Anda di halaman 1dari 11

Draft 12 Desember 2004

BAB 17
REVITALISASI PERTANIAN
A. PERMASALAHAN
Sektor pertanian, yang mencakup tanaman bahan makanan,
peternakan, hortikultura, perkebunan, perikanan, dan kehutanan,
berperan besar dalam rangka penyediaan pangan untuk mendukung
ketahanan pangan nasional dalam memenuhi hak atas pangan (the
right to food) dan menyumbang penerimaan devisa dan pendapatan
domestik bruto (PDB). Pada tahun 200 sektor pertanian menyerap
!", persen tenaga ker#a dari total angkatan ker#a, menyumbang
",$ persen dari total nilai ekspor non migas, dan memberikan
kontribusi sebesar %& persen dari PDB nasional.
Sementara itu, untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan
peran tersebut, sektor pertanian menghadapi berbagai perubahan
sebagai akibat dari globalisasi yaitu' (i) semakin terbukanya pasar
dan meningkatnya persaingan( (ii) meningkatnya tuntutan kebi#akan
pertanian yang berlandaskan mekanisme pasar (market oriented
policy) dan (iii) semakin berperannya selera konsumen (demand
driven) dalam menentukan aktivitas di sektor pertanian.
Sektor pertanian masih memiliki potensi untuk ditingkatkan
apabila berhasil menangani kendala)kendala yang meliputi'
produktivitas, e*siensi usaha, konversi lahan pertanian,
keterbatasan sarana dan prasarana pertanian, serta terbatasnya
kredit dan in+rastruktur pertanian. Secara khusus sarana dan
prasarana perikanan di ,ilayah timur -ndonesia masih sangat
kurang sehingga sumber daya perikanan di ,ilayah ini dengan
potensi yang cukup besar belum diman+aatkan secara optimal.
Beberapa kendala dan masalah yang dihadapi sektor pertanian
adalah' (i) rendahnya kese#ahteraan dan relati+ tingginya tingkat
kemiskinan petani dan nelayan( (ii) lahan pertanian yang semakin
menyempit( (iii) akses ke sumberdaya produkti+ yang terbatas yang
diiringi dengan rendahnya kualitas SD. pertanian( (iv) penguasaan
teknologi masih rendah( (v) belum optimalnya pengelolaan
sumberdaya perikanan, (vi) ter#adinya penurunan hasil hutan alam
sementara hasil hutan tanaman dan hasil non kayu belum
diman+aatkan secara optimal, serta (vii) lemahnya in+rastruktur
(*sik dan non *sik) di sektor pertanian pada khususnya dan
perdesaan pada umumnya, sebagaimana diuraikan dalam butir)butir
berikut.
Bagian -/.%0 1 %
Draft 12 Desember 2004
Kesejahteraan petani dan nelayan asih rendah dan
tin!"at "eis"inan relati# tin!!i. 2ingkat kese#ahteraan yang
antara lain tercermin dari nilai tukar petani3nelayan termasuk
masyarakat yang tinggal di sekitar dan bergantung dari hutan
menun#ukkan bah,a pada tahun 200 di sebagian besar ,ilayah
masih memiliki nilai tukar petani3nelayan diba,ah nilai tukar tahun
%$4. 5rtinya, meskipun kontribusi sektor pertanian sangat besar
terhadap perekonomian nasional, namun kese#ahteraan petani dan
nelayan tidak mengalami perubahan. Selan#utnya, sekitar 00)40
persen kelompok masyarakat ini termasuk golongan miskin dengan
usaha pertanian, perikanan dan kehutanan, yang masih tradisional
dan bersi+at subsisten. .inimnya akses terhadap in+ormasi dan
sumber permodalan, menyebabkan masyarakat petani3nelayan, dan
masyarakat pesisir tidak dapat mengembangkan usahanya secara
layak ekonomi. 6ondisi ini tidak dapat dipungkiri karena rata)rata
tingkat pendidikan mereka hanya tamat Sekolah Dasar (SD) atau
bahkan tidak tamat SD, sehingga sulit untuk mengadopsi upaya)
upaya pengembangan teknologi dan perbaikan usaha yang
diberikan.
