Anda di halaman 1dari 3

Tugas Aspek Hukum Pembangunan

Fadhil Akbar
21010111140242




Dalam kasus diatas jelas bahwa kesalahan bukan hanya pada perencana dan pelaksana
tapi juga melibatkan pengawas, sesuai UU Jasa konstruksi no 18 tahun 1999 pasal 9 yang
menerangkan bahwa perencana, pelaksana, pengawas dan tenaga ahli harus memiliki
sertifikat keahlian kerja guna menjadi garansi atau pertimbangan pengguna jasa bahwa
kontraktor yang ditunjuk memiliki keahlian yang mumpuni untuk mengerjakan proyek
tersebut dan bertanggung jawab sesuai yang dicantumkan dalam pasal 11 UU Jasa
Konstruksi.
Apa yang dilakukan oleh Komisi IV DPRD kota Solo selaku pengguna jasa sudah
tepat karena jelas tercantum dalam UU Jasa konstruksi pasal 18 dan 22 yang menerangkan
bahwa pengguna jasa wajib mengeluarkan dokumen-dokumen lengkap yang berfungsi untuk
mengikat hubungan kerja secara hukum.
Dalam kontrak kerja juga dicantumkan hal-hal yang diterangkan seperti pasal 22 ayat
2 yakni:
a. Para pihak, yang memuat secara jelas identitas para pihak;
b. Rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup
kerja, nilai pekerjaan, dan batasan waktu Pelaksanaan;
c. Masa pertanggungan dan atau pemeliharnan, yang memuat tentang jangka waktu
pertanggungan dan atau pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab penyedia
jasa;
d. Tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan kualifikasi
tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi;
e. Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk memperoleh hasil
pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi ketentuan yang
diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan
jasa serta kewajibannya melaksanakan pekerjaan konstruksi;
f. Cara Pembayaran, yang memuat ketentuan tentang kewaJiban pengguna jasa
dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan konstruksi;
g. Cidera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah
satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan;
h. Penyelesaian Perselisihan, yang memuat ketentuan tentang tata cara penyelesaian
perselisihan akibat ketidaksepakatan;
i. Pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat ketentuan tentang pemutusan
kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban
salah satu pihak;
j. Keadaan memaksa (force majeure}, yang memuat ketentuan tentang kejadian
yang timbul di luar kemanan dan kemampuan para pihak, yang menimbulkan
kerugian bagi salah satu pihak;
k. Kegagalan Bangunan, yang memuat ketentuan tentang kewajiban penyedia jasa
dan/atau pengguna jasa atas kegagalan bangunan;
l. Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak
dalam Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan sosial;
m. Aspek Lingkungan, yang memuat kewajiban para pihak dalam pemenuhan
ketentuan tentang lingkungan.

Dari paparan pasal 22 ayat 2 sudah di jelaskan dengan jelas pada poin i pemutusan
kontrak biasa dilakukan apabila tidak terpenuhinya kewajiban penyedia jasa sehingga
bangunan mengalami kegagalan konstruksi. Dalam pasal 22 juga dijelaskan pengaturan
peyusunan dokumen kontrak. Selain itu kegagalan bangunan juga di jelaskan dalam pasal 25
dan 26 yang dalam kondisi ini CV Indah Harum harus bertanggung jawab sesuai bidang
profesi serta membayar ganti rugi sesuai besar yang telah disepakati sebelumnya.
Selain itu dikatakan pula dalam berita tersebut Gapensi harus meningkatkan
pengawasan, dalam hal ini Gapensi tidak perlu melakukan pengawasan terhadap kontraktor
atau penyedia jasa tapi lebih kepada pengeluaran sertifikasi keahlian kerja harus diperbaiki
oleh Gapensi kara jelas tugas Gapensi sebagai forum pengusaha konstruksi tertera dalam
pasal 33 ayat 2 yang berisi :


(2) Tugas lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:
a. melakukan atau mendorong penelitian dan pengembangan jasa konstruksi;
b. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan jasa konstruksi;
c. melakukan registrasi tenaga kerja konstruksi, yang meliputi klasifikasi, kualifikasi
dan sertifikasi keterampilan dan keahlian kerja;
d. melakukan registrasi badan usaha jasa konstruksi
e. mendorong dan meningkatkan peran arbitrase, mediasi, dan penilai ahli di bidang jasa
konstruksi.

Dalam penyelesaian masalah ini pihak komisi IV DPRD solo tidak melakukan
penyelesaian masalah melalui pengadilan kara jelas tertera dalam pasal 37 menjelaskan
bahwa jika terjadi kegagalan bangunan tidak perlu melalui sidang. Sanksi yang diterima CV
Indah Harum tertera pada pasal 41 hingga 43 yang menjelaskan tentang sanksi-sanksi
pelanggaran UU Jasa Konstruksi. Selain sanksi, CV Indah Permai juga di wajibkan
membayar lebih dari Rp 20 juta sudah dibayarkan. Uang jaminan sebesar Rp 101,6 juta juga
sudah kembali ke kas daerah solo.

Anda mungkin juga menyukai