Anda di halaman 1dari 11

Perkembangan Emosi Remaja

Selasa, 20 Desember 2011


Makalah Perkembangan Emosi Remaja

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA
Tentang
Perkembangan Emosi Remaja



Ditulis dan disusun oleh :
Kelompok 5 BK 2010 G
WIDYA ASTRI (10060247)
NOVITA SARI (10060248)
ILHAM MAULANA (10060238)

Dosen Pembimbing :
Ahmad Zaini, S.Ag., M.Pd


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( STKIP ) PGRI SUMATRA BARAT
Semester Ganjil 2011

KATA PENGANTAR



Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, berkat rahmat, taufik, hidayah
serta karunianya jualah penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul Perkembangan Emosi Remaja. Di mana penulis mencoba menerangkan
serta menguraikan point-point dalam pembahasan ini secara sekilas sesuai dengan
kemampuan yang penulis miliki.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, semoga bermanfaat bagi diri
penulis pribadi dan bagi pembaca yang berkepentingan.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf jika
kiranya dalam makalah tersebut terdapat kesalahan, maksud dan penulisan. Penulis
menyadari makalah tersebut jauh dari sempurna dan penulis menerima kritik dan
saran dari pembaca sekalian.

Padang, 17 November 2011

Tim Penulis





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 1
D. Manfaat Penulisan.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kekhasan Perkembangan Emosi Remaja.................................. 3
B. Upaya Menumbuh Kembangkan Emosi Remaja...................... 5
C. Permasalahan Remaja Yang Tekait Dengan Emosinya......... 8
D. Upaya Guru Pembimbing Mengatasi Masalah
Perkembangan Emosi Remaja.................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan emosi pada remaja ditandai dengan emosi yang tidak stabil
dan penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat
cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan
bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah
dari moodsenang luar biasa ke sedih luar biasa, sementara orang dewasa
memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan emosi ini erat
kaitannya dengan kemasakan hormon yang terjadi pada remaja. Stres emosional
yang timbul berasal dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu
pubertas.
B. Rumusan Masalah
Dimakalah ini akan dijelaskan tentang Perkembangan Emosi Remaja yang
mana terbagi atas beberapa poin, yaitu:
Kekhasan Perkembangan Emosi Remaja
Upaya Menumbuh Kembangkan Emosi Remaja
Permasalahan Remaja Yang Tekait Dengan Emosinya
Upaya Guru Pembimbing Mengatasi Masalah Perkembangan Emosi Remaja
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
mahasiswa dalam mata kuliah Psikologi Perkembangan Remaja, dan juga sebagai
kegiatan pendukung untuk mengembangkan dan membentuk kreativitas dalam
proses perkuliahan.
D. Manfaat Penulisan
Menambah pengetahuan wawasan penulis dan pembaca terhadap materi yang
dibahas.
Memberi pemahaman kepada penulis sebagai calon konselor betapa pentingnya
kegiatan pendukung dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling baik
disekolah maupun diluar sekolah.
Menjadikan penulis untuk lebih kreatif, aktif dan produktif dalam mencapai tujuan
dari kependidikan.

















