Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka hidup dan kehidupan, manusia hidup di dunia ini mau tidak
mau pasti mempunyai picu yang berupa gerak yang dikenal di kalangan para
filosofi Islam dengan istilah harakah, setiap orang memiliki al-harakah sebagai
sifat dasar manusia yang berfungsi untuk mengambil segala yang bermanfaat dan
menolak segala yang merusak, maka tujuan hukum Islam pun pasti tercapa, yakni
meraih kemashlahatan, meraih kebahagiaan yang kekal dengan jalan mengambil
kemaslahatan dan menghindari kerusakan (Juhaya S Pradja, 2!"#$%&
'spek ekonomi perdagangan (jual beli% yang merupakan bagian dari
hubungan manusia dengan yang lainnya merupakan bagian yang tak terlepas dari
ajaran Islam& Dalam Islam kajian tentang ekonomi dibahas secara khusus dalam
fi(h muamalah, aspek jual beli merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan umat manusia, bahkan aspek ini sangat penting peranannya dalam
meningkatkan kesejahteraan umat manusia, setiap orang akan memenuhi
kesulitandalam memenuhi kebutuhan hajat hidupnya apabila tidak bekerja sama
dengan orang lain ()am*ah +a,kub, #!!2 "#-%&
'dapun yang menjadi dasar suatu jual-beli harus dilakukan atas kehendak
sendiri, dapat dilihat dari ketentuan 'l-.ur,an surat 'n-nisaa -"2!



)ai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan (jual
beli% yang berlaku suka sama suka di antara kamu (Soenardjo,#!/#"#$2%&
1
2
0aksud kandungan ayat diatas ialah bah1a jual beli haruslah merupakan
kehendak sendiri yang bebas dari unsur tekanan,paksanaan,dan penipuan& Dan
jual beli juga harus memiliki unsur keterbukaan oleh masing-masing pihak&
Jual beli merupakan suatu usaha yang dihalalkan oleh 'llah S23 selama
jual beli tersebut sesuai dengan ajaran Islam, artinya jual beli tersebut harus
terhindar dari unsur-unsur yang mengundang kesamaraan, riba dan penipuan& Jual
beli apabila tidak dibarengi dengan aturan-aturan dan norma-norma yang tepat,
nafsu manusia akan mendorong untuk bersikap dengan modal yang sedikit bisa
menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya, bagaimana pun caranya,
misalnya jual beli dengan sistem muha(ollah, maksudnya adalah menjual tanaman
yang belum dipanen& )al ini dilarang dalam agama, karena dikha1atirkan
mengandung unsur riba, gharar (samar%, dan spekulasi, jual beli merupakan
bagian dari kajian muamalah, dan muamalah merupakan aturan 'llah yang harus
dipatuhi dalam segala aspek kehidupan perekonomian&
Dalam muamalah semua akt4itas diperbolehkan selama tidak ada dalil
yang melarang akan hal itu, sebagaimana yang termaktub dalam kaidah fi(hiyah,
(al-Suyuthi " tt&--%
56789:; <= <>: ?:; @?6 A9BCBDEF;GD>HF; AI <JF;
Pokok hukum dalam segalah muamalah adalah boleh, sebelum ada dalil
yang mengharamkannya ('bdul 0udjid, #!!-"$2%
Dalam kajian muamalah, jual beli secara umum dibagi ke dalam dua
bagian yaitu jual beli yang diperbolehkan dan jual beli yang terlarang, diantara
jual beli yang terlarang adalah jual beli yang mengandung unsur riba, samar, dan
3
penipuan, prinsip ini didasarkan pada sebuah hadits yang diri1ayatkan dari 'bu
hurairah, r&a K (Suhra1ardi L& Mubis, 2#2 " #-$%
NOOO9>P:;Q 7OOOPR:; SOOO>E T7OOOB N:UOOOVWQ OOOX; Y; @DOOOZ T [ OOOX; @UOOOV7\; ]W7EDOOO^ _OOO=
TD`JF;Q76a`R:;Q
Dari Jabir r&a& bosulullah Sa1& cersabda" sesunggunya 'llah dan bosul-
dya mengharamkan penjualan arak,bangkai,babi dan cerhala&
Dalam melakukan jual beli harus senantiasa berpegang pada prinsip yang
telah dirumuskan oleh para ulama sehingga jual beli yang telah dihalalkan oleh
'llah dan sebagai hal yang suci tetap terjaga, benda yang dijadikan objek haruslah
memenuhi syarat-syarat berikut (Suhra1ardi L Mubis, 2#2 " #-2% "
#& cersih carangnyaK
2& Dapat dimanfaatkanK
$& 0ilik orang yang berakadK
-& 0ampu menyerahkanK
e& 0engetahuiK
f& carang yang diakadkan di tangan&
cerdasarkan syarat-syarat jual beli diatas, jelas bah1a jual beli harus
senantiasa berpegang pada syarat-syarat jual beli sehingga apabila salah satu
pihak melanggar maka jual beli tersebut dilarang, diantara jual beli yang dilarang
adalah jual beli yang menggandung unsur riba, gharar, dan penipuan& +ang
dimaksud jual beli gharar yaitu jual beli yang mengandung jahalah (kebodohan%
atau mukhatarharah (spekulasi% atau gummar (permainan pertarungan%, (Sayyid
Sabi(, #!!/ "/-%&
4
0enurut imam )anafiyah jual beli ialah pertukaran harta (benda% dengan
harta berdasarkan khusus ( yang dibolehkan%, dari pengertian diatas dapat
dipahami bah1a jual beli merupakan suatu ikatan (akad% untuk saling menukarkan
barang dengan alat tukar yang sah dan diperbolehkan syara&
Jual beli diperbolehkan oleh syara, harus mencakup tiga aspek, yaitu
pertama, barangnya yang dapat dilihat oleh pembeli, berarti ada transparansi
objek& Kedua, barangnya dapat diketahui kedaannya dan sifat-sifatnya& carang
yang tidak dapat diketahui kedaannya tidak dapat diketahui keadaannya tidak
dapat diperjual belikan, dan ketiga, barang yang diperjual belikan harus suci dan
bermanfaat&
Prinsip-prinsip muamalah tersebut adalah sebagai berikut "
a& 'sas Tabadalul manafi
segala bentuk kegiatan muamalah harus memberikan keuntungan dan
manfaat bersama bagi pihak-pihak yang terlibat&
b& 'sas Pemerataan
penerapan asas keadilan dalam bidang muamalat yang menghendaki agar
harta itu tidak hanya dikuasai oleh segelintir orang sehingga harta tersebut
terdistribusikan secara merata diantara masyarakat, baik kaya maupun miskin&
c& 'sas antaradin atau suka sama suka
akad harus terbentuk akibat adanya kesepakatan dan saling merelakan dari
masing-masing pihak&
d& Asas adamul gharar
5
akad tidak boleh mengandung unsur gharar karena akan merugikan salah
satu pihak&
e& 'sas al-bir 1a al-ta(1a
suatu akad di buat dalam rangka saling tolong-menolong dalam upaya
mencapai ridho 'llah S23&
Penulis mencoba menggembangkan pada unsur jual beli kelapa sa1it
