Anda di halaman 1dari 12

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2012

Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada dasarnya tujuan dan hakikat pembangunan nasional itu sama yaitu untuk menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur , Tujuan negara kita sebenarnya sudah teracantum dalam
pembukaan UUD 1945 yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Dan untuk mencapai sasaran itu, pemerintah memiliki program pembangunan nasional. Yang
kita kenal dengan istilah Rencana Kerja Pemerintah tahunan (RKP), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM), Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dengan berbagai fungsinya dan
diselenggarakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satu program pembangunan yang
dilakukan baik dan pemerintah, swasta maupun masyarakat adalah pembangunan sektor Sanitasi.
Persoalan Sanitasi merupakan isu nasional yang tidak hanya dialami oleh sebagian besar Wilayah
Timur Indonesia dan daerah perdesaan, akan tetapi juga dialami oleh daerah perkotaan .
Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat
dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu faktor bagi
menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Terkait dengan hal ini, Indonesia termasuk salah
satu negara dengan tingkat kepemilikan sistem jaringan air limbah (sewerage) terendah di Asia.
Kurang dari 10 kota di Indonesia memiliki sistem jaringan air limbah dengan tingkat pelayanan
sekitar 1,3% dari keseluruhan jumlah populasi. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah
untuk mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015.
Pelaksanaan pembangunan sektor Sanitasi di Kabupaten Musi Banyuasin selama ini sudah berjalan
cukup baik, namun pelaksanaannya masih belum terkoordinir dengan baik dan masih dilaksanakan
oleh masing-masing Satuan Kerja yang berhubungan dengan kegiatan ini (Parsial), begitu juga peran
serta dari masyarakat dirasakan masih kurang.

Page 1

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2012


Pendahuluan

Rendahnya kepedulian masyarakat dan keterlibatan pemerintah dalam menyikapi penyehatan


lingkungan guna mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan pelayanan
penyehatan lingkungan. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Keadaan ini tercermin dari perilaku masyarakat yang hingga
sekarang
masih banyak yang menggunakan air untuk keperluan rumah tangga tidak memenuhi syarat
kesehatan, buang air besar dan sampah rumah tangga di sungai . Apabila keadaan ini tidak cepat
diatasi akan berdampak besar terhadap kesehatan masyarakat, seperti meningkatnya kasus penyakit
menular, diantaranya penyakit diare, typus, disentry dan penyakit kulit serta penyakit lainnya yang
berhubungan dengan rendahnya kualitas lingkungan hidup manusia.
Berdasarkan kondisi tersebut maka pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai kewajiban
untuk mengambil suatu kebijakan yang lebih konkrit dengan memberikan perhatian ekstra terhadap
pembangunan sector sanitasi. Perhatian dan prioritas terhadap sektor sanitasi ini bukanlah merupakan
kebijakan yang berdiri sendiri, karena kebijakan ini selaras dengan beberapa kebijakan serupa, baik
ditingkat nasional maupun internasional. Selaras dengan kebijakan internasional karena kebijakan
prioritas Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sesuai dengan ratifikasi Milenium Development Goals
(MDGs) yang dihasilkan pada Johanesburg Summit pada tahun 2002, dengan salah satu
kesepakatannya adalah mengurangi separuh penduduk yang tidak mendapatkan akses air minum
yang sehat serta penanganan sanitasi dasar pada tahun 2015. Selaras dengan kebijakan nasional,
karena kebijakan prioritas terhadap sektor sanitasi yang diambil Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin ini juga sesuai dengan amanat pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa sektor AMPL merupakan salah satu urusan
wajib daerah, juga menjadi salah satu target dalam visi misi PERMATA MUBA 2017, terutama pada
misi 3 tentang peningkatan pemerataan pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan dan
berwawasan lingkungan Sub-Bidang peningkatan pelayanan pemenuhan dasar manusia (KDM) di
setiap wilayah,terutama air bersih dan sanitasi.
Langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dalam

pembangunan

kondisi

sanitasi secara
menyeluruh dimulai dengan pembentukan Tim Pokja AMPL berdasarkan Keputusan
Bupati Kabupaten Musi Banyuasin tanggal 13 Januari 2011 Nomor 149 Tahun 2011 tentang
Pembentukan