BAB II
PEMBAHASAN

A. Kekhasan Perkembangan Emosi Remaja
Perkembangan emosi pada remaja ditandai dengan emosi yang tidak stabil
dan penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat
cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan
bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah
dari moodsenang luar biasa ke sedih luar biasa, sementara orang dewasa
memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan emosi ini erat
kaitannya dengan kemasakan hormon yang terjadi pada remaja. Stres emosional
yang timbul berasal dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu
pubertas.
Menurut Havighurst remaja bertugas mencapai kemandirian emosional dari
orangtua dan orang-orang dewasa lainnya. Hal ini bisa membuat remaja melawan
keinginan atau bertentangan pendapat dengan orangtuanya. Dengan ciri khas
remaja yang penuh gejolak dan emosional, pertentangan pendapat ini seringkali
membuat remaja menjadi pemberontak di rumah. Apabila masalah ini tidak
terselesaikan, terutama orangtua bersikap otoriter, remaja cenderung mencari jalan
keluar di luar rumah, yaitu dengan cara bergabung dengan teman-teman sebaya
yang senasib. Seringkali karena yang dihadapi adalah remaja yang seusia yang
punya masalah yang kurang lebih sama dan sama-sama belum berhasil
mengerjakan tugas perkembangan yang sama, bisa jadi solusi yang ditawarkan
kurang bijaksana. Kehadiran problem emosional tersebut bervariasi pada setiap
remaja.
Salah satu ciri-ciri remaja menurut Allport (1961) adalah berkurangnya
egoisme, sebaliknya tumbuh perasaan saling memiliki. Salah atu tanda yang khas
adalah tumbuh kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya.
Kemampuan untuk menenggang rasa dengan orang yang dicintainya, untuk ikut
merasakan penderitaan yang dialami oleh orang yang dicintainya. Ciri lainnya
adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola dan sebagainya yang
menggambarkan bagaimana wujud ego (diri sendiri) di masa depan.
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode badai dan
tekanan, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan
perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru,
sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk
menghadapi keadaan-keadaan itu.
Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namun benar juga
bila sebagian besar remaja mengalami ketidak stabilan dari waktu ke waktu sebagai
konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola prilaku baru dan harapan sosial
yang baru. (Hurlock, 2002 :213).
Pada dasarnya usia remaja merupakan masa kritis bagi pembentukan
kepribadian. Remaja yang sedang dalam masa pancaroba ini apabila tidak
mendapat bimbingan serta suasana lingkungan yang baik dapat menjurus pada
berbagai kelainan tingkah laku, kenakalan, bahkan sampai melibatkan diri pada
tindak kejahatan, termasuk penyalah gunaan obat narkotika serta perilaku seksual.
Biehler (1972) membagi ciri-Ciri khas emosional remaja menjadi dua rentang
usia, yaitu:
1. Ciri khas emosional remaja usia 12-15 tahun
Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
Kemarahan biasa terjadi
Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
2. Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
Pemberontakan remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari
masa kanak-kanak menuju dewasa
Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka
Selain itu remaja mampu untuk melihat diri sendiri secara objektif yang
ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri dan
kemampuan untuk menangkap humor termasuk yang menjadikan dirinya sebagai
sasaran. Ia tidak marah jika di kritik dan di saat-saat yang diperlukan ia bisa
melepaskan diri dari dirinya sendiri dan meninjau dirinya sendiri sebagai orang luar.
Remaja juga memiliki falsafah hidup tertentu, tanpa perlu merumuskannya atau
mengucapkannya dalam kata-kata.
B. Upaya Menumbuh Kembangkan Emosi Remaja
Rasa marah, kesal, sedih atau gembira adalah hal yang wajar yang tentunya
sering dialami remaja meskipun tidak setiap saat. Pengungkapan emosi itu ada juga
aturannya. Supaya bisa mengekspresikan emosi secara tepat, remaja perlu
pengendalian emosi. Akan tetapi, pengendalian emosi ini bukan merupakan upaya
untuk menekan atau menghilangkan emosi melainkan:
a. Belajar menghadapi situasi dengan sikap rasional
b. Belajar mengenali emosi dan menghindari dari penafsiran yang berlebihan terhadap
situasi yang dapat menimbulkan respon emosional. Untuk dapat menanfsirkan yang
obyektif, coba tanya pendapat beberapa orang tentang situasi tersebut.
c. Bagaimana memberikan respon terhadap situasi tersebut dengan pikiran maupun
emosi yang tidak berlebihan atau proporsional, sesuai dengan situasinya, serta
dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan social.
d. Belajar mengenal, menerima, dan mngekspresikan emosi positif (senang, sayang,
atau bahagia dan negative (khawatir, sedih, atau marah).
Kegagalan pengendalian emosi biasanya terjadi karena remaja kurang mau
bersusah payah menilai sesuatu dengan kepala dingin. Bawaannya main perasaan.
Kegagalan mengekspresikan emosi juga karena kurang mengenal perasaan dan
emosi sendiri sehingga jadi salah kaprah dalam mengekspresikannya. Karena itu,
keterampilan mengelola emosi sangatlah perlu agar dalam proses kehidupan remaja
bisa lebih sehat secara emosional.
Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak memnimbulkan
efek negatif. Beberapa cara untuk meredam emosi adalah :
1. Berfikir Positif
2. Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain
3. Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan oranglain
4. Introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri
sendiri, mereka dapat merasakannya
5. Bersabar dan menjadi pemaaf
6. Alih perhatian, ayitu mencoba mengalihkan perhatian pada objek lain dari
objek yang pada mulanya memicu pemunculan emosi negatif
Mengendalikan emosi itu penting. Hal ni didasarkan atas kenyataan bahwa
emosi mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan diri pada orang lain.
Orang-orang yang dijumpai dirumah atau dikampus akan lebih cepat menanggapi
emosi daripada kata-kata. Kalau seseorang sampai dirumah dengan wajah murung,
bahkan terkesan cemberut dan marah-marah, emosi anggota keluarga yang lain
akan bereaksi terhadap emosi tersebut, sehingga mereka merasa tidak enak atau
merasa bersalah dan lain sebagainya.
Beberapa cara untuk mengendalikan emosi menurut Mahmud, 1990 :
