Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MEKANIKA FLUIDA

STATISTIKA FLUIDA


Dibuat Oleh :
NAMA : 1. RAHMA ENDAH SYAFITRI
2. RUSPITA KENCANA
3.PARDINOVA

JURUSAN : TEKNIK KIMIA
DOSEN PEMBIMBING : SISNAYATI, MT


UNIVERSITAS TAMAN SISWA PALEMBANG
2014
Statika Fluida
A. Pendahuluan
Yang termasuk fluida hanyalah zat cair dan gas. Salah satu ciri utama fluida
adalah kenyataannya bahwa jarak antara dua molekulnya tidak tetap, bergantung pada
waktu. Ini disebabkan oleh lemahnya ikatan antara molekul yang disebut kohesi. Gas
bersifat mudah dimampatkan sedangkan zat cair sulit untuk dimampatkan. Gas jika
dimampatkan dengan tekanan yang cukup besar akan berubah menjadi zat cair.
Mekanika gas dan zat cair yang bergerak mempunyai perbedaan dalam beberapa
hal, tetapi dalam keadaan diam keduanya mempunyai perilaku yang sama dan ini
dipelajari dalam statika fluida. Fluida yang dipelajari terbagi menjadi dua yaitu fluida
tak bergerak atau sering dikenal dengan hidrostatika dan hidrodinamika atau fluida yang
bergerak.

B. Definisi Statika Fluida

Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan
terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Fluida terbagi dua yaitu dinamika fluida dan
statika fluida. Ilmu mengenai fluida dalam keadaan bergerak disebut sebagai dinamika
fluida. Sedangkan,statika fluida juga disebut hidrostatika, yaitu cabang ilmu yang
mempelajari fluida dalam keadaan diam.
Statika fluida mencakup kajian kondisi fluida dalam keadaan kesetimbangan
yang stabil. Penggunaan fluida untuk melakukan kerja disebut hidrolika, Fluida statis
selalu mempunyai bentuk yang dapat berubah secara kontinyu mengikuti bentuk
wadahnya karena fluida tidak dapat menahan gaya geser.
C. Tekanan
Karena sifatnya yang tidak dapat dengan mudah dimampatkan, fluida dapat
menghasilkan tekanan normal pada semua permukaan yang berkontak dengannya. Pada
keadaan diam (statik), tekanan tersebut bersifat isotropik, yaitu bekerja dengan besar
yang sama ke segala arah. Karakteristik ini membuat fluida dapat mentransmisikan gaya
sepanjang sebuah pipa atau tabung, yaitu, jika sebuah gaya diberlakukan pada fluida
dalam sebuah pipa, maka gaya tersebut akan ditransmisikan hingga ujung pipa. Jika
terdapat gaya lawan di ujung pipa yang besarnya tidak sama dengan gaya yang
ditransmisikan, maka fluida akan bergerak dalam arah yang sesuai dengan arah gaya
resultan.
Konsepnya pertama kali diformulasikan, dalam bentuk yang agak luas, oleh
matematikawan dan filsuf Perancis, Blaise Pascal pada 1647 yang kemudian dikenal
sebagai Hukum Pascal. Hukum ini mempunyai banyak aplikasi penting dalam hidrolika.
Galileo Galilei, juga adalah bapak besar dalam hidrostatika.
1. Massa Jenis Fluida
Massa jenis adalah sifat fisis yang menyatakan perbandingan masa zat dengan volume
zat. Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut :
Keterangan :
= Massa Jenis Benda (kg/m3 atau g/cm3)
m = Massa (kg)
V = Volume Benda (m3 )
2. Pengertian Tekanan
Tekanan merupakan gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang dibagi
dengan luas bidang tersebut, tidak menjadi masalah bagaimana orientasi permukaan
(tegak, menadatar atau miring). Tekanan tidak memiliki arah tertentu hingga tekanan
termasuk besaran skalar. Berbeda dengan tekanan, sebuah gaya adalah sebuah vektor,
yang berarti memiliki arah tertentu. Adapun rumus dari tekanan adalah sebagai berikut :
Keterangan :
p = Tekanan (N/m2) atau Pa
F = Gaya (N)
A = Luas Bidang (m2)
Dalam sistem SI N/m2 disebut dengna Pascal (Pa), dengan 1 Pa = 1 N/m.
3. Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang di sebabkan oleh fluida tak bergerak.
Besarnya tekanan hidrostatis di dalam dasar tabung adalah:

Keterangan :
Ph = tekanan hidrostatis (N/m2)
= massa jenis fluida (kg/m2)
g = percepatan gravitasi(m/s2)
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m)
Satuan tekanan kadang dinyatakan dalam cmHg ataujuga atmosfer (atm). Dalam hal ini:
1 atm = 76 cmHg = 1,015 x 105 N/m2.

