Posisi : Konsultan Nasional bidang Gender Specialist Bertanggungjawab pada : 1) National Project Director (NPD) 2) National Project Nanager (NPN) Lokasi kerja : Sekretariat SCBFWN -Jakarta di Kementerian Kehutanan-Jakarta, Durasi : + (empat) bulan (full time) atau 6 (enam) bulan. Part time
1. Latar Belakang Direktorat Perencanaan dan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (PEPDAS), Ditjen Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial, Kementerian Kehutanan saat ini sedang melaksanakan kegiatan proyek Strengthening Community-Based Forest and Watershed Nanagement (SCBFWN) atau dikenal proyek Penguatan Pengelolaan Hutan dan Daerah Aliran Sungai Berbasis Nasyarakat dengan jangka waktu 5 tahun (2009- 201+). Proyek dibentuk dalam rangka mendukung program nasional rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) yang mendapat bantuan hibah dari Lembaga !nternasional Global Environment Facility (GEF) melalui badan dunia UNDP di !ndonesia. Dengan memperhatikan kenyataan di lapangan adanya distribusi manfaat yang kurang merata dari sumber daya hutan dan kurangnya koordinasi antar pemangku kepentingan dan sektor terkait, sebagai penyebab utama terjadinya kerusakan hutan dan lahan, maka proyek ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan dan menyebar luaskan program pengelolaan Hutan dan DAS dengan basis masyarakat guna mengendalikan kerusakan hutan dan lahan. Proyek SCBFWN dirancang untuk melengkapi (a) komitmen nasional 5 tahun sebesar US$ 300 juta untuk merehabilitasi hutan dan lahan yang rusakfterdegradasi yang tersebar pada DAS di +00 kabupaten (33 propinsi) dan (b) komitmen Pemerintah yang disetujui setiap tahunnya dari sumber Dana Reboisasi untuk penyelenggaraanreboisasai di kabupaten. Kegiatan utama proyek adalah pembangunan plot demonstrasi pengelolaan hutan dan DAS berbasis masyarakat di 6 (enam) lokasi terpilih yaitu: 1). Sub DAS Gopgopan, kabupaten Tobasa, Sumut, 2). Sub DAS Besai, kabupaten Lampung Barat, 3). Sub DAS Tulis, kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, Jateng +). DAS Jangkok, kabupaten Lombok Barat, NTB, 5). Sub DAS Besiam, kabupaten Kupang 8 Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, 6). Sub DAS Niu, Kabupaten Sigi, Sulteng. Ke enam lokasi proyek dikoordinir oleh Project Nanagement Unit (PNU) yang berada di Direktorat Perencanaaan dan Evaluasi Pengelolaan DAS (PEPDAS), Ditjen Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial, Kementerian Kehutanan, Jakarta.
Strategi SCBFWN antara lain adalah: 1). Neminimalkan hambatan proyek dan menciptakan kondisi pemungkin pada berbagai tingkatan dari lokal, kabupaten, propinsi sampai pusat, 2). !ntervensi program setempatfdemonstrasi plot ditingkat lokal dengan melibatkan masyarakat setempat dan replikasi ketempat lain, 3). Pembangunan kapasitas para pihak, pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar lembaga nasional dan internasional dan mensinergikanfintegrasikan pengeloaan hutan dan lahan secara lestari, serta Konservasi Keanekaragaman Hayati dalam Pengelolaan DAS prioritas. Tujuan proyek SCBFWN adalah berkurangnya laju kerusakan hutan dan lahan untuk pemulihanf restorasi fungsi DAS dan jasa lingkungan dengan sasaran akhir peningkatan pendapatan dan kesejahteraan rakyat khususnya masyarakat sekitar hutan. Outputfkeluaran proyek yaitu 1). Nembaiknya pengelolaan 6 (enam) lokasi (Sub DASfDAS) yang memiliki kondisi biofisik, sosial ekonomi dan lingkungan yang beragam, 2). Pemerintah memberikan dukungan yang jelas dan terukur dalam pengembangan prakarsa proyek, dan 3). Koordinasi diantara dan antara tingkatan pemerintahan yang menghasilkan kebijakan dan program yang konsisten mendukung proyek. Guna menunjang 3 (tiga) keluaran proyek, dilakukan 1+ kegiatan, antara lain 1). Pembentukan kelompok masyarakat (CBO) dengan partisipasi perempuan dan petani