Lahan pen!$sahaan petani sea"in sepit sehin!!a
pendapatan yan! diper%leh tida" en&$"$pi "e'$t$han dan
"$ran! end%r%n! $paya penin!"atan pr%d$"si. Berdasarkan
hasil Sensus Pertanian, #umlah petani dalam kurun ,aktu %$4)
200 meningkat namun dengan #umlah lahan pertanian menurun,
sehingga rata)rata pemilikan lahan per petani menyempit dari %,0
ha men#adi 0,00 ha per petani. Dengan luasan lahan usahatani
seperti ini, meskipun produktivitas per luas lahan tinggi, namun
tidak dapat memberikan pendapatan petani yang cukup untuk
menghidupi rumah tangga dan pengembangan usaha mereka. 7al
ini merupakan tantangan besar dalam rangka mengamankan
produksi padi3beras dari dalam negeri untuk mendukung ketahanan
pangan nasional dan peningkatan daya saing komoditas pertanian.
A"ses petani dan nelayan "e s$'erdaya pr%d$"ti# asih
san!at ter'atas. Dukungan kredit untuk sektor pertanian dalam
mendukung kebutuhan modal usaha petani dan nelayan masih
terbatas. 6redit yang tersedia selama ini hanya dalam bentuk kredit
ketahanan pangan (66P) untuk produsen padi dan tebu. Sementara,
#umlah kredit perbankan yang teralokasikan untuk usaha perikanan
hanya sekitar 0,02 persen dari total kredit. 6eterbatasan modal
kurang mendorong petani dan nelayan untuk menerapkan teknologi
baru untuk meningkatkan produktivitas, membatasi peningkatan
nilai tambah dan mengakibatkan ketergantungan pada penyediaan
modal in+ormal (pengi#on). 5kses petani dan nelayan terhadap
prasarana dan sarana transportasi #uga menghambat pemasaran
produk pertanian dan perikanan sehingga menekan harga produk.
Bagian -/.%0 1 2
Draft 12 Desember 2004
Masih rendahnya pen!$asaan te"n%l%!i pen!%lahan
pr%d$" pertanian dan peri"anan 'era"i'at pada rendahnya
pr%d$"ti(itas dan nilai ta'ah pr%d$" pertanian dan
peri"anan. Dalam sepuluh tahun terakhir, sub sektor perkebunan,
peternakan dan perikanan masing)masing tumbuh sekitar !,$
persen per tahun, ," persen, dan &,4 persen per tahun, sementara
sub sektor pangan hanya mencapai %,2 persen per tahun. 8amun
demikian, nilai tambah komoditas ini masih rendah karena pada
umumnya ekspor dilakukan dalam bentuk segar (produk primer)
dan olahan sederhana. Perkembangan industri hasil pertanian dan
perikanan belum optimal, yang ditun#ukkan oleh rendahnya tingkat
utilisasi industri hasil pertanian dan perikanan. Peningkatan nilai
tambah produk pertanian dan perikanan melalui proses pengolahan
memerlukan investasi dan teknologi pengolahan yang lebih modern.
6ondisi ini diperberat oleh semakin tingginya persaingan produk
dari luar negeri, baik yang masuk melalui #alur legal maupun ilegal.
Perkembangan dalam tiga tahun terakhir, -ndonesia sudah men#adi
importir netto untuk komoditas tanaman bahan makanan, hasil
ternak dan pakan ternak, beras, #agung, dan gula.
Pen!e'an!an s$'erdaya peri"anan 'el$ %ptial
"arena $saha peri"anan '$didaya asih ter'atas dan adanya
"etida"sei'an!an pean#aatan s$'erdaya peri"anan
antar "a)asan. Pegembangan budidaya air ta,ar, tambak dan laut
masih terbatas, karena adanya permasalahan penyediaan bahan
baku pakan ikan, benih ikan unggul, #aringan irigasi yang kurang
memadai, kurangnya in+ormasi dan #aringan pemasaranan,
terbatasnya akses permodalan, serta kurangnya penyuluhan
perikanan. 6etidakseimbangan tingkat peman+aatan sumberdaya
perikanan tangkap antar ka,asan, kegiatan penangkapan masih
banyak dilakukan di perairan sekitar pantai3pesisir dan
terkonsentrasi di ,ilayah barat, seperti 9aut :a,a, Selat .alaka,
dan pantai timur Sumatera, sehingga sumberdaya di perairan ini
telah mengalami overfshing. Sementara sumberdaya perikanan di
,ilayah -ndonesia bagian timur masih belum diman+aatkan secara
optimal, karena rendahnya ketersediaan sarana dan prasarana
penanganan hasil tangkapan ikan di daerah tersebut dan sumber
daya manusia perikanan yang terbatas serta belum tersedianya data
dan inromasi perikanan yang memadai. 6etidakseimbangan ini
mengakibatkan terakumulasinya se#umlah besar nelayan di ,ilayah
tertentu, sehingga berakibat pada menurunnya #umlah tangkapan,
semakin kecilnya ukuran ikan, menurunnya #umlah species, yang
akhirnya berdampak pada menurunnya penghasilan nelayan.
