Anda di halaman 1dari 6

Soraya M.

Thabrani
1112013039
Skenario 2 Blok 10

LO 1. MM tentang Pulpa
LI 1.1 Definisi
Pulpa adalah bagian gigi yang paling dalam, yang mengandung saraf dan pembuluh
darah.
LI 1.2 Anatomis
Tanduk Pulpa yaitu ujung dari ruang pulpa
Mahkota pulpa yaitu terletak pada korona gigi
Ruang pulpa yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah korona gigi dan selalu
tunggal
Saluran pulpa/saluran akar yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian akar gigi
Suplementary canal. Beberapa akar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu foramen, dalam
hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 atu lebih cabang dekat apikal nya yang disebut multiple
foraminal/supplementary canal
foramene apical yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks,akar berupa suatu
lubang kecil
kanal pulpa yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah korona gigi
orifice yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa di hubungkan dengan ruang
pulpa
radix pulpa yaitu suatu bagian yang terletak pada daerah akar gigi



LI 1.3 Histologi
a. Odontoblas
Odontoblas adalah sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan tunggal di
perifernya dan mensintesis matriks yang kemudian termineralisasi dan menjadi dentin. Di
bagian mahkota ruang pulpa terdapat odontoblas yang jumlahnya banyak sekali dan
bentuknya seperti kubus serta relatif besar. Jumlahnya di daerah itu sekitar 45.000 dan
65.000/mm
2
. Di daerah serviks dan tengah-tengah akar jumlahnya lebih sedikit dan
tampilannya lebih gepeng (skuamosa).

b. Preodontoblas
Preodontoblas adalah sel yang telah terdiferensiasi sebagian sepanjang garis
odontoblas. Preodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat terjadinya cedera dan melanjutkan
diferensiasinya pada tempat tersebut.
c. Fibroblas
Fibroblas adalah tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling besar di
pulpa mahkota. Sel ini menghasilkan dan mempertahankan kolagen serta zat dasar pulpa dan
mengubah struktur pulpa jika ada penyakit. Seperti odontoblas, penonjolan organel
sitoplasmanya berubah-ubah sesuai dengan aktivitasnya. Makin aktif selnya, makin menonjol
organel dan komponen lainnya yang diperlukan untuk sintesis dan sekresi. Akan tetapi, tidak
seperti odontoblas, sel-sel ini mengalami kematian apoptosis dan diganti jika perlu oleh
maturasi dari sel-sel yang kurang terdiferensiasi.
d. Sel cadangan (sel tak terdiferensiasi)
Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel perkusor ini ditemukan di
zona yang kaya akan sel dan inti pulpa serta dekat sekali dengan pembuluh darah.
Tampaknya, sel-sel ini merupakan sel yang pertama kali membelah ketika terjadi cedera. Sel
ini akan berkurang jumlahnya sejalan dengan meningkatnya kalsifikasi pulpa. Dan
berkurangnya aliran darah akan menurunkan kemampuan regeneratifnya.
e. Sel-sel sistem imun
Makrofag, Limfosit T, dan sel-sel dendritik yang prosesusnya ditemukan di seluruh
lapisan odontoblas dan memiliki hubungan yang dekat dengan elemen vaskuler dan elemen
saraf. Sel-sel ini merupakan bagian dari sistem respon awal dan pemantau (surveillance) dari
pulpa. Sel ini akan menangkap dan memaparkan antigen terhadap sel T residen dan
makrofag. Secara kolektif, kelompok sel ini merupakan sekitar 8% populasi sel dalam pulpa.

(Couve E: Ultrastructural change during the life cycle of human odontoblast. Arch Oral Bio.
1986)

LO 2. MM tentang Pulpitis
LI 2.1 Definisi
Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri.
(Walton R. E.dan Torabijad M. 2003. Prinsip dan praktik ilmu edodonsia. Jakarta: penerbit
buku Kedokteran EGC)
LI 2.2 Etiologi
Penyebab kerusakan pulpa dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Fisik
- Mekanik (trauma, atrisi, abrasi, perubahan tekanan udara)
- Termis (preparasi cavum, tambalan yang dalam tanpa semen base)
- Elektris (aliran listrik dari vital tester, tambalan-tambalan logam yang
berkelainan)
2. Kimia
- Asam fosfat yang berasal dari silikat, agNO3, monomeracrylic
- Erosi karena asam-asam
3. Bakterial
- Toksin yang berhubungan dengan karies
- Invasi langsung kuman-kuman pada pulpa

