Dini Yuliansari
NIM
081224153002
lebih lanjut. Probe diberi label oleh polymerase chain reaction (PCR) atau dengan
priming random menggunakan digoksigenin (DIG) dan dideteksi dengan
menggunakan chemiluminescence.
Hasil yang di ketahui setelah dilakukan running diketahui bahwa probe yang
di labeli oleh PCR untuk metode Southern bolt non radioaktif berhasil mendeteksi
adanya penyakit fragile X syndrome pada sampel sama seperti hasil yang ditunjukan
oleh metode bolt dengan menggunakan radioaktif. Dari hasil maka dapat disimpulkan
bahwa Southern blot yang menggunakan PCR dengan berlabel DIG-probe menjaga
sensitivitas dari analisis, sedangkan probe berlabel lain menggunakan pelabelan prima
acak yang tidak sensitif. Namun dari kedua metode, perlu dilakukan optimasi lebih
lanjut sebelum mereka dapat menggantikan peran Southern blot radioaktif dalam
pengaturan aplikasi klinis. Sebagai tambahan diketahui bahwa dengan menggunakan
enzim endonuklease restriksi yang memiliki konsentrasi tinggi, maka jumlah sampel
yang diperlukan serta waktu analisis menjadi berkurang. Ini menjadi salah satu
informasi yang baik dari pengujian metode tersebut.