Rendahnya nilai hasil h$tan n%n "ay$ yan! se'enarnya
'erp%tensi $nt$" enin!"at"an pendapatan petani dan
Bagian -/.%0 1
Draft 12 Desember 2004
asyara"at se"itar "a)asan h$tan. Peran hutan umumnya
hanya dipandang dari sisi produksi hasil kayunya sa#a. Padahal
beberapa penelitian menyebutkan bah,a nilai hutan dari hasil kayu
hanya & persen, sementara selebihnya berasal dari hasil hutan non
kayu. 8amun demikian sampai sekarang yang diman+aatkan masih
terkonsentrasi pada kayu. 7al ini tercermin dari nilai ekspor hasil
hutan non kayu pada periode tahun %$$")200% hanya sekitar %
persen dari total ekspor hasil hutan yang didominasi kayu. 7asil
hutan nonkayu yang cukup potensial antara lain adalah rotan,
tanaman obat)obatan, dan madu. Data ;5< 200% menun#ukkan
bah,a -ndonesia mendominasi perdagangan rotan dunia hingga 40
persen sampai $0 persen pasokan rotan dunia. Sementara itu,
tanaman obat dan hasil hutan non kayu lainnya belum cukup
dihargai dan belum terdokumentasi dengan baik karena tidak
muncul dalam transaksi di pasar resmi. Data Departemen
6ehutanan tahun 2000 memperkirakan bah,a 0 #uta penduduk
secara langsung mengandalkan hidupnya pada kehutanan. Sebagian
besar masyarakat ini hidup dari kegiatan perladangan berpindah,
memancing, berburu, menebang dan men#ual kayu, serta
mengumpulkan hasil hutan non kayu. Dengan pola pengusahaan
yang masih tradisional ini, potensi hasil hutan non kayu tidak dapat
berkembang secara optimal sehingga berakibat pada rendahnya
tingkat kese#ahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar dan
bergantung dari hutan.
Pean#aatan h$tan yan! ele'ihi daya d$"$n! sehin!!a
e'ahaya"an pas%"an air yan! en%pan! "e'erlanj$tan
pr%d$"si hasil pertanian. Berkurangnya ka,asan hutan
khususnya di daerah hulu sungai menyebabkan terganggunya siklus
hidorlogi yang berdampak pada berkurangnya ketersediaan air
tanah, membesarnya aliran permukaan, pendangkalan air sungai,
,aduk dan pantai serta ban#ir. .eningkatnya ban#ir pada musim
penghu#an dan kekeringan pada musim kemarau akhirnya
mengganggu produksi hasil pertanian. Sebagai contoh, nisbah debit
maksimum dan minimum tahunan Sungai =ili,ung pada musim
penghu#an dan kemarau meningkat dari hanya ,& pada tahun %$&0
men#adi sebesar %4," pada tahun %$$4. Pen#elasan lebih lan#ut
tentang D5S terdapat di Bab 2 tentang Perbaikan Pengelolaan
Sumber Daya 5lam dan ;ungsi 9ingkungan 7idup.
Seentara it$* di 'idan! pan!an* asih dihadapi asalah
asih tin!!inya "eter!ant$n!an pada 'eras dan rentannya
"etahanan pan!an di tin!"at r$ah tan!!a. 2ingginya
ketergantungan konsumsi pada beras sehingga tekanan terhadap
peningkatan produksi padi semakin tinggi pula. 2ingkat produksi
beras dalam negeri sudah dapat memenuhi sekitar $0)$& persen
kebutuhan beras dalam negeri. Sumber bahan pangan pokok
Bagian -/.%0 1 !