Page 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2012


Pendahuluan

Tim Koordinasi, Tim Pelaksana dan Sekretariat Pokja AMPL, Keputusan Bupati ini memuat tugas
dan kewajiban baik tim pengarah maupun tim pelaksananya.
Dalam menjalankan tugasnya, tim pelaksana melakukan pertemuan rutin untuk mengumpulkan,
mengkaji serta menganalisa data dalam rangka memetakan kondisi sanitasi Kabupaten Musi
Banyuasin.
Telah disepakati sebelumnya terdapat tim teknis yang bertanggung jawab untuk menindaklanjuti
data-data yang tersaji. Hasil pengumpulan, kajian dan analisa data tersebut disajikan dalam sebuah
dokumen yang disebut sebagai Sanitation White Book atau Buku Putih Sanitasi.
Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang berisi hasil pengkajian dan pemetaan kondisi
sanitasi yang merupakan informasi awal bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) jangka
menengah. Pada masa yang akan datang laporan dalam buku putih ini akan diperbaharui
sebelum suatu SSK yang baru akan disusun. Hal ini berarti bahwa buku putih ini akan mengikuti
kemajuan rencana-rencana dalam hal pengembangan sanitasi kabupaten.
Pada Penyajian awal Buku Putih sanitasi memuat priority setting dari hasil pengolahan database
sehingga terpilih lokasi-lokasi yang terindikasi rawan sanitasi untuk ditangani dalam percepatan
pembangunan pelayanan sanitasi di wilayah tersebut. Penyajian akhir Buku Putih sanitasi tersedia
setelah

dilaksanakannya Participatory Sanitation Assesment (PSA) survey,

dan kegiatan

pengumpulan data tambahan dan ini merupakan dasar bagi penyusunan Strategi sanitasi Kabupaten
(SSK).
1.2.

LANDASAN GERAK

1.2.1 DEFINISI DAN RUANG LINGKUP SANITASI


Definisi dan ruang lingkup sanitasi (mengacu kepada buku referensi opsi system dan teknologi
sanitasi TTPS,2010 ) Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha pembuangan tinja, endapan air
limbah (sullage) dan limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat
lingkungan hidup di rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat.
Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut:

Page 3

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2012


Pendahuluan

1.

Blackwater adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.

2.

Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari
kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci. Penanganan Air Limbah Rumah
Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik) dengan sistem :
a.

Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah


dalam penanganan limbah rumah tangga.

b.

Pengelolaan Of Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan


secara terpusat.

3.

Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan
oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain
sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA).

4.

Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor


air kota dan memutuskan air permukaan.

5.

Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah kota tegal untuk menyediakan air bersih
bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air
permukaan maupun sumur dalam.

1.2.2

LINGKUP WILAYAH
Wilayah kajian mencakup seluruh wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, dengan sasaran
utama adalah kawasan Perkotaan sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah (RT/RW) Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2011-2031 yang meliputi :
Kecamatan Sanga Desa, Kecamatan Babat Toman, Kecamatan Batanghari Leko,
Kecamatan Lawang wetan, Kecamatan Sungai Keruh, Kecamatan Lais, Kecamatan
Sekayu, Kecamatan, Sungai Lilin,Kecamatan keluang, Kecamatan Babat

Supat

,Kecamatan Bayung Lincir, Kecamatan Lalan,Kecamatan Tungkal Jaya dan Kecamatan


Plakat Tinggi

Page 4

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2012


Pendahuluan

1.2.3

VISI DAN MISI KABUPTAEN


A. VISI kabupaten Musi Banyuasin

PERMATA MUBA 2017


PENGUATAN EKONOMI

KERAKYATAN, RELIGIUS,

MANDIRI DAN TERDEPAN, MAJU BERSAMA 2017


B.

MISI Kabupaten Musi Banyuasin


a. Memperkuat Ekonomi rakyat Berbasis Sumber Daya dan Kearifan Lokal
Yang Mandiri, Berdaya Saing dan Religius
b. Mengembangkan Pusat-Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Industri Kreatif
yang Didukung Teknologi Informasi dan Komunikasi
c. Meningkatkan Pemerataan Pembangunan Berkelanjutan yang Berkeadilan
dan Berwawasan Lingkungan
d. Mengembangkan Sumberdaya Insani Berkualitas dan Lingkungan Sosial
Budaya yang Religius
e. Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Amanah, Bersih, Jujur, Profesional
dan Demokratis.

