KONSEP DASAR
A. Pengertian
Carsinoma adalah pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel
epitel yang cenderung mempengaruhi jaringan sekitar dan menimbulkan
metastasis. (Kamus Saku Kedokteran Dorland : 1998).
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya. (FKUI : 2000).
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus atau
pada leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan
pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim dengan senggama atau
vagina. (Megadhana : 2004).
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim
atau serviks (bagian terendah dari rahim
Gb 1. Ca Serviks
B. Anatomi Fisiologi
Anatomi alat kandungan dibedakan menjadi 2 yaitu genetalia eksterna
dan genetalia interna.
1. Genetalia Eksterna
a. Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari
jaringan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
b. Vulva
Adalah tempat bermuara system urogenital. Di sebelah luar vulva
dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang menjadi
satu dan membentuk kommisura posterior dan perineum. Di bawah
kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di monsveneris.
c. Labio mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi
vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasea. Saat
pubertas tumbuh rambut di monsveneris dan pada sisi lateral.
d. Labio minora
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio
mayora, dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora
adalah vestibulum.
e. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio
minora), muka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam
vestibulum terdapat muara-muara dari liang senggama (introetus
vagina), uretra, kelenjar bartholini dan kelenjar skene kiri dan kanan.
2. Genetalia Interna
a. Vagina
Tabung yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris, khusus
dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari
vestibulum sampai uterus 7 cm. Merupakan penghubung antara
introetus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama (vagina) 9
cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina sebelah
dalam berlipat-lipat disebut rugae.
b. Uterus
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah pir, terletak didalam pelvis
antara rectum dibelakang dan kandung kemih di depan, ototnya
disebut miometrium. Uterus terapung didalam pelvis dengan jaringan
ikat dan ligament. Panjang uterus 7 cm, lebar 5 cm, tebal 2 cm.
Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr.
Uterus terdiri dari:
1) Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada
pemeriksaan
kehamilan,
perabaan
fundus
uteri
dapat
10
3) Serviks uteri
Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio,
hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium
uteri internum.
Lapisan-lapisan uterus, meliputi:
1) Endometrium (epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah).
Merupakan lapisan dalam uterus yang mempunyai arti penting
dalam siklus haid. Seorang wanita pada masa reproduksi, pada
kehamilan
endometrium
akan
menebal,
pembuluh
darah
11
12
C. Etiologi
1. Endogen (berasal dari dalam tubuh)
a. Hormon penunda kehamilan
Sering disebut estrogen, salah satu faktor yang biasa mempermudah
terjadi kanker adalah wanita yang terpapar dengan hormon estrogen.
Jadi semakin lama wanita terpapar estrogen semakin tinggi resiko
terjadi kanker.
b. Faktor genetik
Didalam keluarga yang pernah menderita kanker serviks ataupun jenis
kanker yang lain lebih berpengaruh untuk terjadi kanker pada anggota
keluarga yang lain.
2. Eksogen (berasal dari luar tubuh)
a. Karsinoma kimiawi
Contohnya : Alkohol, obat (pil KB)
b. Fisika
Contohnya: Radiasi ionisasi, sinar X
c. Makanan yang mengandung bahan pengawet, formalin, termasuk
bahan karsinogenik
Contohnya : bakso, makanan kaleng, dsb.
3. Gaya Hidup
a. Kehidupan seksual dengan ganti-ganti pasangan
Dengan seringnya berganti-ganti pasangan, virus herpes tipe 2 yang
merupakan salah satu faktor penyebab kanker serviks dapat ditularkan
13
14
D. Patofisiologi
Faktor penyebab radang pada serviks adalah infeksi dari virus yang
diakibatkan karena hygiene yang kurang baik, hubungan seksual pada usia
dini, dengan frekuensi sering. Dapat juga dikarenakan jumlah kelahiran yang
banyak.
Karsinoma serviks invasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding
vagina, dan ke dalam jaringan paraservikal. Dan invasi ke kelenjar getah
bening dan pembuluh darah menyebabkan metastasis ke bagian tubuh yang
jauh.
Tidak ada tanda atau gejala yang spesifik untuk kanker serviks. Namun
pada karsinoma invasif dapat menyebabkan sekret vagina atau perdarahan
vagina. Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan, perdarahan tidak
selalu muncul saat awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut
pada saat diagnosis. Jenis perdarahan vagina yang paling sering adalah
pascacoitus atau bercak antara menstruasi.
Bersamaan dengan tumbuhnya tumor, gejala yang muncul kemudian
adalah nyeri punggung bagian bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan
saraf lumbosakralis, frekuensi berkemih yang sering dan mendesak, hematuria
dan perdarahan rectum.
