Anda di halaman 1dari 2

Sang Penulis Gerilya

Oleh Sunarti
Penulis gerilya kembali berdaham
Jari lentik itu menari di balik tirai kelam.
Desir goresan kertasnya memecah tiap heningnya malam.
Sunyi sepi dalam kebisuan yang menghanyutkan.

Esoknya, coretan pena itu mengantri di balik para mata.
Inci tiap tulisannya didengar mereka yang peka.
Syairnya mampu menghimpun hati yang terlena.
Dan jerat baitnya mengikat kuat dalam hati penghianat.

Siapakah ia?
Menari bebas dalam penjara dunia.
Terhempas dalam kuasa alam raya.
Menukik dalam sudut sendi Raja.
Mengibaskan tinta dalam norma.

Sang penulis gerilya.
Kau selalu saja diminta.
Oleh tikus-tikus kotor yang menyeruak kepermukaan.
Ya... mereka bermerah atas goresan tak bernama.

PECUNDANG!!
Itulah gelarmu selanjutnya.
Dari para mulut tikus-tikus yang kau koyak dengan pena.
Meyemat di bahumu tanpa ada yang tahu.
Mengekor menjadi bayang tiada arti selalu.

Dari dia sang penulis gerilya.
Syairnya akan terus meminta dalam kelam.
Menjadi pemintal dunia yang sepi akan solusi.
Menjerit dalam raung yang bungkam.
Dan menderu menjadi serdadu,
Dalam kebisuan tapak-tapak jalan.

Anda mungkin juga menyukai