1. Hadapilah emosi tersebut
2. Jika mungkin, tafsirkan kembali situasinya. Artinya melihat situasi sulit yang
dialami dari sudut pandang yang berbeda
3. Kembangkan asa humor dan sikapa realistis
4. Atasi secara lansung problem-problem yang menjadi sumber emosi
Agar emosi positif pada diri remaja dapat berkembang dengan baik, dapat
dirangsang, disikapi oleh orang tua maupun guru dengan cara :
1. Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak
(significant person) dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi
negatif, sehingga tampilannya tidak meledak-ledak
2. Adanya program latihan beremosi baik ssssssdisekolah maupun didalam
keluarga, misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak sejalan
sebagaimana mestinya
3. Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang
cenderung menimbulkan emosi negatif dan upaya-upaya menanggapinya
secara lebih baik
C. Permasalahan Remaja Terkait Dengan Emosi
Saat ini generasi muda khususnya remaja, telah digembleng berbagai disiplin
ilmu. Hal itu tak lain adalah persiapan mengemban tugas pembangungan pada
masa yang akan datang, masa penyerahan tanggung jawab dari generasi tua ke
generasi muda. Sudah banyak generasi muda yang menyadari peranan dan
tanggung jawabnya terhadap negara di masa yang akan datang. Tetapi, dibalik
semua itu ada sebagian generasi muda yang kurang menyadari tanggung jawabnya
sebagai generasi penerus bangsa. Disatu pihak remaja berusaha berlomba2 dan
bersaing dalam menimba ilmu, tetapi dilain pihak remaja berusaha menghancurkan
nilai2 moralnya sebagai manusia. Hal ini sangat memprihatinkan bagi kita semua.
Memang tingkah laku mereka hanyalah merupakan masalah kenakalan remaja,
tetapu lama-kelamaan menuju suatu tindakan kriminalitas yang sangat meresahkan.
` Pada umunya kenakalan remaja ini dilakukan oleh anak yang berumur
antara 15-18 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana sedang beralihnya masa
anak2 menuju masa kedewasaan. Pada masa ini jiwa mereka masih labil dan
mereka tidak memiliki pegangan yang pasti. Mereka berbuat sesuai dengan pikiran
dan nalar, perbuatan itu mereka lakukan dalam mencari jati diri mereka sebenarnya.
Kenakalan remaja itu harus diatasi, dicegah dan dikendalikan sedini mungkin
agar tidak berkembang menjadi tindak kriminal yang lebih besar yang dapat
merugikan dirinya sendiri, lingkungan masyarakat dan masa depan bangsa. Masalah
remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode hidup manusia punya masalahnya
sendiri2, termasuk periode remaja. Remaja seringkali sulit mengatasi masalah
mereka. Ada dua alasan hal itu terjadi, yaitu:
Ketika masih anak2, seluruh masalah mereka selalu diatasi oleh orang2 dewasa.
Hal inilah yang membuat remaja tidak mempunyai pengalaman dalam menghadapi
masalah.
Karena remaja merasa dirinya telah mandiri, maka mereka mempunyai gengsi dan
menolak bantuan dari orang dewasa.
Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan diri
itu suatu masalah utama karena adanya perubahan2 sosial, fisiologi dan psikologis
di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka hidup.
Perubahan2 ini dipergencar dalam masyarakat kita yang semakin kompleks dan
berteknologi modern.Arus perubahan kehidupan yang berjalan amat cepat
cenderung membuat individu merasa hanya seperti sebuah sekrup dalam mesin
raksasa daripada seorang makhluk utuh yang memiliki di dalam dirinya suatu
keyakinan akan identitas diri sebagai seorang pribadi. Adapun masalah yang
dihadapi remaja masa kini antara lain :
Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai2 luhur yang berlangsung dari
keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat2 bagus yagn tinggal
hanya kata2 indah.
Sikap apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat
yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di
dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum
muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk pelarian (memburu
kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
Ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis,
membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam
hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan
untung rugi atau malahan dengan uang.
Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin
menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak
mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama
berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja
mencari jalan pintas, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi
mendapat nilai baik atau ijasah.
Pemujaan akan pengalaman
Sebagian besar tindakan2 negatif anak muda dengan minumam keras, obat2an dan
seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak
muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.
D. Upaya Guru Pembimbing Mengatasi Masalah Perkembangan Emosi
Remaja Sesuai Dengan Bidang Bimbingan
Kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan untuk mengenali, mengelola,
dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain. Guru dan
keluarga dapat mengembangkan keterampilan kecerdasan emosional seorang anak
dengan memberikan beberapa cara yaitu:
a. Mengenali emosi diri anak , mengenali perasaan anak sewaktu perasaan yang
dirasakan terjadi merupakan dasar kecerdassan emosional. kemampuan untuk
memantau peraaan dari waktu kewaktu merupakan hal penting bagi pemahahaman
anak.
b. Mengelola emosi, menangani perasan anak agar dapat terungkap dengan tepat
kemampuan untuk menghibur anak , melepasakan kecemasan kemurungan atau
ketersinggungan, atau akibat akibat yang muncul karena kegagalan.
c. Memotivasi anak, penataan emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal
yang sangat penting dalam keterkaitan memberi perhatian dan kasih sayang untuk
memotivasi anak dalam melakukan kreasi secara bebas.
d. Memahami emosi anak.
e. Membina hubungan dengan anak, Setelah kita melakukan identifikasi kemudian kita
mampu mengenali, hal lain yang perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan
kecerdasan emosional yaitu dengan memelihara hubungan.
f. Berkomunikasi dengan jiwa , Tidak hanya menjadi pembicara terkadang kita harus
memberikan waktu lawan bicara untuk berbicara juga dengan demikian posisikan diri
kita menjadi pendengar dan penanya yang baik dengan hal ini kita diharapkan
mampu membedakan antara apa yang dilakukan atau yang dikatakan anak dengan
reaksi atau penilaian.

