Anda di halaman 1dari 7

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah
: SMA N 42 Jakarta
Kelas/Semester
: XI/1
Pertemuan ke:1
Mata Pelajaran/ Materi
: Biologi/Sistem Gerak
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
==================================================================
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan,
organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan
sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.2 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan
peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.3 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja
saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan
mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan
fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan,
percobaan, dan simulasi
4.5 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan gerak yang
menyebabkan gangguan sistem gerak manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
C. Indikator
3.5.1 Mengidentifikasi jenis-jenis tulang penyusun rangka manusia dengan menggunakan
torso/kerangka manusia
3.5.2 Menjelaskan fungsi rangka pada manusia.
3.5.3 Menganalisa struktur penyususun tulang berdasarkan hasil percobaan.
3.5.4 Membandingkan struktur tulang rawan dengan tulang keras.
3.5.5 Mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi)
3.5.6 Mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang dengan fakta-fakta dalam
kehidupan.
3.5.7 Menjelaskan mekanisme kerja otot.
3.5.8 Menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan sehari-hari.
4.5.1
4.5.2
4.5.3

Mendemonstrasikan berbagai gerakan persendian, gerakan sinergis, dan antagoni


Menggunakan media presentasi untuk menyampaikan data hasil analisis gangguan sistem
gerak.
Melakukan pengamatan struktur tulang keras, /kontraksi otot pada katak

D. Tujuan
Afektif
Peserta didik dapat:
1. Mengubah sikap untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses dalam sistem gerak
2. Menunjukkan prilaku peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan tentang sistem
gerak di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
Kognitif
Peserta didik dapat:
1. Mengidentifikasi jenis-jenis tulang penyusun rangka manusia dengan menggunakan
torso/kerangka manusia
2. Menjelaskan fungsi rangka pada manusia.
3. Menganalisa struktur penyususun tulang berdasarkan hasil percobaan.
4. Membandingkan struktur tulang rawan dengan tulang keras.
5. Mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi)
6. Mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang dengan fakta-fakta dalam
kehidupan.
7. Menjelaskan mekanisme kerja otot.
8. Menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan sehari-hari.
Psikomotorik:
Peserta didik dapat:
1. Mendemonstrasikan berbagai gerakan persendian, gerakan sinergis, dan antagonis
2. Menggunakan media presentasi untuk menyampaikan data hasil analisis gangguan sistem gerak.
3. Melakukan pengamatan struktur tulang keras, /kontraksi otot pada katak
E. Materi

Tanpa tulang dan otot, manusia tidak dapat bergerak. Sebab, tulang merupakan alat
gerak pasif, dan otot merupakan alat gerak aktif. Kerja sama tulang dan otot menghasilkan
gerakan tubuh.
1. Rangka
Tulang-tulang yang bergabung menjadi satu kasatuan disebut rangka atau skeleton.
Berdasarkan letaknya skeleton dibedakan menjadi 2 jenis :
a. Eksoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di luar tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat
hampir di semua jenis Invertebarta tingkat rendah kecuali Protozoa, Invertebrata tingkat tinggi
kecuali Phyllum Mollusca, Class Chepalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
b. Endoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat
pada seluruh Vertebrata, Class Pisces, Amphia, Reptilia, Aves dan Mammalia (PARAM) kecuali
Reptilia jenis Kura-kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada hewan Invertebrata Phyllum
Mollusca, Class Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
Fungsi rangka :
1. Memberikan bentuk tubuh makhluk hidup.
2. Melindungi organ-organ tubuh yang vital.
3. Menahan dan menegakkan tubuh.
4. Tempat pembentukan sel darah.
5. Tempat perlekatan otot.
6. Tempat penimbunan/penyimpanan zat kapur.
7. Sebagai alat gerak pasif.
2. Macam-macam rangka
Secara umum, rangka tubuh manusia dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
rangka/skeleton aksial dan rangka/skeleton apendikuler.
a. Rangka aksial
Rangka aksial merupakan jenis rangka yang tidak langsung terkait dengan sistem gerak.
Karena itu, tugasnya adalah melindungi organ-organ yang berada di dalam tubuh, seperti
otak, jantuk, paru-paru dan organ lainnya.
Rangka aksial terdiri dari :