MISI 1.
Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis sumber daya dan kearifan
lokal yang mandiri, berdaya saing dan religius

Pengembangan kawasan komoditas/sektor unggulan berbasis potensialitas sumberdaya lokal

Meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat menuju optimalisasi sumberdaya


lokal

kemandirian, kewirausahaan yang berkarakter religMengembangkan inovasi berbasis


agribisnis bagi petani dan usaha kecil menengah (UKM)

Mengembangkan investasi dan penguatan UKM dalam bidang agroindustri

Page 5

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2012


Pendahuluan

Pengembangan sumber energi alternatif (microhydro, sollar cell dan bio energy) berbasis
limbah kelapa sawit penyediaan energi listrik

Mengembangkan model kemitraan perusahaan besar dengan UKM di pedesaan menuju religi

MISI II.
Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan dan pelayanan industri

kreatif

yang didukung teknologi informasi dan Komunikasi

Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri dan ekonomi kreatif dalam membangun


sentra bisnis KUKM, Kampung seni/Kerajinan, Klaster Agribisnis/Agroindustri dan pusat
inovasi/promosi sumberdaya lokal
Menumbuhkan pusat pelayanan Komunikasi, Informasi dan edukasi (KIE) dalam
meningkatkan hubungan spatial (antar wilayah/ kawasan) dalam aliran input dan
output, antara sentra produksi dan sentra pemasaran

Membangun jaringan informasi dan transportasi dalam meningkatkan/mempercepat


akselerasi transformasi teknologi ke seluruh wilayah pedesaan

Memfasilitasi Penelitian yang meningkatkan nilai tambah dan daya saing Industri Kreatif

MISI III.
Meningkatkan
berkeadilan dan

Pemerataan

pembangunan

berkelanjutan

yang

berwawasan lingkungan

Penurunan indeks kesenjangan antar wilayah melalui akselerasi pengembangan kawasan


agribisnis/agroindustri

Pengembangan jalur dan sarana transportasi dari sentra produksi menuju pusat pertumbuhan
ekonomi tingkat lokal dan regional

Pembangunan dan Pengembangan kawasan kehutanan dan kawasan pertambangan melalui


pendekatan partisipasi masyarakat untuk kesejahteraan yang berwawasan lingkungan (eco
settlement)

Peningkatan partisipasi perempuan menuju keadilan dan kesetaraan gender

Page 6

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2012


Pendahuluan

Percepatan Pemerataan Pembangunan Perdesaan melalui Optimalisasi APBD dan dukungan

dana CSR.
Peningkatan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar manusia (KDM) dis
MISI IV.
Mengembangkan Sumberdaya insani berkualitas dan

lingkungan sosial

budaya yang religius


Pengembangan pendidikan formal dan non formal kejuruan dengan kurikulum berbasis

kompetensi sumberdaya lokal


Peningkatan kualitas pendidikan kewirausahaan kepada generasi muda menuju kemandirian

dan daya saing industri kreatif


Peningkatan dan Pengembangan ketrampilan manajemen bisnis di lingkungan pesantren

menuju pelaku usaha yang religius


Peningkatan pelayanan dan penyediaan bahan pangan yang berkualitas untuk peningkatan

gizi masyarakat
Peningkatan pelayanan dan partisipasi masyarakat dalam perbaikan kualitas lingkungan.

1.3

MAKSUD DAN TUJUAN

bagi dimulainya pekerjaan pengembangan sanitasi yang lebih terintegrasi. Disamping itu,
buku ini juga nantinya dapat menjadi panduan kebijakan kota/daerah dalam kegiatan
pengelolaan sanitasi, termasuk didalamnya adalah penetapan prioritas dalam
pengembangan
sanitasi skala kota yang mencakup strategi sanitasi, rencana tindak serta anggaran perbaikan
maupun peningkatan sanitasi.
1.3.1 Tujuan
Tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin ini adalah merupakan dasar
dan acuan
Dengan adanya Buku Putih Sanitasi ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh Kabupaten

Page 7

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2012


Pendahuluan

Musi Banyuasin adalah sebagai berikut:


1.