LI 2.3 Klasifikasi
Berdasarkan sifat eksudat yang keluar dari pulpa, pulpitis terbagi atas :
a. Pulpitis Akut
Secara struktur, jaringan pulpa sudah tidak dikenal lagi, tetapi selnya masih sangan
terlihat jelas. Pulpitis akut dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Pulpitis akut serosa parsialis yang hanya mengenai jaringan pulpa di bagian
kamar pulpa saja.
b) Pulpitis akut serosa totalis jika telah mengenai saluran akar
b. Pulpitis akut fibrosa, banyak ditemukan fibrinogen pada pulpa
c. Pulpitis akut hemoragi, di jaringan pulpa terdapat banyak eritrosit
d. Pulpitis akut purulenta, terlihat infiltrasi sel-sel masif yang berangsur berubah
menjadi peleburan jaringan pulpa. Bergantung pada keadaan pulpa, dapat terjadi
pernanahan pada pulpa.

Berdasarkan ada atau tidaknya gejala, pulpitis terbagi atas :
a. Pulpitis simtomatis. Pulpitis ini merupakan respon peradangan dari jaringan pulpa
terhadap iritasi, dengan proses eksudatif memegang peranan. Rasa timbul karena
adanya peningkatan tekanan intrapulpa. Rasa sakit ini berkisar antara ringan sampai
sangat hebat dengan intensitas yang tinggi, terus menerus dan berdenyut. Yang
termasuk dalam pulpitis simtomatis :
a) Pulpitis akut
b) Pulpitis akut dnegan periodontitis apikalis akut atau kronis
c) Pulpitis subakut
Gambaran radiografi memperlihatkan adanya karies yang luas dan dalam, kadang-
kadang terjadi sedikit pelebaran ligamen periodontal. Pada pulpitis simtomatis yang
disertai periodontitis apikalis terjadi kepekaan terhadap perkusi. Rangsangan panas
akan menyebabkan rasa sakit, sebaliknya rasa sakit berkurang dengan adanya
rangsangan dingin. Pada stadium awal, gigi menunjukan kepekaan yang tinggi
terhadap tes elektrik, selanjutnya kepekaan ini berkurang sejalan dengan keprahan
penyakit.
b. Pulpitis asimtomatis
Merupakan proses peradangan yang terjadi sebagai mekanisme pertahanan dari
jaringan pulpa terhadap iritasi dengan proses profilerasi berperan di sini. Tidak ada
rasa sakit karena adanya pengurangan dan keseimbangan tekanan intrapulpa. Yang
termasuk pulpitis asimtomatis yaitu :
a) Pulpitis kronis ulseratif
b) Pulpitis kronis hiperplastik, adalah bentuk pulpitis ireversibel akibat
bertumbuhnya pulpa muda yang terinflamasi secara kronik hingga ke
eprmukaan oklusal. Biasanya ditemukan pada mahkota yang karies pada
pasien muda.
c) Pulpitis kronis yang bukan disebabkan oleh karies (prosedur operatif, trauma,
gerakan ortodonti)

Berdasarkan gambaran histopatologi dan diagnosis klinis, pulpitis terbagi atas :
a. Pulpitis reversibel, yaitu vitalitas jaringan pulpa masih dapat dipertahankan
setelah perawatan endodonti. Yang termasuk pulpitis reversibel adalah :
a) Peradangan pulpa stadium transisi
b) Atrofi pulpa
c) Pulpitis akut
b. Pulpitis ireversibel, yaitu keadaan ketika vitalitas jaringan pulpa tidak dapat
dipertahankan, tapi gigi masih dapat dipertahankan di dalam rongga mulut setelah
perawatan endodonti dilakukan. Yang termasuk pulpitis ireversibel adalah :
a) Pulpitis kronis parsialis tanpa nekrosis
b) Pulpiti kronis parsialis dengan nekrosis
c) Pulpitis kronis koronalis dengan nekrosis
d) Pulpitis kronis radikularis dengan nekrosis
e) Pulpitis kronis eksaserbasi akut
(Grosmman et al. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC)
(Tarigan R. 2002. Perawatan Pulpa Gigi (endodomi). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC)

