Anda di halaman 1dari 50

1

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Di Indonesia preeklampsia-eklampsia masih merupakan salah satu
penyebab utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. Oleh
karena itu diagnosis dini pre-eklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan
eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan
angka kematian ibu (AKI) dan anak. Perlu ditekankan bahwa sindrom
preeklamsia ringan dengan hipertensi, edema, dan proteinurin sering tidak
diketahui atau tidak diperhatikan; pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara
rutin mencari tanda preeklamsi sangat penting dalam usaha pencegahan
preeklamsi berat dan eklamsia, di samping pengendalian terhadap faktor-faktor
predisposisi yang lain.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 Angka
Kematain Ibu (AKI) telah terjadi penurunan yang cukup signifikan yakni 228 per
100.000 kelahiran. Penyumbang terbesar yaitu perdarahan yaitu 45,2% dan
preklamsi/eklamsi menduduki posisi kedua yaitu 12,9%. Dan yang lainnya
Aborsi tidak aman 11,1%, Sepsis 9,6%, Persalinan lama 6,5%, Anemia 1,6% dan
penyebab kematian tidak langsung lainnya 14,1%.
Sedangkan untuk bayi sendiri menurut data (SDKI) tahun 2007 angka
kematian bayi sebesar 35 kematian/1000 kelahiran hidup. Angka kematian ini
sebanyak 47% meninggal pada masa neonatal, setiap lima menit terdapat satu
neonatus yang meninggal. Adapun penyebab utama kematian bayi baru lahir di
Indonesia yaitu BBLR menyumbang 38,94%. Dan yang kedua yaitu asfiksia
sebesar salah satunya asfiksia yaitu sebesar 27% yang merupakan penyebab ke-2
kematian bayi baru lahir setelah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
Untuk di RSUD Sumedang sendiri pada tahun 2012 jumlah kunjungan partus
baik rujukan maupun non rujukan yaitu sebanyak 6665 kasus. Dari jumlah kasus
2

tersebut kejadian PEB sebanyak 360 kasus, dan KPD sebanyak 1026 kasus. 1
diantaranya meninggal akibat eklamsi Sedangkan tahun 2011 pada bayi yang
mengalami BBLR ada 118 orang dan 14 orang meninggal dunia, sedangkan
untuk asfiksia ada 23 orang dan satu meninggal dunia.


1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. E.M usia 32 tahun
G1P0A0 gravida 30-31 minggu prematur kontraksi dengan PEB dan KPD
janin tunggal hidup .

1.3 Tujuan
1) Tujuan Umum :
Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. E.M. usia 32
tahun G1P0A0 gravida 30-31 minggu prematur kontraksi dengan PEB
dan KPD janin tunggal hidup dengan pendekatan manajemen kebidanan
dan dokumentasi dalam bentuk SOAP.
2) Tujuan Khusus
Melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil sampai postpartum
pada Ny. E.M. usia 32 tahun dengan diagnosa awal G1P0A0
gravida 30-31 minggu dengan PEB dan KPD janin tunggal hidup
dengan pendekatan manajemen kebidanan dan dokumentasi dalam
bentuk SOAP
Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada bayi
Ny. E.M usia 32 tahun dengan diagnosa G1P0A0 parturient
preterm dengan PEB dan KPD janin tunggal hidup intrauterin
dengan pendekatan manajemen kebidanan dan dokumentasi dalam
bentuk SOAP



3

1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam
perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam pemberian
asuhan pada ibu bersalin dengan kasus PEB.

1.4.2 Manfaat praktis
1.4.2.1 Bagi mahasiswa
Dengan melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan kasus
PEB dan KPD diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mahasiswa tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin
dengan PEB dan KPD.
1.4.2.2 Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pendidikan
untuk menambah bahan bacaan yang dijadikan acuan bagi
mahasiswanya dalam melaksanakan asuhan kebidanan ibu bersalin,
nifas, serta bayi baru lahirnya dengan kasus PEB dan KPD.

1.4.2.3 Bagi RS
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan
pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan.










4

BAB II
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. E.M G
1
P
0
A
o

No medrec : 383398
Tgl masuk : 16 Januari 2013
Tgl pengkajian : 16 Januari 2013/ 06.30 WIB
Tempat pengkajian : Ruang PONEK RSUD Sumedang

Identitas
ISTRI SUAMI
Nama : Ny. E.M Tn. E
Umur : 32 tahun 41 tahun
Suku/Bangsa : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA S1
Pekerjaan : IRT Wartawan
Alamat : Ds. Sukarapih 04/10 Griya Jatinangor

Alasan datang : Ibu datang dengan rujukan dari bidan dengan diagnosa
G
1
P
0
A
0
Gravida 30-31 minggu prematur kontraksi dengan PEB dan KPD janin
tunggal hidup.

SUBJEKTIF
Ibu mengaku ini kehamilan pertama belum pernah keguguran, merasa hamil 7
bulan. Ibu mengatakan mules- mules sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit,
keluar air-air dari jalan lahir yang tidak tertahan sejak 8 jam sebelum masuk
rumah sakit, keluar lendir bercampur darah disangkal ibu. Gerakan janin masih
dirasakan ibu. nyeri ulu hati dan penglihatan yang kabur tidak ada.


5


Riwayat Obstetri :
Hamil
Ke
Tgl
Partus /
Jam
Partus
Usia
Kehamilan
Jenis
Partus
Penolong Penyulit
Kehamilan
&
Persalinan
Anak Nifas
J
K
B
B
PB ASI Penyulit
1.


2013 Hamil ini


















1. Riwayat Kehamilan ini : G
1
P
0
A
0

a. Umur kehamilan : 30-31 minggu
b. ANC : 6x di bidan
c. HPHT : 16 Juni 2012
d. TP : 23 Maret 2013
e. Imunisasi TT 1 : Pada usia kehamilan 4 bulan di bidan
Imunisasi TT 2 : Pada usia kehamilan 5 bulan di bidan
f. Obat yang dikonsumsi : Tablet Fe 1x1 dan kalk 1x1 yang diberikan
oleh bidan
g. Jamu :Ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu

2. Pola Makan dan Eliminasi
a. Pola makan
Makan :
- Frekuensi : 2-3 kali sehari
- Pola makan : teratur
- Komposisi : nasi, lauk pauk dan sayuran
- Pantangan : tidak ada
Minum :
- Frekuensi : 8-10 gelas perhari
- Jenis : air putih dan teh
6


b. Pola Eliminasi
BAK :
- Frekuensi : 6-7 kali /hari
- Warna : jernih
- Masalah : tidak ada ( lancar )
BAB :
- Frekuensi : 1-2 kali/hari
- Masalah : tidak ada ( lancar )

3. Riwayat Penyakit
a. Ibu mengatakan ibu tidak pernah menderita penyakit sistemik, seperti :
kardiovaskuler, ginjal, asma, TBC, hepatitis, DM, hipertensi, epilepsi.
b. Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
kardiovaskuler, hipertensi, DM.
4. Riwayat Sosial
a. Status perkawinan :
Ini merupakan perkawinan yang pertama bagi ibu dan juga suami
Ibu mengatakan kehamilan ini merupakan kehamilan yang
direncanakan.
Ibu mengatakan senang dengan kehamilan ini.
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah keputusan
bersama.
b. Riwayat kontrasepsi : Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
apa pun