Diketahuinya kondisi menyeluruh sanitasi kabupaten saat ini yang menjadi masukan
penting
bagi penyusunan prioritas pembangunan sanitasi. Hal ini dapat dicapai karena Buku
Putih disusun dari kompilasi berbagai data terkait sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin;

2.

Adanya pedoman pelaksanaan pengembangan sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin yang


lebih jelas dan tepat sasaran

3. Buku Putih dapat dijadikan acuan strategi sanitasi kota karena Buku Putih Sanitasi juga
menjadi dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK);
4. Buku Putih dapat dijadikan rekomendasi bagi perencanaan pembangunan daerah
khususnya di bidang sanitasi;
5. Karena Buku Putih memuat strategi pengembangan sanitasi serta prioritas penanganan
sanitasi, maka Buku Putih juga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan
investasi di bidang sanitasi;
6.

Karena Buku Putih memuat kondisi sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin saat ini, maka
dokumen ini
dapat digunakan juga sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana pencapaian
pembangunan di bidang sanitasi.

1.3.2 Sasaran
Sedangkan sasaran dari penyusunan Buku Putih itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Adanya penguatan kapasitas dan penguatan kelembagaan sektor sanitasi kota. Pilihan
metode Strategi Penguatan Kapasitas perlu ditentukan dahulu, dengan tidak melupakan
keistimewaan-keistimewaan aspek sosial budaya, ekonomi dan sebagainya.
2. Adanya kegiatan monitoring dan evaluasi dalam implementasi program sehingga strategi
monitoring & evaluasi yang tepat perlu diolah dengan matang.
3. Adanya pengkajian sektor sanitasi yang lebih dalam, pengembangan kapasitas pembuat

Page 8

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2012


Pendahuluan

kebijakan

dan stakeholders, perkuatan kebijakan dan

kerangka peraturan,

pengembangan kerangka kelembagaan pada tingkat nasional pengembangan dan


penyebarluasan strategi atau rencana tindak serta pedoman bagi pemerintah daerah.

1.4

METODOLOGI

Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh,
beberapa hal penting berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini
secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber Data
a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, baik langsung maupun tidak langsung, yaitu
data primer dan sekunder, proposal, laporan, foto, rencana strategis dan peta.
b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas SKPD
terkait untuk klarifikasi data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat.
c. Hasil studi terkait dengan sanitasi dari berbagai organisasi non-pemerintah.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan proses seleksi dan kompilasi data primer dan
sekunder. Teknik kajian dokumen dipergunakan oleh tim untuk mengkaji data yang
tersedia.Banyaknya dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai
apa yang terjadi di masa lampau yang erat kaitanya dengan kondisi yang terjadi pada masa
kini .
1.5

PERATURAN HUKUM DAN KAITANNYA DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAIN

Kegiatan pengembangan sanitasi di Kabupaten Musi Banyuasin didasarkan pada peraturan dan

Page 9

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2012


Pendahuluan

produk Hukum yang meliputi :


Undang-Undang
1.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene

2.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan


Pemukiman

3.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.

4.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

5.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air

6.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

7.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan


Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah.

8.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


1.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan


Air.

2.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian


Pencemaran Air

3.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.

4.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis


Mengenai Dampak Lingkungan.

5.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Peraturan Presiden Republik Indonesia


1.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor ... Tahun 2011 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panang Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2010-2014

Page
10

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2012


Pendahuluan

Keputusan Presiden Republik Indonesia


1.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan


Pengendalian Dampak Lingkungan.

2.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air.

3.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air

Keputusan Menteri
1.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995


tentang Program Kali Bersih.

2.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang
Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL

3.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003
tentang Baku Mutu air Limbah Domestik.

Keputusan Menteri
1.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004


tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA)

Peraturan Bupati Kabupaten Musi Banyuasin


1.

Peraturan Bupati Kabupaten

Musi Banyuasin Nomor 149

Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Tim koordinasi ,Tim pelaksana dan Sekretariat Pokja Air minum dan
penyehatan lingkungan berbasis masyarakat ( AMPL BM ) Kabupaten Musi Banyuasin

Page
11

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2012


Pendahuluan

Page
12

Anda mungkin juga menyukai