4. Tekanan Atmosfer
Suatu permukaan di udara akan mendapatkan tekanan udara akibat adanya gaya
tumbukan molekul-molekul udara pada permukaan tersebut Tekanan udara di
permukaan laut adalah sekitars1 atm = 101 kN/m = 101 kPa.
Tekanan udara baku adalah 1,01 x 105 Pa yang ekivalen dengan 14,7lb/inci2. Satuan
tekanan lain yang juga dipakai adalah sebagai berikut :
Tekanan 1 atmosfer (atm) = 1,013 x 105 Pa
1 torr = 1 mm raksa (mmHg) = 133,32 Pa
Rumus tekanan atmosfer secara sistematis :
Keterangan :
p = Tekanan Total (N/m2) atau Pa
g = Gravitasi (9,8 m/s2 atau 10 m/s2)
po = Tekanan Atmosfer (atm,Pa)
h = Kedalaman (m)
p= Massa jenis zat (kg/m3)

5. Hukum Pascal
Ketika memeras ujung kantong plstik berisi air yang memiliki banyak lubang,
air memancar dari setiap lubang dengan sama kuatnya. Hasil percobann inilah yang
diamati oleh blaise pascal. Kemudian menyimpulkan dalam hukum pascal yang
berbunyi: tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteuskan sama
besar ke segala arah.
Donkrat hidrolik terdiri dari bejana dengan dua kaki (kaki 1 dan kaki 2) Yang
msing-masing diberi pengisap. Penghisap 1 memiliki luas penampang A1 (lebih kecil)
dan pengisap 2 memiliki luas penampang A2 (lebih besar). Benjana diisi dengan zat cair
(oli).
Jika pengisap 1 anda tekan dengan gaya F1,maka zat cair akan menekan
mengisap 1 ke atas dengan gaya PA1 sehingga terjadi keseimbangan pada pengisap 1
dan berlaku.
PA1 = F1 atau P =F1 / A1
Sesuai dengan pascal bahwa tekanan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama
besar kesegala arah, maka pada pengisap 2 bekerja gaya ke atas
PA2 = F2 atau P =F2 / A2

Maka:
F1 / A1 = F2 / A2
F2 = A2 / A1 x F1
Keterangan :
F = Gaya (N)
A = Luas Bidang (m2)

6. Hukum Archimedes
a. Prinsip Archimedes

Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang
dimasukan ke dalam fluida seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil
daripada ketika benda tidak berada di dalam fluida tersebut. Kita mungkin sulit
mengangkat sebuah batu dari atas permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan
mudah diangkat dari dasar kolam. Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung
sebagaimana gaya apung. Gaya Apung terjadi karena makin dalam zat cair, makin besar
tekanan hidrostatiknya. Hal ini menyebabkan tekanan pada bagian bawah benda lebih
besar daripada tekanan ada bagian atasnya. Gaya apung muncul karena selisih antar
gaya hidrostatik pada permukaan benda atas dan bawah. Perhatikan Gambar. Fluida
melakukan tekanan hidrostatik p1=fgh1 pada bagian atas benda. Gaya yang
berhubungan dengan tekanan ini adalah F1=p1A =fgh1A berarah ke bawah. Dengan
cara yang sama, pada permukaan bagian bawah diperoleh F2=p2A =rfgh2A berarah ke
atas.
Resultan kedua gaya ini adalah gaya apung Fa, yakni :
Fa = F2 F1
= fgA(h2 - h1)
= fgAh
= fgVb = mf g = wf
Berdasarkan persamaan di atas, kita bisa mengatakan bahwa gaya apung pada
benda sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Ingat bahwa yang dimaksudkan
dengan fluida yang dipindahkan di sini adalah volume fluida yang sama dengan volum
benda yang tercelup dalam fluida. Pada gambar di atas, kami menggunakan ilustrasi di
mana semua bagian benda tercelup dalam fluida (air). Apabila benda yang dimasukkan
ke dalam fluida, terapung, di mana bagian benda yang tercelup hanya sebagian maka
volume fluida yang dipindahkan = volume bagian benda yang tercelup dalam fluida
tersebut. Tidak peduli apapun benda dan bagaimana bentuk benda tersebut, semuanya
akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah karya Archimedes (287-212 SM) yang
saat ini diwariskan kepada kita dan lebih dikenal dengan julukan Hukum Archimedes.
Hukum Archimedes menyatakan bahwa : Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya
atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya apung)
pada benda, dimana besarnya gaya ke atas(gaya apung) sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan.

b. Hubungan Massa Benda dengan Jenis Benda
Untuk benda yang tercelup seluruhnya dapat menggunakan rumus yang
berkaitan dengan perbandingan massa jenis benda dengan massa jenis fluida (rb/rf). Jika
benda tercelup seluruhnya dalam fluida maka volume benda yang tercelup dalam fluida
sama dengna volume benda, (Vbf = Vb) hingga dari persamaan apunng yang diperoleh :
Berat benda w dapat dinyatakan dalam volume benda Vb
c. Mengapung,Tenggelam, dan Melayang
1) Mengapung
Jika sebuah balok kayu dicelupkan seluruhnya ke dalam air, gaya apung pada
balok lebih besar dari berat balok (Fa>w). Jika balok bebas (tidak ditahan)maka balok
akan bergerak ke atas sampai gaya apun Fa sama dengna berat balok w. Pada saat itu
sebagian balok muncul ke permukaan air.
Persamaan untuk lebih dari satu massa jenis yaitu :
Ket.
b= massa jenis benda (kg/m3)
f= massa jenis fluida (kg/m3)
Vf= volume benda yang tercelup di dalam zat cair (m3)
Vb= volume benda seluruhnya (m3)
Untuk kasus mengapung, masa jenis rata-rata lebih kecil dari pada massa jenis fluida :
pb<pf

Contoh penerapannya dalam kehidupan sehri-hari:
Jembatan ponton dibuat dari drum-drum berongga yang dijajarkan melintang
aliran sungai. Jembatan ponton dibuat dengan memanfaatkan hukum Archimedes.
Volume air yang dipindahkan menghasilkan gaya apung yang mampu menahan berat
drum dan benda-benda yang melintas diatasnya. Setiap drum penyusun jembatan harus
tertutup agar air tidak dapat masuk kedalamnya.

2) Tenggelam
Peristiwa tenggelam terjadi karena gaya apung lebih kecil dari pada berat benda
(Fa<w). Tetapi volume cairan yang dipindahkan benda sama dengna volume benda itu
sendiri(Vbf = Vb), maka turunan untuk jenis benda lebih besar dari pada massa jenis
fluida :
W benda > Fa
Mb . g > mf . g
(Vb . b ) . g > (Vf. f) . g
b Vb > f Vf
b > f

3) Melayang
Benda dikatakan melayang bila benda tersebut terletak di tengah fluida, tidak
muncul di permukaan fluida dan tidak di dasar wadah fluida. Hal ini terjadi karena berat
benda sama dengan gaya tekan ke atas dan volume yang tercelup sama dengan volume
zat cair yang dipindahkan.
W benda = Fa
mb . g = mf . g
(Vb . b ) . g = (Vf. f) . g
b Vb = f Vf
b = f

Contoh penerapan mengapung, melayang, dan tenggelam dalam kehidupan sehari-hari:
Kapal selam dapat diposisikan mengapung, melayang, dan tenggelam di dalam
air laut. Bentuk badan kapal selam dirancang agar dapat melayang, mengapung, dan
tenggelam dalam air. Selain itu, dirancang untuk menahan tekanan air dikedalaman laut.
Badan kapal selam diberi rongga udara yang berfungsi sebagai tempat masuk dan
keluarnya air atau udara. Rongga udara terletak di lambing kapal. Rongga tersebut
dilengkapi dengan katup bagian atas dan bawahnya.
Ketika rongga terisi udara, volume air yang dipindahkan sama dengan berat
kapal, kapal selam mengapung. Ketika rongga katup atas dan bawah pada rongga kapal
dibuka, udara dalam rongga keluar atau air masuk mengisi rongga tersebut. Akibatnya,
kapal selam mulai tenggelam. Katup akan ditutup jika kapal selam telah mencapai
kedalaman yang diinginkan. Dalam keadaan tersebut, kapal selam dalam keadaan
melayang. Jika katup udara pada rongga dibuka kembali, volume air dalam rongga akan
bertambah sehingga kapal selam akan tenggelam.
Jika kapal selam akan muncul ke permukaan dari keadaan tenggelam, air dalam
rongga dipompa keluar sehingga rongga hanya terisi udara. Dengan demikian, kapal
selam mengalami gaya apung sama dengan berat kapal selam. Akibatnya, kapal selam
akan naik ke permukaan dan mengapung.

Anda mungkin juga menyukai