Anda di halaman 1dari 21

Pengantar Penataan Ruang

Mata Kuliah 1

Oleh:
Dr. Ir. Tatag Wiranto, MURP

UNIVERSITAS
KRISNADWIPAYANA
Pengalaman Indonesia Dalam
Penerapan Pengembangan Wilayah
dan Penataan Ruang
Dalam Era Otonomi Daerah
Aktualisasi Dimensi Nilai-Nilai
Pembukaan UUD 1945
Apakah reformasi 1998 menghasilkan karya monumental
berupa amandemen UUD 1945, dengan tetap
mempertahankan Pembukaan UUD 1945 secara utuh ?
Apakah lembaran sejarah Indonesia bisa mencatat
keberhasilan bangsa ini dalam mengemban amanat
Pembukaan UUD 1945 ?
Apakah sistem penyelengaraan negara dan pembangunan
dapat memberikan hasil yang sejalan dengan amanat
Pembukaan UUD 1945 ?
Bagaimana posisi UU-Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, termasuk Sistem Perencanaan Wilayah yang
mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kawasan
dapat mengaktualisasikan amanat Pembukaan UUD 1945 ?
Mengawal Konstitusional dan Integritas
Penyelenggaran Negara dan Pembangunan Kehidupan
Rakyat, Bangsa, dan Negara
Dimensi nilai-nilai yang termaktub dalam
Pembukaan UUD 1945 utamanya adalah
pemberian guiding values and principle dalam
mengembangkan sistem dan proses
penyelenggaraan negara dan pembangunan
kehidupan rakyat dan bangsa, dalam NKRI
secara demokratis (politik-ekonomi), termasuk
dalam memilih paradigma dan mengembangkan
strategi, serta berbagai instrumen dan indikator
penyelengaraan negara (governance) dan
pembangunan (development).
Kontekstual Visi & Misi
Penyelengaraan Negara Menurut
Pembukaan UUD 1945
Mencerdaskan
Kehidupan
Bangsa
Rakyat
Bangsa
Negara
Memajukan
Kesejahteraan
Umum
Rakyat
Bangsa
Negara
Melindungi
Seluruh Tumpah
Darah Indonesia
Rakyat
Bangsa
Negara
Melindungi
Segenap Bangsa
Indonesia
Rakyat
Bangsa
Negara
Protector Regulator Service Provider Developer
Tujuan Membentuk Pemerintah Negara Indonesia adalah untuk:
Panca Sila & UUD 1945
Sebagai
Landasan Hukum/Kebijakan
Pengelolaan Urusan Negara
Rencana
Pembangunan
Jangka Menengah
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
Tujuan
Membentuk
Pemerintah Indonesia
Strategi
Pembangunan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Negara
Pengelolaan
Tugas/Fungsi
Organisasi Pemerintah
Program Prioritas
Pembangunan
Rencana
Pembangunan
Jangka Panjang
Rencana
Kerja Pemerintah
K/L/SKPD
Perencanaan
Pengembangan
Wilayah
Arah Kebijakan
Pembangunan
Rencana Strategis
Kementerian/
Lembaga/SKPD
Rencana Investasi
Kerjasama
Pemerintah & Swasta
Perencanaan
Lintas Sektor
Pengelolaan
Kekayaan/Sumberdaya
Negara
Rencana Anggaran
Pendapataan &
Belanja Negara
Rencana Kegiatan
(K/L/SKPD)
Pengelolaan
Keuangan Negara
Bidang
Hukum, Politik,
Pemerintahan
& Hankam
Bidang
Infrastruktur,
SDA/LH, Wilayah
Bidang
Ekonomi
Perencanaan
Investasi Kerjasama
Pemerintah & Swasta
Pengerahan
Sumber Pendanaan
Perencanaan
Sektoral
Bidang
Sosial -Budaya
Perencanaan
Pendanaan