Draft 12 Desember 2004
karbohidrat lain adalah pala,i#a dan sumber protein yang berasal
dari daging, telur dan susu, namun tingkat konsumsinya masih
rendah. 2ingkat konsumsi energi mencapai sebesar .2%% kkal
sudah melebihi skor pola pangan harapan (PP7) sebesar 2.200 kkal.
5kan tetapi dengan tingkat konsumsi energi tersebut baru
mencapai skor "",0 dari skor ideal sebesar %00, karena
ketergantungan yang tinggi terhadap konsumsi karbohidrat
terutama beras dan masih sangat kurang pada pangan he,ani,
sayur dan buah. 6onsumsi sumber energi dari beras hanya
dibutuhkan sebesar %.%00 k.kal, namun tingkat konsumsinya
mencapai 2.%0! kkal. 2ingkat konsumsi pangan he,ani yang
dibutuhkan sebesar 2"! kkal, hanya mencapai 0" kkal. Pola
konsumsi seperti ini kurang mendukung pengembangan kualitas
sumberdaya manusia.
6etahanan pangan di tingkat rumah tangga masih rentan.
.asalah yang dihadapi untuk men#amin ketahanan pangan di
tingkat rumah tangga adalah sistem distribusi yang kurang e*sien
untuk men#amin penyebaran ketersediaan pangan antar ,aktu dan
,ilayah, serta perlunya peningkatan pendapatan petani agar
mampu mencapai tingkat konsumsi mereka sesuai dengan skor
PP7. Dalam rangka mendukung peningkatan pendapatan petani ini
aspek pengembangan agribisnis terutama komoditas non pangan
sangat penting untuk dikembangkan.
B. SASARAN
Sasaran akhir dari >evitalisasi Pertanian adalah tingkat
pertumbuhan sektor pertanian rata)rata ," persen per tahun dalam
tahun 200&)200$.
Sasaran antara adalah'
%. .eningkatnya kemampuan petani untuk dapat menghasilkan
komoditas yang berdaya saing tinggi.
2. 2er#aganya tingkat produksi beras dalam negeri dengan
tingkat ketersediaan sekitar $0)$& persen dari kebutuhan
domestik untuk pengamanan ketergantungan terhadap pasar
internasional.
. Diversi*kasi produksi, ketersediaan dan konsumsi pangan
untuk menurunkan ketergantungan pada beras.
!. .eningkatnya ketersediaan pangan ternak dan ikan dari
dalam negeri.
&. .eningkatnya konsumsi masyarakat terhadap protein he,ani
yang berasal dari ternak dan ikan.
". .eningkatnya daya saing dan nilai tambah produk pertanian
dan perikanan.
Bagian -/.%0 1 &
Draft 12 Desember 2004
0. .eningkatnya produksi dan ekspor hasil pertanian dan
perikanan
4. <ptimalnya nilai tambah dan man+aat hasil hutan kayu
$. .eningkatnya hasil hutan non kayu 0 persen dari produksi
tahun 200!
%0. Bertambahnya hutan tanaman seluas #uta ha sebagai
basis pengembangan ekonomi hutan.
+. ARAH KEBI,AKAN
>evitalisasi pertanian ditempuh dengan empat langkah pokok
yaitu peningkatan kemampuan petani dan penguatan lembaga
pendukungnya, pengamanan ketahanan pangan, peningkatan
produktivitas, produksi dan daya saing produk pertanian dan
perikanan serta peman+aatan hutan untuk diversi*kasi usaha dan
mendukung produksi pangan.
6ebi#akan dalam Peningkatan kemampuan petani dan nelayan
serta pelaku pertanian dan perikanan lain serta penguatan lembaga
pendukungnya, diarahkan untuk'
%. .enyusun kebi#akan revitalisasi penyuluhan dan
pendampingan petani, termasuk peternak, nelayan, dan
pembudidaya ikan.
2. .enghidupkan dan memperkuat lembaga pertanian dan
perdesaan untuk meningkatkan akses petani dan nelayan
terhadap sarana produkti+, membangun delivery system
dukungan pemerintah untuk sektor pertanian, dan
meningkatkan skala pengusahaan yang dapat meningkatkan
posisi ta,ar petani dan nelayan.