OBJEKTIF
1) Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
2) Tanda tanda vital : TD 160/110 mmHg
7

Nadi : 84 x/ menit
Respirasi : 24x/ menit
Suhu : 36,7
0
C
3) Mata : Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
4) Thorax
Dada : Bentuk simetris
Mamae : Bentuk simetris
Puting Susu : Menonjol dan bersih
Benjolan : Tidak ada
Ekskresi : Tidak ada
Paru-paru : Jelas bersih, tidak ada bunyi ronkhi dan wheezing
Jantung : bunyi jantung reguler, murni, tidak ada bunyi mur-mur
5) Abdomen
Inspeksi : Bentuk : Bulat memanjang
Striae gravidarum : Tidak ada
Bekas luka Operasi SC : Tidak ada

Palpasi : TFU : 30 cm
Posisi Janin :
Leopold I : Teraba lunak, kurang bulat dan tidak melenting
Bokong)
Leopold II : Teraba tahanan memanjang disebelah kanan ibu
(puka)
Leopold III : Teraba keras, melenting dan sudah tidak dapat
digerakkan (kepala)
Leopold IV : Belum masuk PAP, konvergen, 4/5
Kontraksi : 1 x 10/10
Auskultasi DJJ : 150 x/ menit reguler
6) Genitalia
a. Genetalia Luar
8

Bentuk : Simetris
Varices : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Massa / Kista : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : sisa cairan ketuban jernih
b. Pemeriksaan dalam
Vulva / vagina : Tidak ada kelainan
Portio : tebal lunak
Pembukaan : ostium tertutup
Ketuban : negatif, lakmus positif
7) Ekstremitas (tangan & kaki)
a. Atas
Bentuk : Simetris (dari bidan sudah terpasang infus RL 20 tetes/
menit di tangan kanan dari bidan)
Warna Kuku : Merah muda, tidak ada sianosis
Sianosis : Tidak ada
b. Bawah
Bentuk : Simetris
Kuku : Merah muda
Refleks Patela : +/+
Oedema : -/-
8) Data Penunjang (LABORATORIUM)
a. Protein urine : +2
b. Hb Sysmex : 11,4 gr/dl
c. Hematokrit Sysmex : 34,9 %
d. Leukosit Sysmex : 21.300/mm3
e. Trombosit Sysmex : 402.000/mm3

ASSESMENT
G1P0A0 gravida 30-31 minggu prematur kontraksi dengan PEB dan KPD janin
tunggal hidup
9



PLANNING
07.00 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami tentang kondisi
ibu dan janinnya. Ibu mengetahui keadaan ibu dan janinnya.
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk penanganan
premature kontraksi, PEB dan KPD. (advice dokter: rawat konservatif,
pasang standar PEB, doapmet 500mg, nifedipine 10 mg, dexametason 5
mg IM, cefotaxime 1 g IV)
3. Memasang dower kateter.(Pemasangan kateter sudah dilakukan dan
jumlah urin 100 cc.)
4. Melaksanakan advis dokter. Memberikan 10 g MgSO
4
40% dalam 500
cc RL, dopamet 500mg, nifedipin 10 mg, dexamethason 5 mg.
5. Melakukan skin test cefotaxime pada pukul 06.35. skin test elah
disuntikkan, hasil (-).
6. Menyuntikkan antibiotik cefotaxime 1 gr IV pada pukul 06.50 WIB.
Cefotaxime telah disuntikkan.
7. Memantau tanda-tanda vital, DJJ, his serta kemajuan persalinan . (TD
:150/90 mmHg , DJJ 140x/mnt, reguler dan his : tidak ada, serta tidak
ada kemajuan persalinan.)
8. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya yang
mengarah ke eklampsia seperti pusing yang sangat berat, penglihatan
kabur, nyeri ulu hati, kejang serta mengingatkan ibu untuk menghitung
gerakan janin dan rasa mules yang semakin sering dan kuat disertai
tanda tanda persalinan seperti keluaran lendir campur darah dari jalan
lahir, tanda-tanda infeksi seperti demam. ( ibu dan keluarga mengerti
dan bersedia melapor ke petugas kesehatan yang bertugas jika terjadi
keadaan tersebut )
10

9. Mengantarkan pasien ke ruang dahlia untuk dirawat konservatif pada tgl
16 januari 2013 pukul 08.15 WIB. ( ibu sudah dipindahkan ke ruang
dahlia )


Tanggal 17-01-2013 jam 09.00 WIB di ruang dahlia

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mules mules semakin berkurang, pergerakan janin masih
dirasakan aktif.

OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi : 90 x/ menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,9
0
C
4. Abdomen
His : tidak ada
DJJ : 148 x/menit, regular.
5. Pemeriksaan Penunjang : protein urin (+2)

ASSESMENT
G1P0A0 gravida 30-31 minggu prematur kontraksi dengan PEB dan KPD
janin tunggal hidup
PLANNING
Pukul 09.05 WIB
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu tentang kondisi dan
bayinya. Ibu mengetahui kondisi ibu dan bayinya.
11

2. Melanjutkan pemberian pengobatan sesuai advis dokter pada pukul
07.00. ( 10 gr MgSO4 40% dalam 500cc RL 20 gtt masih terpasang ,
dopamet 500 mg , nifedipin 10 mg, cefotaxime 1 gr IV, dexamethason 5
mg IM.)
10. Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda bahaya yang mengarah ke
eklampsia seperti pusing yang sangat berat, penglihatan kabur, nyeri ulu
hati, kejang serta mengingatkan ibu untuk menghitung gerakan janin dan
rasa mules yang semakin sering dan kuat disertai tanda tanda
persalinan seperti keluaran lendir campur darah dari jalan lahir, tanda-
tanda infeksi seperti demam. (Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia
melapor ke putgas kesehatan yang bertugas jika terjadi keadaan tersebut)
3. Memantau TTV, DJJ, his,gerakan janin. ( TD : 160/100mmHg, DJJ
140x/mnt reguler, his tida ada, gerakan janin (+). )

Tanggal 17 Januari 2013 pkl 21.30 WIB

SUBJEKTIF
Ibu mengeluh mules mules semakin sering dan kuat dan keluar lendir
bercampur darah, pergerakan anak masih dirasakan ibu.

OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi : 90 x/ menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,9
0
C
4. Abdomen
His : tidak ada
DJJ : 148 x/menit, reguler.
12

5. Genitalia : terpasang DC, pengeluaran urine 450 cc

6. Pemeriksaan dalam:
V/V : Tak ada kelainan.
Portio : Tebal , lunak
Pembukaan : 4-5 cm
Kettuban : negative,
Presentasi : Belakang kepala, UUK kanan depan.
Penurunan kepala : Stasion -1
Mollase : Tidak ada

7. Pemeriksaan Penunjang : protein urin (+2)

ASSASMENT
G1P0A0 parturient 30-31 minggu kala 1 fase aktif dengan PEB dan KPD
janin tunggal hidup

PLANNING
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu tentang kondisi dan
bayinya. Ibu mengetahui kondisi ibu dan bayinya.
2. Melanjutkan pemberian pengobatan sesuai advis dokter pada pukul
19.00. ( 10 gr MgSO4 40% dalam 500cc RL 20 gtt masih terpasang ,
dopamet 500 mg , nifedipin 10 mg, cefotaxime 1 gr IV, dexamethason 5
mg IM.)
3. Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda bahaya yang mengarah ke
eklampsia seperti pusing yang sangat berat, penglihatan kabur, nyeri ulu
hati, kejang serta mengingatkan ibu untuk menghitung gerakan janin dan
rasa mules yang semakin sering dan kuat disertai tanda tanda
persalinan seperti keluaran lendir campur darah dari jalan lahir. ( ibu dan
keluarga mengerti dan bersedia melapor ke putgas kesehatan yang
bertugas jika terjadi keadaan tersebut )
13

4. Memantau TTV, DJJ, his,gerakan janin. ( TD : 160/100mmHg, DJJ
140x/mnt reguler, his tida ada, gerakan janin (+). )
5. Memindahkan ibu ke ruang VK untuk observasi kemajuan persalinan
pada pukul 21.45 WIB

Tanggal 17-01-2013 Jam 22.00 WIB pindah dari ruang dahlia ke VK
SUBJEKTIF
Ibu datang dari ruang dahlia dengan keluhan mules-mules yang semakin
sering dan kuat dan keluar lendir bercampur darah, pergerakan anak masih
dirasakan ibu.

OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi : 90 x/ menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,9
0
C
4. Abdomen
His : 3 x 10/30
DJJ : 148 x/menit, reguler
5. Genitalia : terpasang DC, pengeluaran urine 500 cc
6. Pemeriksaan Dalam
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Portio : tebal lunak
Pembukaan : 4-5 cm
Ketuban : (-)
Presentasi : belakang kepala
Penurunan Kepala : st -1

14

ASSESMENT
Diagnosa : G1P0A0 parturient preterm kala I fase aktif dengan KPD dan
PEB janin tunggal hidup

PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Ibu mengetahui
hasil pemeriksaan.
2. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu akan melahirkan. (
ibu dan keluarga mengerti )
3. Melakukan asuhan sayang ibu yaitu mengajarkan cara relaksasi yaitu ibu
mengambil nafas dalam melalui hidung dan menghembuskannya melalui
mulut, ibu mengerti cara relaksasi dan merasa nyaman
4. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri agar sirkulasi oksigen ke janin
terpenuhi atau tidak terganggu. Ibu mengerti dan mau melakukannya
5. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan hidrasi dan nutrisinya. Ibu
sudah minum air putih.
6. Menyiapkan peralatan persalinan yang terdiri dari alat-alat pencegahan
infeksi (sarung tangan steril, apron, tempat cuci tangan, sabun, masker,
handuk kecil), partus set, dan hecting set.
Peralatan persalinan telah tersedia.
7. Menyiapkan pakaian ibu dan bayi. Pakaian ibu dan bayi sudah siap
8. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan yaitu kontraksi, DJJ , nadi
ibu setiap 30 menit, suhu setiap 2 jam sekali, pemeriksaan dalam dan
tekanan darah tiap 4 jam sekali. Hasil pemantauan sudah dicatat di lembar
observasi.
9. Melakukan kolaborasi dengan ruang perinatologi untuk kelahiran bayi. (
sudah dilakukan )




15


Tanggal 18 Januari 2013 / 07.00 WIB
SUBJEKTIF
Ibu mengeluh mules-mules yang semakin sering dan kuat dan keluar lendir
bercampur darah, pergerakan anak masih dirasakan ibu.

OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi : 90 x/ menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,9
0
C
4. Abdomen
His : 3 x 10/30, kuat
DJJ : 148 x/menit, regular
5. Genitalia : terpasang DC, pengeluaran urine 500 cc
6. Pemeriksaan Dalam
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Portio : tebal lunak
Pembukaan : 4-5 cm
Ketuban : (-)
Presentasi : belakang kepala
Penurunan Kepala : st -1


ASSESMENT
Diagnosa : G1P0A0 parturient preterm kala I fase aktif dengan KPD dan
PEB janin tunggal hidup

16


PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk terapi selanjutnya
(advice dokter pasang drip oksitosin, memberikan alinamin 1 ampul IV
dan epidosin 1 ampul secara IM, MgSO4 di stop, diberikan cefotaxime
1gr.)
3. Melakukan advice dokter (memberikan alinamin 1 ampul IV dan epidosin
1 ampul secara IM, drip oksitosin dipasang pukul 07.30 WIB, MgSO4 di
stop, cefotaxime 1 gr disuntikan secara IV )
4. Melakukan pemantauan TTV, DJJ,his dan kemajuan persalinan ( TD : 160
mmHg, DJJ : 148x/mnt reguler, his 3 x 10/30, kuat)
5. mengganti cairan drip oksitosin yang sudah habis dengan cairan RL polos
pukul 14.00 WIB.( cairan infuse sudah diganti )

Kala II (jam 19.00 WIB)
SUBJEKTIF
Ibu mengeluh mules semakin sering dan kuat serta ada dorongan ingin
meneran seperti ingin BAB.
OBJEKTIF
Kesadaran : komposmentis
DJJ : 140 x/ menit, reguler
His : 4x10/45, kuat
Pemeriksaan Dalam
Vulva / vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Tidak teraba
Pembukaan : Lengkap
Ketuban : negatif
Presentasi : UUK kanan depan
Penurunan Kepala : station +1
17


ASSESMENT
G1P0A0 parturient aterm kala II janin tunggal hidup
PLANNING
19.10 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa saat ini
pembukaan jalan lahir ibu sudah lengkap dan saat ini ibu boleh
mengedan. Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini
2. Membantu ibu minum dan menyiapkan posisi untuk meneran. Ibu siap
untuk meneran.
3. Melakukan persiapan diri. Persiapan diri sudah dilakukan.
4. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik dan benar yaitu meneran pada
saat timbul his, mendukung usaha ibu untuk meneran, memberi
kesempatan istirahat disaat tidak ada his (diantara his). Ibu mampu
meneran dengan baik.
5. Meletakkan handuk/kain bersih di perut ibu, Kain bersih telah disiapkan
di atas perut ibu
6. Meletakkan alas dibawah bokong ibu, alas bokong telah dilektakkan
7. Membuka tutup partus set. Partus set telah dibuka
8. Memakai sarung tangan steril dan memasukan oksitosin 10 IU. Sarung
tangan steril telah dipakai di salah satu tangan dan oksitosin 10 IU sudah
disiapkan dan memakai sarung tangan yang sebelah kiri
9. Melakukan anastesi dan dilakukan episiotomi ( episiotomi mediolateral
sudah dilakukan )
10. Melindungi perineum saat sub-oksiput membuka vulva 5-6 cm
menggunakan tangan kanan, sementara tangan kiri menahan puncak
kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir
sambil meminta ibu untuk tidak meneran dengan bernafas pendek-
pendek.
11. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin, tidak ada lilitan tali
pusat
18

12. Menunggu kepala janin melakukan putaran paksi luar
13. Menempatkan kedua telapak tangan secara biparietal kepala janin,
menarik secara hati-hati kerah bawah sampai bahu anterior, kemudian
menarik secara hati-hati ke atas sampai bahu posterior lahir.
14. Menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian posterior dengan posisi
ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan keempat jari pada bahu dan
dada/punggung janin, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu
janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir.
15. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah
bokong dan tungkai janin untuk memegang tungkai bawah. ( jam 19.15
WIB bayi lahir spontan tidak segera menangis, tonus otot lemah, warna
kulit kemerahan)
16. Meletakkan bayi diatas perut ibu, mengeringkan bayi lalu dilakukan
penjepitan, pemotongan tali pusat dan mengganti kain bayi.
17. Memindahkan bayi ke ruang perinatologi ( bayi sudah dipindahkan )