(Sylvia A: 2005)
15
Kriteria
Ia
Ib
II
II a
II b
III
III a
16
III b
IV
IV a
IV b
F. Manifestasi Klinik
Keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. Getah yang keluar
dari vagina makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis
jaringan. Perdarahan yang dialami setelah senggama (perdarahan kontak)
merupakan gejala karsinoma serviks (75-80%).
Perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah makin lama,
akan sering terjadi, juga diluar senggama (perdarahan kontak), pada usia
wanita lanjut atau sudah menopause sering terlambat memeriksakan diri ke
dokter. Perdarahan spontan saat defekasi perlu dicurigai adanya karsinoma
serviks tingkat lanjut. Adanya bau busuk yang khas memperkuat adanya
karsinoma.
Anemia akan menyertai sebagai akibat perdarahan per vaginam yang
berulang. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf. Gejala lain
yang timbul adalah gejala yang disebabkan oleh metastasis jauh. Sebelum
17
G. Komplikasi
Komplikasi berkaitan dengan intervensi pembedahan sudah sangat
menurun yang berhubungan dengan peningkatan teknik-teknik pembedahan
tersebut. Komplikasi tersebut meliputi: fistula uretra, disfungsi kantung
kemih, emboli pulmonal, limfosit, infeksi pelvis, obstruksi usus besar, dan
fistula rektovaginal.
Komplikasi yang dialami segera saat terapi radiasi adalah reaksi kulit,
sistitis radiasi, dan enteritis. Komplikasi berkaitan pada kemoterapi tergantung
pada kombinasi obat yang digunakan. Masalah efek samping yang sering
terjadi adalah supresi sumsum tulang, mual dan muntah karena penggunaan
obat kemoterapi yang mengandung sisplatin.
(Gale Danielle : 2000)
H. Penatalaksanaan
Terapi karsinoma serviks dilakukan bila diagnosis telah dipastikan
secara histologik dan sudah direncanakan dengan matang oleh tim yang
sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan lanjutan (Tim Onkologi /
Tim Kanker) sebagai berikut:
18
1. Radiasi
Radioterapi adalah penggunaan partikel energi tinggi untuk
menghancurkan sel-sel dalam pengobatan penyakit kanker. Sel mati adalah
akibat dari reaksi dalam sel yang menyebabkan perubahan DNA dan RNA,
mengurangi kemampuan sel untuk berfungsi. Jumlah kerusakan DNA dan
RNA sebuah sel tergantung dari radiosensivitas sel.
Terapi radiasi digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan
pembedahan, atau kemoterapi untuk mengatasi kanker. Tujuan dari
tindakan adalah kuratif, seperti pada kanker serviks, kulit, testis dan
kanker laring. Tujuan lain adalah mengontrol penyakit, baik jangka pendek
maupun jangka panjang, seperti pada tumor otak, kanker kandung kemih,
ovarium, dan kanker paru. Tindakan paliatif untuk meningkatkan kualitas
hidup dengan menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi adalah
tujuan penting lainnya dari terapi.
Efek samping dari terapi radiasi terjadi ketika sel normal pada area
pengobatan sementara atau permanen ikut terkena. Efek samping yang
terjadi selama 6 bulan dirujuk sebagai efek samping akut yang terjadi
setelah 6 bulan disebut efek lanjut. Efek samping akut yang terjadi dalam
pembelahan sel kulit yang amat cepat, membrana mukosa, folikel rambut
dan sumsum tulang umumnya reversibel. Efek samping lanjut dalam sel
yang membelah secara lambat seperti sel-sel otot dan pembuluh darah
yang biasanya permanen. Secara teoritis efek samping yang dialami pasien
terbatas pada daerah terkena, akan tetapi seorang yang menerima radiasi
19
2. Kemoterapi
Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi atau
agen antineoplastik. Obat ini utamanya untuk membunuh sel kanker dan
maenghambat
perkembangannya.
Tujuan
pengobatan
kemoterapi
20
mereka mempengaruhi sel sehat yang juga secara aktif ikut membelah,
seperti halnya folikel rambut, sel-sel yang berada sepanjang saluran
pencernaan,dan sel batang sumsum tulang.
Pengaruh pada sel yang sedang secara aktif membelah pada sel sehat
mengakibatkan banyak efek samping umum yang tampak dengan
kemoterapi yaitu rambut rontok, kerusakan mukosa gastrointestinal, dan
mielosupresi. Sel-sel normal dapat pulih kembali dari trauma yang
disebabkan oleh kemoterapi, jadi efek samping ini biasanya terjadi dalam
waktu singkat. Akan tetapi, sel-sel kanker sekali dirusak biasanya tidak
pulih kembali.
(Gale,Danielle : 2000)
3. Pembedahan
Pembedahan saja dapat digunakan dalam pengobatan kanker atau
digunakan kombinasi dengan pengobatan kemoterapi, terapi radiasi, dan
atau bioterapi. Pengobatan ini dapat mendahului prosedur pembedahan
untuk memperkecil tumor, membuatnya dapat dioperasi. Tindakan ini juga
digunakan untuk mengatasi penyakit mikrometastase. Terapi radiasi intraoperatif dan kemoterapi digunakan untuk mengatasi tumor residu dan area
darimana tumor tersebut diangkat. Kadang-kadang tindakan ini digunakan
setelah pembedahan untuk mengatasi penyakit residu atau untuk mencegah
kekambuhan.
21
22
pada
susunan
saraf
pusat,
dengan
demikian
dapat
Pembuangan
cairan
dari
kantung
perikardium
yang
23
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Cytologi & Servical Smears
a. Grade 1 normal cell
b. Grade 2 beberapa cell yang tidak khas menginflamasi yang asli
c. Grade 3 cell tidak khas meragukan yang asli, displasia
d. Grade 4 cell tidak khas malignant
e. Grade 5 cell malignant yang sesungguhnya
Pap smears yang merupakan deteksi Ca, yang tradisional bila kurang
meyakinkan bisa ditunjang dengan pemeriksaan lain (hendaknya
dilakukan satu kali satu tahun / tiga tahun sekali).
2. Schiller Test
Vagina dan serviks dioleskan dengan solution dari lugol iodine, test
ini dapat dilakukan untuk mengetahui apakah lapisan tersebut normal /
tidak normal dan dapat menjadi acuan untuk biopsy.
Coloscopy:
Alat seperti mikroskop berpembesaran rendah dan dapat sumber cahaya
digunakan bila hasil pap smears (+), biasanya yang dinilai dalam
coloscopy:
a. Pola pembuluh darah
b. Jarak antar kapiler
c. Pola permukaan jarum
d. Kegelapan ringan
e. Batas-batas lesi
24
3. Enzyme Test
Produksi dari posphogluconate dehidrogonase dan enzyme lain termasuk
dalam carsinoma in situ dan kondisi malignant yang lain.
4. Biopsy pada serviks
Digunakan untuk menegakkan diagnosa, dilakukan bila:
a. Ulangan periksa sitologi pap smears grade 3, 4, 5
b. Ada lesi pada serviks
c. Schiller test ditemukan epitelium abnormal
d. Pada coloscopy pada anjuran untuk biopsy
e. Ada enzyme aktif dari serviks
5. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb menunjukkan anemia kronis.
J. Pengkajian Fokus
Demografi terdiri dari biodata :
1. Umur
2. Sex
: Wanita
3. Lingkungan : - Merokok
- Sosial ekonomi rendah
- Pemajanan tahap Dietil Stil Bestrol (DES)
- Kondisi lingkungan yang terinfeksi
25
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat/ adanya faktor-faktor resiko
1) Aktifitas seksual usia muda
2) Kehamilan dan melahirkan secara dini
3) Sering melahirkan / multi paritas
4) Jumlah pasangan seksual yang meningkat
5) Status sosial ekonomi yang rendah
6) Merokok
7) Pemajanan terhadap Dietil Stil Bestrol (DES)
b. Pemeriksaan Fisik berdasar manifestasi klinis
1) Keputihan berbau busuk
2) Perdarahan (pasca coitus) atau bercak antara menstruasi
3) Gejala lanjut :
a) Nyeri punggung bagian bawah
b) Nyeri tungkai
c) Sering BAK
d) BAK disertai darah
e) Perdarahan rektum
c. Riwayat kesehatan sekarang
1) Mengidap virus HPV
2) Memiliki penyakit kanker
3) Infeksi pelvis
26
27
Faktor Predisposisi
- Hygiene buruk
- Hubungan seksual usia dini, frekuensi
sering
- Jumlah partus >>
- Gaya hidup berganti-ganti pasangan
- Pemakaian hormon penunda kehamilan
- Merokok
K. Pathway
Mukosa
serviks
rapuh
Ca Serviks
Serviks
Lendir >>
Krisis situasi
Pembesaran masa
Penatalaksanaan
Infiltrasi sel
ke serabut
saraf
Pembuluh
darah terbuka
Kemoterapi
Rontok
Stomatitis
Perub mukosa
oral
Gangguan
body image
Integumen
Mual
Alopecia
Disfagia
Resiko
deficit
volume
cairan
Anoreksia
Perubaha
n nutrisi <
kebutuha
n
Malas
makan
Nyeri
P. Saraf
Pembuluh
Peruba
darah
Hygiene vulva
han
Histamin
Pruritus, membr
buruk
ane
eritema
mukos
a kolon Perdarahan
Bau tidak
enak pada
vagina
post op
Gg.