melalui taksiran& Jual-beli kelapa sa1it ini terjadi di Lecamatan 0ersam
Labupaten catanghari Jambi, kelapa sa1it yang akan menjadi objek penelitian
penulis adalah kelapa sa1it, karena kelapa sa1it merupakan ladang utama bagi
petani di Lecamatan 0esram Labupaten catanghari Jambi&
Jual beli kelapa sa1it yang terjadi di Lecamatan 0ersam biasanya dengan
dua cara secara jual bukti, yaitu jual beli biasa dengan cara petani memanen buah
kelapa sa1it tersebut setelah selesai kemudian di jual ke pabrik, dan yang kedua
adalah dengan cara melalui taksiran, yaitu petani menjual kelapa sa1it ke pembeli
dengan cara ditaksir tanpa harus melihat kualitas dan kuantitas& Pada kesempatan
ini penulis akan meneliti tentang pelaksanaan jual beli kelapa sa1it di Lecamatan
0ersam Labupaten catanghari Jambi&
Dalam hal ini penulis, merasakan ada keganjalan melihat pelaksanaan jual
beli kelapa sa1it ini, ketidakjelasan objek yang diperjual belikan mengakibatkan
akan adanya pihak yang dirugikan baik tuh penjual atau pembeli, sekiranya hasil
panen kelapa sa1it itu melebihi taksiran maka pembeli yang untung dan penjual
rugi, sedangkan apabila hasil panen kelapa sa1it diba1ah taksiran, maka penjual
untung dan pembeli dirugikan, dan yang lebih tidak masuk akal harga yang
6
fluktuatif dapat menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak, padahal dalam Islam
jual beli tidak boleh ada unsur yang dapat merugikan salah satu pihak&
Proses pembeliannya adalah kelapa sa1it yang sudah siap panen tidak
lansung di panen tetapi di jual ke si pembeli, yaitu si pembeli yang lansung datang
ke pemilik kebun untuk membeli lansung buah kelapa sa1it yang masih ada di
pohon dengan cara di taksir, cara jual beli ini biasa nya di hitung berdasarkan
lu1as atau di hitung dengans hektar kebun kelapa sa1it, di dalam # hektar biasa
nya memiliki #2 pohon kelapa sa1it& ()asil 1a1ancara dengan Pak bid1an, tgl
2 Pebruari 2##%&
Letidakjelasan objek dapat menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak
dalam Islam hal seperti ini masuk kedalam kategori gharar& 0aka sejatinya jual
beli itu haruslah jelas dan terpenuhinya rukun dan syarat sehingga jual beli itu sah,
jual beli yang tidak terpenuhinya syarat dan rukun dapat menimbulkan kecacatan
jual-beli tersebut sehingga jual beli itu dilarang, seperti halnya jual beli diatas,
adanya unsur kecacatan syarat yaitu berupa ketidakjelasan objek yang diperjual
belikan sehingga menggakibatkan jual beli tersebut cacat&
)arga kelapa sa1it yang cenderung fluktuatif dijadikan kesempatan oleh
para pengusaha untuk menangguhkan hasil kelapa sa1it, apabila harga naik maka
kelapa sa1it tersebut harganya melonjak naik, di sini terlihat adanya permainan
harga oleh pihak pembeli, sehingga adanya unsur kecenderungan pihak yang
dirugikan&
damun yang menjadi permasalahan adalah jual beli kelapa sa1it dengan
cara taksir ada unsur ketidakjelasan objek, apakah objeknya itu berkualitas bagus
7
ataupun buruk, sebab barang yang diperjual belikan masih dalam pohon kelapa
sehingga tidak dapat diketahui secara pasti dan yang lebih parah lagi adalah
kecenderungan fluktuasi harga yang tajam&
cerdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian terhadap jual beli kelapa sa1it di kecamatan mersam
kabupaten batang hari Jambi&
0asalah ini diteliti dibatasi oleh judul penelitian, Pelaksanaan Jual Beli
Kelapa Sawit Melalui Taksiran i Ke!a"atan Mersa" Ka#upaten
Batanghari Ja"#i.
B. $u"usan Masalah
0engacu kepada latar belakang masalah di atas, penulis dapat
merumuskan masalah menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut "
#& 'pa yang melatar belakangi pelaksanaan jual beli kelapa sa1it melalui
taksir di Lecamatan 0ersam Labupaten catanghari Jambi g
2& cagaimana pelaksanaan jual beli kelapa sa1it melalui taksiran di
Lecamatan 0ersam Labupaten batanghari Jambi g
$& cagaimana tinjauan fi(h muamalah terhadap jual beli kelapa sa1it melalui
taksiran di Lecamatan 0ersam Labupaten catanghari Jambi g
%. Tu&uan an Kegunaan Penelitian
#& 3ujuan Penelitian
3ujuan penelitian ini adalah sebagai berikut "
a& hntuk mengetahui latar belakang pelaksanaan jual-beli kelapa sa1it
melalui taksiran di Lecamatan 0ersam Labupaten catanghari JambiK
8
b& hntuk mengetahui bagaimana pelaksanaan jual beli kelapa sa1it
melalui taksiran di Lecamatan 0ersam Labupaten catanghari JambiK
c& hntuk mengetahui tinjauan fu(h muamalah terhadap jual beli kelapa
sa1it melalui taksiran di Lecamatan 0ersam Labupaten catanghari
Jambi&
2& Legunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik dilihat dari
pengembangan ilmu pengetahuan, maupun dari aspek guna laksana, peneltian ini
diharapkan berguna dan bermanfaat bagi "
a& Penulis, yaitu untuk menambah pengetahuan di bidang hukum ekonomi
Islam, khususnya mengenai pelaksanaan jual beli kelapa sa1it melalui
taksiranK
b& Pengelola kelapa sa1it yaitu sebagai sumber informasi tambahan untuk
di jadikan masukan dan sebagai pertimbangan dalam hal jual beli
kelapa sa1itK
c& Pihak penelitian lain, yaitu sebagai sumber informasi dalam melakukan
penelitian dan pengkajian lebih lanjut&
D. Kerangka Pe"ikiran
)ukum Islam merupakan suatu peraturan dan tuntutan yang mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan sesama
manusia maupun yang berhubungan langsung dengan 'llah S1t, oleh karena itu
hukum Islam tidak membahas ubudiyah semata, tetapi lebih lanjut
kemasyarakatan, keuni4ersalan hukum Islam dapat mengkuti keberadaan
9
masyarakatyang terus melaju atau berkembang berbagai macam masalahnya,
sehingga hukum Islam itu benar-benar menfia1ai dalam berbagai macam aspek
kehidupan ()asby 'sh-Shiddie(, #!!-"ie%&
3ujuan diisyaratkan hukum Islam dalam muamalah adalah dalam rangka
menjaga kepentingan orang mukallaf terhadap harta mereka, sehingga tidak
dirugikan oleh tindakan orang lain, dan dapat memanfaatkan harta miliknya itu