Kala III Pukul 19.20 WIB
SUBJEKTIF
Ibu mengeluh masih merasa mulas dan merasa lemas
OBJEKTIF
Kesadaran : Composmentis
TFU : sepusat
Kontraksi Uterus : baik
Kandung kemih : kosong
ASESSMENT
P1A0 kala III

PLANNING
1. Mengecek adanya janin kedua. ( tidak ada janin kedua )
19

2. Memberitahu ibu akan disuntik oksitosin di paha sebelah kanan. Ibu
mengetahui akan disuntik dan bersedia ( menyuntikan oksitosin 10 IU
di 1/3 lateral paha luar kanan. Oksitosin sudah disuntikan.)
3. Mengecek kandung kemih. ( kandung kemih kosong )
4. Memindahkan klem 5 6 cm di depan vulva ( klem sudah dipindahkan
5 6 cm di depan vulva )
5. Melihat adanya tanda tanda pelepasan plasenta ( sudah ada tanda
tanda pelepasan plasenta)
6. Melakukan dorso cranial dan peregangan tali pusat terkendali saat
plasenta muncul di introitus vagina dengan memegang dan memutar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian menempatkan pada
wadah yang tersedia. ( plasenta lahir tak lengkap pukul 19.20 )
7. Melakukan eksplorasi. Kesan bersih.
8. Melakukan massase uterus selama 15 detik masasse sudah dilakukan
kontraksi uterus baik.
9. Mengajarkan ibu untuk melakukan massase ( ibu bersedia dan dapat
mempraktekkannya)

Kala IV 19.25 WIBt5
SUBJEKTIF
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya.
OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : kompos mentis
3. TTV : TD :140/80 mmHg
N : 84x/mnt
R : 20 x / mnt
S : 37,1 C
4. Mata : Konjunctiva merah muda, sklera putih.
5. Abdomen :
TFU : 2 jari di bawah pusat
20

Kontraksi : baik
Kandung kemih : kosong
Ekstremitas : Tangan kanan di pasang drip oksitosin 20 IU dan
di tangan kiri terpasang 10 gr MgSO4 40 % dalam
500 cc 20 gtt
ASESSMENT
P1A0 kala IV
PLANNING
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan. ( ibu mngerti )
2. Memberitahu ibu bahwa luka jalan lahirnya harus dijahit karena ada
laserasi jalan lahir. Ibu mengerti dan bersedia luka jalan lahirnya di jahit
3. Melakukan asistensi penjahitan perineum dengan menggunkan anastesi
lidokain 1% sebanyak 4cc. Penjahitan luka episiotomi telah dilakukan
dengan jahitan jelujur dan satu-satu.
4. Mengajarkan ibu dan keluarga cara memasase uterus. Ibu dan keluarga
mengerti dan melakukan dengan baik.
5. Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kehilangan darah. Pengeluaran
darah 200 cc.
6. Melakukan observasi kala IV ( TTV , kontraksi uterus, kandung kemih,
dan perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit
pada 1 jam kedua ).
7. Memasang dower cateter kembali ( dower cateter sudah terpasang )
8. Membuang sampah dan jarum bekas pakai ke tempat sampah ( sampah
dan jarum sudah dibuang )
9. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
untuk mendekontaminasi selama 10 menit kemudian mencuci dan
membilasnya. (Peralatan telah di dekontaminasi dan di set kembali untuk
disterilkan ke CSSD )
10. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT dari sisa darah, lendir
dan air ketuban serta membantu ibu memakai pakaian bersih dan kering. (
Ibu bersih )
21

11. Memastikan ibu merasa nyaman dan menganjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan. Ibu tampak
nyaman.
12. Mendekontamnasikan tempat bersalin dengan larutan klorin 0, 5%.
Tempat telah bersih
13. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit.
14. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan di air mengalir.
15. Melakukan dokumentasi asuhan yang telah dan di berikan dan melengkapi
partograf serta melanjutkan pemantauan kala IV yaitu TTV, kontraksi
uterus, TFU, kandung kemih, perdarahan tiap 15 menit sekali pada `1 jam
pertama dan 30 menit sekali pada 1 jam kedua.



















22

ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. E.M.M.

Dokumentasi Asuhan Kebidanan Nifas 6 jam
No. Medrec : 383398
Tanggal Masuk : 18 Januari 2013
Tanggal Pengkajian : 18 Januari 2013
Tempat Pengkajian : Ruang Dahlia RSUD Sumedang
1. IDENTITAS

Nama Ibu : Ny. E.M.M Nama Suami : Tn. E
Umur : 32 tahun Umur : 41tahun
Suku : Sunda Suku : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMEA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wartawan
Alamat Rumah : Dangdeur RT 04 RW 10 Kel. Bojongloa, Kec. Rancaekek

2. DATA SUBJEKTIF
A. Keluhan Utama : ibu mengeluh masih merasa nyeri di bekas luka
jahitan.
B. Riwayat Obstetri
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Ini merupakan kehamilan yang pertama dan ibu belum pernah
mengalami keguguran.
C. Pola Nutrisi
Ibu sudah makan nasi untuk membantu memulihkan tenaga

D. Pola Eliminasi
BAB : Ibu belum ingin BAB
BAK : Ibu sudah BAK

23

E. Pola Tidur
Siang : Ibu mengatakan tidak tidur siang
Malam : Ibu belum tidur malam
F. Mobilisasi
Ibu sudah dapat duduk dan jalan ke kamar mandi dengan dibantu oleh
keluarga.

3. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda Vital
Tekanan darah : 140 / 110 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36.8
0
C
Respirasi : 20 x/ menit.
4. Kepala
Edema : Tidak ada
Mata : Konjungtiva : merah muda, Sklera : Putih
5. Payudara
Bentuk : Simetris
Putting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Ekskresi : Ada, Kolostrum

6. Abdomen
Inspeksi
1. Bekas Luka Operasi : tidak ada
2. Striae : ada
3. Palpasi : TFU : 2 jari dibawah pusat
4. Auskultasi : Bising Usus ( + )
24

7. Ekstremitas
Atas : Kedua tangan tidak ada edema.
Bawah : Kedua kaki tidak ada edema dan varices.
8. Genetalia : terdapat luka jahitan dengan keadaan luka basah dan
terawat
Lochia : rubra, jumlah perdarahan normal.
9. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12.4 gr / dl
Protein urine : +2

4. ASSESMENT
P
1
A
0
post partum 6 jam dengan PEB.

5. PLANNING
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada Ibu.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.
b. Memberikan konseling kepada ibu mengenai nutrisi yang baik bagi ibu
setelah melahirkan, ibu tidak ada pantangan makanan apapun, ibu harus
banyak memakan makanan yang mengandung protein dan makanan
rendah garam.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mampu melakukannya.
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat, istirahat di siang hari 1 jam / hari dan
malam 5-6 jam / hari pada saat bayi sedang tidur.
Evaluasi : ibu bersedia melakukannya.
d. Memberitahu ibu kembali mengenai mobilisasi yang baik untuk
mempercepat penyembuhan luka perineum seperti banyak bergerak.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
e. Memberitahu Ibu kembali mengenai personal hygiene yang baik seperti
mengganti pembalut minimal 4-6 kali per hari, dan cara cebok yang benar
yaitu dari arah depan ke belakang.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mampu melakukannya.
25

f. Memberitahu kepada ibu dan keluarga mengenai tanda tanda bahaya
nifas seperti :
Demam tinggi > 38
0
C
Perdarahan banyak
Lochea berbau.
Jika ditemukan tanda tanda seperti diatas, ibu harus segera memberitahu
kepada petugas kesehatan.
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti.
g. Memberitahu dan mengajarkan Ibu mengenai teknik menyusui yang baik
dan benar.
Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat melakukannya dengan baik.
h. Memberitahu Ibu mengenai pemberian ASI Eksklusif.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya.
i. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG ( advice dokter dalam
pemberian therapy amoxicillin 3x1 tablet, Asam Mefenemat 3x1 tablet,
Nifedipine 2x1 tablet, Metronidazole 3x1 tablet, Sf 1x1 tablet, Dopamet
3x1 tablet )
Evaluasi : Ibu sudah minum obat.
j. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG (advice dokter drip MgSO4
diberhentikan)
Evaluasi : sudah dilakukan
k. Melakukan observasi pengeluaran urin (urin sebanyak 500 cc).
l. Observasi tanda-tanda vital, perdarahan, TFU (tekanan darah :140/80
mmHg, nadi : 80 x/m, respirasi : 20 x/m, suhu : 36.8
0
C, perdarah 15 cc,
TFU : 2 jari dibawah pusat)





26

Dokumentasi Asuhan Kebidanan Post Partum 1 hari
No medrec : 347903
Tgl pengkajian : 19 Januari 2013
Tempat dan waktu pengkajian : Ruang Dahlia / 11.30 WIB
1. IDENTITAS

Nama Ibu : Ny. E.M.M Nama Suami : Tn. E
Umur : 32 tahun Umur : 41 tahun
Suku : Sunda Suku : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMEA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wartawan
Alamat Rumah : Dangdeur RT 04 RW 10 Kel. Bojongloa, Kec. Rancaekek

2. DATA SUBJEKTIF
a. Keluhan Utama : ibu mengeluh masih merasa nyeri di bekas luka
jahitan.
b. Pola Eliminasi
BAB : ibu belum BAB
BAK : 2-3 kali
c. Pola Tidur
Siang : 1 jam
Malam : 4 5 jam pada saat bayi tidur
d. Mobilisasi
Ibu sudah dapat bangun dari tempat tidur


3. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda Vital
27

Tekanan darah : 140 / 90 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36.8
0
C
Respirasi : 22 x/ menit.
4. Kepala
Edema : Tidak ada
Mata : Konjungtiva : merah muda, Sklera : Putih
5. Payudara
Bentuk : Simetris
Putting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Ekskresi : ASI
6. Abdomen
Inspeksi
a. Bekas Luka Operasi : tidak ada
b. Striae : ada
c. Palpasi : TFU : 3 jari di bawah pusat
d. Auskultasi : Bising Usus ( + )
7. Ekstremitas
Atas : Kedua tangan tidak ada edema.
Bawah : Kedua kaki tidak ada edema dan varices.
8. Genetalia : luka jahitan basah terawat
Lochia : lochia rubra
9. Pemeriksaan Penunjang : Protein urine : (-)
4. ASSESMENT
P1A0 post partum 1 hari dengan riwayat PEB.

5. PLANNING
a. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.
b. Melepas selang kateter sesuai dengan advice dokter.
28

Evaluasi : Selang kateter telah dilepas.
c. Mengingatkan ibu mengenai istirahat, personal hygiene dan tanda bahaya
pada ibu nifas
Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat menyebutkan kembali.
d. Mengingatkan ibu untuk banyak melakukan mobilisasi.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya.
e. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
yang mengandung tinggi protein, sayur sayuran dan buah buahan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
f. Memberikan konseling mengenai pemakaian alat kontrasepsi pasca
melahirkan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan merundingkannya dengan suami.

Dokumentasi Asuhan Kebidanan Post Partum 1 minggu ( Kunjungan
Rumah )
No medrec : 347903
Tgl pengkajian : 26 Januari 2013
Tempat pengkjian : Rumah Ny. E.M.M

1. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. E.M.M Nama Suami : Tn. E
Umur : 32 tahun Umur : 41 tahun
Suku : Sunda Suku : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMEA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wartawan
Alamat Rumah : Dangdeur RT 04 RW 10 Kel. Bojongloa, Kec. Rancaekek

2. DATA SUBJEKTIF
a. Keluhan Utama : ibu mengeluh masih merasa nyeri di bekas luka
jahitan.
29

b. Pola Eliminasi
BAB : 2 kali / hari
BAK : 6-8 kali / hari.
c. Pola Tidur
Siang : 1 jam
Malam : 4 5 jam
d. Mobilisasi
Ibu sudah melakukan aktivitas seperti menyapu rumah.

3. DATA OBJEKTIF
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda Vital
Tekanan darah : 130 / 80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36.8
0
C
Respirasi : 22 x/ menit.
d. Kepala
Edema : Tidak ada
Mata : Konjungtiva : merah muda, Sklera : Putih
e. Payudara
Bentuk : Simetris
Putting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Ekskresi : ASI
f. Abdomen
Inspeksi
Bekas Luka Operasi : tidak ada
Striae : ada
Palpasi : TFU : tidak teraba
30

Auskultasi : Bising Usus ( + )
g. Ekstremitas
Atas : Kedua tangan tidak ada edema.
Bawah : Kedua kaki tidak ada edema dan varices.
h. Genetalia : luka perineum sudah kering.
Perdarahan : lochia alba

4. ASSESMENT
P
1
A
0
post partum 1 minggu dengan keadaan baik.

5. PLANNING
a. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.
b. Mengingatkan Ibu mengenai istirahat, personal hygiene, dan tanda bahaya
pada ibu nifas.
Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat menyebutkan kembali.
c. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti
makanan yang mengandung tinggi protein ( tempe, tahu, telur, daging,
kacang kacangan ), sayur sayuran dan buah buahan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
d. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi : telah dilakukan









31

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Masalah
Pada kasus Ny E dengan diagnosa G1P0A0 gravida 30-31 minggu
prematur kontraksi dengan PEB dan KPD janin tunggal hidup. Berarti, dalam
kasus ini akan dibahas mengenai persalinan premature, PEB, dan KPD.
1. Dari kasus diatas apakah diagnosis yang ditegakkan sudah tepat? Alasannya?
2. Apakah diagnosa pada bayi sudah sesuai?
3. Apakah penanganan dan asuhan pada kasus tersebut?
4. Peran bidan yang merujuk pasien ke RS?

3.2. Teori
3.2.1. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi dalam kehamilan tidak hanya satu jenis tetapi ada beberapa :
1
1. Hipertensi kronik
Hipertensi kronik dapat menimbulkan komplikasi 1%-5% dalam kehamilan,
dan dapat didefinisikan sebagai tekanan darah lebih dari 140/90 mmHgdan
muncul sebelum usia 20 minggu kehamilan.
2. Hipertensi gestasional , hipertensi dimana yang didnduksi karena kehamilan,
bisa disebabkan karena faktor geneetik atau bisa menjadi preeklamsi.
3. Preeklamsi, ini disebabkan karena kehamilan dengan ciri ada tekanan darah
tinggi , protein dalam urin, dan oedema.
Preeklampsia
Preeklampsia dapat menjadi penyumbang angka kematian ibu karena pada
ibu dapat menyebabkan perdarahan intracerebral, eklampsia dan kelainan atau
disfungsi organ. Kematian perinatal juga dapat terjadi atau juga angka kesakitan
bayi karena preeklamsia.
1
Kriteria preeklamsia dalam kehamilan ada 2 teori yang menyebutkan, pada
tekanan darah sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg.
2
32

Faktor Risiko Preeklamsi
2,3
1) IMT > 30
2) Diabetes mellitus
3) Penyakit ginjal dan hiperetnsi kronik
4) Usia ibu > 40 tahun
5) Riwayat keluarga
6) Primigravida, terutama primigravida muda.
7) Distensi rahim akibat : hidramnion, hamil ganda, mola hidatidosa.
8) Pre-eklampsia berkisar antara 3 % - 5 % dari kehamilan yang dirawat.

1. Patofisiologi
4

1) Pada pre-eklampsia, terjadi spasme pembuluh darah di sertai dengan retensi
garam dan air
2) Pada biopsi ginjal, di temukan spasme hebat arteriol glomerulus.
3) Pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya
dapat di lalui oleh satu sel darah merah. Dengan demikian, jika semua
arteriola dalam tubuh mengalami spasme, tekanan darah akan naik, dalam
usaha mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat di
cukupi.
4) Kenaikan berat badan dan edema yang di sebabkan penimbunan air yang
berlebihan dalam ruang interstitial, belum di ketahui sebabnya, mungkin
karena retensi air dan garam
5) Proteinuria dapat di sebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi
perubahan pada glomerulus.

2. Klasifikasi
4

Pre-eklampsia ringan
Jika kehamilan kurang 37 minggu dan tidak ada tanda - tanda perbaikan, lakukan
penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan;
1) Pantau tekanan darah, proteinuria dan kondisi janin.
2) lebih banyak istirahat.
33

3) Diet biasa.
4) Tidak perlu di beri obat-obatan.
5) Jika rawat jalan tidak mungkin rawat di RS:
Diet biasa
Pantau tekanan darah 2 kali sehari, proteinuria 1 kali sehari.
Tidak perlu obat - obatan.
Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat udema paru,
dekompensasikordis atau gagal ginjal akut.
6) Jika tekanan diastolik naik normal- pasien dapat di pulangkan ;
Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda tanda pre-eklamsia
berat.
Kontrol 2 kali seminggu.
Jika tekanan diastolik naik lagi; rawat kembali
Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan; tetap rawat.
Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terlambat, pertimbangan
terminasi kehamilan.
Jika protein uria meningkat, tangani sebagai pre eklamsia berat.
7) Jika kehamilan 37 minggu, pertimbangkan terminasi :
Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5IU dalam 500 ml
dekstrose IV 20 tetes/menit atau dengan prostaglandin .
Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol atau
kateter foley, atau terminasi dengan seksio sesarea.
Pre-eklampsia berat
1

Pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan
timbulnya tekanan darah tinggi 160 /110 mmHg atau lebih di sertai proteinuria
pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Bila salah satu di antara gejala atau tanda diketemukan pada ibu hamil sudah
dapat di golongkan pre-eklampsia berat :
1) Tekanan darah tinggi 160/110 mmHg
2) Oligoria, urine kurang dari 400 cc/24 jam.
3) Proteinuria lebih dari 3 gram/liter
34

4) Keluhan subyektif.
5) Pemeriksaan :
Kadar enzim hati meningkat di sertai ikterus.
Perdarahan pada retina.
Trombosit kurang dari 100.000/mm.

Perubahan pada organ akibat pre-eklampsia
4

a) Otak
Spasme pembuluh darah arteriola otak menyebabkan anemia jaringan otak,
perdarahan, dan nekrosis.
Menimbulkan nyeri kepala yang hebat.
b) Plasenta dan rahim
Spasme arteriola mendadak menyebabkan asfiksia berat sampai kematian
janin.
Spasme yang berlngsung lama akan mengganggu pertumbuhan janin.
Terjadinya peningkatan tonus otot rahim dan kepekaannya terhadap
rangsang sehingga terjadi partus prematurus.
c) Ginjal
Spasme pembuluh darah menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun
sehingga filtrasi glomelurus berkurang.
Filtrasi glomelurus dapat turun 50% dari normal sehingga pada keadaan
lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.
Penyerapan air dan garam tubulus tetap, terjadi retensi garam dan air.
Edema pada tungkai dan tangan, paru-paru, dan orang lain.
d) Paru
Dapat terjadi bronkopneumonia sampai abses.
Menimbulkn sesak nafas sampaai sianosis.
Kematian pada preeklampsia-eklamsia dapat di sebabkan oleh edema paru
yang menimbulkan dekompensasi kordis
e) Mata
35

Terjadi spasme arteriola dan edema retina.
Pada eklampsia, dapat terjadi ablasio retina atau lepasnya retina.
Gejala lain meliputi skotoma, diplopia, dan ambliopia yang di sebabkan
oleh adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks
serebi di dalam retina.
f) Hati
Perdarahan yang tidak teratur.
Terjadi nekrosis, trombosis pada lobus hati.
Rasa nyeri di epigastrium karena peredaran subkapsular.
g) Jantung
Perubahan degenerasi lemak dan edema.
Perdarahan subendokardial.
Menimbulkan dekompensasi kordis sampai terhentinya fungsi jantung.
h) Pembuluh darah
Permeabilitasnya terhadap protein makin tinggi sehingga terjadi vasasi
protein ke jaringan.
Protein ekstravaskuler menarik air dan garam menimbulkan edema.
Hemokonsentrasi darah yang menyebabkan gangguan fungsi metabolisme
tubuh dan trombosis.

Gambaran Klinik Pre-Eklampsi
2,4

1) Bertambahnya berat badan yang berlebihan
2) Edema pada kaki, jari tangan dan muka
3) Hipertensi
4) Proteinuria
5) Gejala subyektif, meliputi :
- Sakit kepala terutama daerah frontal
- Rasa nyeri daerah epigastrium
- Gangguan penglihatan
- Terdapat mual samapi muntah
36

- Gangguan pernafasan sampai sianosis
- Gangguan kesadaran

Penatalaksanaan
Dalam penatalaksanaan preeklampsia yang harus membutuhkan pertolongan
segera dan tidak dapat di tunda tunda adalah pasien yang :
2
a) Hipertensi ( systolik 160, diastolik 100mmHg).
b) Dapat memanifestasi menjadi preeklampsia.
c) Proteinuria dan kenaikan berat badan berlebih pada trimester 3 ( 1 kg/
minggu).
d) Impending eklamsi , yang menunjukkan gejala sakit kepala yang berat,
nyeri ulu hati, dan gangguan visual dan neurologis.
e) Sindrom HELLP.
f) Indikasi pada janin ( ada kelainan pada pemeriksaan CTG dan IUGR)
Dalam penatalaksanaan preeklampsia untuk memutuskan harus di
terminasi jika :
a) Indikasi janin ( hipoksia )
b) Indikasi ibu ( bisa termasuk sindrom HELLP, eklampsia, kerusakan ginjal
yang parah, edema paru paru, tanda tanda gangguan pembekuan darah,
nyeri epigastrium yang parah dan persisten, impending eklampsia yang
mengarah pada gangguan neurologis)
c) Kelainan pada ibu dan janin yang lainnya ( gangguan plasenta seperti
solusio plasenta, perdarahan intraserebral, dan gangguan hati)
37

















38

PREEKLAMSI BERAT

















Pengobatan Medisinal
1. MgSO4 :
Initial dose :
- Loading dose : 4 gr MgSO4 40% IV (10-15 menit)
Bila kejang berulang diberikan MgSO4 20 % 2 gr IV, diberikan sekurang -
kurangnya 20 menit setelah pemberian terakhir. Bila setelah diberikan dosis
tambahan masih tetap kejang dapat diberikan Sodium Amobarbital 3-5 mg/
kg BB IV perlahan-lahan.
37 minggu
Gawat janin
Sindroma HELLP
PJT
< 37 minggu
Gawat janin (-)
Sindroma HELLP
(-)
PJT (-)
Aktif
Konservatif
MgSO4
R/
Antihipertensi
R/Suportif
24 jam
Tidak membaik
Membaik menjadi
PER
Terminas
i
Pervagina
m
Seksio
Sesarea
Kelola seperti PER
39

- Maintenace dose : MgSO4 1 g / jam intra vena
2. Antihipertensi diberikan jika tekanan darah diastolik > 110 mmHg. Dapat
diberikan nifedipin sublingual 10 mg. Setelah 1 jam, jika tekanan darah masih
tinggi dapat diberikan nifedipin ulangan 5-10 mg sublingual atau oral dengan
interval 1 jam, 2 jam atau 3 jam sesuai kebutuhan. Penurunan tekanan darah
tidak boleh terlalu agresif. Tekanan darah diastolik jangan kurang dari 90
mmHg, penurunan tekanan darah maksimal 30%. Penggunaan nifedipine
sangat dianjurkan karena harganya murah, mudah didapat dan mudah
pengaturan dosisnya dengan efektifitas yang cukup baik.
3. Infus Ringer Asetat atau Ringer Laktat. Jumlah cairan dalam 24 jam sekitar
2000 ml, berpedoman kepada diuresis, insensible water loss dan CVP .
4. Perawatan pada serangan kejang :
Dirawat di kamar isolasi yang cukup tenang.
Masukkan sudip lidah ( tong spatel ) kedalam mulut penderita.
Kepala direndahkan , lendir diisap dari daerah orofarynx.
Fiksasi badan pada tempat tidur harus aman namun cukup longgar guna
menghindari fraktur.
Pemberian oksigen.
Dipasang kateter menetap ( foley kateter ).
Perawatan pada penderita koma : Monitoring kesadaran dan dalamnya
koma memakai Glasgow Pittsburg Coma Scale .
Perlu diperhatikan pencegahan dekubitus dan makanan penderita.
Pada koma yang lama ( > 24 jam ), makanan melalui hidung ( NGT =
Naso Gastric Tube : Neus Sonde Voeding ).
6. Diuretikum tidak diberikan kecuali jika ada :
- Edema paru
- Gagal jantung kongestif
- Edema anasarka
7. Kardiotonikum ( cedilanid ) jika ada indikasi.
8. Tidak ada respon terhadap penanganan konservatif pertimbangkan seksio
sesarea.
40

Catatan:
Syarat pemberian Magnesium Sulfat:
a) Harus tersedia antidotum Magnesium Sulfat yaitu Kalsium Glukonas 10%,
diberikan iv secara perlahan, apabila terdapat tanda tanda intoksikasi
MgSO4.
b) Refleks patella (+)
c) Frekuensi pernafasan > 16 kali / menit.
d) Produksi urin > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya ( 0,5 cc/ kg BB/ jam ).
Pemberian Magnesium Sulfat sampai 20 gr tidak perlu mempertimbangkan
diurese

Pengobatan Obstetrik :
1) Semua kehamilan dengan eklamsia harus diakhiri tanpa memandang umur
kehamilan dan keadaan janin.
2) Terminasi kehamilan
Sikap dasar : bila sudah stabilisasi ( pemulihan ) hemodinamika dan
metabolisme ibu, yaitu 4-8 jam setelah salah satu atau lebih keadaan dibawah ini :
Setelah pemberian obat anti kejang terakhir.
Setelah kejang terakhir.
Setelah pemberian obat-obat anti hipertensi terakhir.
Penderita mulai sadar ( responsif dan orientasi ).
Bila anak hidup dapat dipertimbangkan bedah Cesar.

Perawatan Pasca Persalinan
Bila persalinan terjadi pervaginam, monitoring tanda-tanda vital dilakukan
sebagaimana lazimnya.
Pemeriksaan laboratorium dikerjakan setelah 1 x 24 jam persalinan.
Biasanya perbaikan segera terjadi setelah 24 - 48 jam pasca persalinan.
Dalam penatalaksanaan preeklampsia emnggunakan nepidipine dan
magnesium sulfat menunjukkan dapat menurunkan atau mengendorkan otot otot
41

sehingga dapat membuat hipotensi pada ibu, selian itu penggunaan magnesium
sulfat dapat mencegah terjadinya kejang
Pencegahan
Dalam pencegahan preeklampsia dapat dilakukan pencegahan dengan
menggunakan antioksidan vitamin C , vitamin E, minyak oil, kalsium dan juga
bisa makanan yang mengandung asam folat. Kandungan kandungan ini terbukti
dapat menurunkan kejadian preeklampsia.
3.1.2. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan mulai dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. Sebagian besar
ketuban dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan dibawah 36
minggu tidak terlalu banyak.
4
Faktor Predisposisi :
5
1) Faktor dari Ibu
Perdarahan antepartum.
Gangguan vaskular seperti ( sindrom lupus dan eritrometosis, dll )
Trauma abdomen
Kelahiran preterm
Merokok
Pengguna obat obatan
Anemia
BMI < 19,8 kg
Tingkat sosio ekonomi rendah
Status pernikahan
2) Faktor Plasenta
Anomali uterus
Solusio plasenta
Chorioamnionitis
3) Faktor janin
Kehamilan multiple
42


Tanda Gejala
4
Tanda dan gejala ketuban pecah dini adalah:

1) Keluarnya air ketuban berwarna putih keruh, jernih, atau bercampur
mekonium sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
2) Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
3) Janin mudah diraba.
4) Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban kering.
5) Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan
air ketuban sudah kering.

Patofisiologi
4

Pada kondisi yang normal kolagen terdapat pada lapisan kompakta
amnion, fibroblast, jaringan retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun
degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem aktifitas dan inhibisi interleukin -
1 (iL-1) dan prostaglandin, tetapi karena ada infeksi dan inflamasi, terjadi
peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan,
sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/amnion, menyebabkan
ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan sehingga terjadi ketuban pecah
dini.











