Anda di halaman 1dari 4

Seiring dengan berjalannya waktu, dunia teknologi dan ilmu pengetahuan juga semakin berkembang.

Belakangan ini, pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan mulai dikembangkan. Berbagai macam
penelitian dilakukan untuk menemukan sumber energi baru dalam rangka mengurangi tingkat
ketergantungan terhadap sumber energi fosil. Akhirnya, para ilmuwan menemukan sumber energi
terbaru dari sel makhluk hidup. Mari kita lihat beberapa contoh sumber energi terbaru tersebut.
Virus sebagai tenaga pembangkit listrik
Tahukah kalian apa itu virus ? Virus adalah parasit berukuran
mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
merupakan parasit yang bersifat obligat, hal tersebut disebabkan
karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena
virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi
sendiri. Virus terdiri dari sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau
RNA) yang dilindungi oleh protein, lipid, dan glikoprotein.
http://galanx-ragalofo.blogspot.com

Sebuah tim peneliti di University of California, Berkeley menggunakan virus yang dikenal sebagai
bakteriofag M13 untuk menggantikan unsur-unsur beracun yang digunakan untuk mengisi
ponsel. Virus memiliki suatu properti yang dikenal dengan piezoelektrik, dimana berfungsi untuk
menerjemahkan energe mekanik menjadi energi listrik. Saat ini, sebagian besar mikrofon ponsel
menggunakan piezoelektrik karena saat menggunakan mikrofon tersebut untuk telepon, terjadi
konversi energi dari gelombang suara menjadi output listrik yang dapat disalurkan dan
kemudian dapat dikonversi kembali menjadi gelombang suara di ponsel lawan bicara kita.
Saat ini, komponen piezoelektrik yang digunakan mikrofon ponsel terbuat dari bahan logam
beracun, seperti timbal dan kadmium. Hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan lagi, karena
bakteriofag M13 dapat menjadi sumber energi piezoelektrik yang sempurna, karena virus ini
tidak berbahaya bagi manusia. DImana, untuk membuat nya juga cukup mudah dan murah,
karena bakteriofag M13 ini berjumlah triliunan dari sebuah tabung yang berisi bakteri terinfeksi.

Bakteri Geobacter metallireducens, penghasil listrik


Bakteri Geobacter metallireducens merupakan mikroba yang
dapat berfungsi sebagai penghasil tenaga listrik. Bakteri
Geobacter metallireducens adalah sebuah bakteri yang
diklasifikasikan dalam genus proteobacteri dan bakteri yang
tergolong anaerob karena bakteri ini hidup di tempat yang
tidak terdapat oksigen. Bakteri ini dinobatkan sebagai mikroba
pertama yang ditemukan memiliki kemampuan untuk
mengoksidasi senyawa organik dan logam mejadi karbon
dioksida yang ramah lingkungan, juga menghasilkan energi
listrik.

http://funbiologyfun.wordpress.com

Sebelumnya, penemuan ini berawal dari ditemukannya Microba Fuel Cell (MFC) yang merupakan
perangkat penghasil tenaga listrik yang berasal dari olahan sampah limbah rumah tangga. Dengan
penambahan bakteri Geobacter, MFC bekerja dengan cara memecah sampah organik tersebut dan
mengkonversi energi yang berasal dari ikatan kimia menjadi listrik dan hidrogen. Listrik tersebut
kemudian dapat digunakan dalam pemenuhan energi listrik skala rumah tangga.
Lalu berdasarkan penelitian, dalam sebuah percobaan oksidasi besi tertentu, enzim khusus yang
dinamakan cytochromes digunakan untuk memungkinkan transfer elektron secara langsung melewati
membran sel mikroba Geobacter tersebut. Enzimcytochromes yang digunakan menjadi sebuah kunci
keberhasilan, karena dapat meningkatkan transfer electron sehingga menciptakan energi listrik yang
lebih besar.
Alga sebagai bahan bakar baru
Alga biasanya dikenal sebagai parasit dan penyebab
polusi perairan karena fenomena algal blooming
(pesatnya pertumbuhan alga di perairan, sehingga
mengakibatkan permukaan air menjadi berwarna hijau).
Tetapi, tahukah kalian bahwa tidak semua alga
merugikan manusia ? Ternyata, alga juga dapat
bermanfaat sebagai algae fuel (bahan bakar yang berasal
dari alga), juga sebagai bioetanol. Bahkan, algae fuel ini
berpotensi menjadi sumber energi terbarukan yang akan
digunakan secara komersil di masa depan.

http://www.adalgaltech.com

Di Indonesia sendiri, budidaya alga akan cukup mudah dilakukan, karena perairan lautnya lebih
luas dari daratan, dimana budidaya algae secara ekstensif di laut akan lebih murah dibanding di
darat. Sayanganya, komoditas hebat ini tidak terlalu dikembangkan di Indonesia, yang cukup
gencar dikembangkan justru tanaman jarak, yang produktivitasnya rendah. Padahal alga ini
sangat mungkin menjadi pengganti BBM di masa depan, karena Indonesia dengan laut tropisnya
yang luas sangat berpotensi memproduksi BBM dari alga.

Alga sebagai Biodiesel


Alga memiliki kandungan lipid dalam tubuhnya, dan juga menghasilkan cairan lipid yang
dikeluarkan dari tubuhnya. Kandungan lipid dalam alga bisa mencapai 60 persen dari berat
kering alga tanpa air. Lipid inilah, yang kemudian akan diolah
menjadi biodiesel. Lalu, mengapa algae fuel belum digunakan
secara komersil ? Hal ini disebabkan beberapa hal, seperti
pandangan masyarakat mengenai biodiesel (contohnya, mesin
memerlukan waktu yang cukup lama untuk beradaptasi dengan
diesel yang berasal bukan dari bahan bakar fosil), algae fuel
memerlukan dana awal yang cukup besar untuk proses
pengembang biakan hingga pembentukan lipid, juga proses
panen alga yang terkadang menjadi halangan.
www.technologyreview.com
Alga sebagai Bioetanol
Selain sebagai biodiesel, alga juga dapat berfungsi sebagai
bahan bakar alternatif berupa bioetanol yang murah. Proses
pembuatan bioetanol alga ini bermula dari pengeringan dryalgae
yang dicampur air dengan perbandingan 1: 15,
dihancurkan, lalu dipanaskan atau proses hidrolisis sekitar dua
jam dan didinginkan dalam suhu hingga 4 derajat Celcius.
Kemudian, dilakukan proses fermentasi dengan dikatalis enzim
-amilase. Hasil akhir dari fermentasi ini adalah 20-30% bioetanol.

www.syracuse.com

Pengunaan alga sebagai bahan etanol akan lebih unggul dibanding bahan etanol yang terbuat
dari bahan lainnya seperti singkong, ubi, atau jagung. Hal ini disebabkan pemilihan bioetanol
dari singkong, ubi, dan jagung sebagai bahan etanol akan mengganggu pola konsumsi
masyarakat, sedangkan alga yang kurang bernilai ekonomi dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar dalam bentuk bioetanol.
Nah, itulah beberapa contoh sumber energi terbaru yang berasal dari sel makhluk hidup. Seiring dengan
berkembangnya zaman dan teknologi, bukanlah hal yang mustahil jika suatu saat kita tidak lagi
bergantung pada sumber energi yang berasal dari fossil, melainkan kita akan menggunakan sumber
energi yang berasal dari sel makhluk hidup.

Referensi :
http://mylinekerr.blogspot.com/2012/11/virus-terobosan-terbaru-sebagai-tenaga.html
http://www.alpensteel.com/article/51-113-energi-lain-lain/4398--bakteri-geobacter-metallireducensdapat-hasilkan-listrik-.html
http://green.kompasiana.com/polusi/2012/07/25/mengenal-algae-fuel-%E2%80%9Csikecil%E2%80%9D-yang-bisa-menghasilkan-bahan-bakar/
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1152963090
http://www.tempo.co/read/news/2011/02/14/061313313/Ganggang-Bisa-Jadi-Bahan-Bakar-Baru
http://otomotif.kompas.com/read/2010/05/12/11170456/Ganggang.Air.Bisa.Dijadikan.Bioetanol
Gambar :
http://galanx-ragalofo.blogspot.com/2012/09/virus-dengan-penyakitnya_28.html
http://funbiologyfun.wordpress.com/2011/10/24/bakteri-geobacter/
http://www.adalgaltech.com/index.html
http://www.technologyreview.com/news/413325/a-new-processing-scheme-for-algae-biofuels/
http://www.syracuse.com/news/index.ssf/2009/03/biofuels.html

Anda mungkin juga menyukai