Anda di halaman 1dari 2

Aku Pasrah Tanpa Arah

Oleh Sunarti
Aku menghilang di balik ilalang.
Mengadu deru menyarungkan pedang.
Membisu tiap tapak untuk sang pandang.
Melenggang ku terus melenggang.

Dayaku tiada kuasa.
Rimba raya ini terlalu beku.
Pedang dan padang dalam adu.
Dalam tiap hempas napas yang memburu.

Salangkah lagi begitu katamu dulu.
Jadi aku masih selalu manapak.
Namun berhuyun luka hinggap dalam sukma.
Memberikan tanda akan setiap hadirnya.
Rasa-rasa sakit, benci, dan terpuruk.
Terhempas bak kapuk-kapuk di angkasa.
Melayang tiada pasti tersisa.

Mengeja satu-persatu memilin luka dalam dada.
Aku berdoa dalam dupa yang tak lagi menganga.
Tangan tertelungkup dalam dupa yang tak lagi berasap.
Mencoba mengecap getir lelah dan luka yang tiada terobat.

Aku merenda-renda hati menatapmu dalam beku.
Saat sang surya meyibakkan pandangku.
Melihatmu dalam bujur kaku membisu tanpa sapa atau canda seperti dulu.

Kau tahu! aku sudah mencarimu.
Dan kau tiada mau menungguku,
Barang sebentar...... sebentar saja.
Dalam darah yang masih basah ini, aku memanggilmu.
Terus.. dan terus begitu.
Dalam senyummu yang terbingkai di hati.
Aku... lelah dalam pasrah yang tiada arah.

Anda mungkin juga menyukai