tidak punya lahan (PTPL), 2). Pelatihan pengembangan kompetensi teknis anggota CBO termasuk perempuan dan PTPL, 3). Pengembangan Rencana Pengelolaan Partisipatif (RPP) disetiap lokasi proyek, +). Pengembangan model-model pengelolaan SDA setempat untuk perbaikan jasa lingkungan dan peningkatan pendapatan, 5). Nembangun mekanisme yang efektif bagi pembagian manfaat dan re-investasi yang seimbang, 6). Nembangun media komunikasi dari contoh-contoh proyek yang berhasil dan pembelajarannya, 7). Nembentukfmengembangkan Forum-forum CBO yang bekerja untuk proyek. Dalam dokumen proyek, kaum perempuan mendapatkan perhatian untuk dapat berpartisipasifperan dalam kegiatan proyek (khususnya kegiatan 1 dan 2 pada keluaran 1) guna mencapai keberhasilan proyek. Kegiatan pengelolaan DAS secara keseluruhan mencakup sumber daya alam, masyarakat dan kelembagaan yang ada dimana kaum perempuan termasuk didalamnya yang dalam kenyataannya telah ikut terlibat menangani sebagian atau keseluruhan proses pengelolaan DAS mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, pemantauan hingga evaluasinya. Namun keikutsertaan kaum perempuan apakah diikutkan, diajak, ditawari, atau memilihfmenentukan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya? Pengalaman dalam tahun ! proyek (2010), keberadaan kelompok masyarakat di lapangan yang lebih dikenal dengan CBO (Community Based Organisation), dengan anggota sekitar 20-+0 orang, dimana anggota perempuan bervariasi dari tidak ada atau semuanya laki-laki, minoritas sampai dengan semuanya perempuan yang disebut KWT (Kelompok Wanita Tani), dimana dari 69 CBO di 6 lokasi regional proyek ada 9 KWT perempuan yaitu 3 KWT di Lampung dan 6 KWT di NTB. Tidak seperti CBO laki-laki yang bergerak pada penangananfpengolahan lahan kering yang terkait langsung dengan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL), para CBOfKWT perempuan bergerak pada kegiatan penunjang seperti pembibitanfpenyediaan bibit tanaman untuk RHL, industri rumah tanggafpembuatan makanan ringanfkripik, dodol, minuman, pemasaranfkoperasi. Ada juga KWT Rimba Sejati di Lampung yang bergerak pada pelayanan listrik rumah tangga untuk anggotanya dengan menggunakan tenaga mikro hidro. 3
Keikutsertaan perempuan dalam kegiatan proyek sangat variatif sesuai kondisi lapangan, atau berjalan apa adanya, apakah memang demikian? Seperti pekerjaan lapangan tenaga laki-laki kurang kemudian direkrut tenaga perempuan untuk memenuhi target. Kemudian diinventarisasikan, identifikasi untuk jenisfmacam pekerjaan berapa perempuannya dan kemudian dilaporkan untuk keperluan proyek, masuk dalam dokumen proyek untuk informasi mengenai issue gender. Apakah kegiatan gender tercapai sesuai yang diharapkan? Apakah harus ada semacam policyfkebijakan pengarus utamaan gender pada setiap tahapanfproses kegiatan khususnya dalam pengelolaan DAS secara menyeluruh dengan mengintegrasikan pengelolaan yang berkelanjutan mengenai hutan (SFN) dan lahan (SLN) berikut konservasi keaneka ragaman hayatinya (CBD)?. Guna merespon dan mengklarifikasi berbagai permasalahan yang timbul dalam penyelenggaraan proyek SCBFWN (2009-201+) dimana meski tidak secara mendalam isu gender diungkap dalam proyek dokumen namun selalu menjadi materi pertanyaan yang secara rutine ditanyakan untuk dilaporkan kepada pihak UNDP dan GEF selaku penyedia dana hibah. Terkait dengan hal ini maka perlu dilakukan rekruitmen konsultan yang mempunyai keahlian GenderfGender Specialist untuk bekerja pada project SCBFWN di pusat (PNU) Jakarta guna menangani isu Gender yang terjadi pada keseluruhan proses penyelenggaraan pengelolaan DAS berbasis masyarakat baik yang berada di Jakarta maupun di 6 lokasi proyek daerah. 