Setelah mengetahui bagaimana tipe remaja dalam mengekspersikan dirinya,
orang tua sebaiknya mempersiapkan diri untuk mengenal lebih jauh dalam
membimbing anaknya saat masa remaja, dengan cara berikut :
Kenali mereka lebih dekat yaitu informasi mengenai remaja dan perubahan2 yang
terjadi di dalam dirinya.
Kenali perubahan fisik pada remaja dan dampaknya terhadap diri anak.
Kenali perubahan emosi remaja dan caranya mencari perhatian orang tua serta
reaksi emosinya dalam menghadapi masalah.
Menciptakan hubungan komunikasi yang hangat, membentuk kebiasaan2 yang
positif, memberlakukan aturan dalam keluarga, menyikapi kesalahan anak,
mengambil hati anak dan mencuri perhatian anak.
Kenali perubahan lingkungan misalnya peran gender serta rasa keadilan antara pria
dan wanita; teman dan permasalahannya; naksir, ditaksir dan pacaran.
Masalah-masalah seksualitas, kelainan seksual dan pengaruh buruk yagn ada di
masyarakat.
Tidak hanya remaja yang belajar menghadapi kehidupananya yang baru
tetapi orang tua juga perlu banyak belajar menghadapi perubahan2 dan menemukan
cara terbaik untuk menghadapinya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Emosi yang paling sering dirasakan remaja adalah emosi marah, takut,
cemas, kecewa dan cinta. Gangguan emosi yang dialami remaja dapat menjadi
sumber tingkah laku nakal. Oleh karena itu hal-hal yang menyebabkan emosi
remaja terganggu perlu dihindari. Cara yang sangat penting untuk menghindari
gangguan emosi pada remaja yaitu memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik dan
psikologis. Yaitu kebutuhan makan, pakaian dan bergerak, kebutuhan mendapatkan
status, kebutuhan untuk diakrabi, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk
mandiri dan kebutuhan memiliki filsafat hidup.
B. Saran
Usaha untuk mengembangkan emosi remaja, yaitu :
1. Adanya model dari orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam
melahirkan emosi-emosi negatif
2. Adanya latihan beremosi secara terprogram di keluarga dan di sekolah
3. Mempelajari secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan
emosi negatif remaja muncul dan menghindari kondisi-kondisi itu
4. Membantu remaja mengatasi berbagai masalah pribadinya dengan
mendorongnya membicarakan masalah pribadi itu kepada orang-orang yang
dipercayainya.

DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Sarlito Wirawan, 2000. Psikologi Remaja. Jakarta
Elida Prayitno, Erlamsyah, 2002. Buku Ajar Psikologi Perkembangan Remaja.
Padang : Jurusan Bimbingan dan Konseling. FIP. UNP
Sitti Hartinah. 2009. Pengembangan Peserta Didik. Tegal : Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai