Anda di halaman 1dari 9

Bab II

Catu Daya
II.1 Prinsip kerja catu daya linear
Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct
current) yang stabil agar dapat dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya
DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar,
sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-
balik C (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. !ntuk itu diperlukan suatu
perangkat catu daya yang dapat mengubah arus C men"adi DC. Pada tulisan kali ini
disa"ikan prinsip rangkaian catu daya (po#er supply) linier mulai dari rangkaian
penyearah yang paling sederhana sampai pada catu daya yang ter-regulasi.
II.2 Penyearah (RECTIFIER)
Prinsip penyearah (recti$ier) yang paling sederhana ditun"ukkan pada gambar %%.&
berikut ini. 'rans$ormator diperlukan untuk menurunkan tegangan C dari "ala-"ala listrik
pada kumparan primernya men"adi tegangan C yang lebih kecil pada kumparan
sekundernya.
(ambar %%.& )angkaian penyearah sederhana
Pada rangkaian ini, dioda berperan untuk hanya meneruskan tegangan positi$ ke
beban )*. %ni yang disebut dengan penyearah setengah gelombang (hal$ #a+e). !ntuk
mendapatkan penyearah gelombang penuh ($ull #a+e) diperlukan trans$ormator dengan
center tap (C') seperti pada gambar %%.,.
PUST PE!"E#$!"! $%! &R'U#$ Is(ail #uchsin) ST.) #T
E*ETR+!I, - #+T+R *ISTRI, &
(ambar %%., )angkaian penyearah gelombang penuh
'egangan positi$ phasa yang pertama diteruskan oleh D& sedangkan phasa yang
berikutnya dile#atkan melalui D, ke beban )& dengan C' trans$ormator sebagai
common ground.. Dengan demikian beban )& mendapat suplai tegangan gelombang
penuh seperti gambar di atas. !ntuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk men-catu
motor dc yang kecil atau lampu pi"ar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah cukup
memadai. -alaupun terlihat di sini tegangan ripple dari kedua rangkaian di atas masih
sangat besar.
(ambar %%.. )angkaian penyearah setengah gelombang dengah $ilter C
(ambar %%.. adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dengan $ilter
kapasitor C yang paralel terhadap beban ). 'ernyata dengan $ilter ini bentuk gelombang
tegangan keluarnya bisa men"adi rata. (ambar %%./ menun"ukkan bentuk keluaran
tegangan DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan $ilter kapasitor.
(aris b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu, dimana pada keadaan
ini arus untuk beban )& dicatu oleh tegangan kapasitor. Sebenarnya garis b-c bukanlah
garis lurus tetapi eksponensial sesuai dengan si$at pengosongan kapasitor.
PUST PE!"E#$!"! $%! &R'U#$ Is(ail #uchsin) ST.) #T
E*ETR+!I, - #+T+R *ISTRI, ,
(ambar %%./ Bentuk gelombang dengan $ilter kapasitor
0emiringan kur+a b-c tergantung dari besar arus % yang mengalir ke beban ).
1ika arus % 2 3 (tidak ada beban) maka kur+a b-c akan membentuk garis hori4ontal.
Namun "ika beban arus semakin besar, kemiringan kur+a b-c akan semakin ta"am.
'egangan yang keluar akan berbentuk gigi gerga"i dengan tegangan ripple yang
besarnya adalah 5
6r 2 67 -6* 8....... (&)

dan tegangan dc ke beban adalah 6dc 2 67 9 6r:, ..... (,)
)angkaian penyearah yang baik adalah rangkaian yang memiliki tegangan ripple paling
kecil. 6* adalah tegangan discharge atau pengosongan kapasitor C, sehingga dapat
ditulis 5
6* 2 67 e
-':)C
.......... (.)
1ika persamaan (.) disubsitusi ke rumus (&), maka diperoleh 5
6r 2 67 (& - e
-':)C
) ...... (/)
1ika ' ;; )C, dapat ditulis 5 e
-':)C
< & - ':)C ..... (=)
sehingga "ika ini disubsitusi ke rumus (/) dapat diperoleh persamaan yang lebih
sederhana 5
6r 2 67(':)C) .... (>)
PUST PE!"E#$!"! $%! &R'U#$ Is(ail #uchsin) ST.) #T
E*ETR+!I, - #+T+R *ISTRI, .
67:) tidak lain adalah beban %, sehingga dengan ini terlihat hubungan antara beban arus
% dan nilai kapasitor C terhadap tegangan ripple 6r. Perhitungan ini e$ekti$ untuk
mendapatkan nilai tengangan ripple yang diinginkan.
6r 2 % ':C ... (?)