1) Tengkorak
a) Tempurung Kepala (cranium)
1 tulang dahi ( os. frontale )
tulang ubun ubun ( os. parietale )
1 tulang kepala belakang ( os. occipitale )
tulang baji ( os. sphenoidale )
2 tulang tapis ( os. ethmoidale )
2 tulang pelipis ( os. temporale ).
b) Bagian Wajah :
2 tulang rahang atas ( os. maxilla )
2 tulang rahang bawah ( os. mandibula )
2 tulang pipi ( os. zigomaticum )
2 tulang langit langit ( os. pallatum )
2 tulang hidung ( os. nasale )
2 tulang air mata ( os. lacrimale )
1 tulang lidah ( os. hyoideum )
2) Tulang Belakang (os. Vertebrae)
7 ruas tulang leher (os. Vertebrae cervicale)
12 ruas tulang punggung (os. Vertebrae thoracalis)
5 ruas tulang pinggang (os. Vertebrae lumbalis)
5 ruas tulang kelangkang (os. Vertebrae sacrum)
4 ruas tulang ekor (os. Vertebrae cocigeus)
3) Tulang Dada
Tulang Hulu ( os. Manubrium sterni )
Tulang Badan ( os. Corpus sterni )
Tulang Taju Pedang ( os. Processus xyphoideus )
4) Tulang Rusuk
7 pasang tulang rusuk sejati ( os. Costa vera )
3 pasang tulang rusuk palsu ( os. Costa spuria )
2 pasang tulang rusuk melayang ( os. Costa fluctuantes
b. Rangka Apendikular
Rangka apendikular adalah rangka yang berkaitan langsung dengan sistem gerak. Terdiri
dari:
1) Tulang anggota gerak atas
a) Tulang bahu (os. Pectoralis)
Tulang selangka (os. Clavicula)
Tulang Belikat (os. Scapula)
b) Tulang lengan atas
c) Tulang Lengan Bawah
Tulang hasta (os. Ulna)
Tulang Pengumpil (os. Radius)
Tulang Pergelangan tangan (os. Carpal)
Tulang telapak tangan (os. Metacarpal)
Ruas jari tangan (os. Falenges)

2) Tulang anggota gerak bawah


a) Tulang Pinggul
Tulang duduk (Os. Iscium)
Tulang Usus (Os. Ilium)
Tulang kemaluan (Os. Pubis)
b) Tulang paha
c) Tulang betis (os. Fibula)
d) Tulang kering (os. Tibia)
e) Tempurung lutut (os. Patella)
f) Tulang telapak kaki (Os. Tarsal)
g) Tulang Telapak (os. Metatarsal)
h) Ruas-rusa jari kaki (os. Falanges)

3. Tulang Penyusun Rangka


Rangka orang dewaa tersusun atas 206 tulang. Sedangkan rangka bayi tersusun atas 340 tulang.
tulang yang menyusun rangka memiliki beberapa bentuk, yaitu:
a. Tulang pipa (tulang panjang)
Tulang ini pada umumnya berbentuk tabung, berongga dan memanjang. Pada kedua
bagian ujungnya terjadi perluasan tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk berhubungan
dengan tulang yang lain. Pada rongga tulang ini berisi sumsum kuning dan lemak.
Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu epifise yaitu bagian dikedua ujung tulang
yang berbentuk bonggol/membulat, kemudian bagian tengah tulang yang disebut diafise.
Daerah antara diafise dengan epifise terdapat cakraepifise a9tepatnya lebih mengarah
pada dekat ujung epifise) yang tersusun dari cartilago yang aktif membelah pada usia
pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah menulang.
Tulang pipa dapat dijumpai pada Os. Humerus, Os. Radius, Os. Ulna, Os. Tibia, Os.
Fibula, ruas-ruas Os. Digiti Phalanges Manus, dll.
b. Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan pendek tidak beraturan atau silinder kecil. Rongga
tulang pendek berisi sumsum merah.
Tulang pendek dapat dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Tarsal, ruasruas Os. Carpal, dl
c. Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng memipih, tipis. Tulang ini tersusun dari 2 buah
lempengan tulang kompak dan tulang spons. Rongga diantara kedua lempengan tulang
tersebut terisi sumsum merah.
Tulang pipih dapat dijumpai pada Os. Costae, Os. Scapula, Os. Sternum, Os. Cranium,
dll.

4. Jenis-jenis Tulang
Tulang dapat dibedakan berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :
a. Tulang rawan/tulang muda/cartilage
Kartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang. Terutama dalam
proses osifikasi/penulangan. kartilago banyak banyak dijumpai pada masa bayi terutama pada
saat proses perkembangan embrio menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus di dominasi oleh
cartilago. Seiring dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki usia pertumbuhan
serta dewasa, maka cartilage ini akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi tidak semua cartilago
dalam tubuh, masih ada beberapa yang tetap menjadi cartilago. Seperti dijumpai pada
trachea/tenggorokan, daun telinga, hidung bagian ujung, ruas-ruas persendian tulang.
Kartilago tersusun atas matriks kondrin yaitu berupa cairan kental yang banyak
mengandung zat perekat kolagen yang tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/karbonat.
Dengan adanya kondrin ini dapat memberikan sifat lentur pada kartilago. Pada anak-anak
cartilage lebih banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks, sedangkan
pada orang dewasa berkebalikan.
kartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan yang disebut dengan kondrosit.
Tulang rawan berawal dari selaput tulang rawan yang disebut pericondrium. Pericondrium
berfungsi untuk memberikan kebutuhan nutrisi bagi kartilage karena banyak mengandung
pembuluh darah. Dalam pericondrium banyak mengandung condroblast yaitu sel pembentuk
condrosit.
Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya dibedakan menjadi :
1) Cartilago Hialin
Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen yang kaya akan serabut kolagen,
transparan dan halus. Cartilago Hialin bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat
dijumpai pada organ permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi terutama
dinding trachea yang berbentuk cincin.

