Oleh :
W.S. Rendra
Oleh :
W.S. Rendra
Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papantulis-papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.
Menghisap udara
yang disemprot deodorant,
aku melihat sarjana-sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya;
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiun.
Dan di langit;
para tekhnokrat berkata :
Gunung-gunung menjulang.
Langit pesta warna di dalam senjakala
Dan aku melihat
protes-protes yang terpendam,
terhimpit di bawah tilam.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
termangu-mangu di kaki dewi kesenian.
19 Agustus 1977
ITB Bandung
Potret Pembangunan dalam Puisi
SAJAK SEONGGOK JAGUNG
Oleh : WS.Rendra
ia melihat petani;
ia melihat panen;
pergi ke pasar
di dekat sumur
gadis-gadis bercanda
menjadi maisena.
tungku-tungku menyala.
Di dalam udara murni tercium kue jagung
Ia melihat kemungkinan
Tetapi ini :
Aku bertanya :
Berlari
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawa
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak
untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata