Anda di halaman 1dari 11

Laporan Pengkajian Kebutuhan Belajar dan SAP

HIV
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Promosi Kesehatan (PROMKES)












POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
Jl. Dr. Otten No 32 Bandung No.telp/Fax (022) 40231057
2014
Kekompok 4
Anggota :
Irfani Ikram F.
Maryati
Mutia Ainur R
N Wini Apriliani
P17320113106
P17320113013
P17320113051
P17320113004

Nabillanisya Tiani
Nisvia Wardani
Panji Dwi Januar M.
Putri Yunda M.
P17320113020
P17320113073
P17320113068
P17320113008

Tingkat : II-B

Kasus
Di Kecamatan Andir dimana terdapat perempuan maupun laki-laki yang terjangkit
HIV yang diteliti mengenai pengetahuannya tentang HIV dan sikap maupun tindakan
pemakaian kondom. Telah didapat bahwa kebanyakan penderita HIV kurang mengetahui cara
penularan HIV, dan jarang memakai kondom secara benar.
Pengkajian kebutuhan Belajar
A. Faktor Predisposisi
1. Riwayat Keperawatan
Pada penderita HIV rata-rata berumur 21-35 tahun dan yang termuda di dominasi oleh
perempuan. Para penderita tidak mengetahui seluruhnya mengenai penyakit tersebut,
kebanyakan mereka hanya tahu penuluran HIV melalu hubungan seks, mereka juga jarang
menggunakan kondom saat melayani para konsumennya karena mereka percaya bahwa
pemakaian kondom saat berhubungan seksual akan mengurangi hasrat saat berhubungan.
Rata-rata pendapatan mereka hanya digantungkan pada pekerjaan seperti itu. Dan tidak
dukungan dari keluarga untuk menghentikan perilakunya, walaupun ada itu hanya sementara.
2. PengkajianFisik
Para pekerja seksual rata-rata dalam kondisi sehat hanya keseringan mereka terjangkit flu
setiap satu bulan sekali. Mereka mampu melakukan aktivitas biasa pada siang hari layaknya
orang biasa.
3. Kesiapan belajar
Mereka rata-rata memiliki waktu luang pada pagi hingga siang hari karena pagi hari pun
beberapa masih ada yang istirahat dan hanya ada sedikit orang yang terlihat tidak siap secara
emosi, kognitif. Tetapi dari kebanyakan mereka bersemangat mengenai pemberi informasi
yang berkaitan dengan kesehatan mereka, mereka tertarik akan informasi yang diterimanya
selama ini.
4. Pengkajian Motivasi
Walaupun informasi yang mereka dapat mengenai apapun diluar lingkup kesehatan,
terlihat semangat dan keingin tahuan yang tinggi. Dibuktikan dengan setiap adanya acara
seminar di ruang serbaguna.

5. Kemampuan Membaca
Hampir 90% mereka dapat membaca tetapi jarang membaca bacaan yang sifatnya
informatif, mereka lebih tertarik membaca majalah gosip.
B. Faktor Enabling
Terdapat puskesmas di kecamatan Andir, tapi para penderita HIV jarang memeriksaan diri
ke puskesmas karena para penderita menganggap bahwa jika para petugas kesehatan di
puskesmas tahu mengenai penyakitnya, para penderita akan dikucilkan. Para penderita hanya
akan memberi memberi tahu mengenai penyakitnya jika Tenaga kesehatan datang ke
daerahnya untuk melakukan survei dan pendidikan kesehatan kepada para penderita secara
tertutup. Sarana dan fasilitas pada puskesmas juga lengkap, petugas kesehatan di Puskesmas
tersebut sangat ramah dan komunikatif.
Jarak antara puskesmas dengan rumah warga itu terbilang dekat, dibutuhkan waktu 10-15
menit jalan kaki. Puskemas tidak menyediakan kondom untuk warga, dan auhnya jarak toko
yang menjual kondom dengan rumah warga, yaitu berkisar 5 km.
C. Faktor Penguat
Pendidikan kesehatan sangatlah penting dalam mendukung individu, kelompok maupun
masyarakat untuk mengetahui pelbagai masalah, khususnya dalam bidang kesehatan. Dewasa
ini, masalah kesehatan sudah menjadi masalah global salah satunya mengenai HIV AIDS.
Dari kasus yang diangkat didapat bahwa pendidikan kesehatan di kecamatan tersebut
masih belum mendapat dukungan yang baik. Dari setiap lapisan masyarakat masih belum
mengetahui pentingnya pengetahuan mengenai HIV AIDS dan bagaimana cara penularan dan
cara pencegahannya. HIV AIDS masih menjadi hal yang tabu dan menjadi hal dianggap
sebagai penyakit yang hanya menjangkit kelompok tertentu, padahal HIV AIDS ini dapat
menjangkit pada siapa saja yang memiliki resiko terkena HIV AIDS.
Di kecamatan tersebut terdapat pelayanan kesehatan berupa puskesmas, dari data yang
didapat bahwa jarangnya adanya promosi kesehatan mengenai HIV AIDS. Hal tersebut
membuktikan bahwa kurangnya dukungan dari pelayanan kesehatan sehingga angka
penderita HIV AIDS meningkat dari tahun ke tahun. Dalam hal tersebut bukan hanya
instansi-instansi saja yang melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat namun perawat,
dokter, dan tim kesehatan lain memiliki peran penting dalam penyampaian informasi
mengenai HIV AIDS, disinilah pentingnya ada inisiatif yang tinggi. Tingkat kepedulian
inilah yang sangat mempengaruhi adanya peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap HIV
AIDS.
Bukan hanya dari lingkugan kesehatan saja yang berperan penting, namun lingkungan
masyakat dan pergaulan lebih mendominasi adanya perilaku yang dapat beresiko tinggi
terhadap penyebaran HIV AIDS ini. Dengan kehidupan kecamatan tersebut didapat bahwa
para remaja yang banyak terjerembab dalam pergaulan bebas. tingginya perilaku seks bebas
dan perilaku lainnya yang beresiko tinggi penularan HIV AIDS. Kurangnya perhatian dan
kesadaran dari masyarakat itu sendiri, tingkat pendidikan yang rendah, lingkungan keluarga
dan individualisme yang tinggi. Selain itu kurangnya perhatian khusus dari pemerintah dari
daerah tersebut. Masyarakat menganggap bahwa penderita HIV AIDS harus dihindari, hal
tersebut menyebabkan kurangnya dukungan terhadap penderita sehingga para penderita
merasa terdiskriminasi yang membuat penderita terkucilkan.
Diagnosa
Resiko tinggi terhadap penularan penyakit berhubungan dengan ketidakmampuan
melakukan pencegahan penularan HIV