LI 2.4 Sign and symptom
LI 2.5 Patofisiologi
Pulpitis dapat terjadi karena adanya jejas berupa kuman beserta produknya yaitu
toksin, dan dapat juga karena faktor fisik dan kimia. Namun pulpitis biasanya terjadi diawali
dengan karies yang terbentuk akibat kerusakan email akibat dari fermentasi karbohidrat oleh
bakteri-bakteri penghasil asam yang menyebabkan proses dimenarilasi. Bila karies sudah
terbentuk dan tidak mendapat perawata maka proses demineralisasi terus berlanjut dan
menyebabkan karies semakin meluas dalam gigi sehingga menembus lapisan-lapisan email,
dentin dan pada akhirnya akan mencapai ke dalam ruang pulpa. Bila karies sudah mencapai
ke dalam ruang pulpa maka bakteri akan masuk kedalam ruangan tersebut dan
mengakibatkan peradangan pada jaringan pulpa. Jika peradangan hanya sebagian (pada
cavum dentis) maka kita sebut pulpitis akut parsial, dan jika mengenai seluruh jaringan pulpa
maka kita sebut pulpitis akut totalis.
LI 2.6 Pemeriksaan
LI 2.7 Perawatan
Berikan analgetik bila perlu :
- Parasetamol 3x500 mg/hari pada orang dewasa
- Parasetamol 3x250 mg/hari pada anak-anak
Bila sudah terjadi peradangan periapikal, berikan antibiotik selama 5 hari :
- Amoksisilin 3x500 mg/hari pada orang dewasa
- Amoksisilin 3x250 mg/hari pada anak-anak
Bila penderita alergi terhadap golongan penisilin, maka diberikan :
- Tertasiklin 3x500 mg/hari selama 5 hari untuk orang dewasa
- Eritromisin 3x250 mg/hari selama 5 hari untuk anak-anak
Jika pulpitis diketahui pada stadium dini, maka penambalan sementara yang mengandung
obat penenang saraf bisa menghilangkan nyeri. Tambalan ini bisa dibiarkan sampai 6-
8minggu dan kemudian di ganti dengan tambalan permanen. Jika terjadi kerusakan pulpa
yang luas dan tidak dapat diperbaiki, satu-satunya cara untuk menghilangkan nyeri adalah
dengan mencabut pulpa, baik melalui pengobatan saluran akar maupun pencabutan gigi.
(Walton R. E.dan Torabijad M. 2003. Prinsip dan praktik ilmu edodonsia. Jakarta: penerbit
buku Kedokteran EGC)

Terminologi diagnostik
symptom radiografi Tes pulpa Tes periapikal
Pulpa normal Tidak ada gejala Tidak ada
perubahan
periapikal
Respon Tidak sensitif
Reversibel Ada atau tidak
ada gejala
terhadap
stimulus termal
Tidak ada
perubahan
periapikal
Respon Tidak sensitif
Ireversibel Mirip dengan
reversibel juga
dapat terjadi
nyeri spontan
atau nyeri yang
berat pada
Tidak dapat
perubahan
radiolusen pada
periapikal
kecuali pada
kondisi osteitis
Respon (nyeri
tajam pada
stimulus termal)
Nyeri pada
perkusi atau
palpasi bisa
terjadi atau tidak
stimulus termal kondensing
Nekrosis Tidak ada
respon pada
stimulus termal
Ada gambaran
periapikal
Tidak ada
respon
Tergantung
status periapikal
Perapikal
normal
Tidak ada gejala Tidak ada
perubahan
periapikal
Respon Tidak sensitif
Periodontitis
apikal akut
Nyeri pada
mastikasi atau
tekanan
Tidak ada
perubahan
periapikal
Ada atau tidak
ada respon
(tergantung
status pulpa)
Nyeri pada
perkusi atau
palpasi
Periodontitis
apikal kronis
dan kista apikal
Ada nyeri ringan Radiolusen
apikal
Tidak ada
respon
Nyeri ringan
pada perkusi
atau palpasi
Abses apikal
akut
Pembengkakan
atau rasa nyeri
yang signifikan
Biasanya
terdapat lesi
radiolusen
Tidak ada
respon
Nyeri pada
perkusi atau
palpasi
Periodontitis
apikal supuratif
(abses apikal
kronis)
Pengeringan
sinus atau
parulis
Biasanya
terdapat lesi
radiolusen
Tidak ada
respon
Tidak sensitif
Osteitis
kondensing
Bervariasi
(tergantung
status pulpa dan
periapikal)
Peningkatan
kepadatan
tulang
trabekular
Ada atau tidak
ada respon
(tergantung
status pulpa)
Ada atau tidak
ada nyeri pada
perkusi atau
palpasi

Anda mungkin juga menyukai