Integrita
s
Perdarahan
pasca
coitus
Paru
Pelvic
Ginjal
Anemia
Efek
Muntah
Ansietas
Perdarahan
Histerektomi
Radiasi
Metastase
Diare
Port de entry
(pintu masuk
Resiko
tinggi
infeksi
Sekret berlebih
Imunitas
menurun
Pe
suplai O2
Nyeri
Intoleransi
aktifitas
Tidak mampu
membatukkan
secret
Resiko
tinggi
infeksi
Gg. rasa
nyaman :
Nyeri
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
Perubahan
keb. seksual
Infiltrasi
tumor
Pe
tekanan intra
abdomen
Mual, muntah
Obstruksi total
Perubahan
eliminasi : BAK,
retensi,
inkontinensial
Perubahan
nutrisi:
Kurang dari
kebutuhan
28
L. Diagnosa Keperawatan
Menurut Lynda Juall Carpenito, 2001:
1. Ansietas berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil yang
diharapkan, keputusasaan.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder terhadap
anemia karena kemoterapi.
3. Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah, anoreksia akibat proses penyakit & kemoterapi.
4. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan pembesaran masa,
histerektomi.
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus sekunder akibat
pengeringan kulit (efek radioterapi).
6. Diare berhubungan dengan perubahan membran mukosa kolon akibat
kemoterapi, histerektomi.
7. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan infeksi yang
berhubungan dengan obat anestesi yang diberikan selama pembedahan.
8. Gangguan body image berhubungan dengan alopecia.
9. Perubahan pola seksual berhubungan dengan proses penyakit kanker, efek
pengobatan kanker.
10. Perubahan pola eliminasi BAK: retensi urin, inkontinensia berhubungan
dengan proses penyakit atau intervensi pembedahan.
29
M. Intervensi
1.
Kriteria hasil
Intervensi
a. Kaji tanda dan gejala adanya
ansietas
Rasional
a. Membantu dalam
mengidentifikasi besar
ringannya ansietas
b. Meningkatkan kepercayaan
terhadap lingkungan
c. Mendorong pengungkapan
perasaan klien
d. Meredakan ansietas
30
Rasional
a. kekurangan neutropil selama
granulositopenia
menghambat kemampuan
infeksi.
mungkin mengindikasikan
diperlukan
pasien granulositopenia.
yang perlu
31
e. Menurunkan kehadiran
organisme endogen.
Rasional
a. Memberikan informasi diet
harian untuk perencanaan
b. Mencegah mual
tapi sering
c. Timbang berat badan pasien
setiap minggu dengan
c. Memberikan informasi
mengenai berat badan
meningkatkan masukan
makanan.
32
Rasional
c. Meningkatkan aktivitas
keletihan
33
Rasional
a. Pemasukan oral yang tidak
sesuai kebutuhan
perencanaan pemasukkan
cairan pengganti
e. Membantu memenuhi
kebutuhan cairan
(Doenges: 2000)
34
Kriteria Hasil
Intervensi
a. Kaji nyeri meliputi faktor
Rasional
a. Mengetahui karakteristik nyeri
b. Mengurangi nyeri
relaksasi
c. Pantau tanda-tanda vital
pemberian analgesik
d. Kolaborasi pemberian
35
Rasional
a. Memberikan informasi
untuk merencanakan asuhan
b. Meningkatkan identifikasi
dini terhadap kerusakan
kulit
36
Intervensi
Rasional
a. Memberikan informasi
sensitivitas
mengenai infeksi
b. Mencegah penggunaan
gastrointestinal
menyebabkan diare
lanjut
d. Meningkatkan masukan
kalori
Rasional
a. Agen pengkelat, antimetabolik,
menyebabkan alopecia.
menyebabkan alopecia
37
menggunakan metode
Rasional
a. Mengetahui karakteristik pola
nafas
b. Mengetahui adanya infeksi atau
pernafasan
38
c. Memberikan posisi
pengembangan paru yang
maksimal
d. Memfasilitasi batuk
e. Mengeluarkan sekret,
bronkodilator
Rasional
pola berkemih
39
(Doenges:2000)
12. Perubahan pola seksual berhubungan dengan proses penyakit kanker, efek
pengobatan kanker
Tujuan
Rasional
a. Meningkatkan komunikasi
terbuka
menanyakan masalah
c. Diskusikan bentuk alternatif
d. Meningkatkan komunikasi
terbuka antara klien dan
pasangan seksual
(Gale, Danielle: 2000)
40