6ebi#akan dalam pengamanan ketahanan pangan diarahkan
untuk'
%. .empertahankan tingkat produksi beras dalam negeri dengan
ketersediaan sekitar $0)$& persen dari kebutuhan domestik
kebi#akan diarahkan dengan melakukan pengamanan lahan
sa,ah di daerah irigasi berproduktivitas tinggi agar
kemandirian pangan nasional dapat diamankan.
2. .eningkatkan ketersediaan pangan ternak dan ikan dari
dalam negeri. 6ebi#akan pengembangan peternakan
diarahkan untuk meningkatkan populasi he,an dan produksi
pangan he,ani dari produksi dalam negeri agar ketersediaan
dan keamanan pangan he,ani dapat lebih ter#amin untuk
mendukung peningkatan kualitas SD..
. .elakukan diversi*kasi pangan untuk menurunkan
ketergantungan pada beras diarahkan dengan melakukan
rekayasa sosial terhadap pola konsumsi masyarakat melalui
Bagian -/.%0 1 "
Draft 12 Desember 2004
ker#asama dengan industri pangan, untuk meningkatkan
minat dan kemudahan konsumsi pangan alternati+.
6ebi#akan dalam peningkatan produktivitas, produksi dan daya
saing produk pertanian dan perikanan diarahkan untuk'
%. Peningkatan peman+aatan sumberdaya perikanan dalam
mendukung ekonomi dan tetap men#aga kelestariannya,
melalui' (%) penataan dan perbaikan lingkungan perikanan
budidaya( (2) penataan industri perikanan dan kegiatan
ekonomi masyarakat di ,ilayah pesisir( () perbaikan dan
peningkatan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap,
terutama di ,ilayah ?@@-( (!) peningkatan peran akti+
masyarakat dan s,asta dalam pengelolaan sumberdaya
perikanan( (&) peningkatan kualitas pengolahan dan nilai
tambah produk perikanan melalui pengembangan teknologi
pasca tangkap3panen( (") peningkatan kemampuan SD. dan
penyuluh perikanan( dan (0) perkuatan sistem kelembagaan
dan pengembangan peraturan perundangan sebagai
instrumen penting untuk mempertegas pengelolaan sumber
daya perikanan yang ada.
2. Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan
ke,ilayahan terpadu dengan konsep pengembangan
agribisnis. Pendekatan ini akan meningkatkan kelayakan
dalam pengembangan3skala ekonomi, sehingga akan lebih
meningkatkan e*siensi dan nilai tambah serta mendukung
pembangunan pedesaan dan perekonomian daerah.
. Penyusunan langkah)langkah untuk meningkatkan daya saing
produk pertanian dan perikanan, misalnya dorongan untuk
peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dan
perikanan, sistem standar mutu dan keamanan pangan,
melindungi petani dan nelayan dari persaingan yang tidak
sehat.
!. Penguataan sistem pemasaran dan mana#emen usaha untuk
mengelola resiko usaha pertanian serta untuk mendukung
pengembangan agroindustri.
Peman+aatan hutan untuk diversi*kasi usaha dan mendukung
produksi pangan dilakukan melalui optimalisasi peman+aatan hutan
alam dan pengembangan hutan tanaman dan hasil hutan non kayu
dengan kebi#akan yang diarahkan pada'
%. Peningkatan nilai tambah dan man+aat hasil hutan kayu(
2. Pemberian insenti+ pengembangan hutan tanaman industri
(72-)(
. Peningkatan partisipasi kepada masyarakat luas dalam
pengembangan hutan tanaman(
!. Peningkatan produksi hasil hutan non kayu untuk
kese#ahteraan masyarakat sekitar hutan.
Bagian -/.%0 1 0
Draft 12 Desember 2004
-. PR./RAM0PR./RAM PEMBAN/1NAN
5rah kebi#akan tersebut di di#abarkan dalam program)program
pembangunan sebagai berikut.
1. PR./RAM PENIN/KATAN KETAHANAN PAN/AN
Program ini bertu#uan untuk mem+asilitasi peningkatan dan
keberlan#utan ketahanan pangan sampai ke tingkat rumah tangga
sebagai bagian dari ketahanan nasional.
6egiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi'
%. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri(
2. Peningkatan distribusi pangan(
. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil(
!. Diversi*kasi pangan( dan
&. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan.