SAP HIV/AIDS

SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

Masalah : Resiko tinggi terhadap penularan penyakit berhubungan
dengan ketidakmampuan melakukan pencegahan penularan HIV
Pokok pembahasan : HIV/AIDS
Sub pokok pembahasan : Cara pencegahan penularan HIV/AIDS
Sasaran : Kelompok Penderita HIV
Waktu : 30 Menit
Pertemuan ke : 1
Tanggal : 21 Oktober 2014
Penyuluh : Kelompok 4

A. Tujuan umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit di harapkan sasaran mampu memahami
HIV/AIDS dan mengaplikasikan prosedur pemasangan kondom.

B. Tujuan khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran dapat
1. Menjelaskan kembali pengertian HIV/AIDS tanpa melihat catatan ( C1)
2. Menyebutkan cara pencegahan HIV dengan benar tanpa melihat catatan (C2)
3. Menyebutkan cara penularan HIV/AIDSdengan benar tanpa melihat catatan (C2)
4. Menerima materi serta dapat mengajukan pertanyaan tentang materi secara kondusif(
A1)
5. Melakukan kembali pemasangan kondom tanpa bimbingan dengan benar (P4)

C. Materi Penyuluhan

1. Pengertian HIV/AIDS
2. Penyebab HIV/AIDS
3. Penularan HIV/AIDS
4. Pencegahan HIV
5. Prosedur pemasangan kondom

D. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Metode
Ceramah ,Diskusi, Tanya jawab dan Simulasi
2. Langkah-langkah kegiatan :

No. Fase Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Pra
Pembelajaran

1. Mempersiapkan materi, media, dan
tempat
2. Kontrak waktu

5 Menit
2. Membuka
Pembelajaran
1. Memberi salam
2. Perkenalan
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan pokok bahasan
5. Apersepsi

5 Menit
3. Kegiatan Inti

1. Penyuluh menyampaikan materi tentang
HIV/AIDS
2. Sasaran menyimak materi tentang
HIV/AIDS
3. Sasaran mengajukan pertanyaan tentang
HIV/AIDS
4. Penyuluh menjawab pertanyaan tentang
HIV/AIDS
5. Penyuluh menyimpulkan materi tentang
HIV/AIDS
6. Penyuluh mensimulasikan prosedur
pemasangan kondom
15 Menit

4. Penutup

1. Melakukan evaluasi dengan memberikan
post test tentang HIV/AIDS
2. Sasaran melakukan re-simulasi tentang
prosedur pemasangan kondom tanpa
bimbingan
3. Memberi salam

