Anda di halaman 1dari 23

DIGESTIF

ESCHERICIA COLI
-

Gram (-)
Sifat peragian gas pada glukosa dan laktosa
3 macam strain pathogen :

EPEC

ETEC

EIEC

Toksin + daya perlekatan pada epitel mukosa


menembus ke mukosa usus halus
insidens :

< 2 tahun, musim panas

25% di Negara berkembang

stad. karier 1 2 %
Terapi :

Neomysin 50 100 mg/kgBB/hari (5 hari)

Colistin 100.000 unit/kgBB/hari (5 hari)

Entero Pathogenic E. Coli (EPEC)


Dapat menyebabkan epidemic : bayi, umur < 2 thn
1.
watery diarrhea, warna kehijauan
2.
muntah
3.
panas
Masa inkubasi : 6 jam 30 hari
Penularan : air, makanan langsung
Terdapat pada musim panas
2 3 % bayi sehat : EPEC (+) (virulensi kurang)

Entero Toxigenic E. Coli (ETEC)


Membentuk toksin
1.
stabile (tahan panas)
2.
labile (tidak tahan panas)
Sifat = V. Cholera : merangsang enzim Adenil siklase sel mukosa
usus halus tidak menyebabkan kerusakan mikro atau
menembus mukosa usus halus.
diare :

3 5 hari

akut, bisa persisten


Inkubasi : 6 72 jam
nyeri perut
meteorismus
tinja :

volume banyak

frekuensi sering

lendir (+)

tidak berwarna, berbau

lekosit (-)

Entero Invasif E. Coli (EIEC)


Dapat menembus sel mukosa usus besar (kolon) kerusakan
jaringan mukosa
Patogenesis diare mirip Shigella spp. (Bacilary Dysentri Like)
Inkubasi : 6 72 jam
Panas

Nyeri perut / tenesmus


tinja :

volume sedikit

frekuensi sering

lendir (+)

darah (+)

merah kehijauan

lekosit (+)

eritrosit (+)

KHOLERA
ETIOLOGI
Kuman Vibrio Kholera :
Gram negatif, bentuk koma, bakteri non invasif, toksis
enterotoksin
Serotip : Ogawa, Inaba, Hikojima
PATOGENESIS
-

Tertelan bakteri V. Kholera USUS HALUS berkembang

biak enterotoksin berpengaruh pada sel mukosa dan usus


halus merangsang adenilsiklosa yang berpengaruh pada
ATP siklik AMP merubah fungsi epitel keluar air dan
elektrolit >> hipermotilitas usus diare yang hebat
Fungsi absorpsi mukosa tidak terganggu
Penurunan aktivitas enzim disakaridase

PATOFISIOLOGI
Akibat diare akan terjadi :
Gangguan keseimbangan air dan elektrolit
Gangguan gizi
Hipoglikemi
Sebab kematian :
Renjatan hipovolemik terjadinya syok hipovolemik
Gagal jantung karena terjadi syok berulang kali yang
tidak teratasi
Gagal ginjal akut
MANIFESTASI KLINIS
masa inkubasi 6 jam 72 jam (8-48jam)
tempat infeksi : usus halus
diare profus mendadak dehidrasi
tenesmus (-) / rasa nyeri (-)
panas (-)
muntah
tinja air cucuran beras tajin rice water
bau anyir
LABORATORIUM
-

ditanam dalam agar empedu / Gelatin telurit


taurokolat koloni warna jernih berkilat
reaksi aglutinasi dengan anti serum spesifik
mikroskop Fluoresen
Media transport : Cary Blair

Diagnosa

Tinja

Anak

&

Dewasa Penderita

Kholera

(mEq/L)
Na

Cl

Bicarb

(Guttman)

94

32

84

34

(Pierce)

105

26

95

31

Non Kholera

56

25

55

14

12

110

45

Kholera anak

Kholera dewasa 130

PENGOBATAN
Prinsip :
-

memperbaiki dehidrasi dan gangguan elektrolit


memperbaiki asidosis dan renjatan
membunuh kuman : tetrasiklin 30-50 mg/kgBB/hr 5
hari
pemberian makanan oral segera setelah rehidrasi

DEHIDRASI DAN GANGGUAN ELEKTROLIT


-

Ringer Laktat IV jika tidak ada pakai NaCl 0,9%


Dehidrasi berat / syok :
100 mL/kgBB, dibagi sbb : 30 mL/kgBB/-1 jam
kalau masih dehidrasi berat : 30 mL/kgBB/1 jam
70mL/kgBB/3 jam (+) oralit 5mL/kgBB/jam

PENCEGAHAN
-

air bersih
makanan yang tercemar (-)
kontak langsung (-)

Klinis sering ditemukan diare yang cair 1-2 hari I


menggambarkan suatu small bowel dengan distal ke
arah usus besar terjadi ileitis gejala watery
diarrhea, kemudian jadi colitis (tinja darah + mukus)
Shiga Bacillus disentri exotoksin tergolong
neurotoksin
Berdasarkan teori :

Basil disentri menembus epitel sampai ke

SHIGELLA-SHIGELLOSIS

Etiologi :
10 % diare akut pada anak
S. Flexneri : paling sering di Negara berkembang
S. Sonnei : paling sering di Negara maju
S. Dysentriae tipe 1 : epidemi dengan angka kematian
tinggi
S. Boydii : agak jarang

lamina propria
Basil berkembang > toksin-toksin
kerusakan epitel terbentuk ulcus
Patologi Disentri :

Shigella ada 2 bentuk :


bentuk diare (produksi sitotoksin)
bentuk disentri (bentuk invasif)
Bentuk diare :
sembuh spontan
berlangsung terus disentri
Infeksi : sifatnya local, septicemia : jarang!!
Epidemiologi :
-

umur paling sering : 1-4 tahun


ditularkan melalui jalur fekal-oral

Patogenesis :
Disentri : tinja ada darah, mukus dan pus

infeksi lokal terutama USUS BESAR

dapat pula : ileum bagian bawah


mukosa usus menebal, hiperemis, reaksi radang,
edematous terdapat eksudat yang fibrinopurulen
terdapat ulkus dangkal, ukurannya >
ulkus tembus dalam mukosa
kelenjar mesenterium >
perforasi (-)

Manifestasi Klinis :
-

masa tunas : 24-48 jam


panas mendadak tinggi
nyeri perut (kram) + tenesmus dengan prolaps rekti
muntah ()
rangsangan meningeal sering didapatkan
kemudian disusul berak encer tanpa darah 6-12 jam I, 4272 jam sesudah itu terdapat tinja darah + lendir
toxic- encephalitis pada Shiga Bacillus dysentri

kasus berat = sepsis, dehidrasi, diare >, BB


feses : lendir + darah : sering, leukositosis (+)

Komplikasi :

dehidrasi berat
kekurangan gizi
diare persistent
hiponatremia
septicemia
sindroma uremik - hemolitik

2.
3.
4.
5.

Higiene perorangan yang baik : mencuci tangan


sabun
Pembuangan tinja bayi + anak secara higienes
Minum air yang aman diminum
Menyusui, menyapih & keadaan gizi anak yang baik

DD diare berdarah dan lendir :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kampilobacter jejuni
Enteroinvasif E. Coli
Clostridium difisil
Entamoeba Histolitika
Yersinia Enterokolitika
Salmonella Enteritidis

Pengobatan :
1. Memperbaiki cairan dan elektrolit
2. Antibiotik :
Trimetropin (TMP): 10mg/kgBB/hr
Sulfametoksasol (SMX): 50 mg/kgBB/hr
Cotimoxasol dlm 2 do 5 hr
Ampisilin : 50-100 mg/kgBB/hr dlm 4 dosis; 57 hr
3. Pemberian makanan
-

Pencegahan :

MALABSORBSI KBH
KBH dibagi dalam :
1.
Monosakarida

: glukosa, galaktosa, fruktosa

2.
3.

Disakarida
: laktosa, sukrosa/gula
pasir, maltosa
Polisakarida
: glikogen, amilum, tepung
tidak penting
dipecah jadi disakarida
oleh enzim amylase,
kemudian masuk ke
dalam usus halus

Sumber kalori + untuk pertumbuhan laktosa


Disakarida diabsorbsi ke dalam mikrovilli usus halus dan
dipecah jadi monosakarida oleh enzim disakaridase (lactase,
sukrase, maltose)
Enzim-enzim ini terdapat di permukaan mikrovilli usus halus :

Enzim sukrase + maltase dibentuk trimester I


kehamilan, max 28-32 minggu.
Terdapat di pertengahan puncak villi.
Resisten : kerusakan mukosa
Enzim lactase : dibentuk akhir masa gestase

Laktosa dalam ASI

Max : aterm
Mudah rusak

Susu sapi

: 6,8 7,3 gr%


: 4,2 5 gr%

MALABSORPSI KBH :
Aquired Lactase Deficiency ( sekunder)

Congenital Lactase Deficiency (primer)

SEKUNDER :

Gastroenteritis

Kurang kalori protein

Bayi BBLR

Reseksi usus (ileum terminalis)

Terjadi : mukosa rusak epitel brush border depresi enzim


disakaridase
Gastroenteritis : malabsorbsi ok :
Infeksi virus
Bakteri
Investasi parasit
Diare kronik KKP atrofi mukosa usus halus defisiensi
enzim lactase.
KKP atrofi vili usus permukaan usus untuk absorpsi +
enzim disakaridase di brush border < malabsorbsi
Reseksi usus halus stasis dan bakteri tumbuh lampau
kerusakan mukosa usus aktivitas disakaridase < pada brush
border malabsorpsi.
Patofisiologi :
Karbohidrat tidak diserap diare osmotic (diare berair). Oleh
bakteri di colon bentuk gas (abdomen kembung, tinja berbuih,
flatus). Asam organik (laktat) sifat asam. Gula dalam tinja
reduksi (+)

Gambaran Klinik :
diare osmotik / berair, jumlah >, menyemprot, berbuih
bau asam (pH 5,5) - flatus
muntah
- nyeri abdomen
perut kembung
ekskoriasi sekitar anus (eritema natum)
tanda-tanda dehidrasi
gangguan pertumbuhan
Laboratorium :
Clini test (tes reduksi gula) > 0,5% suspect malabs
KBH
DD :

pH tinja : asam (biru merah muda). Kromatografi


gula tinja : menentukan macam gula
Pemeriksaan toleransi gula malabsorpsi : puncak
kurva < 20mg%
Tes pernafasan H
Biopsi usus

Cows

milk

protein

sensitive

enteropathy

(CMPSE)
Terapi :
diit rendah/ bebas KBH (kacang-kacang, sayur)
-

susu (rendah/bebas laktosa). Rendah laktosa : susu

LLM : 0,8%, almiron:1%


ASI

Cairan elektrolit / IUFD

MALABSORBSI LEMAK
-

Gangguan absorbsi lemak dalam usus lemak >


dalam tinja.
Diare + / -

Lemak dalam tinja > 5 gr/hr steatore


Etiologi :
Defek lipolisis pancreas : defisiensi lipase : pankreatitis
kronik, cystic fibrosis
Defek solubilisasi miseler : defisiensi garam empedu
Gangguan emulsifikasi trigliserida : gastrektomi
Enteropati, reseksi usus

Abnormal fase intralumen usus


Obstruksi saluran limfa

Patofisiologi :
Gangguan absorpsi dibagi 4 :
pankreatik: gangguan

lipase premature,

malnutrisi berat
-

hepatik: gangguan garam empedu lumen usus halus


imatur hepar, sirosis hepar, bakteri usus tumbuh
banyak

enterik: gangguan kerusakan mekanisme usus halus

GE, malnutrisi, reseksi usus


limfatik: gangguan fungsi saluran limfa TBC
usus, limfangiektasia dinding usus

Penyebab di Indonesia :
1. Malnutrisi berat
2. Prematur
3. Reseksi ileum (. 30 cm)
Gejala :
Makroskopik : steatorea tinja lengket, berkilat, berlemak
Mikroskopik : globul lemak > lapangan pandang besar
Terapi :
1. Formula dengan lemak MCT
2. Formula lemak tak jenuh (UFA)
3. Formula lemak LCT
ROTA VIRUS

Penyebab Diare Akut


Prevalensi di Indonesia

: 50 80%
: 40 50%

Insidens: Umur 6 bulan 2 tahun


>
Masa Inkubasi : 1- 7 hari (12 jam 72 jam)
Cara penularan :
-

air
makanan

langsung

Terjadi pada musim dingin, daerah tropis sepanjang tahun.


PA :
1.
2.
3.
4.

pemendekan jonjot usus halus


peningkatan infiltrasi sel radang lamina propria
pembengkakan mitokondria
bentuk mikrovili (Brush Border) tidak teratur dan
jarang.

Patofisiologi :
1.
2.

menembus dinding usus, kerusakan sel (+)


gangguan :

penyerapan cairan dan elektrolit di usus


halus

pencernaan makanan terutama KBH


DIARE INTOLERASI LAKTOSA
Bentuk usus halus kembali normal = 2 3 mgg

Gejala klinis :
watery diarrhea
panas
mual dan muntah
nyeri perut / tenesmus
nafsu makan
Lama sakit : 5 7 hari
tinja :

volume sedang

warna kuning hijau

bau (-)
lendir (+) jarang
darah (-)
lekosit / eritrosit (-)
-

Pengobatan :
1.
2.
3.
4.

Pemberian cairan + elektrolit / oralit


ASI diteruskan ( S IgA perm usus)
makanan diteruskan, lebih baik dalam bentuk halus
simptomatis

Prognosa : baik kalau tidak terjadi dehidrasi berat


Pencegahan :
1.
2.
3.
4.

Air Susu Ibu


Makanan air bersih
menghindar dari kontaminasi
menghindar dari kontak langsung

2.
3.
4.
5.
6.

Malabsorbsi
Alergi
Keracunan
Imunodef
Lain-lain :
a. Infeksi parenteral : otitis media, BP, TF,
meningitis
b. Pakai Ab : ampisilin, Klindamisin

Penyebab diare ditinjau dari patofisiologi dibagi dalam 2


golongan :
1. Diare Sekresi (secretory Diarrhoea) oleh sebab :
a.
b.

