemikian rupa dan gas CH
4
bisa masuk
kedalam pipa dan dialirkan sebagai bahan bakar.
PEMANFAATAN LIMBAH GAS
Limbah gas SO
2
dan SO
3
dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan bahan asam sulfat
(H
2
SO
4
), yaitu dengan mereaksikan atau
absorpsi gas SO
2
atau SO
3
dengan air,
konsentrasi H
2
SO
4
yang dihasilkan selanjutnya
dimurnikan sehingga dihasilkan asam sulfat
dengan kualitas tinggi.
DEFENISI LIMBAH B3

Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995)

Setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena
sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia
DEFENISI LIMBAH B3

Menurut PP No. 18 tahun 1999
limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan
atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
PENGOLAHAN LIMBAH B3
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tidak dapat
begitu saja ditimbun, dibakar atau dibuang ke
lingkungan , karena mengandung bahan yang dapat
membahayakan manusia dan makhluk hidup lain.
Limbah ini memerlukan cara penanganan yang lebih
khusus dibanding limbah yang bukan B3.
Limbah B3 perlu diolah, baik secara fisik, biologi,
maupun kimia sehingga menjadi tidak berbahaya atau
berkurang daya racunnya. Setelah diolah limbah B3
masih memerlukan metode pembuangan yang khusus
untuk mencegah resiko terjadi pencemaran. Beberapa
metode penanganan limbah B3 yang umumnya
diterapkan adalah sebagai berikut.
1. Metode pengolahan secara
kimia, fisik dan biologi
Stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan
bentuk fisik dan sifat kimia dengan
menambahkan bahan peningkat atau senyawa
pereaksi tertentu untuk memperkecil atau
membatasi pelarutan, pergerakan, atau
penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang.
Contoh bahan yang dapat digunakan untuk
proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur
(Ca(OH)
2
), dan bahan termoplastik.
METODA

Metode insinerasi (pembakaran) dapat
diterapkan untuk memperkecil volume
B3 namun saat melakukan pembakaran
perlu dilakukan pengontrolan ketat agar
gas beracun hasil pembakaran tidak
mencemari udara.
Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang
telah cukup berkembang saat ini dikenal dengan
istilah bioremediasi dan viktoremediasi.
Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan
mikroorganisme lain untuk mendegradasi/
mengurai limbah B3, sedangkan Vitoremediasi
adalah penggunaan tumbuhan untuk
mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan
beracun dari tanah.
Bioremediasi dan viktoremediasisangat
bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh
limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih muran
dibandingkan dengan metode Kimia atau Fisik.
Namun, proses ini juga masih memiliki
kelemahan. Proses Bioremediasi dan
Vitoremediasi merupakan proses alami sehingga
membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
membersihkan limbah B3, terutama dalam skala
besar.
Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup,
proses ini dikhawatirkan dapat membawa
senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai
makanan di ekosistem.

Metode Pembuangan Limbah B3
a. Sumur dalam/ Sumur Injeksi (deep well injection)
Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak
membahayakan manusia adalah dengan cara
memompakan limbah tersebut melalui pipa kelapisan
batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah
dangkal maupun air tanah dalam.
Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap dilapisan
itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air.
Namun, sebenarnya tetap ada kemungkinan terjadinya
kebocoran atau korosi pipa atau pecahnya lapisan
batuan akibat gempa sehingga limbah merembes
kelapisan tanah.

b. Kolam penyimpanan (surface impoundments)
limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-
kolam yang memang dibuat untuk limbah B3.
Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang
dapat mencegah perembesan limbah.
Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan
terkosentrasi dan mengendap di dasar..

Kelemahan metode ini adalah memakan
lahan karena limbah akan semakin
tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan
kebocoran lapisan pelindung, dan ikut
menguapnya senyawa B3 bersama air
limbah sehingga mencemari udara
C.LANDFILL UNTUK LIMBAH B3

Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus
pengamanan tinggi.
Pada metode ini, limbah B3 ditempatkan dalam drum atau
tong-tong, kemudian dikubur dalam landfill yang didesain
khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3.
Landffill ini harus dilengkapi peralatan moditoring yang
lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu
dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat
menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif. Namun,
metode secure landfill merupakan metode yang memliki biaya
operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan
tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan
semakin menumpuk.

Anda mungkin juga menyukai