Sistem
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
STRUKTUR RUANG :
Susunan pusat-pusat
permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana
yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat secara
hierarkis memiliki hubungan
fungsional
SISTEM PERMUKIMAN
NASIONAL
SISTEM JARINGAN
TRANSPORTASI NASIONAL
SISTEM JARINGAN ENERGI
NASIONAL
SISTEM JARINGAN
TELEKOMUNIKASI NASIONAL
SISTEM JARINGAN SUMBER
DAYA AIR
SISTEM PERUMAHAN
SISTEM PERTANAHAN
POLA RUANG:
Distribusi peruntukan ruang
dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang
untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi
budi daya
KAWASAN LINDUNG
NASIONAL
KAWASAN BUDIDAYA
NASIONAL
KAWASAN BUDIDAYA
NASIONAL:
-PERMUKIMAN PERKOTAAN
-PERMUKIMAN PERDESAAN
-PERMUKIMAN STRATEGIS
PENGEMBANGAN
WILAYAH DAN KAWASAN :
Pengembangan Tata Ruang
Wilayah yang diarahkan untuk
mendukung pemerataan
pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan rakyat,
pelestarian LH dan
pemanfaaatan SDA,
penyeimbangan perkembangan
antar wilayah, serta
penyerasian perkembangan
kawasan permukiman
perkotaan dan perdesaan
Pengurangan
Kemiskinan dan Kesenjangan
Antar Wilayah
Posisi Rencana Pembangunan dan
Rencana Tata Ruang Wilayah
Rencana
Pengembangan
Lintas Sektor
Rencana
Pembangunan
Jangka Menengah
Rencana
Pengembangan
Wilayah
Rencana
Pengembangan
Sektor
Rencana Tata Ruang
Wilayah
(Jangka Panjang-Menengah
Rencana
Pembangunan
Jangka Panjang
-Nasional
-Sub-Nasional
-Provinsi
-Kabupaten/Kota
A-Spasial
Spasial
-Nasional
-Sub-Nasional
-Provinsi
-Kabupaten/Kota
Spasial
Visi, Misi, dan
Sasaran Utama
Visi-Misi
Strategi
Arah Kebijakan Umum
Program Prioritas
Arah Kebijakan Bidang
Pengembangan Wilayah dan
Rencana Tata Ruang Wilayah
Pengembangan wilayah (kebijakan) secara
ideal menjadi acuan rencana tata ruang,
yang digunakan untuk mendukung
pemerataan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan rakyat, pelestarian LH dan
pemanfatan SDA, penyeimbangan antar
wilayah, dan penyeseraian perkembangan
kawasan perkotaan dan perdesaan.
Secara umum, tidak ada suatu negara menjadi maju tanpa merubah pola
distribusi geografis penduduk dan kegiatan produksi, serta penyediaan
pelayanan infrastruktur, melalui kebijakan;
(1) pertumbuhan ekonomi (urbanisasi),
(2) pengembangan kawasan,
(3) integrasi ekonomi antar wilayah,
(4) pengelolaan potensi sumberdaya wilayah.
(5) pengelolaan tata ruang dan pertanahan,

Kemajuan suatu negara disebabkan oleh keberhasilan dalam melakukan
proses transformasi sosial, ekonomi dan lingkungan di dalam ruang
wilayah dan kawasan yang mampu menciptakan:
(1) pemerataan pertumbuhan ekonomi antar wilayah,
(2) kelestarian lingkungan hidup dan sumberdaya alam,
(3) keseimbangan perkembangan antar wilayah, dan
(4) keserasian perkembangan kawasan permukiman perkotaan dan
perdesaan.


10/27/2014 10
Kriteria Keberhasilan Negara
Dalam Pengembangan Wilayah
(Kebijakan Pemerataan Antar Wilayah)
Dimensions of Regional Development
Equitable Economic
Growth/Urbanization
Infrastucture
Development
Regional
Investment
Area
Development
Equitable People Welfare &
Sustainable Development
1
5
8
4
7
2
Natural
Resourses
Development
Spatial & Land
Management
6
Local & Regional
Government Capacity
Community
Capability
Inter-Regional
Connectivity
3
Model Dasar Perencanaan
FONDASI TUJUAN
SOSIAL-EKONOMI &
POLITIK
(KEPENTINGAN PUBLIK)
NILAI-NILAI
ADMINISTRASI
PUBLIK
IDENTIFIKASI
TANTANGAN &
PROBLEMATIK
PELAKSANAAN
(PLAN ACTION)
PERENCANAAN
JANGKA MENENGAH
(SET OBJECTIVES)
(PROGRAM DESIGN &
DELIVERY)
KEBIJAKAN
PERENCANAAN
(SET GOALS)
EVALUASI
(PERFORMANCE)
UMPAN BALIK
TUJUAN KEBIJAKAN:
- NASIONAL
-SEKTOR/LINTAS SEKTOR
-WILAYAH
-SASARAN
-STRATEGI
-ARAH KEBIJAKAN
-PERANCANGAN PROGRAM
-PERANCANGAN REGULASI & PENDANAAN
(PERAN PEMERINTAH)
PROSES POLITIK
PROSES TEKNOKRASI
Sumber: Starling, 2000
Penerapan Model
Rencana Pengembangan Wilayah
Repelita I-VI (1969-1998): pendekatan rencana pengembangan wilayah
pengembnagan wilayah sungai, wilayah pusat-pusat pertumbuhan, pola
hirarki kota-kota & jaringan jasa-distribusi, strategi nasional
pengembangan perkotaan, dan strategi pengembangan kota-desa
(ekonomi lokal).
Perencanaan Pembangunan Era 1998-2004, pendekatan rencana
pengembangan wilayah tidak ada inovasi, penyesuaian dengan era
reformasi dan amandemen konstitusi (desentralisasi dan otonomi daerah).
Perencanaan Pembangunan 2005-2025, pendekatan rencana
pengembangan wilayah pengembangan wilayah kepulauan, dan
pengembangan wilayah provinsi dan kab/kota, yang mengacu pada
rencana tata ruang wilayah (nasional, sub-nasional, provinsi, kab/kota).
Dilengkapi dengan pengembangan koridor ekonomi (sistem keterkaitan
antar dan dalam wilayah kepulauan (daratan, udara, dan laut),
pengembangan komoditas unggulan, prasarana wilayah & kawasan, dan
pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan, berikut
rencana investasi).
Dilengkapi dengan penanggulangan kemiskinan di masing-masing daerah
perkotaan dan perdesaan, melalui strategi perlindungan sosial,
pemberdayaan masyakarat, peningkatan pendapatan masyarakat, dan
pemerataan pembangunan antar wilayah.
MASTER PLAN
PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN INDONESIA
(MP3KI)
Strategi MP3KI:
1. Perlindungan Sosial
2. Pemberdayaan Masyarakat
3. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
4. Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah
Kategori RT Jumlah RT Anggota RT
RT Sangat
Miskin
2.989.865 15.944.536
RT Miskin

6.828.824 25.190.010
RT Hampir
Miskin
7.665.288 19.261.505
Jumlah 17.483.977 60.396.051