GASTROENTERITIS
DENGAN ATAU TANPA DEHIDRASI

c.
Definisi :
Diare : perubahan bentuk, konsistensi tinja yang melembek
sampai mencair (tanpa lendir & darah) dan bertambahnya
frekuensi berak lebih dari biasa (3x/hr. WHO)
Diare akut :
Diare kronik :

2.

Etiologi : non infeksius


Diare persisten : diare berlangsung > 2 minggu

1.

Infeksi / bakteri / virus / parasit / jamur

Malabsorbsi makanan
KKP : kadar kalori protein
BBLR dan bayi baru lahir

Patofisiologi Diare Akut :


A.

Etiologi : infeksi
Penyebab :

Diare Osmotik (osmotic diarrhea) disebabkan oleh :


a.
b.
c.

diare berlangsung < 2 minggu


diare berlangsung > 2 minggu.

Infeksi virus, kuman pathogen/apatogen


Hiperperistaltik usus halus oleh sebab bahan
kimia, makanan, gangguan psikis, gangguan
saraf, hawa dingin, alergi
Defisiensi
imun
terutama
secretory
immunoglobulin A akibat bakteri berlipat
ganda dalam flora usus dan jamur (Candida)

B.
C.

Kehilangan air + elektrolit


Gangguan asam basa Dehidrasi
Asidosis metabolic Kussmaul, hipokalemia
Gangguan sirkulasi darah renjatan hipovolemik
Kekurangan gizi :

D.

a. Keluar cairan >> oleh diare, muntah


b. Pemberian makanan kurang
c.
Makanan diencerkan
Hipoglikemi edema otak

Hipoglikemia (lebih sering terjadi pada anak-anak malnutrisi


dan bayi-bayi kecil).
Patogenesis Diare :

Akibat (Efek) Dehidrasi kehilangan cairan tubuh (air)


(Volume deficit) :
1. Kehilangan turgor kulit
2. Denyut nadi lemah (tiada)
3. Takikardia
4. Mata cekung
5. Ubun-ubun besar cekung
6. Suara parau
7. Kulit dingin
8. Sianosis (jari-jari)
9. Selaput lendir kering
10. Anuria Uremia

Panas (+), tenesmus


Salmonella
Masa Inkubasi
Tempat inf

Mek patog

Menembus sel
Lisis sedikit
Penetrasi epitel
Multiply di lamina propria

Kehilangan Elektrolit-elektrolit Tubuh (Electrolytes & Other


Defisit) :
1.
2.
3.
4.
5.

Defisiensi bikarbonat / asidosis


Muntah-muntah
Pernafasan cepat dan dalam (Kussmaul)
Cardiac Reserve Menurun
Defisiensi K+ intrasel.

Defisiensi K+
1. Kelemahan otot-otot
2. Ileus paralitik (Distensi Abdomen)
3. Cardiac aritmia C. arrest

Jejunum
Ileum
Colon

Sistemik
Tinja

lokal
PMN ++
Monosit ++
Eri

Panas (+) mendadak , mual muntah (-),


Tenesmus (+)
Masa Inkubasi
Tempat inf

Mek patog

Sistemik

Shigella

EIEC

24 48 jam,
sakit > 7 hr
Ileocaecal
Colon

6-72 jam
Usus halus
Colon

Menembus sel
Lisis banyak

Panas (-), mual muntah (+),


Tenesmus (-)
V. Cholerae
Masa Inkubasi

48-72 jam,

Penetrasi epitel
Multiply di epitel

Tempat inf

duodenum
Jejunum (usus hls)

Mek patog
lokal
PMN +4
Eri +4

Vol sedikit merah hijau


> 10 x/hr
Lembek
Lender >>, bau

ETEC
6 72jam
sakit 2-3 hr

Tidak menembus
Produksi toxin / enterotoxin
ATP cAMP
Ubah fx epitel

Diare sekretorik
Perist usus
Fx abs mukosa N
akt enz disakaridase
., keluar >>

Sel darah
Vol sedang, kuninghijau
5 - 10 x/hr
Cair / watery diare
Lendir , bau (-)

Sel darah (-)


Vol banyak, warna seperti cucian beras
Terus menerus
cair
Lendir , bau khas amis

Sindroma Disentri invasif , tinja <<


= Diare disertai darah + lendir , panas, nyeri perut
Etiologi : terutama Shigella disentri Shigelosis.
Faktor risiko disentri berat :
Gizi kurang, usia < 1thn, ASI (-), dehidrasi.
Komplikasi :

Panas (+), mual muntah,


Tenesmus (+)
Virus
Masa Inkubasi
Tempat inf
Mek patog

Rota, Entero, Adeno

Sal cerna : perforasi, megakolon toksik


Sistemik : hipoglikemia, hiponatremia, sepsis,
kejang, ensefalopati, pneumonia,
SHU, KEP

12-72 jam,
sakit 5-7 hr
Usus halus
Menembus sel
Lisis (-)
Rusak sel
Inf local
Diare

Intol

Laktosa

Berdasarkan derajat :
A.
Tanpa Dehidrasi
B.
Dehidrasi Sedang Ringan
a. Dehidrasi Ringan : 4 5% kehilangan BB
b. Dehidrasi sedang : 6 9% kehilangan BB
C.
Dehidrasi berat : 10% kehilangan BB

DEHIDRASI
1.