2) Cartilago Fibrosa/serabut
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa berkas-berkas serabut kolagen.
Cartilago Fibrosa bersifat kurang lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, pada
tulang tempurung lutut (tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.
3) Cartilago Elastin/elastic
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa serabut elastic berwarna kuning yang
bercabang-cabang. Bersifat lentur/elastic dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati bila
manusia beranjak dewasa. Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran eustachius
(pada telinga bagian tengah) dan daun telinga.
b. Tulang keras/tulang sejati/osteon
Osteon berfungsi :
Sebagai penyusun sistem rangka tubuh.
Sebagai pelindung organ-organ yang vital.
Terbentuk melalui proses :
1) Osifikasi
Yaitu proses perubahan tulang rawan/tulang muda menjadi tulang sejati atau tulang keras.
Pada peristiwa ini tulang rawan akan terisi dengan matriks Calcium, protein, sedikit zat
perekat kolagen sehingga akan membuat tulang sejati bersifat kaku/tidak lentur dan membuat
tulang mudah retak atau patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan terisi oleh Calcium
dan fosfor (phosphate), hal inilah yang membuat osteon menjadi keras.
2) Kalsifikasi
Yaitu proses pengisian Calcium Carbonat pada peristiwa osifikasi. Pembentuk sel tulang
sejati disebut osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan dibentuk oleh osteoblast yaitu sel tulang
muda yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak sel-sel tulang. Selaput pelindung
tulang sejati disebut periosteum. Kandungan yang terdapat dalam matriks osteon adalah
Calcium Carbonat atau CaCO3 dan Calcium Phosphat atau Ca3(PO4)2.
Apabila tulang dipotong secara melintang dan dilihat dengan mikroskop akan tampak
gambaran suatu sistem yang disebut sistem Havers/Haversii. Sistem Havers/Haversii yaitu
suatu kesatuan sel-sel tulang dan matriks tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf
yang membentuk suatu sistem.
Di dalam sistem ini terdapat lamella konsentris atau lingkaran-lingkaran yang merupakan
kesatuanpembuluh darah dan sel saraf. Selain itu dalam lamella konsentris terdapat
rongga/cawan tempat sel tulang berada yang disebut lakuna. Jika sel tulang telah mati hanya
akan nampak rongga/lekukannya saja. Antar lakuna dihubungkan dengan saluran kecil
beruapa kanal yang disebut dengan kanalikuli yang berfungsi untuk menyalurkan kebutuhan
nutrisi sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini tersusun dari pembuluh darah dan sel
saraf.
F. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Pendekatan Saintifik
Model Pembelajaran
:Active learning
Metode
: Diskusi, Tanya jawab, ceramah, tugas
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media
: gambar, papan tulis, torso rangka, ppt, video
Alat
: mikroskop, LCD, Laptop
Sumber Pembelajaran
:Buku biologi SMA kelas XI, internet, junqueira(hlm. 255-290),
Campbel Jilid III (hlm. 315-332)
H. Strategi Pembelajaran
Pertemuan 1 @ 2X45 menit
Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi
Waktu

10 menit
Pendahuluan Komunikasi
Doa (Iman dan takwa)
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan mengecek
kehadiran peserta didik.
Apersepsi

Inti

a.

b.

c.

d.

e.

Penutup

Guru meriview kegiatan sebelumnya


Guru meminta siswa untuk menggerak-gerakkan anggota badannya
Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran hari ini
Guru bertanya kepada peserta didik mengapa manusia bisa berdiri,
dan melakukan berbagai aktivitas? Apa yang menyebabkan manusia
dapat bergerak? Apa Fungsi rangka bagi tubuh? (pertanyaan
menuntun)
Guru mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok yang
beranggotakan 4-5
Guru memberikan pertanyaan yang harus didiskusikan oleh setiap
kelompok.
1. Macam-macam rangka
2. Bentuk tulang
3. Jenis tulang
Mengamati
Peserta didik diminta untuk mengamati gambar rangka pada power
point/buku
Menanya
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
mengenai mengenai tugas yang diberikan
Pengumpulan data
Peserta didik menjawab pertanyaan dengan mengumpulkan datadata dari hasil pengamatan dan dari literature yang di bawa.
Mengasosiasikan
Secara berkelompok, peserta didik melakukan diskusi untuk
mengaitkan bentuk dan jenis tulang dengan fungsinya
Menkomunikasikan
Peserta didik dan guru bersama-sama membahas hasil kegiatan
diskusi kelompok
Peserta didik menyusun hasil diskusi dalam bentuk peta konsep.

70 menit

Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan materi yang 10 menit


didapat hari ini.
Guru memberi penghargaan berupa tepuk tangan untuk
mengapresiasi semangat peserta didik dalam kegiatan yang telah
mereka lakukan dan memberi point bagi peserta didik yang aktif
Guru menugaskan peserta didik untuk mempersiapkan diri
menghadapi ulangan materi jaringan pada pertemuan selanjutnya..
Guru meminta peserta didik untuk merapihkan kembali kelas
sebelum keluar kelas.
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan terimakasih atas
kerja sama yang baik dan salam.

Anda mungkin juga menyukai