)umus ini mengatakan, "ika arus beban % semakin besar, maka tegangan ripple
akan semakin besar. Sebaliknya "ika kapasitansi C semakin besar, tegangan ripple akan
semakin kecil. !ntuk penyederhanaan biasanya dianggap '2'p, yaitu periode satu
gelombang sinus dari "ala-"ala listrik yang $rekuensinya =3@4 atau >3@4. 1ika $rekuensi
"ala-"ala listrik =3@4, maka ' 2 'p 2 &:$ 2 &:=3 2 3.3, det. %ni berlaku untuk penyearah
setengah gelombang. !ntuk penyearah gelombang penuh, tentu sa"a $ekuensi
gelombangnya dua kali lipat, sehingga ' 2 &:, 'p 2 3.3& det.
Penyearah gelombang penuh dengan $ilter C dapat dibuat dengan
menambahkan kapasitor pada rangkaian gambar ,. Bisa "uga dengan menggunakan
trans$ormator yang tanpa C', tetapi dengan merangkai / dioda seperti pada gambar %%.=
berikut ini.
(ambar %%.= )angkaian penyearah gelombang penuh dengan $ilter C
Sebagai contoh, anda mendisain rangkaian penyearah gelombang penuh dari catu "ala-
"ala listrik ,,36:=3@4 untuk mensuplai beban sebesar 3.= . Berapa nilai kapasitor yang
diperlukan sehingga rangkaian ini memiliki tegangan ripple yang tidak lebih dari 3.?=
6pp. 1ika rumus (?) dibolak-balik maka diperoleh.
C 2 %.':6r 2 (3.=) (3.3&):3.?= 2 >>33 uA.
PUST PE!"E#$!"! $%! &R'U#$ Is(ail #uchsin) ST.) #T
E*ETR+!I, - #+T+R *ISTRI, /
!ntuk kapasitor yang sebesar ini banyak tersedia tipe elco yang memiliki
polaritas dan tegangan ker"a maksimum tertentu. 'egangan ker"a kapasitor yang
digunakan harus lebih besar dari tegangan keluaran catu daya. nda barangkalai
sekarang paham mengapa rangkaian audio yang anda buat mendengung, coba periksa
kembali rangkaian penyearah catu daya yang anda buat, apakah tegangan ripple ini
cukup mengganggu. 1ika dipasaran tidak tersedia kapasitor yang demikian besar, tentu
bisa dengan memparalel dua atau tiga buah kapasitor.
II.. RE"U*T+R
)angkaian penyearah sudah cukup bagus "ika tegangan ripple-nya kecil, namun
ada masalah stabilitas. 1ika tegangan P*N naik:turun, maka tegangan outputnya "uga
akan naik:turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, "ika arus semakin besar ternyata
tegangan dc keluarnya "uga ikut turun. !ntuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini
cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen akti$ yang dapat meregulasi
tegangan keluaran ini men"adi stabil.
)angkaian regulator yang paling sederhana ditun"ukkan pada gambar %%.> Pada
rangkaian ini, 4ener beker"a pada daerah breakdo#n, sehingga menghasilkan tegangan
output yang sama dengan tegangan 4ener atau 6out 2 64. Namun rangkaian ini hanya
berman$aat "ika arus beban tidak lebih dari =3m.
(ambar %%.> )egulator 4ener
Prinsip rangkaian catu daya yang seperti ini disebut shunt regulator, salah satu
ciri khasnya adalah komponen regulator yang paralel dengan beban. Ciri lain dari shunt
PUST PE!"E#$!"! $%! &R'U#$ Is(ail #uchsin) ST.) #T
E*ETR+!I, - #+T+R *ISTRI, =
regulator adalah, rentan terhadap short-circuit. Perhatikan "ika 6out terhubung singkat
(short-circuit) maka arusnya tetap % 2 6in:)&. Disamping regulator shunt, ada "uga yang
disebut dengan regulator seri. Prinsip utama regulator seri seperti rangkaian pada
gambar ? berikut ini. Pada rangkaian ini tegangan keluarannya adalah 5
6out 2 6B 9 6BC ........... (D)
6BC adalah tegangan base-emitor dari transistor E& yang besarnya antara 3., -
3.? +olt tergantung dari "enis transistor yang digunakan. Dengan mengabaikan arus %B
yang mengalir pada base transistor, dapat dihitung besar tahanan ), yang diperlukan
adalah 5
), 2 (6in - 64):%4 .........(F)
%4 adalah arus minimum yang diperlukan oleh dioda 4ener untuk mencapai
tegangan breakdo#n 4ener tersebut. Besar arus ini dapat diketahui dari datasheet yang
besarnya lebih kurang ,3 m.
(ambar %%.? )egulator 4ener $ollo#er
1ika diperlukan catu arus yang lebih besar, tentu perhitungan arus base %B pada
rangkaian di atas tidak bisa diabaikan lagi. Dimana seperti yang diketahui, besar arus %C
akan berbanding lurus terhadap arus %B atau dirumskan dengan %C 2 b%B. !ntuk
keperluan itu, transistor E& yang dipakai bisa diganti dengan tansistor darlington yang
PUST PE!"E#$!"! $%! &R'U#$ Is(ail #uchsin) ST.) #T
E*ETR+!I, - #+T+R *ISTRI, >
biasanya memiliki nilai b yang cukup besar. Dengan transistor darlington, arus base
yang kecil bisa menghasilkan arus %C yang lebih besar.
'eknik regulasi yang lebih baik lagi adalah dengan menggunakan Gp-mp untuk
men-dri+e transistor E, seperti pada rangkaian gambar %%.D. Dioda 4ener disini tidak
langsung memberi umpan ke transistor E, melainkan sebagai tegangan re$erensi bagi
Gp-mp %C&. !mpan balik pada pin negati$ Gp-amp adalah cuplikan dari tegangan
keluar regulator, yaitu 5
6in(-) 2 (),:()&9),)) 6out ....... (&3)
1ika tegangan keluar 6out menaik, maka tegangan 6in(-) "uga akan menaik sampai
tegangan ini sama dengan tegangan re$erensi 64. Demikian sebaliknya "ika tegangan
keluar 6out menurun, misalnya karena suplai arus ke beban meningkat, Gp-amp akan
men"aga kestabilan di titik re$erensi 64 dengan memberi arus %B ke transistor E&.
Sehingga pada setiap saat Gp-amp men"aga kestabilan 5
6in(-) 2 64 ......... (&&)
(ambar %%.D regulator dengan Gp-amp
Dengan mengabaikan tegangan 6BC transistor E& dan mensubsitusi rumus (&&)
ke dalam rumus (&3) maka diperoleh hubungan matematis 5
6out 2 ( ()&9),):),) 64........... (&,)
PUST PE!"E#$!"! $%! &R'U#$ Is(ail #uchsin) ST.) #T
E*ETR+!I, - #+T+R *ISTRI, ?
Pada rangkaian ini tegangan output dapat diatur dengan mengatur besar )& dan ),.
Sekarang mestinya tidak perlu susah payah lagi mencari op-amp, transistor dan
komponen lainnya untuk merealisasikan rangkaian regulator seperti di atas. 0arena
rangkaian semacam ini sudah dikemas men"adi satu %C regulator tegangan tetap. Saat
ini sudah banyak dikenal komponen seri ?DHH sebagai regulator tegangan tetap positi$
dan seri ?FHH yang merupakan regulator untuk tegangan tetap negati$. Bahkan
komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus (current limiter) dan
"uga pembatas suhu (thermal shutdo#n). 0omponen ini hanya tiga pin dan dengan
menambah beberapa komponen sa"a sudah dapat men"adi rangkaian catu daya yang
ter-regulasi dengan baik.
(ambar %%.F regulator dengan %C ?DHH : ?FHH
7isalnya ?D3= adalah regulator untuk mendapat tegangan = +olt, ?D&, regulator
tegangan &, +olt dan seterusnya. Sedangkan seri ?FHH misalnya adalah ?F3= dan ?F&,
yang berturut-turut adalah regulator tegangan negati$ = dan &, +olt.
Selain dari regulator tegangan tetap ada "uga %C regulator yang tegangannya
dapat diatur. Prinsipnya sama dengan regulator GP-amp yang dikemas dalam satu %C
misalnya *7.&? untuk regulator +ariable positi$ dan *7..? untuk regulator +ariable
negati$. Bedanya resistor )& dan ), ada di luar %C, sehingga tegangan keluaran dapat
diatur melalui resistor eksternal tersebut.
PUST PE!"E#$!"! $%! &R'U#$ Is(ail #uchsin) ST.) #T
E*ETR+!I, - #+T+R *ISTRI, D
@anya sa"a perlu diketahui supaya rangkaian regulator dengan %C tersebut bisa
beker"a, tengangan input harus lebih besar dari tegangan output regulatornya. Biasanya
perbedaan tegangan 6in terhadap 6out yang direkomendasikan ada di dalam datasheet
komponen tersebut. Pemakaian heatshink (aluminium pendingin) dian"urkan "ika
komponen ini dipakai untuk men-catu arus yang besar. Di dalam datasheet, komponen
seperti ini maksimum bisa dile#ati arus mencapai & .
PUST PE!"E#$!"! $%! &R'U#$ Is(ail #uchsin) ST.) #T
E*ETR+!I, - #+T+R *ISTRI, F

Anda mungkin juga menyukai