untuk kepentingan hidup mereka, bahkan lebih jauh mereka dapat
mengembangkan dengan baik tanpa dihadapkan pada kendala-kendala negatif
yang dapat menekan dinamika pengembangan harta tersebut, dalam sikap
eksploitasi kelompok lain (0& 'bdul 0anan, #!!/"##2%&
'llah S1t telah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak
lepas dari bantuan orang lain, mereka dituntut untuk menolong orang lain, maka
terjadilah komunikasi diantara seseorang dengan orang lain, maka terjadilah
kelompok dengan kelompok lain dalam bentuk kegiatan yang bersifat materil atau
jasa, memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan dibatasi oleh norma-norma tertentu,
seperti jual beli&
3ransaksi perdagangan atau jual beli menurut Islam bisa dilakukan dengan
cara apapun asal kedua belah pihak menghindari penipuan (gharar%, spekulasi
barang yang diperjualbelikan, dan bukan barang yang dilarang oleh syariat Islam,
maka untuk me1ujudkan kemaslahatan, 'llah S1t telah mensyaratkan cara
perdagangan tertentu, sebab apa saja yang dibutuhkan oleh setiap orang tidak
mudah untuk me1ujudkan setiap saat, dan dengan mendapatkannya dengan
menggunakan kekerasan dan penindasan itu merupakan tindakan yang merusak&
10
0aka untuk me1ujudkan kemaslahatan, 'llah S1t mensyariatkan cara
perdagangan tertentu, sebab apa saja yang dibutuhkan oleh setiap orang tidak
mudah untuk di1ujudkan setiap saat, dan dengan mendapatkannya dengan
menggunakan kekerasan dan penindasan itu merupakan tindakan yang merusak
yang ia butuhkan&
Jual beli menurut ulama malikiyah ada dua macam, yaitu yang bersifat
umum dan jual beli yang bersifat khusus, adapun jual beli dalam artian umum
ialah suatu perikatan tukar-menukar sesuatu yang bukan kemanfaatan dan bukan
kenikmatan, perikatan yakni salah satu pihak menyerahkan ganti penukaran atas
sesuatu yang ditukarkan oleh pihak lain& dan yang bukan manfaatnya bah1a
benda yang ditukarkan adalah d*at (berbentuk%, ia berfungsi sebagai objek
penjualan, jadi bukan manfaatnya atau bukan hasilnya&
Dalam buku hendi suhendi disebutkan bah1a rukun jual beli ada tiga yaitu
akad (ijab dan (abul%, orang yang berakad (penjual dan pembeli%, maqadalaih
(objek akad%, ()endi suhendi%&
Para jumhur ulama memberikan definisi akad sebagai pertalian ijab dan
(abul yang dibenarkan oleh syara yang menimbulkan akibat hukum terhadap
objeknya, abdoerraoef menggemukakan terjadinya sesuatu perikatan (al-aqdu%
melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut "
#& 'l-ahdu (perjanjian%, yaitu pernyataan dari seseorang untuk melakukan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dan tidak ada sangkut pautnya dengan
kemauan orang lain, janji ini mengikat orang yang menyatakannya untuk
11
melaksanakan janjianya tersebut, seperti yang difirmankan oleh 'llah S23,
dalam .&S&'li Imran ($%"/f
2& persetujuan, yaitu pernyataan setuju dari pihak kedua untuk melakukan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu sebagai reaksi terhadap janji yang
dinyatakan oleh pihak pertama, persetujuan tersebut harus sesuai dengan
janji pihak pertama&
$& apabila dua buah janji dilaksanakan maksudnya oleh pihak, maka terjadilah
apa yang dinamakan jakdu, oleh al-.ur,an yang terdapat dalam .&S& al-
maidah (e% "#& 0aka yang mengikat masing-masing pihak sesudah
pelaksanaan perjanjian itu bukan lagi perjanjian atau ahdu itu, tetapi akdu&
(kemala De1i, dkk, 2e"-e-ef%&
'kad merupakan suatu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang atau
lebih, berdasarkan keridhaan masing-masing maka timbul bagi kedua belah pihak
haq dan iltijam yang di1ujudkan oleh akad, maka ada rukun-rukun akad yaitu "
#& Aqid ialah orang yang berakad, terkadang masing-masing pihak terdiri satu
orang atau lebihK
2& Maqud alaih ialah benda-benda yang diakadkanK
$& Maal-aqd ialah tujuan atau maksud pokok menggadakan akadK
-& Shighat al-a(d ialah ijab dan kabul, ijab ialah permulaaan penjelasan yang
keluar dari salah satu yang berakad sebagai gambaran kehendaknya dalam
menggadakan akad, sedangkan kabul ialah perkataan yang keluar dari pihak
berakad pula, yang diucapkan setelah adanya ijab dan kabul ()endi
Suhendi, #!!/"-/%&
12
Syarat-syarat benda yang diperjual belikan "
#& Suci atau memungkinkan untuk disucikan, maka tidak sah jual beli yang
bersifat najis contoh babi,anjing,dan sebagainyaK
2& 0emberi manfaat menurut syara maka dilarang jual beli yang tidak
mengandung unsur manfaat menurut ketentuan syaraK
$& Jangan ditaklikan, yaitu dikaitkan atau digantungkan kepada sesuatu hal,
contohnya saya akan jual rumah ini jika aku pindahK
-& 3idak dibatasi 1aktunya, seperti perkataan saya jual motor ini selama satu
tahun, hal ini dikarenakan jual beli merupakan proses yang menjadi sebab
pindahnya kepemilikkan secara penuh yang tidak dibatasi apapun kecuali
ketentuan syara&
Prinsip ini berdasar pada sebuah hadist yang diri1ayatkan oleh 'bu
)uraira, r&a (Iman 'bi abdillah, #!i# " 22%
W7l:; S>E _= Q Cm8:; S>E _= T [ X; @UVW An\
Sesungguhnya dabi Sa1, melarang jual beli dengan lemparan batu dan
jual beli yang samar (gharar%K (Imam 'bi 'bdillah, #!!! " 22%&
Jual beli yang dilarang oleh syariat Islam dari sisi ijab dan kabul dan objek
jual-belinya adalah "
#% Jual beli gaharar, yakni jual beli yang mengandung unsur penipuan, seperti
menjual ikan dalam kolamK
2% Jual beli barang-barang haram dan najis, misalnya babi,darah,dan khomerK
$% Jual beli mulamasah, yakni jual beli sentuh menyetuh, artinya jika barang
sudah disentuh maka harus dibeliK
13
-% Jual beli mukhadarah artinya jual beli yang belum saatnya dijual, misalnya
menjual mangga yang masih kecil, tetapi dipetik matangK
e% Jual beli muna*abah, jual beli secara lempar melempar, yakni seseorang
melemparkan barang dan yang lainnya melempar uangK
f% Jual beli muuba*anah atau muha(alah, yakni jual beli yang semuanya serba
ditaksir, misalnya membeli kurma mentah dengan nilai standar kurma