2. PR./RAM PEN/EMBAN/AN A/RIBINIS
Program ini bertu#uan untuk mem+asilitasi berkembangnya usaha
agribisnis yang mencakup usaha di bidang agribisnis hulu, on farm,
hilir dan usaha #asa pendukungnya.
6egiatan pokok yang akan dilakuan dalam program ini meliputi'
%. Pengembangan diversi*kasi usahatani(
2. Peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui pasca
panen, peningkatan mutu, pengolahan hasil dan pemasaran(
. Pengembangan in+rastruktur pertanian dan perdesaan(
!. Peningkatan akses terhadap sumberdaya produkti+, terutama
permodalan( dan
&. Pengurangan hambatan perdagangan antar ,ilayah dan antar
negara
3. PR./RAM PENIN/KATAN PEMBER-A4AAN MAS4ARAKAT
PERTANIAN
Program ini bertu#uan untuk meningkatkan kapasitas dan daya
saing masyarakat pertanian, terutama petani yang tidak dapat
men#angkau akses terhadap sumberdaya usaha pertanian.
6egiatan pokok yang akan dilakukan dalam program ini adalah'
%. >evitalisasi sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan
kehutanan(
Bagian -/.%0 1 4
Draft 12 Desember 2004
2. Penumbuhan dan penguatan lembaga pertanian dan
perdesaan untuk meningkatkan posisi ta,ar petani dan
nelayan(
. Penyederhanaan mekanisme dukungan kepada petani dan
pengurangan hambatan usaha pertanian( dan
!. Pengembangan upaya pengentasan kemiskinan.
5. PR./RAM PEN/EMBAN/AN S1MBER-A4A PERIKANAN
Program ini bertu#uan untuk mengelola, mengembangkan, dan
meman+aatkan sumberdaya perikanan secara optimal, adil, dan
berkelan#utan dalam rangka peningkatan nilai tambah hasil
perikanan serta pendapatan nelayan, pembudidaya ikan dan
masyarakat pesisir lainnya.
6egiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi'
%. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir(
2. Pengembangan ka,asan budidaya laut, air payau, dan air
ta,ar(
. Penataan kembali usaha budidaya tambak dan air ta,ar(
!. Penyempurnaan sistem perbenihan(
&. Pengembangan sistem serti*kasi balai benih dan lahan
budidaya(
". Pembangunan pelabuhan perikanan(
0. Pembangunan sarana prasarana perikanan(
4. Peningkatan usaha perikanan skala kecil(
$. Pengendalian dan peningkatan pelayanan periAinan usaha(
%0. Peningkatan pemasaran, mutu, dan nilai tambah produk
perikanan(
%%. Penguatan kelembagaan dan tata laksana kelembagaan(
%2. Pengembangan riset perikanan(
%. Pengembangan sistem data dan in+ormasi perikanan(
%!. Peningkatan kualitas SD. dan penuluh perikanan( dan
%&. Peningkatan pro+esionalisme perencanaan dan
penga,asan pembangunan perikanan.
6. PR./RAM PEMANTAPAN PEMAN7AATAN P.TENSI S1MBER-A4A
H1TAN
Program ini bertu#uan untuk lebih meman+aatkan potensi
sumberdaya hutan, secara e*sien, optimal, adil dan berkelan#utan.
6egiatan pokok yang dilakukan melalui program ini meliputi'
%. Pengembangan produk)produk kayu bernilai tinggi(
2. Pengurangan kapasitas industri pengolahan kayu dan
diversi*kasi sumber bahan baku industri perkayuan antara
Bagian -/.%0 1 $
Draft 12 Desember 2004
lain dengan men#a#agi kemungkinan impor dari negara
tetangga(
. Pemberian hak pengelolaan untuk periode tertentu kepada
masyarakat untuk mengembangkan hutan tanaman dan hasil
hutan non kayu(
!. Peningkatan program hutan tanaman industri hanya pada
ka,asan hutan non produkti+, kemudahan peri#inan usaha,
dan kemudahan permodalan3pin#aman(
&. Peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat, khususnya
masyarakat yang hidup di sekitar hutan (peladang berpindah,
pionir hutan atau transmigran, dan sebagainya), dalam
pengembangan hutan tanaman yang lestari( dan
". Pengembangan iptek untuk menun#ang peningkatan
produktivitas sektor kehutanan.