2.

Berdasarkan tonisitas darah :


a. Dehidrasi Isotonik : tidak ada perubahan
b. Dehidrasi Hipotonik : konsentrasi elektrolit
darah
c. Dehidrasi Hipertonik : konsentrasi elektronik
darah
Berdasarkan Kadar Natrium :
a. Isonatremia : 130 150 Meq/L
b. Hiponatremia : < 130 mEq/L
c. Hipernatremia : > 150 mEq/L

Gejala-gejala dehidrasi :
Isotonik, Hipotonik, Hipertonik

Cara penilaian Diare :


Derajat Dehidrasi :
Tanpa D.
Tanyakan ttg :
Diare
Muntah
Rasa haus
Urine
Pemeriksaan :
KU

D. ringansdg

D. Berat

< 4x BAB
Cair sehari
Sdkt
Normal
Normal

4-10x BAB
Cair sehari
Bbrp kali
(+) ada
Sdkt gelap

> 10x BAB


Cair sehari
Sgt sering
Tdk dpt minum
Tdk ada urine
selama 6 jam

Sehat aktif

Air mata
Mata

Ada
Normal

Tampak
sakit
mengantuk
Tdk ada
Cekung

Mulut/lidah
Napas

Basah
Normal

Kering
Agak cepat

Sgt mengantuk,
tdk
sadar,
lemah
Tdk ada
Kering
&
cekung
Sangat kering
Cepat & dalam

Kembali
lmbt
Normal

Kmbl cepat

Kmbl sgt lmbt

Agak cepat

normal

cekung

Sangat
cepat,
lemah
tdk
teraba
Sangat cekung

Raba :
Kulit
(dicubit)
Denyut
nadi
Ubun-ubun
Ukur

Suhu

Ketiga tanda ini menandakan bahwa anak anda


menderita dehidrasi.

Tubuh
Timbang BB

Hlg
<
25gr/kgBB

Hlg
100gr/kgB
B

Hlg
100gr/kgBB

R/ Tx A

R/ Tx B

R/ Tx C

>

Ajari ibu bagaimana menggunakan larutan oralit di


rumah, bila : ibu tidak dapat kembali, sedangkan
diarenya bertambah berat. Perlihatkan kepada ibu
bagaimana mencampur dan memberikan oralit.
Perlihatkan pada ibu berapa banyak yg hrs diberikan :
1. 50-100 ml (1/4 gelas besar) larutan oralit

Periksa turgor kulit :


- Kulit perut dijepit dgn ibu jari & telunjuk 30-60 detik
- Lepas
- Kembali dlm
1 dtk
deh ringan
1-2 dtk - deh sdg
> 2 dtk - deh berat
Rencana

pengobatan

(tanpa

dehidrasi)

untuk

mengobati diare :
Terangkan ketiga cara pengobatan diare di rumah :
1. Beri anak anda lebih banyak cairan
2. Beri anak anda makan
3. Bawa anak anda kepada petugas kesehatan bila anak
menderita sbb :
a. Buang air besar bbrp kali
b. Sangat kurus
c. Mata cekung
d. Demam
e. Tidak mau makan/minum seperti biasa
f. Kelihatannya tidak tambah baik.

setiap BAB untuk anak < 2 tahun


2.

100 - 200 ml (1/2 1 gelas besar) larutan oralit


setiap BAB untuk anak > 2 tahun

Oralit

< 1 thn : 100-200 cc pedialit tiap BAB


> 1 thn : 200-400 cc oralit tiap BAB

Katakan kepadanya bila anak muntah, tunggu 10 menit,


kemudian teruskan memberikan larutan tetapi lebih lambat,
sesendok makan tiap 2 3 menit. Beri ibu beberapa bungkus
oralit yang cukup untuk 2 hari.
Catatan :
Sementara anak mendapat oralit, dia harus diberi ASI
atau makanan dari susu yang diencerkan dan harus diberi
makanan encer atau larutan.
Dehidrasi Ringan Sedang (Rencana B)
1.
2.
3.

Oralit : sesuai usia dan BB. Harus diberikan dalam 3


jam pertama dilanjutkan di rumah : 75 ml/kg
Makanan tetap diberikan
Setelah 3 jam periksa kembali

4.

Beri tahu ibu untuk membawa anak kembali ke


petugas kesehatan bila anak menunjukkan tanda:
a.
3 tanda dehidrasi (BAB >>, haus, mata
cekung).
b. Demam
c.
Tidak bertambah baik
d. Makan dan minum tidak seperti biasa.

