dan Pemanfaatannya untuk Berbagai Produk Makanan Olahan Sukun dapat menjadi sumber tepung dengan kandungan mineral dan vitamin yang lebih baik dibanding beras. Proses pengolahannya pun cukup sederhana sehingga dapat dilakukan di pedesaan. Berbagai jenis penganan dapat diolah dari tepung sukun. dah, sehingga dapat digunakan untuk makanan diet. Teknik Pembuatan Tepung Sukun Diagram pembuatan tepung sukun disajikan pada Gambar 1. Kendala dalam pembuatan tepung sukun adalah terbentuknya warna coklat pada buah saat diolah menjadi tepung. Hal ini disebabkan adanya enzim yang terkandung dalam buah sukun. Untuk menghindari terben- tuknya warna coklat, bahan harus diusahakan sedikit mungkin kontak dengan udara dengan cara meren- dam buah yang telah dikupas dalam air bersih, serta menonaktifkan enzim dengan cara dikukus. Lama pengukusan tergantung pada jum- lah bahan, berkisar antara 10-20 menit. Tingkat ketuaan buah juga mempengaruhi warna tepung. Buah muda menghasilkan tepung sukun yang berwarna putih kecoklatan. Semakin tua buah, semakin putih warna tepung. Tepung sukun yang paling baik dihasilkan dari buah yang dipanen 10 hari sebelum ting- kat ketuaan optimum. Buah sukun Pengupasan Perajangan Penepungan Pengeringan Pengukusan Penyimpanan Diversivikasi olahan tepung sukun Gambar 1. Diagram pembuatan tepung sukun. Buah sukun dan olahan dari tepung sukun. T anaman sukun berasal dari daerah New Guinea, Pasifik, yang kemudian berkembang ke Malaysia hingga Indonesia. Buah sukun berbentuk bulat agak lonjong seperti melon. Warna kulit buah hi- jau muda sampai kuning kecoklat- an. Ketebalan kulit berkisar antara 1-2 mm. Pada buah muda, permu- kaan kulit buahnya kasar dan men- jadi halus setelah buah tua. Tekstur buah saat mentah keras, dan lunak setelah matang. Daging buah ber- warna putih, putih kekuningan, dan kuning, tergantung jenisnya. Rasa buah saat mentah agak manis dan manis setelah matang, dengan aroma spesifik. Bobot buah dapat mencapai 4 kg. Panjang tangkai buah (pedicel) tergantung varietas, berkisar antara 2,5-12,5 cm. Produksi buah sukun bervariasi sekitar 50-150 buah/tanaman. Pro- duktivitas tanaman tergantung daerah dan iklim, paling sedikit setiap tanaman menghasilkan 25 buah. Produksi buah setiap hektar kurang lebih 16-32 ton. Buah sukun telah lama diman- faatkan sebagai bahan pangan. Di daerah Fiji, Tahiti, Hawai, Samoa, dan Kepulauan Sangir Talaud, buah sukun dimanfaatkan sebagai ma- kanan tradisional dan makanan ringan. Buah dikonsumsi setelah direbus, digoreng atau dibakar. De- ngan kadar karbohidrat yang cukup tinggi (28,2%), buah sukun berpe- luang untuk diolah menjadi tepung. Pemanfaatan tepung sukun menjadi makanan olahan dapat mensubsti- tusi penggunaan tepung terigu sam- pai 75%. Pada tahun 2002 produksi buah sukun di Jawa Barat mencapai 1.446 ton atau 964.000 buah. Buah tersebut bila diolah menjadi tepung akan diperoleh 155,88 ton tepung sukun. Apabila tepung ter- sebut dimanfaatkan untuk campur- an dalam pembuatan aneka olahan kue, maka tepung terigu yang dapat dihemat mencapai 39-78 ton. Kandungan karbohidrat, mi- neral, dan vitamin tepung sukun cukup tinggi. Setiap 100 g buah sukun mengandung karbohidrat 27,12 g, kalsium 17 mg, vitamin C 29 mg, kalium 490 mg, dan nilai energi 103 kalori. Dibandingkan dengan beras, buah sukun mengan- dung mineral dan vitamin lebih lengkap, tetapi nilai kalorinya ren- 2 Setiap butir buah sukun me- miliki bobot 1,2-2,5 kg dengan rendemen daging buah 81,21%. Setelah disawut dan dikeringkan, daging buah tersebut menghasilkan rendemen sawut kering 11,01% dan setelah dibuat tepung rende- mennya 10,7%. Lama pengeringan sawut tergantung alat yang digu- nakan. Pengeringan dengan penge- ring sederhana memerlukan waktu 5-6 jam dengan suhu pengeringan 55-60 o C, sedangkan bila dijemur di bawah sinar matahari, waktunya lebih lama lagi. Pada cuaca cerah, lama pengeringan sekitar 2-3 hari. Tepung sukun mengandung 84% karbohidrat, 9,9% air, 2,8% abu, 3,6% protein, dan 0,4% le- mak. Kandungan protein tepung su- kun lebih tinggi dibandingkan te- pung ubi kayu, ubi jalar, tepung pi- sang, dan tepung haddise. Diversifikasi Olahan Tepung Sukun Tepung sukun tidak mengandung gluten sehingga dapat dicampur dengan tepung lain seperti tepung terigu, tepung beras, tepung maize- na, atau tepung ketan. Pemilihan tepung tergantung jenis kue yang akan diolah. Penambahan tepung sukun dapat mencapai 25-75%. Tepung sukun antara lain dapat dimanfaatkan untuk aneka kue ke- ring, cake, pastel, pancake, pie, dan lapis. Dengan memanfaatkan te- pung sukun sebagai sumber karbo- hidrat lokal, penggunaan tepung terigu dapat dikurangi hingga 75% (Suyanti, Sri Widowati, Suismono). Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Balai Penelitian Pascapanen Pertanian Jln. Raya Ragunan 29A Pasarminggu Jakarta 12540 Telepon : (021) 7820024 Faksimile: (021) 7820024 E-mail : balitpasca@deptan.go.id balitpasca2001@hotmail. com