5 Menit
E. Media dan Sumber
1. Media
Poster, Kondom, Phantom (alat kelamin laki-laki)
2. Sumber
Ambrawati.eny Retna, dkk.2011.Asuhan Kebidanan komentar yogyakarta:
Mutia medika
http://bunda.co/gambar-dan-penjelasan-cara-memakai-kondom-yang-benar
F. Evaluasi
1. Prosedur : Post-test
2. Jenis Test : Tulisan dan Penampilan
3. Butir-butir Pertanyaan:
a. Jelaskan apa yang dimaksud HIV
b. Sebutkan cara pencegahan penularan HIV
c. Sebutkan cara penularan HIV
d. Sebutkan langkah-langkah pemakaian kondom
4. Evaluasi prosedur pemasangan kondom
G. Lampiran Materi




Bandung, 21 Oktober 2012
Penyuluh


Kelompok 4

LAMPIRAN MATERI

A. Definisi HIV/AIDS
HIV (Human Immuno Deviciency Virus ) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan
penyakit AIDS. Sedangkan AIDS adalah singkatan dari advired immuno deviciency
syndrome yang merupakan suatu penyakit relatif baru yang di tandai dengan adannya
kelainan yang kompleks dari sistem perubahan tubuh dan menyebabkan korban menjadi
sangat peka terhadap mikroganisme oportunstif.

B. Penyebab HIV/AIDS
Penyebab HIV (Humman Immuno Deviciency ) yaitu masuknya virus HIV kedalam sistem
imun tubuh manusia.
Secara singkat perjalanan HIV / AIDS dapat di bagi dalam empat stadium, yaitu :
1. Stadium Pertama : HIV
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan di ikuti terjadinya perubahan serologic ketika
antibody terhadap virus tersebut berubah dari negative menjadi positif. Rentang waktu
sejak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes antibody terhadap HIV menjadi positif di
sebut window period. Lama window period antara 1 sampai 3 bulan, bahkan ada yang
dapat berlangsung sampai 6 bulan. Umumnya di sebabkan oleh penyakit-penyakit yang di
sebabkan oleh virus, bila tes antibody menjadi positif berarti di dalam tubuh terdapat
cukup zat anti yang dapat melawan virus tersebut. Kesimpulan tersebut berbeda pada
kesimpulan HIV,karena adanya zat anti di dalam tubuh bukan berarti bahwa tubuh dapat
melawan infeksi HIV, tetapi sebaliknya menunjukan bahwa di dalam tubuh tersebut
terdapat HIV.
2. Stadium ke dua : Asimptomatik ( tanpa gejala )
Asimptomatik bahwa di dalam organ tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak menunjukan
gejala-gejala. Keadaan ini dapat berlangsung rata-rata 5- 10 tahun. cairan tubuh ODHA
yang tampak sehat ini, sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
3. Stadium ke tiga : Pembesaran kelenjar limfe
Fase ini di tandai denagn pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (
persistent Generalized Lymphadenipathy ), tidak hanya muncul pada suatu tempat dan
berlangsung lebih dari satu bulan.

4. Stadium ke empat : AIDS
Keadaan ini di sertai dengan adanya bermacam-macam penyakit, antara lain penyakit saraf
dan infeksi penyakit sekunder.

C. Penularan
1. Hubungan seks (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindung dengan orang yang telah
terinfeksi HIV.
2. Penggunaan jarum suntik secara bergantian.
3. Darah dan produk darah. Melalui transfuse darah atau alat-alat yang telah tercemar
4. Melalui ibu yang terinfeksi HIV kepada janin yang di kandungnya atau kepada bayi
yang di susuinya.

D. Pencegahan
A : Abstince (tidak berhubungan sex)
B : Be Faithful (Setia pada Pasangan)
C : Condom (Gunakan Kondom saat Berhubungan Sex)
D : Drugs (Jangan Pakai Narkoba)
E : Equipment (hati-hati pakai alat steril)
E. Prosedur menggunakan Kondom yang benar bagi Pria









1. Pastikan tanggal penggunaan kondom belum expired
2. Keluarkan dari wadah dengan hati-hati (Jangan sampai tergores oleh kuku/perhiasan)
3. Tempatkan kondom di ujung penis
4. Jika di ujung terdapat gelembung udara, tekan dengan ibu jari untuk
mengeluarkannya.
5. Gulung ke bawah secara perlahan ke pangkal penis (Jika kondom tidak mau
menggulung ke bawah, mungkin Anda memegangnya dengan salah. Ini bisa
menyebabkan kondom tidak efektif, buang saja dan ganti dengan yang baru)
6. Setelah seks selesai, lepaskan kondom saat posisi penis masih ereksi. Tahan bagian
pangkalnya agar tidak tumpah saat dilepas. Setelah kondom dilepas, pastikan penis
tidak bersentuhan dengan vagina lagi.
7. Bungkus dengan tissue saat membawa kondom bekas agar tidak tumpah. Buang ke
tempat sampah.
8. Jangan membuang kondom ke toilet.

Anda mungkin juga menyukai