43

Penatalaksanaan































KPD
Umur Kehamilan
37 mg 28-36 mg 20-<28 mg
Aktif Konservatif
Rawat 2 hari

Aktif
Tanpa
komplikasi lain
- His (+)
- Infeksi
Pulang dengan saran :
- Tidak melakukan
coitus
- Segera control bila
ada tanda-tanda
infeksi/ gerak janin
berkurang
- Kick count test
PNC tiap
minggu sampai
37 minggu
Aktif
44

Penatalaksanaan persalinan premature karena KPD menurut jurnal :






Konservatif
Pengelolaan konservatif dilakukan bila tidak ada penyulit (baik pada ibu
maupun janin) pada umur kehamilan 28-36 minggu, dirawat selama 2 hari.
Selama perawatan dilakukan :
45

1) Observasi kemungkinan adanya amnionitis/tanda-tanda infeksi
2) Ibu : suhu > 38
o
C, takikardi ibu, leukositosis, tanda-tanda infeksi intra
uterin, rasa nyeri pada rahm, sekret vagina purulen.
3) Janin : takikardi janin
4) Pengawasan timbulnya tanda persalinan
5) Pemberian antibiotic ( Ampicilin 4 x 500 mg atau eritromicsin 4 x 500
mg dan metronidazole 2 x 500 mg) selama 3-5 hari.
6) Ultrasonografi untuk menilai kesejahteraan janin
7) Bila ada indikasi untuk melahirkan janin, dilakukan pematangan paru.
Kriteria diagnosis amnionitis :
Febris
Leukositosis
Takikardi
Cairan Ketuban mungkin berbau.
Aktif
1) Pengelolaan aktif pada KPD dengan umur kehamilan 20-28 minggu dan
37 minggu
2) Ada tanda-tanda infeksi
3) Timbulnya tanda-tanda persalinan
4) Gawat janin

Penyulit
a) Infeksi, sepsis
b) Kematian janin karena infeksi atau preamturitas







46

3.1.3. Kontraksi Prematur
Kontraksi Prematur
Konfirmasi usia kehamilan
Kontraksi uterus
Perubahan servik
USG
CTG


Tirah baring
Obat tokolitik
Obat pematangan paru


Observasi

Terapi berhasil Terapi gagal


Pemberian tokolitik diteruskan sesuai dengan pedoman Persalinan

3.2. Protap di Rumah Sakit
3.2.1. Preeklamsi Berat
1. Definisi
Bila didapatkan satu atau lebih gejala di bawah ini :
- Tekanan darah sistolik lebih/sama dengan 160 mmHg atau sistolik lebih/
sama dengan 110 mmHg
- Protein urin +2 pada pemeriksaan kualitatif
- Oliguri, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam yang disertai
kenaikan kadar kreatinin plasma
- Gangguan visus dan serebral
- Nyeri epigastrium
- Edema paru-paru dan sianosis
47

- Pertumbuhan janin terhambat
- Adanya The HELLP Syndrome (Hamolysis Elevated Liver Enzimes
Low Platelet Count)
3. Prosedur
1) Perawatan Aktif
Indikasi
- Ibu :
Kehamilan 37 minggu
Adanya tanda gejala impending eklamsi
Kegagalan terapi pada perawatan konservatif
Setelah 6 jam sejak dimulainya pengobatan medicinal terjadi
kenaikan darah
Seelah 24 jam sejak dimulainya perawatan medicinal, tidak ada
perbaikan
- Janin
Adanya tanda-tanda gawat janin
Adanya tanda-tanda PJT
Laboratorik
Adanya Hellp Syndrome
2) Perawatan Konservatif
- Indikasi : kehamilan kurang (<37 minggu) tanpa disertai tanda-tanda
impending eklamsi dengan keadaan janin baik.
- Pengobatan medicinal :
Pemberian 10 g MgSO
4
40 % dalam 500 ml RL. MgSO
4
dihentikan
bila sudah mencapai tanda-tanda preeklamsia ringan selambat-
lambatnya dalam waktu 24 jam.
- Pengelolaan Obstetrik :
Selama perawatan konservatif, tindakan observasi dan evaluasi
sama seperti perawatan aktif, termasuk pemeriksaan tes tanpa
kontraksi dan USG untuk memantau kesejahteraan janin
48

Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan tekanan darah maka
keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan medicinal
dan harus diterminasi. Cara terminasi sesuai dengan pengelolaan
aktif.
3.2.2. Ketuban Pecah Dini
1. Definisi
Robeksnya selaput khorio amnion dalam kehamilan atau fase laten
2. Penanganan
1) Konservatif
- Dilakukan bila tidak ada penyulit (baik pada ibu maupun janin) pada
umur kehamilan 28-36 minggu, dirawat selama 2 hari
- Selama perawatan dilakukan
Observasi kemungkinan adanya amnionitis/tanda-tanda infeksi
Adanya persalinan atau tidak
Pemberian antibiotika
USG
Bila ada indikasi untuk melahirkan janin, diberikan kortikosteroid
(betametasone 12 mg IM, diulang 24 jam kemudian)
2) Aktif
- Pengelolaan aktif pada KPD dengan umur kehamilan 20-28 minggu
atau lebih dari 37 minggu
- Ada tanda-tanda infeksi
- Inpartu
- Gawat janin

3.3. Pembahasan pertanyaan
1. Berdasarkan analisa kelompok dilihat dari kasus diatas diagnosa yang
digunakan sudah tepat yaitu G1P0A0 gravida 30-31 minggu prematur
kontraksi dengan PEB dan KPD janin tunggal hidup. Hal ini dilihat dari
hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan. Berdasarkan hasil
pemeriksaaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan tekanan
49

darahnya yaitu 160/110 mmHg, leopold I pada fundus teraba bagian lunak,
bulat dan tidak melenting, leopold II teraba tahanan memanjang di sebelah
kiri ibu, leopold III teraba bagian bulat keras dan melenting, leopold IV
konvergen, penurunan 4/5, DJJ: 150x/menit reguler. Pemeriksaan
penunjang: protein urine +2

3. Penanganan yang sudah dilakukan pada kasus diatas sudah sesuai dengan
protap rumah sakit dan teori yang sudah dipelajari sebelumnya.
Penanganan yang sudah dilakukan diantaranya rawat konservatif,
pemberian terapi sesuai dengan standar PEB, KPD dan prematur
kontraksi. Begitu pun penanganan yang sudah dilakukan pada bayi Ny.E
sudah sesuai dengan protap dan teori yang udah dipelajari yaitu
penanganan pada bayi yang prematur, berat bayi lahir rendah, juga risiko
infeksi.
4. Peran bidan yang merujuk ke RS :
Bidan yang merujuk ke RS tidak melakukan deteksi dini dengan baik dan
benar ( tidak adanya pemeriksaan lab kertas lakmus untuk menegakkan
diagnosis KPD , pemeriksaan dipstick protein urine untuk menegakkan
diagnosis PEB, dan penangan awal sebelum merujuk)












50

DAFTAR PUSTAKA

1. L. A Magee, Management of hypertension in pregnancy. BMJ
2. Werner Rath. The diagnosis and treatment of of hypertensive disorder of
pregnancy. Medicine
3. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta:2008
4. Cunningham FG, et al. Obstetri williams edisi 21. Jakarta: EGC, 2005.
5. Aaron B. Contemporary diagnosis and management of preterm premature
rupture of membrane. MedReviews. LLC. 2008.

Anda mungkin juga menyukai