komputerku. di tangan kanannya jaringan internet di tangan kirinya hutan lebat menghijau rambutnya mengkilat tanpa shampo giginya kristal-kristal cahaya, mata kanannya radar, kirinya antena parabola, otaknya einstein hatinya sunan kalijaga. ia simpan kitab kuning dalam disket, filsafat di saku baju sejarah ia lipat dalam sepatu
manusia masa depan mencipta badai dengan
tuts piano, mencipta gelombang dalam lagu sangsai
mencipta hutan di kota-kota beton dan baja, ombak
laut ia tampung dalam katub jantungku. manusia masa depan tak takut kehilangan kursi dalam syairmu
manusia masa depan membangun sejarahnya sendiri
yang merdeka dari rencanamu hari ini
1989 MIMPI Karya: Abdul Hadi
Aneh, tiap mimpi membuka kelopak mimpi yang lain,
berlapis-lapis mimpi, tiada dinding dan tirai akhir, hingga kau semakin jauh dan semakin dalam tersembunyi dalam ratusan tirai rahasia membiarkan aku asing pada wujud hampa dan wajah sendiri.
Kudatangi kemudian pintu-pintu awan, nadi-nadi
cahaya dan kegelapan, rimba sepi dan kejadian -- di jalan-jalannya, di gedung-gedungnya kucari sosok bayangku yang hilang dalam kegaduhan. Tetap, yang fana mengulangi kesombongan dan keangkuhannya dan berkemas pergi entah ke mana gelisah, asing memasuki rumah sendiri menjejakkan kaki, bergumul benda-benda ganjil yang tak pernah dikenal, menulis sajak, menemukan mimpi yang lain lagi berlapis-lapis mimpi,
tiada dinding akhir sebelum menjumpai-Mu.
Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini Karya Taufik Ismail
Tidak ada pilihan lain
Kita harus Berjalan terus Karena berhenti atau mundur Berarti hancur Apakah akan kita jual keyakinan kita Dalam pengabdian tanpa harga Akan maukah kita duduk satu meja Dengan para pembunuh tahun yang lalu Dalam setiap kalimat yang berakhiran Duli Tuanku? Tidak ada lagi pilihan lain Kita harus Berjalan terus Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan Dan seribu pengeras suara yang hampa suara Tidak ada lagi pilihan lain Kita harus Berjalan terus.