PERKOTAAN:
Kebutuhan
Investasi Berbasis
Masyarakat
(6 juta RT)
USD 60 Billion
PERDESAAN:
Kebutuhan
Investasi Berbasis
Masyarakat
(12 juta RT)
USD 120 Billion
Sabang
Investasi USD 180 B
MASTER PLAN
PERCEPATAN & PERLUASAN EKONOMI INDONESIA
(MP3EI)
Investasi
$ 335 B
(5 tahun)
KE - Papua-Maluku
$ 45 B
KE - Sumatera
$ 67 B
KE - Kalimantan
$ 60 B
KE - Jawa
$ 80 B
KE - Sulawesi-Malut
$ 50 B
KE - Bali-NT
$ 33 B
Arah Kebijakan
Perencanaan Pengembangan Wilayah
Perencanaan Pengembangan Wilayah pada
2005-2025 mendukung terwujutnya Indonesia
yang berdaya saing, merata, asri dan lestari,
dan sebagai negara kepulauan yang mandiri,
maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan
nasional, dengan menekankan keunggulan
SDA dan SDM yang berkualitas, serta
kemampuan iptek (proses transformasi sosial,
ekonomi, dan lingkungan ke dalam ruang
wilayah dan kawasan).
Perencanaan Pengembangan Wilayah
Pulau-Pulau Besar
Mengacu pada Rencana Tata Ruang Nasional (dimensi perencanaan pembangunan
jangka panjang), pada periode 2010-2014 dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) telah disusun suatu rencana Pengembangan Wilayah
Pulau-Pulau Besar.
Dalam RPJMN 2010-2014, perencanaan pengembangan wilayah pulau-pulau besar
tersebut ditujukan untuk mendukung sasaran nasional, dengan strategi
pengembangan wilayah sebagai berikut:
(1) mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah potensial di luar Jawa dan Sumatera
dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di wilayah Jawa Bali dan
Sumatera,
(2) meningkatkan keterkaitan antar wilayah melalui peningaktan perdagangan
antar pulau untuk mendukung perekonomian domestik,
(3) meningkatkan daya saing daerah melalui pengembangan sektor-sektor
unggulan di tiap daerah,
(4) mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal, kawasan stategis dan
cepat tumbuh, kawasan perbatasan, kawasan terdepan, kawasan terluar, dan
daerah rawan bencana, serta
(5) mendorong pengembangan wilayah laut dan sektor-sektor kelautan.
Perencanaan Pengembangan Wilayah
(Pusat-Daerah)
Pemantapan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan SDM & sosial, ekonomi, lingkungan, dan
kepemerintahan & kelembagaan ke dalam ruang wilayah dan
kawasan (pusat-daerah).
Peningkatan pengelolaan fungsi kawasan lindung, daerah aliran
sungai, dan kawasan pesisir/kelautan, serta iklim global.
Pengembangan kawasan siap bangun/lahan siap bangun, untuk
pengembangan kawasan permukiman, kawasan pertanian, kawasan
hutan produksi, dan kawasan khusus.
Pengembangan sistem kota-kota dan jaringan infrastruktur antar
wilayah (darat, laut, udara, energi, tenaga listrik, air bersih,
telekomunikasi).
Peningkatan penataan lingkungan dan penyediaan infrastruktur
kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan.
Pengelolaan penyelengaraan pemerintahan & pembangunan,
berikut kelembagaan pusat dan daerah secara terdesentralisasi.
Peran Pemerintah Daerah
(Desentralisasi)
Menjabarkan rencana tata ruang wilayah nasional/sub-nasional ke dalam
rencana tata ruang propinsi dan rencana tata ruang kabupaten/kota
(jangka panjang-menengah).
Mensinkronkan rencana tata ruang propinsi dan kabupaten/kota dan
rencana pengembangan wilayah propinsi dan kabupaten/kota (jangka
menengah).
Melakukan penyusunan rencana detail kawasan non-budidaya dan budi
daya, sebagai pedoman dalam penggunaan tanah, penataan lingkungan,
penataan permukiman (kawasan kota dan desa), sistem sistem jaringan
infrastuktur antar wilayah, dll-nya.
Melakukan penyusunan rencana detail kawasan kabupaten/kota, sebagai
pedoman dalam penggunaan tanah, daya dukung tanah, penataan fungsi
bangunan, penataan lingkungan kawasan, pembangunan infrastuktur &
utilitas kawasan, arus transportasi, dll-nya.
Melakukan penjabaran rencana tata ruang dan pengembangan wilayah ke
dalam rencana program lima tahunan dan tahunan (pelaksanaan
proyek/kegiatan).
Pengelolaan Perencanaan Tata Ruang
Ke Depan
Sinkronisasi Pembuatan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah dan Rencana Tata Ruang,
berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang.
RPJM Nasional, Propinsi, dan Kab/Kota menjadi basis
kebijakan perencanaan sektoral, lintas sektoral, dan
pengembangan wilayah, dengan pembagian yang jelas
di tingkat nasional, propinsi, dan kab/kota (a-spatial
dan spatial), dan dengan menggunakan Rencana Tata
Ruang sebagai acuan spatial-zoning dalam rangka
desentralisasi.
Diperlukan SDM dan leadership yang kuat, serta
perubahan mekanisme perencanaan untuk
mengendalikan pelaksanaan rencana pengembangan
wilayah (a-spatial dan spatial).


Efektivitas Pengelolaan
Perencanaan Tata Ruang
Ketegasan mengenai pentingnya penjabaran
perencanaan tata ruang dan regulasi yang mendukung
(regulatory).
Penerapan metoda dan proses perencanaan tata ruang
pada setiap jenjang pemerintahan (consistency).
Penggunaan keluaran produk perencanaan tata ruang
untuk mengarahkan program pembangunan jangka
menengah dan tahunan.
Ketersediaan dan keterpaduan pemanfaatan
sumberdaya keuangan pemerintah, swasta, dan
rumah tangga dalam pelaksanaan rencana (resources).

Anda mungkin juga menyukai