Terapi B : (Dehidrasi Ringan sampai Sedang)

Anak > 1 thn : 100 ml/kgBB 3 jam I

30 ml/kgBB dlm jam I

70 ml/kgBB dlm 2 - 3 jam

Oralit : 75 ml/kgBB/ 3 jam

Umur

2 4 6 8 10 12 18

2 3 4 6 8 15 dws

Bulan

tahun

BB (kg)

3-5

7- 9

11-13 15-20

30-40 50

Cairan
( 3 jam)

200400

400600

600- 800800 1000

1000- 2000
2000 4000

Umur
Jml oralit
3 jam

< 1 thn
300 ml

1-5 thn
600 ml

Anak < 1 tahun


30 ml/kgBB 1 jam I
atau 70 ml/kgBB/3 jam iv
20 ml/kgBB 2 jam brkt 40 ml/kgBB/oral
3 jam

30 ml/kgBB dlm 1 jam I


70 ml/kgBB dlm 5 jam

> 5 thn
1200 ml

Di lapangan /
puskesmas

Terapi C : (dehidrasi berat)


-

Ringer Laktat, Darrow / NaCl 0,45% D5%


Bila tidak
NGT 10 ml/kgBB/jam 6 jam
oralit

Gejala

Hipotonik

Isotonik

Hipertoni

k
(Hipo Na)

(Iso Na)

(-)

Basah

(+)

Kering

Apatis

Koma

(Hiper
Na)

1.
2.
3.
4.
5.

Rasa haus
Berat badan
Turgor kulit
Kulit/
selaput
lendir
Gejala SSP

6.

Sirkulasi

7.

Nadi

8.

Tekanan darah

9.

Banyaknya KSS

Jelek
sekali]
Sangat
lemah
Sangat
rendah
20 30%

Cepat &
lama
Rendah

(+)

Tdk jelas
Kering
sekali
Irritable,
kejang,
hiperrefleksi
relatif msh
baik
Cepat &
keras
Rendah

70%

10 20%

Jelek

o
o

Terapi :
Susu LLM diberi untuk diare oleh karena virus dan
banteri (kecuali V. cholera)
Antibiotik, Indkasi :
o
Bakteri (+) pada kultur / mikr
o
Makr & mikr darah (+) pd tinja, leuko > 10/LBP
o
Tanda-tanda infeksi enteral (+)
o
Endemik kolera
o
Leuko > 15.000

Panas > 380C


Penyakit penyerta : OMA, BP, Bronkitis, dll.

EPEC / ETEC / EIEC


Neomycin 50-100 mg/kgBB/hr 5hr
Colistin 100.000 UI/kgBB/hr
Kolera Tetrasiklin 30 50 mg/kgBB/hr 5 hr

Sigella Shigellosis
Cotrimoksasol / Trim 10 mg/kgBB/hr 2do 5 hr
Sulf
50
mg/kgBB/hr
5-7 hr
Ampisilin 50 100 mg/kgBB/hr 4 do 5-7hr
SMX (Sulfametoksasol)40 mg/kgBB/hr
TMP (Trimetropin) 8 mg/kgBB/hr
2 do, 3 hr
Amebiasis

Metronidazol 30 mg/kgBB/hr 5-10 hr

Giardiasis

15 mg/kgBB/hr

5-10 hr

Bila tidak diberi Ab beri B kom


< 2 thn : 1 tab /hr
> 2 thn : 1 x 1 tab / hr
Cairan : yg harus diberi =
jml cairan hilang lwt diare & / muntah + jml cairan
hilang lwt keringat atau urin + tinja/muntah sekarang.
-

Rehidrasi oral (oralit) :


o
NaCl, KCl, NaHCO3, glukosa
Rehidrasi parenteral : RL

kadar air dalam lean body mass > tinggi dari N : 82%

Perbandingan cairan / 200 ml


Oralit

Pedialit

50 mEq

9 mEq

90 mEq/L

45 mEq/L

Renalit
Na
18 mEq

Bayi diberikan pedialit ok kandungan Na sdkt


cegah hiponatremia kejang
Bikarbonat abs Na
Asering untuk asidosis ok dehidrasi
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Perlu diketahui :

Aspek fisiologis

Aspek patofisiologi

Aspek fisiologi :
Air tubuh : jumlah air tubuh dipertahankan dalam batar-batas
tertentu untuk metabolisme tubuh dengan baik.
Tubuh manusia terdiri dari :
1. Lean body mass (tubuh tanpa jaringan lemak)
a. Air
b. Tulang
c.
Jaringan non lemak
Air merupakan 73% dari Lean body mass
2. Jaringan lemak
Pada bayi dan malnutrisi :

Air tubuh :
Intrasel
Ekstrasel
o
Plasma
o
Interstisial : cairan antar sel, air dalam
tulang jaringan ikat, CSF, cairan dalam
ruang serosa
Cairan tubuh (% BB)
Air %
Intra

Ekstra

Jumlah

BBLR

30

50

80

Neonatus

35

35-40

70-75

Anak

35

30

65

Dewasa

40-45

15-20

55-60

Komposisi cairan tubuh :


Cairan interstisial plasma :
o
Na : kation
o
Cl + HCO3- : anion
Cairan intrasel :
o
K + Mg : kation
o
Fosfat organik, protein, sulfat anion
Kation + anion dalam cairan tubuh :
Elektrolit dalam cairan tubuh terdiri dari kation+anion
Cara mengukur elektrolit :

Berat elektrolit dalam 100 ml air (mg/100 ml at mg%)


Konsentrasi elektrolit dalam 1 L sebagai mili ekuivalen
per liter (mEq/L)

mEq/L = mg/100mg/100mlx 10 x valensi


Berat atom
mOsm/L = mg/100mlx10
BM
Jumlah cairan dan elektrolit
bahan-bahan yang perlu dalam tubuh : air, otak, zat makanan
harus diperhitungkan :
BB dan umur
luas permukaan tubuh

10-15 kg
15-25 kg

Kebutuhan cairan tergantung metabolisme kalori


Panas metabolisme 100 kal/perlu 150 ml air
Neonatus : perlu air 150/100 x 50 ml/kgBB/hari = 75 ml/kgBB/hr
BB 3-10 kg : 150/100 x 70 = 105 ml/kgBB/hr
Setiap kenaikan suhu 10 > 370C ditambah 12% dari jumlah cairan
yang dihitung
Kebutuhan mineral
natrium (Na) : 2 mEq/kgBB/hari at 50mEq/m2
(neonatus, BBLR dosis <)
Parenteral : Neonatus : 0,25 gr/hr
Bayi : 1 gr/hr
Anak : 3 gr/hr

Hubungan BB dan luas permukaan tubuh


2

BB (kg)

Luas perm (m )

3,3
5
8
10
15
20
30
60

0,20
0,25
0,35
0,45
0,60
0,80
1,05
1,70

Jumlah kalori dan cairan rumat (Darrow) :


Neonatus
50 kal/kgBB/hari
BB :
3-10 kg
70 kal/kgBB/hari

55 kal/kgBB/hari
45 kal/kgBB/hari

kalium (K): 1,5 mEq/kgBB/hari at 40 mEq/m2/hr


umur < 10 tahun : 0,5 1 gr/hr
> 10 thn : 1,2 1,4 gr/hr

Fosfor (P) : 200 300 mg/hari


Chlorida (Cl) : 0,5 gr/hari
Kadar elektrolit dalam darah :
Na
:
137 147 mEq/L
K
:
4-5,6
Ca
:
4,5 5,8
P
:
2,3 3,8
Mg
:
1,4-2,4
HCO3
:
25-29

pH

Keseimbangan elektrolit dalam cairan tubuh :


Diket : konsentrasi dalam plasma
Kation
Na
K
Ca
Mg

pH : 7,35 7,45 N
< 7,35
asidemia : pH plasma , kons H+
asidosis : kadar HCO3 plasma
> 7,45
alkalemia : pH plasma , kons H+
alkalosis : kadar HCO3 plasma

Anion

: 142 mEq/L
:5
:5
:3

HCO3- : 27 mEq/L
Cl: 103
SO42- : 1
HPO4- : 2
As org : 6
Protein : 16

Jumlah : 155 mEq/L

Jumlah : 155 mEq/L

Perubahan jumlah elektrolit dan air


(sumber : Garrow, dkk 1968)
c. tubuh

c. ekstra

c. intra

Na+

at

Gastro
enteritis

Tdk
berubah

at

Malnutrisi+
G

/ tetap

atau

atau

Malnutrisi

at
ttp

K+

Homeostasis : tubuh berusaha mempertahankan susunannya


dalam batas-batas normal.
Sistem tubuh yang mengoreksi setiap perubahan oleh :
Perubahan jumlah cairan
Perubahan kadar Na, K, Cl, P, dan ion H

Cara mempertahankan pH cairan tubuh :


1. Sistem Buffer
H2CO3 NaHCO3
NaH2PO4 NaHPO4
Protein H protein
Pembentukan Karbamino oleh Hb
Hb NH2COO- HbNH2COOK
Sist mengubah asam basa kuat asam basa lemah.
2.

Sistem Respiratorik
pH : 7,4 =
HCO3- = ...
H2CO3

3.

Sistem Ginjal
a. NH4 digabung dengan PO4 dan SO4 Na
tidak keluar dari tubuh
b. HA2HPO4 Na2H2PO4 : ion H dibuang
bersama urine

Homeostasis Neonatus + BBLR belum berlangsung dengan baik :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

2-3 minggu : kons ren lebih rendah


Relatif perlu lebih banyak air untuk mengeluarkan
jumlah elektrolit yang sama
Produksi ADH Aldosteron belum cukup
Keseimbangan asam basa sukar dipertahankan oleh
karena produksiion amonium ren tidak cukup
Faal kel PTH belum sempurna reabs fosfat oleh
tubulus hipokalsemia
Mudah terjadi asidosis berat oleh karena kesukaran
sistem pernapasan dengan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Tekanan arteri secara tiba-tiba sesudah bayi lahir.

Aspek Patofisiologis :
Asidosis Metabolik ok :
1.
2.

3.

Kehilangan fixed base (na) melalui tract digestivus


pada diare, fistel usus
Suhu tubuh + nafsu makan zat lemak dan
protein metabolisme. Metabolit asam bertambah
(keton,
-hidroksibutirat,
asetoasetat).
Pada
keadaan : infeksi, kelaparan, dehidrasi, DM
Kegagalan homeostasis ren
Pada gagal ren kronik, keracunan salisilat

Gejala :
-

apatis / gelisah, koma


Hiperventilasi, hiperpneu (pernapasan kussmaul)

Kulit kering, bibir warna merah buah chery, napas bau


aseton
Mual, nyeri perut, nyeri kepala

Lab :
-

CO2 combining power (CO2 content rendah)


Cl mungkin N /
pH urine , ketonuria dan kadar keton darah
pada asidosis diabetes : gula darah

Kadar CO2 plasma dan pH asidosis + alkalosis


Normal
Asidosis metab
Asidosis respi
Alkalosis metab
Alkalosis respi

Kadar CO2

pH

27 mEq/L

7,4

Pengobatan asidosis metabolik :


Alat Astrup : defisit basa (B.E)
Dosis : B.E x BB (kg) x 0,3 mEq Nat bicarbonat (NaHCO3)
dosis : segera diberi IV
sisa per infus
NaHCO3 7,5% :

Dosis : 2-4 mEq/kgBB/IV

KOLESTASIS

C. Laktat pengganti bikarbonat

Oleh karena kelainan pada :


1.
Hepatosik gangguan aliran asam empedu ke usus
2.
Membr sel hati def Na+ K+ ATP ase untuk masukan
garam empedu ke sinusoid hati akumulasi empedu
dalam hati.
3.
Permukaan membrane yang arah ke dalam saluran
norethandrilon
a. Ganggu fungsi intrafilamen
b. Ganggu penetrasi garam empedu ke dalam
membran
c.
Tertumpuk komp empedu

trihidroksi metil aminometan


B.E : - 23 s/d + 23 mEq/L : N
BE (+) : kelebihan basa
BE (-) : kekurangan basa (kelebihan asam)

Perbedaan
Intrahepatik
Tinja warna
BBL
Umur saat
tinja akolis
dg ikterus
Hepatomegali

kuning
< 3 kg
1 bln

konsist keras

Ekstrahepatik
putih
> 3 kg
2 minggu

konsist keras

Gejala :
Tinja dempul, lunak, pucat
o
TInja : urobilin dan terkobilinogen (+)
o
Urine : urobilinogen
Ikterus

Gatal - gatal
Hiperkolesterolemia
Malabsorbsi lemak dan vitamin ADEK
Rusak sel hepar
Tanda hipoprotrombinemia.

Terapi :
1. Untuk nutrisi :
a. Malabsorbsi lemak formula MCT
b. Def Vit A beri vit A do 10.000
15.000UI/hr
D

5.000 1000 IU/hr


E -tokoferol 50 400 IU/oral
K
2,5 5
2. Koloretik
a. Fenobarbital :
i. rgs bil indirek direk oleh enzim
glukoronil transferase
ii. Rgs sintesis aktivitas enz Na K
ATP ase
b. Kolesteramin : do 1 gr/kgBB/hr
6x
c.
Fenobarbital 10 hari max / Prednison 2 mg/hr
5 hr
d. Bila tidak membaik atresia bilier
Kolestasis ekstrahepatik total
Etiologi :
Atresia
Virus hepatitis

TORCH
Inf sepsis / piogen / leptospira

PEMBERIAN CAIRAN
Menurut Darrows maintenance
0 6 bln
6 bln 1 thn
1 1,5 thn
KaEN 3A
> 1 thn

: NaCl 0,9% : D 10% = KaEN 4A


: NaCl 0,9% : D 10% = 1/3 KaEN 1B
: NaCl
=
: NaCl 0,9% : D 10% = 1/1
NaC, 0,45% in D5%

Kebutuhan :
3 10 kg
10 15 kg
15 25 kg
> 25 kg

: 105 cc/kgBB/hr
: 85 cc/kgBB/hr
: 65 cc/kgBB/hr
: 50 60 cc/kgBB/hr

ml
jam

= x gtt/m

mikrodrips

x/3 gtt/m makrodrips

Panas + 12% dari tetesan

Anda mungkin juga menyukai