matangK
/% Jual beli satu barang dengan dua harga, yakni membeda-bedakan harga
kepada pembeli tanpa ada alasan yang dibenarkan, misalnya perbedaan
kontan dengan kredit untuk satu barang&
Dilihat dari subjek jual beli ada tiga jenis, yaitu "
#% 'kad dengan lisan dan dengan isyarat bagi orang yang biasaK
2% Jual beli melalui surat,internet,dan pengiriman utusanK
$% JualKbeli melalui tindakan langsung, seperti s1alayanK
Semua jenis-jenis jual beli di atas secara realistik terjadi di masyarakat,
sebagaimana jual beli dengan cara taksir yang keadaannya berlaku dalam
berbagai objek jual beli seperti padi yang belum di panen, buah-buahan, sayuran,
kelapa sa1it, dan kacang panjang,dll&
cerdasarkan kerangka di atas kiranya penulis memberi pemahaman bah1a
jual beli tidak selamanya sekedar saling menyerahkan hak milik akan tetapi lebih
dari itu, jual beli dalam islam haruslah terpenuhi rukun dan syarat serta prinsip-
prinsip yang harus dijungjung tinggi supaya jual beli yang kita lakukan sah di
hadapan hukum&
14
Jual beli buah kelapa sa1it dengan sistem taksir yang terjadi di Lecamatan
0ersam Labupaten catanghari Jambi, penulis dapat mengkategorikan bah1a jual
beli tersebut ada kecacatan di dalamnya yaitu dari segi syarat yang harus adanya
kejelasan objek yang diperjual belikan sedangkan dalam jual beli buah kelapa
sa1it dengan sistem taksir tersebut, adanya ketidak jelasan objek yang diperjual
belikan, juga harga yang cukup fluktuatip menyebabkan akan adanya salah satu
pihak yang dirugikan&
E. Langkah'langkah Penelitian
Pelaksanaan penelitian hukum terhadap masalah yang terjadi tidaklah
dapat begitu saja terselenggara tanpa melalui langkah dan tahap-tahapan tertentu
secara berurutan, mengingat betapa pentingnya langkah dan tahap-tahapan
tersebut& 'dapun langkah dan tahap-tahapan yang ditempuh oleh penulis dalam
peneltian ini meliputi "
#& 0enentukan Mokasi Penelitian&
Mokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja yaitu di Lecamatan
0ersam cabupaten catanghari Jambi alasan penulis memilih lokasi penelitian
tersebut terdapat paling banyak petani kelapa sa1it, lokasi dekat dengan domisili
penulis sehingga lokasi tersebut mudah dijangkau, tidak memerlukan biaya
transportasi yang lebih besar&
2& 0etode Penelitian&
0etode penelitian yang digunakan adalah metode deskritif yakni metode
yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, yakni mengenai pelaksanaan jual beli kelapa sa1it melalui taksiran di
15
Lecamatan 0ersam Labupaten catanghari Jambi, data tersebut mula-mula
dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan akhirnya dianalisis (2inarno Surakhmad,
#!!i"#-%&
$& Sumber Data
Penentuan sumber data disesuaikan oleh penulis dengan objek penelitian
yang telah ditentukan (3ajul 'rifin, #!!!"#-%, sumber data dalam penelitian ini
terbagi kepada dua bagian " sumber data primer dan sumber data sekunder&
a& Sumber Data Primer&
sumber data primer dalam penelitian ini adalah para respoden yang
dijadikan objek penelitian yakni penjual kelapa sa1it dan para pembelinya&
b& Sumber Data Sekunder&
Sumber data sekunder adalah bagian-bagian tertentu dari berbagai literatur
baik yang berbahasa arab maupun indonesia yang berhubungan langsung dengan
masalah yang penulis teliti&
-& Jenis Data
Jenis data yang dhimpun dalam penelitian adalah kualitatif, yang datanya
diperoleh dari obser4asi dan 1a1ancara, adapun data yang dihimpun adalah "
a& Data tentang proses pelaksanaan jual beli kelapa sa1it melalui taksiran di
Lecamatan 0ersam kabupaten catanghari Jambi&
b& Data tentang pelaksanaan jual-beli kelapa sa1it melalui taksiran di
Lecamatan 0ersam cabupaten catanghari Jambi&
c& Data tentang persfektif fi(h muamalah terhadap jual beli kelapa sa1it
melalui taksiran&
16
e& 3eknik Penggumpulan Data
a& obser4asi
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan terhadap proses jual
beli kelapa sa1it melalui taksiran yang terjadi antara penggelolala dan pembeli di
Lecamatan 0ersam Labupaten catanghari Jambi, dalam hal ini penulis melihat
langsung dari dekat realitas pelaksanaan jual beli kelapa sa1it melalui taksiran
yang dilakukan para penjual dan pembeli&
3eknik seperti ini akan mempermudah penulis untuk memperoleh
gambaran yang faktual tentang masalah yang penulis teliti, selanjutnya obser4asi
ini melengkapi hasil 1a1ancara, karena tidak semua informasi yang penulis
peroleh melalui 1a1ancara itu mencukupi, pobser4asi dilakukan untuk
memperoleh informasi yang lebih akurat tentang proses pelaksanaan jual beli
kelapa sa1it melalui taksiran di Lecamatan 0ersam Labupaten catanghari Jambi&
b& 2a1ancara&
3eknik 1a1ancara ini merupakan salah satu jenis teknik penggumpulan
data yang dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan terhadap
respoden mengenai masalah yang diteliti, baik secara langsung maupun tidak
langsung& 'dapun respoden yang di1a1ancarai adalah capak )& 0akmun, capak
Ismail, capak Samsudin, dan capak 'bu bakar petani kelapa sa1it di Lecamatan
0ersam kabupaten catanghari Jambi dan capak bid1an, capak 'nang, dan
capak budi sebagaian pembelinya&
c& Studi kepustakaan&
17
Studi kepustakaan dan dokumentasi yaitu penelahaan terhadap buku-buku
yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti&
f& 'nalisis Data
Data yang sudah dikumpul, oleh penulis akan dianalisis dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik analisis, dalam
pelaksanaannya penganalisis dilakukan dengan melalui langkah-langkah sebagai
berikut "
a& 0enelaah semua data yang dikumpul dari berbagai sumber baik sumber
data primer maupun sumber data sekunderK
b& 0engumpulkan seluruh data dalam satuan-satuan dengan masalah yang
ditelitiK
c& 0enafsirkan dan menarik kesmpulan dari data-data yang dianlisis&
18
BAB II
TINJAUAN TE($ITIS JUAL BELI KELAPA SA)IT MELALUI
TAKSI$AN DALAM *I+H MUAMALAH DI KE%AMATAN ME$SAM
KABUPATEN BATAN,HA$I JAMBI.