2. Pelaksanaan Pekerjaan 1) Dibawah koordinasi National Proyek Nanager (NPN), Konsultan ahli Genderf Gender Specialist diminta melaksanakan pekerjaan: menyusun strategi pengarus utamaan gender (PUG) pada proyek SCBFWN yang mencakup kegiatan di pusat dan 6 sub proyek daerah dengan kegiatan sebagaimana tercantum pada TOR butir 3, berikut. 2) Konsultan akan bekerja baik dengan National Proyek Director (NPD), Direktorat PEPDAS, UNDP fGEF selaku pihak donor, NPN termasuk semua staf proyek SCBFWN di pusat dan daerah (6 regional sub proyek) dan pejabat dan staf dari Kementerian Kehutanan. 3. Cakupan Kegiatan 1) Nengumpulkan data dan informasi gender lingkup proyek SCBFWN (pusat dan 6 lokasi daerah) untuk menginventarisasi dan permasalahan ketidak setaraan dan ketidak adilan gender dan pemecahannya. 2) Nengidentifikasi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam memperoleh manfaat dari kebijakan dan program penyelenggaraan proyek SCBFWN dalam berbagai aspek kehidupan. 3) Nelakukan analisa gender dengan mengidentifikasi dan memahami pembagian kerjafperan laki-laki dan perempuan, akses dan kontrol terhadap sumber-sumber daya pembangunan, partisipasi dalam proses pembangunan dan manfaat yang mereka nikmati, pola hubungan antara laki-laki dan perempuan yang timpang, yang didalam pelaksanaannya memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ras, dan suku bangsa. Apa terjadi gap pencapaian hasil keduanya, terutama sumber daya perempuan pedesaan dengan masih adanya batasanfpengaruh sosial budaya yang melekat pada perempuan dibanding perkotaan. +) Nenyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. 4
5) Nenetapkan indikator gender untuk mengukur capaian dan upaya-upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. 6) Pemecahan permasalahan yang dihasilkan dalam analisa gender diwujudkan dan diintegrasikan dalam penyelenggaraan proyek SCBFWN terkait kebijakan dan proses pembangunan sektor kehutanan 7) !dentifikasi faktor faktor internal dan external yang berpengaruh terhadap sukses dan gagalnya dalam penyelenggaraan proyek SCBFWN di pusat dan 6 lokasi daerah dalam berbagai aspek kehidupan; Berikan cara untuk menanggulangi atau meminimasi kegagalan tersebut.? 8) Nerangkum dan menyusun kegiatan diatas kedalam Strategi Pengarus Utamaan Gender (PUG) proyek SCBFWN selaras dengan pencapaian tujuan akhirfgoal project. 4. Hasil Yang Diharapkan 1). Laporan Pendahuluan yang memuat Rencana Kerja pelaksanaan kegiatan diserahkan dua minggu setelah penandatangan Kontrak Kerja 2). Laporan Kemajuan Kegiatan dserahkan 3 bulan setelah penandatangan Kontrak Kerja 3).Laporan akhir berupa dokumen Strategi Pengarus Utamaan Gender (PUG) dalam penyelenggaraan proyek SCBFWN" diserahkan pada akhir Kontark Kerja. 5. Tenaga yang Diperlukan 1) Pendidikan : S2 bidang SosialfKemasyarakatan atau bidang lainnya yang mempunyai jurusanfspesialisasi bidang terkait Gender, S3 lebih diutamakan. 2) Pengalaman : a). pengalaman kerja dibidang gender paling tidak selama 10 tahun dengan 2 tahun minimal pada kegiatan internasionalfasing. 3) Ketrampilan: a). menguasai bahasa !nggris tulis maupun lisan; b). menguasai operasional program komputer basis (words, excel, power point); c). personifikasi baik, terbuka untuk berbagi pengalaman dan bekerja secara tim; d). mampu bekerja dalam kondisi mendesak. 6. Cara Pelamaran 1) Surat lamaran ditujukan kepada National Project Director (NPD) proyek SCBFWN, dengan alamat : Direktorat Perencanaan dan Evaluasi Pengelolaan DAS Gedung Nanggala Wanabakti Blok ! Lt. 13 Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan Jakarta Pusat Surat lamaran paling lambat kami terima tanggal 9 Maret 2012 2) Surat lamaran harus dilengkapi dengan: a) !jazah terakhir. b) Daftar Riwayat HidupfCurriculum vitae c) Pas Foto Berwarna Uk. + x 6 sebanyak 2 lembar. d) Pada bagian kiri atas amplop surat lamaran agar dicantumkan kode : GS - SCBFWM 3) Surat lamaran akan dievaluasi dan hanya pelamar terpilih yang akan mengikuti seleksi tertulis dan wawancara.