Bntuk mendukung revitalisasi pertanian diperlukan pula
dukungan program)program dan kegiatan sebagai berikut'
1. PR./RAM PEN/EMBAN/AN EKSP.R (Bab %&' Peningkatan
-nvestasi dan @kspor 8onmigas), dengan kegiatan pokok'
%. ;asilitasi peningkatan mutu produk komoditi pertanian,
perikanan, dan industri yang berpotensi ekspor.
2. PR./RAM PEN/EMBAN/AN 8ILA4AH STRATE/IS -AN +EPAT
T1MB1H (Bab 2!' Pengurangan 6etimpangan Pembangunan
Daerah), dengan kegiatan pokok'
%. .em+asilitasi daerah untuk mengembangkan ka,asan)
ka,asan yang strategis dan cepat tumbuh, khususnya
ka,asan andalan, melalui pemberian bantuan teknis dan
pendampingan kepada pemerintah daerah, pelaku usaha,
pengra#in, petani dan nelayan(
2. .endorong pertumbuhan klaster)klaster industri, agroindustri
yang berdaya saing di lokasi)lokasi strategis di 9uar :a,a
melalui pemberian insenti+ yang menarik untuk penanaman
modal dalam dan luar negeri, seperti kemudahan perpa#akan,
periAinan dan penggunaan lahan yang kompetiti+ dengan
pusat)pusat pertumbuhan ekonomi di negar)negara lain(
. .engembangkan pasar bagi produk hasil segar dan hasil
olahan, melalui peningkatan akses terhadap in+ormasi pasar
dan #aringan pemasaran( dan
!. Peningkatan akses petani dan pengusaha kecil menengah
kepada sumber)sumber permodalan.
3. PR./RAM PEN/EMBAN/AN PERK.TAAN -AN PER-ESAAN (Bab 2&'
Pembangunan Perdesaan), dengan kegiatan pokok'
Bagian -/.%0 1 %0
Draft 12 Desember 2004
%. Pemantapan dan pengembangan ka,asan agropolitan yang
strategis dan potensial, terutama ka,asan)ka,asan di luar
Pulau :a,a)Bali(
2. Pengembangan prasarana ekonomi perdesaan terutama
prasarana pertanian dan transportasi penghubung dengan
ka,asan perkotaan( dan
. Pemantapan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan
perdesaan dalam pengelolaan kegiatan pertanian, kelautan,
perikanan, agrobisnis, dan agroindustri.
5.1 PR./RAM PERLIN-1N/AN -AN K.NSERVASI S-A (Bab 2'
Perbaikan Pengelolaan Sumberdaya 5lam dan Pelestarian ;ungsi
9ingkungan 7idup), dengan kegiatan pokok'
%. Pengembangan sistem perlindungan tanaman dan he,an
melalui penerapan dan perluasan upaya pengendalian hama,
penyakit dan gulma secara terpadu.
5.2 PR./RAM REHABILITASI -AN PEM1LIHAN +A-AN/AN
S1MBER-A4A ALAM* dengan kegiatan pokok'
%. Peningkatan rehabilitasi daerah hulu untuk men#amin
ketersediaan pasokan air irigasi untuk pertanian.
6.1 PR./RAM PEN/EMBAN/AN -AN PEN/EL.LAAN ,ARIN/AN
IRI/ASI* RA8A* -AN ,ARIN/AN PEN/AIRAN (Bab ' Percepatan
Pembangunan -n+rastruktur), dengan kegiatan pokok'
%. Pengembangan sistem perlindungan tanaman dan he,an
melalui penerapan dan perluasan upaya pengendalian hama,
penyakit dan gulma secara terpadu.
6.2 PR./RAM PEN/EN-ALIAN BAN,IR -AN PEN/AMANAN, dengan
kegiatan pokok'
%. >ehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan prasarana
pengendalian ban#ir dan pengamanan pantai, termasuk
tanggul dan normalisasi sungai( dan
2. Pembangunan prasarana pengendalian ban#ir dan
pengamanan patai terutama pada daerah)daerah ra,an
bencana ban#ir dan abrasi air laut.
Bagian -/.%0 1 %%

Anda mungkin juga menyukai