A. K-nsep Jual #eli "enurut *i.h Mua"alah
a.a. De/inisi0 Lanasan Huku" an Tu&uan
Dalam qi(h banyak sekali mendapati jual beli yang shahih, batal dan jual
beli yang rusak, salah satu akad jual-beli yang dilarang yaitu jual beli yang
mengandung unsur gaharar (kesamaran% dan jual beli yang tidak sesuai dengan
kaidah-kaidah syara, bahkan sebagian ulama mad*hab melarang secara mutlak
adanya sistem jual beli tersebut, sebenarnya larangan-larangan yang ada dalam
jual beli itu juga bisa dikatakan, karena ulah manusia yang salah dalam
pelaksanaannya, lantas bagaimana dengan kebaradaan jual beli kelapa sa1it
dengan menggunakan cara sistem 3aksir yang ada di kecamatan mersam
kabupaten batanghari Jambi&
Jual beli menurut bahasa (etimologi% berarti al-bai, al-tijarah dan al-
mubadalah&sedangkan menurut istilah (terminologi% yang dimaksud dengan jual
beli adalah menukar barang dengan barang, barang dengan uang dengan jalan
melepaskan hak milik dari satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan
()endi Suhendi, #!!/"f/%
19
cerangkat dari fi(h muamalah, salah satunya yaitu jual beli gaharar, maka
disana akan dilihat dan diketahui bah1a jual beli tersebut dilarang karena
kesamaran barangnya (mengandung unsur kesamaran%, menurut bahmat Syafe,i
(2#"!/% basulullah bersabda&
Janganlah kamu membeli ikan dalam air karena jual beli seperti itu
termasuk gaharar (menipu%&()b&'hmad%
Dari hadits diatas mungkin sudah jelas bah1a jual beli yang mengandung
unsur kesamaran adalah dilarang karena akan menimbulkan adanya penipuan di
salah satu pihak, sebaiknya bila melakukan akad jual beli barang yang akan
menjadi akad jual beli harus jelas takaran dan jenis barangnya&
Dalam pandangan ekonomi Islam berdiri diatas prinsip perdagangan yang
berdasarkan syariat, yaitu dengan mengembangkan harta melalui cara-cara yang
dihalalkan oleh 'llah 3a,ala sesuai dengan kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan
muamalah syari,iyyah yang didasarkan pada hukum pokok (boleh dan halal dalam
berbagai mua,amalat% dan menjauhi segala yang diharamkan oleh 'llah
3a,ala,menurut 'hmad bin 'bdurra**a( ad-du1aisy (2e"-%, misalnya riba 'llah
berfirman"
20
Dan 'llah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
cerdasarkan dalil di atas bah1a kita dituntut untuk bekerja keras
mendapatkan ri*ki, namun yang perlu di ingat dalam suatu proses mencari ri*ki
harus senantiasa berpegang pada ajaran Islam, artinya harus memperhatikan cara-
cara yang benar dan harta yang kita cari tersebut harus senantiasa halal&
Jual beli merupakan suatu usaha yang dihalalkan oleh 'llah selama jual
beli tersebut sesuai dengan syari,at Islam, artinya jual beli tersebut harus terhindar
dari unsur-unsur yang mengandung kesamaran,riba,dan penipuan& Jual beli
apabila tidak di barengi dengan aturan-aturan dan norma-norma yang tepat, nafsu
manusia akan mendorongnya untuk bersikap dengan modal yang sedikit bisa
menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya&'pabila dalam suatu jual beli
tidak sah karena bisa saja perjanjian tersebut mengandung unsur penipuan dan
gaharar menurut kharar (#!!i " $% sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang
diri1ayatkan oleh Imam 0uslim
dalam jual beli, hendaklah masing-masing pihak memikirkan
kemaslahatannya&
lebih jauh supaya tidak terjadi penyesalan dikemudian hari hal ini biasanya
disebabkan ketidakpastian,baik mengenai ada atau tidak adanya objek
akad,maupun kemampuan menyerahkan objek yang disebabkan dalam akad
21
tersebut, dengan demikian mengetahui di sini dapat diartikan secara lebih luas,
yaitu melihat sendiri keadaan barang baik hitungan,takaran,timbangan, atau
kualitasnya, demikian pula harganya baik itu sifat (jenis pembayaran% jumlah
maupun masalnya&
Didalam sumber hukum Islam itu ada tiga yaitu 'l-.ur,an,Sunnah, dan
Ijtihad menjelaskan mengenai dasar hukum yang melandasi segala tindakan umat
Islam dalam melakukan kegiatan perekonomian,landasan .uraniyah adalah "
a& Surat 'l-ca(arah ayat 2/e






orang-orang yang memakan riba, tiada akan berdiri kembali di hari
kiamat, kecuali sebagai berdirinya orang gila, yang demikian itu karena
mereka menganggap bah1a jual-beli itu sama dengan riba& Sedangkan
'llah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba (Soenardjo,#!/# "
f!%&
0akna kandungan dari surat 'l-ca(arah " 2/e menegaskan bah1a manusia atau
umat Islam setiap melakukan akad jual beli hendaklah berlaku jujur dan berlaku
adil agar kedua belah pihak tidak saling dirugikan atau tidak mengandung unsur
riba&
b& Surat 'l-0aidah e " #
22




)ai orang-orang yang beriman, penuhilah a(ad-a(ad itu& Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu&
(yang demikian itu% dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu
sedang mengerjakan haji& Sesungguhnya 'llah menetapkan hukum-
hukum menurut yang dikehendaki-dya&
'(ad (perjanjian% mencakup" janji prasetia hamba kepada 'llah dan
Perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya&
0akna kandungan dari surat al-maidah ayat # menegaskan kepada manusia
khususnya umat Islam agar setiap melakukan sebuah akad jual beli memenuhi
setiap a(ad yang sudah di sepakati kedua belah pihak, dan hindarkan perbuatan
riba dan ketidak jujuran dalam a(ad jual beli, maka itu akan merugikan salah satu
pihak, sesungguhnya 'llah S23 sangat tidak menyukai perbuatan riba dan
ketidak jujuran dalam akad perjanjian jual-beli&
c& Surat 'l-0uthafifin ayat #-$



#
relakalah orang-orang yang curang, orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain menuntut(takaran% sepenuhnya& 3api
23
bila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain mereka
menguranginya (takaran%
0akna kandungan dalam surat 'l-0uthafifin ayat #-$ ialah 'llah S23
sangat tidak menyukai kepada manusia terutama umat 0uslim bila melakukan
sebuah Jual beli mengandung unsur kecurangan, karena akan menimbulkan
kerugian oleh satu pihak, maka dari itu alloh S23 memerintahkan agar setiap
manusia atau umat muslim berlaku Jujur dan 3ransparan dalam melakukan sebuah
perdagangan&
#. $ukun an S1arat aka Jual #eli ala" *i.h Mua"alah
Islam juga membolehkan bagi kita untuk mencari keuntungan dengan cara
yang halal, tetapi Islam lebih memperhatikan cara-cara atau proses dalam mencari
keuntungan tersebut, dalam bidang ekonomi syari,ah bila melakukan akad jual
beli harus memenuhi rukun dan syarat berakad, rukun ialah sesuatu yang 1ajib
ada dan menjadi dasar terjadinya sesuatu&
+ang bersama-sama akan menjadi keabsahan rukun dalam akad ekonomi
syari,ah (http"ssmunsinhar&staff&umy&ac&idskonsep-a(d-transaksi-syari,ah%
a& 'danya pihak-pihak yang melakukan transaksi, misalnya penjual dan
pembeli&
b& 'danya barang (mal% atau jasa (amal% yang menjadi objek transaksi&
c& 'danya kesepakatan bersama dalam bentuk kesepakatan menyerahkan
(ijab% bersama dengan kesepakatan menerima (qabul%&
RUKUN-RUKUN
AKAD
Sighat al-aqd
(Ijab Qabul)
Aqidain
(Para Pihak)
Mahal al-aqd
(Objek akad)
24
Dalam mengucapkan shigatul ijab tersebut, harus memperhatikan
kesungguhan, tidak diucapkan secara ragu-ragu, karena apabila dalam shigatul
aqad tidak menunjukan kesungguhan a(ad tersebut, maka a(ad tersebut menjadi
tidak sah&
0enurut curhanudin (2! " -2% ada - persyaratan yang harus dipenuhi
bila melakukan akad jual beli antara kedua belah pihak&
a& 3erjadinya akad (Syuruth al-iniqad%
Syarat terjadinya akad merupakan suatu persyaratan yang harus ada
agar keberadaan akad diakui oleh syara& damun jika syarat ini tidak
terpenuhi maka akadnya menjadi batal, bagian yang termasuk dalam
akad kategori persyaratan ini ialah kententuan umum berupa
persyaratan yang terdapat dalam rukun-rukun akad, karena pada setiap
bagian rukun akad ada persyaratan tersendiri yang harus dipenuhi
karena itu jika persyaratan ini tidak terpenuhi maka hukumnya batal,
misalnya agar seseorang dapat menjadi a(idain dalam perjanjian, maka
harus memenuhi subjek hukum&
b& Leabsahan akad (syukruth ash-shihhah%
Syarat agar akad dapat dijalankan maka harus sah secara hukum
keabsahan akad merupakan persyaratan yang ditetapkan oleh syara
untuk menentukan ada tidaknya hukum yang ditimbulkan akad, suatu
25
akad dinilai sah oleh syara, kalau ada kesesuaian dengan rukun dan
syarat yang ditetapkan oleh hukum syara&
c& Lepastian akad (syuruth al-luzum%
Syarat luzum merupakan syarat kepastian hukum dalam akad, sehingga
tidak ada memilih (khiyar% untuk meneruskan atau membatalkan
(fasakh%& Persyaratan ini ditetapkan oleh syara berkenaan dengan
kepastian sebuah akad, jika akad belum dipastikan berlakunya karena
khiyar, maka akad seperti ini disebut belum pasti (gahiru lazim%&
d& Pelaksanaan akad (syuruth an-nafadz%
hntuk menjalankan akad, ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi diantaranya telah memenuhi syarat kecakapan (ahliyah%
untuk bertindak hukum dan memiliki ke1enangan (1ilayah% untuk
melakukan perbuatan hukum, pengertian bertindak hukum dalam
konteks ini ialah bertindak hukum secara sempurna, sedangkan
ke1enangan adalah hak seseorang untuk melaksanakan akad, baik atas
nama diri sendiri maupun per1akilan&
Sedangkan kalau dilihat dari syarat dan rukun jual beli, sepertinya yang
menjadi masalah dalam jual beli dengan cara sistem taksir di sini adalah
barangnya (maqud alaihnya% tapi ada sebagian ulama mengatakan bah1a boleh
menjual belikan barang yang tidak ada tempatnya, dengan syarat kriteria barang
26
tersebut terperinci dengan jelas, jika sesuai dengan informasi maka jual-beli sah,
dan jika ternyata berbeda, maka pihak yang tidak menyaksikan (salah satu pihak
yang melakukan akad% boleh memilih menerima atau tidak, tak ada bedanya
dalam hal ini baik pembeli maupun penjual (Sayyid Sabi( #!!i"f#%&
'bu )urairah meri1ayatkan bah1a basulullah S'2 bersabda "
Siapa yang membeli sesuatu barang yang ia tidak melihatnya, maka boleh
memilih jika telah menyaksikannya ()b&'bu )urairah%
0akna kandungan hadits tersebut bah1a basulullah S'2 menyarankan
kepada pembeli (yang melakukan sebuah transaksi jual-beli% agar setiap
melakukan akad jual-beli hendaknya melihat keaslian barang yang akan dibeli
benar atau tidaknya barang tersebut mengandung unsur gaharar&
0enurut bina 'gustine (2#"$!% 'sas dalam bahasa arab yaitu asasun
yang berarti dasar,basis,dan fondasi secara termonologi asas adalah sesuatu yang
menjadi tumpuan berpikir atau pendapat, kata asas yaitu dasar dari sebuah
kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir&
'pabila dikaitkan dengan sebuah akad dalam hukum Syari,ah ialah suatu
kebanaran yang dipergunakan untuk menjadi sebuah tumpuan berpikir dan alasan
pendapat tentang perjanjian akad jual-beli yang sesuai dengan cara pelaksanaan
27
hukum syari,ah, dalam pandangan hukum syari,ah yang melandasi penegakkan
dan pelaksanaannya&
0enurut Prof&qaturachman djamil (2#"2-!% ada f aspek asas yang harus
dipenuhi dalam suatu perjanjian akad jual beli, sebagai berikut "
#& Persamaan dan kesetaraan (al-musaah%
'sas ini memberikan landasan bah1a kedua belah pihak yang melakukan
akad mempunyai kedudukan yang sama atau setara antara satu dengan
yang lain, asas persamaan dan kesetaraan ini penting untuk dilaksanakan
oleh para pihak yang melakukan sebuah perjanjian akad jual beli, karena
sangat erat hubungannya dengan hak dan ke1ajiban yang harus
dilaksanakan oleh kedua belah pihak&
2& Leadilan (al-adalah%
Pelaksanaan asas ini di dalam suatu akad jual beli harus dituntut berlaku
benar dalam mengungkapkan kehendak dan keadaan, memenuhi akad jual
beli yang telah disepakati bersama-sama dalam memenuhi hak dan
ke1ajibannya&
$& Lerelaan (al-ridha%
'sas ini menyatakan bah1a semua unsur dalam akad jual beli yang
dilakukan oleh para pihak harus didasarkan kepada kerelaan semua pihak
yang membuatnya, kerelaan para pihak yang melakukan akad jual beli
yang Islami dan dianggap sebagai syarat ter1ujudnya semua transaksi&
-& Lejujuran dan kebenaran (ash-shiddiq%
28
Lejujuran merupakan salah satu nilai etika yang paling tinggi dalam Islam,
karena Islam sangat mengajarkan umatnya untuk berlaku jujur dalam
segala hal dan melarangnya berlaku curang, karena nilai kebenaran ini
memberikan pengaruh pada pihak-pihak yang melakukan transaksi jual
beli&
e& 3ertulis (al-kitabah%
'sas lain dalam melakukan akad jual beli adalah keharusan untuk
melakukannya secara tertulis supaya tidak terjadi permasalahan antara
kedua belah pihak yang melakukan akad perjanjian jual beli, ketentuan ini
didasarkan kepada 'l-.ur,an surat al-ba(arah ayat 2i2&
f& Lebebasan (al-hurriyah%
Pihak yang melakukan transaksi jual-beli harus mempunyai kebebasan
melakukan sebuah perjanjian, termasuk menentapkan cara-cara
penyelesaian sengketa apabila terjadi dikemudian hari&
cila suatu akad yang dibuat oleh para pihak yang telah memenuhi rukun
dan syaratnya, maka akad tersebut mengikat untuk dipenuhi dan para pihak 1ajib
melaksanakan prestasi yang timbul darinya sebagaimana ditentukan dalam metode
penafsiran dan penentuan cakupannya yang dikemukakan terdahulu&(Syamsul
'n1ar 2/"$#2%
'dapun menurut )endi Suhendi (22"/e% dalam bukunya fi(h muamalah
mencantumkan syarat khusus bagi pembeli, yaitu beragama Islam sebab besar
kemungkinan pembeli tersebut akan merendahkan abid tersebut yang beragama
29
Islam, sedangkan 'llah melarang orang-orang mukmin memberi jalan orang kafir
untuk merendahkan mukmin, firman-dya dalam 'l-.ur,an an-disa ayat #-#





B. K-nisi -#&ek ke!a"atan "ersa" ka#upaten #atahari &a"#i
#.a Letak ,e-gra/is
Lecamatan mersam merupakan bagian 1ilayah kabupaten batanghari yang
berada di 1ilayah sumatra Selatan, kecamatan mersam mempunyai ketinggian ,
MS sampai dengan e, Mh dan #, c3 sampai #e, c3 dengan Letinggian 2e 0
ssd # 0 diatas permukaan laut dengan Muas 2ilayah /!&i2 L02 kecamatan
mersam tersebut letaknya berbatasan dengan kampung-kampung lainnya, yaitu
sebagai berikut "
#& Sebelah htara cerbatasan dengan Labupaten 3anjung Jabung carat
2& Sebelah Selatan berbatasan dengan Lecamatan catin ttIu
$& Sebelah 3imur cerbatasan dengan Lecamatan 0uara 3embesi
-& Sebelah carat cerbatasan dengan Lecamatan 0aro Sebo hlu
Lecamatan mersam merupakan perkampungan yang memiliki iklim tropis
yang suhu ratanya 2/ r dan memiliki curah hujan # 00s3ahun& Dengan
kondisi ini kampung kecamatan mersam merupakan dataran tinggi dengan udara
30
yang cukup dingin, dengan kondisi demikian kecamatan mersam merupakan
daerah yang sangat cocok untuk bercocok tanam dan berkebun diantaranya ialah
sayuran,cabe,tomat,kol,labu dan lainnya&
Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga
kerja di Labupaten catang )ari& )al ini sejalan dengan mata pencaharian
masyarakat kabupaten ini yakni sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai
petani karet dan kelapa sa1it& Selain itu di Labupaten ini juga ada beberapa
perusahaan perkebunan kelapa sa1it& Perusahaan tersebut ada yang memiliki
lahan plasma dan ada yang hanya inti saja&
Ta#el I
Jenis Tana"an an &u"lahn1a
Tana"an Perke#unan
Tahun
Jenis Tana"an an &u"lahn1a
2p-h-n3hektar4
Pr-uksi
2T-n4
Karet Kelapa
Kelapa
Hi#ria
Kelapa Sawit K-pi Kapuk Laa Aren Kaka- Ke"iri kapuk
2i #!/ ie/ 2$i f$e#,f- $e -/ 2/,- !i $e e/ $i,e 2#2/!,$
2! ###e2$ i- 2$i f$f$#,f $#- -/ # ! $e $/ 22!$-
2# ###f#! fi! 2$i ffi$i 2-/ -/ #2 !2 2- 2- $/ 2-#2e$
cerdasarkan sensus yang dilakukan pihak pemerintah Lecamatan mersam
kabupaten batanghari,bah1a penduduk Lecamatan mersam berjumlah 2!&f/
ji1a yang terdiri atas #2$&e#e laki-laki dan #-&/2! ji1a perempuan&
Dibandingkan pada tahun 2## penduduk Labupaten catanghari berjumlah
#!&f$f ji1a jadi dapat disimpulkan penduduk Labupaten catanghari mengalami
pertambahan penduduk v e&f!i ji1a dengan laju pertumbuhan penduduk dari
31
tahun 2-2#2 sekitar 2,- persenstahun& Jumlah penduduk pertahun terus
bertambah yang disebabkan oleh kelahiran dan adanya pendatang baru (data
0onografi kecamatan mersam kabupaten batanghari jambi 2##%&
'dapun kecamatan mersam terdiri dari satu kelurahan dan #e desa dengan
jumlah penduduk 2!&f/ Ji1a,
#& Maki-laki w #-&/2! orang
2& Perempuan w #-&$$i orang
$& Jumlah LL w i&#/2 orang
%. Keaaan penuuk ke!a"atan "ersa" #erasarkan Ek-n-"i
0ayoritas mata pencarian masyarakat kampung kecamatan mersam
bertani, hal ini ditopang dengan tersedianya lahan yang cukup memadai& damun
yang mempunyai mata pencarian yang lain juga tidak sedikit, ada yang sebagai
pedagang dan ada juga yang PdS, untuk lebih jelas dapat kita lihat pada tabel
berikut "
3abel II
Database mata pencarian masyarakat kecamatan 0ersam
Pen1erapan tenaga ker&a #erasarkan "ata pen!aharian
Mata
Pen!aharian
Ju"lah tenaga ker&a
5667 5668
5
5669
5
56:6
Pertanian
##! 22#i
f
2-f
/
ff
Industri
!-# !e
$
i$/
$
-f/
Perdagangan # #
32
##2 $/-/ -/ee /#2
Jasa
ef$ $2e
#
2$!i
#
$$!
cangunan
2e/ i-
i
#f#
/
!i/
'ngkutan s
Lomunikasi
Pertambangan
sPenggalian
Mistrik 'ir dan
kas
Mainnya
Jumlah
i/!2 !$-- ##ee/
#
##/!/
Data M-n-gra/i Mas1rakat Ke!a"atan Mersa" 56:5
masyarakat kecamatan mersam rata-rata memiliki mata pencarian dengan
bertani, hal ini dengan adanya dorongan daerah yang sangat cocok untuk bertani,
tanah yang subur dijadikan alasan mengapa bertani menjadi mata pencarian paling
utama&
Dalam hal menjual hasil bercocok tanam petani di kecamatan mersam
bermacam-macam, ada yang langsung dipanen oleh petani terus dijual ke Pabrik
ada juga yang menggunakan dengan cara sisitem taksir hal ini dianggap lebih
efisiensi karena tidak perlu menggeluarkan biaya yang sangat besar&
Lesadaran faktor pendidikan masyarakat kecamatan mersam sangat
antusias dengan didukung fasilitas yang cukup memadai, selain itu juga semangat
untuk menyekolahkan anaknya semakin meningkat& )al tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut ini "
Ta#el III
Kesaaran "as1arakat ke!a"atan "ersa" terhaap peniikan u"u"
33
Prasarana peniikan
N-. Tingkat Ju"lah Keterangan
TK 89
SD 567
SMP3 MTs 78
SMA3 SMK3MAN ;<
Akae"i :
Uni=ersitas3 Sek-lah Tinggi 8
Data M-n-gra/i Mas1rakat Ke!a"atan Mersa" 56:5
cagi masyarakat kecamatan mersam hidup beragama merupakan sesuatu yang
sangat tidak terpisahkan, karena meyakini bah1a agama merupakan jalan yang harus di
tempuh guna mencapai hidup yang bahagia, tidak semua masyarakat kecamatan mersam
memeluk agama Islam, yang beragama Islam sekitar !!,!x sedangkan sisanya ada yang
beragama Lristen ProtestansLatolik,cudha,dan )indu&
Ta#el I>
Ju"lah penuuk #erasarkan ientitas Aga"a
N- Status Aga"a Ju"lah
# Islam e##
2 Latholik /
$ Protestan $
- cudha $
e )indu 2
f Lepercayaan -
Data 0onografi 0asyarakat kecamatan 0ersam 2#2
34
Pengetahuan dan pemahaman terhadap agama bagi masyarakat kecamatan
mersam sangat tinggi tetapi tidak sejalan dengan pemahaman terhadap agama hal
ini terbukti sangat rendah tingkat ibadahnya, misalnya shalat berjama,ah di masjid
hanya berjumlah - orang kecuali maghrib bisa mencapai #2 orang, padahal
masyarakat di kecamatan mersam cukup banyak lokasi masjid untuk menjalankan
ibadah dan letaknya tak jauh dengan rumah&
Pengalaman dalam segi bidang sosial kemasyarakatn (Muamalah%,
khususnya dalam bidang jual beli masyarakat di kecamatan mesram belum begitu
mengamalkan konsep jual beli dalam hukum Islam secara baik, hal ini terbukti
sebagian masyarakat di kecamatan mesram menggunakan praktik jual beli dengan
sistem taksir karena dalam ajaran Islam sangat melarang praktek jual beli seperti
jual beli sistem Ijon, atau jual-beli dengan sistem borongan, karena akan
berdampak unsur gharar, yang akan mengguntungkan salah pihak bila barang
yang dibeli tidak sesuai dengan kualitas barangnya& ()asil 2a1ancara, hari kamis
# oktober 2#$%&
Sejatinya femahaman jual beli menurut konsep )ukum Islam harus sejalan
dan seimbang, namun hal ini menjadi terbalik pengetahuan dan pemahaman yang
cukup memadai tidak sesuai sejalan dengan pengalaman seseorang terhadap
35
agamanya, hal ini terbukti pada masyarakat di kecamatan mesram kabupaten
batanghari Jambi&
D. *akt-r Pen1e#a# ter&ain1a &ual #eli kelapa sawit
3erdapat bebebrapa faktor fisikologi masyarakat di kecamatan mersam
yang melatarbelakangi terjadinya jual-beli kelapa sa1it dengan menggunakan
sistem takdir diantaranya adalah sebagai berikut "
#& Lebiasaaan (3radisi%
Praktek jual beli dengan sistem taksir telah menjadi kebiasaan masyarakat
di kecamatan mersam, ada sisi baik bagi penjual ada segi buruknya bagi
pembeli, 3radisi mempunyai arti segala sesuatu yang turun temurun dari
sejak nenek moyang, kebiasaan tersebut menjadi faktor paling penting
dalam hal jual-beli, dengan menggunakan sistem taksir dalam jual-beli
merupakan cara terbaik untuk menjual kelapa sa1it&
2& 'danya pola kepercayaan diantara pedagang dan penjual&
Setiap masyarakat yang kegiatan sehari-harinya dalam dunia perdagangan
akan mengetahui dan memberitahukan tentang perkembangan pasar, setiap
pembeli dan penjual, rata-rata memiliki dan mengetahui kualitas kelapa
sa1it&dari kenyataan tersebut, maka akan merupakan hal yang tidak
mungkin apabila diantara mereka terdapat usaha untuk saling merugikan
atau sebaliknya membuang modal yang ada demi menguntungkan satu
36
pihak, masalah yang dilakukanya tergantung pada kesepakatan antara
kedua belah pihak&
$& Larena butuh uang&
hang adalah sesuatu yang umum diterima di dalam suatu pembayaran
untuk melakukan transaksi barang yang akan dibeli dan jasa-jasa serta
untuk pembayaran utang-utang, dan juga sering dipandang sebagai
kekayaan yang dimiliki yang dapat digunakan untuk membayar sejumlah
tertentu uang, dengan kepastian dan tanpa penundaan (Is1andono, #!!/"-%
selain faktor kuatnya suatu tradisi ialah hal dalam mencukupi biaya hidup
sehari-hari layaknya masyarakat sekarang&
-& Lurangnya tentang pemahaman hukum Islam
Secara umum, sangat dimaklumi bah1a sebagian besar para pedagang
kelapa sa1it di kecamatan mesram kabupaten batanghari tidak begitu
memahami konsep jual-beli menurut )ukum Islam, karena mereka tidak
memperdulikan terhadap berlakunya hukum Islam dalam jual beli, mereka
tidak tahu (belum memahami% bagaimana sebenarnya hukum jual-beli
kelapa sa1it dengan sistem taksir, karena semua itu belum begitu faham
bagaimana jual-beli menurut hukum Islam&
Dari uraian di atas menunjukkan bah1a betapa pentingnya pemenuhan
kebutuhan ekonomi, sebab pemenuhan kebutuhan hidup adalah faktor utama bagi
kehidupan masyarakat&
37

Anda mungkin juga menyukai