wb
: Harvien Bhayangkara
(1102013124)
Sekretaris
: Hajar Haniyah
(1102013119)
Anggota
: Freza Farizan
(1102013114)
Frili Adria
(1102013115)
(1102013117)
Hamdan Muhammad
(1102013120)
Hana Fadhilah
(1102013121)
(1102013122)
(1102013123)
(1102012005)
Skenario 2
PUCAT DAN PERUT MEMBUNCIT
Seorang anak perempuan usia 4 tahun dibawa orangtuanya ke dokter praktek umum dengan
keluhan terlihat pucat dan perut agak membuncit. Penderita juga lekas lemah, lelah, dan sering
mengeluh sesak nafas. Pertumbuhan badannya terlambat bila dibandingkan dengan teman
sebayanya.Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjunctiva pucat, sklera agak ikterik, kulit pucat,
dan splenomegaly Schufner II.Dokter menganjurkan beberapa pemeriksaan laboratorium,
hasilnya sebagai berikut :
Pemeriksaan
Hemoglobin (Hb)
Hematokrit (Ht)
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Leukosit
Trombosit
Retikulosit
Sediaan apus darah tepi
Kadar
Nilai Normal
9 g/dL
11,5 - 15,5 g/dL
30 %
34 40 %
3,5 x 106 /l
3,9 - 5,3 x 106 /l
69 fL
75 - 87 fL
13 pg
24 30 pg
19 %
32 36 %
8000/l
5000 14.500/l
260.000/l
250.000 450.000/l
2%
0,5 1,5 %
Eritrosit mikrositik hipokrom, anisopoikilositosis, sel
target (+), fragmentosit (+).
Kata Sulit
1. Splenomegali Schufner II
Pembesaran lien sampai batas garis Schufner II atau sekitar umbilicus medial
2. Ikterik
Perubahan warna kuning karena peningkatan bilirubin dalam darah
3. Sklera
Lapisan luar mata berwarna putih 5/6 bagian permukaan belakang bola mata bersambung dengan
kornea anterior dan selubung syaraf optik (posterior)
4. Anisopoikilositosis
Eritrosit yang ukurannya bervariasi dan bentuknya abnormal
5. Fragmentosit
Suatu keadaan dimana eritrosit pecah/ membentuk fragmen fragmen dan biasanya ditemukan
dalam penderita thalassemia
6. Thalasemia mayor
7. Pemeriksaan elektroforesis Hb untuk
melihat Hbf dan HbA2
Pemeriksaan rotgen di tulang kepala
untuk melihat adanya hair on end
Pemeriksaan fisik ; pucat, lemas,
lelah, palpasi didapatkan
hepatosplenomegaly
Pemeriksaan Kimia untuk cek bilirubin
Hipotesa
Sintesis rantai globin terganggu menyebabkan kelainan bentuk
eritrosit, umur eritrosit menjadi memendek, kompensasi hyperplasia
pada sumsum tulang. Munculnya gejala ikterik, splenomegali, pucat,
dan pertumbuhan terhambat. Pada hasillaboratorium ditemukan Hb,
MCV, MCH, MCHC, Ht menurun. Retikulosit meningkat pada
pemeriksaan darah tepi ditemukan mikrositik hipokrom dan
anisopoikilositosis Thalasemia
SASARAN BELAJAR
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Hemoglobin
LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Sintesis
LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Thalasemia
LO 2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi
LO 2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi
LO 2.3 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi
LO 2.4 Memahami dan Menjeaskan Patofisiologi
LO 2.5 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi
LO 2.6 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi
LO 2.7 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding
LO 2.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan
LO 2.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis
LO 2.10 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan
1.Memahami dan
Menjelaskan Hemoglobin
Sumber : http://sickle.bwh.harvard.edu/hbsynthesis.html
1.2 Klasifikasi
Pada orang dewasa :
2.1 Definisi
Thalassemia adalah kelompok heterogen anemia hemolitik herediter yang secara umum terdapat
penurunan kecepatan sintesis pada satu atau lebih rantai polipeptida hemoglobin dan diklasifikasikan
menurut rantai yang terkena(, , ), dua katagori utamanya adalah thalassemia dan .
Thalasemia merupakan sindrom kelainan yang diwariskan (inherited) dan masuk ke dalam kelom-pok
hemoglobinopati, yakni kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis hemoglobin akibat mutasi di
dalam atau dekat gen globin.
2.2 Etiologi
Thalassemia merupakan akibat dari ketidak seimbangan pembuatan rantai asam amino yang
membentuk hemoglobin yang dikandung oleh sel darah merah. Sel darah merah membawa
oksigen ke seluruh tubuh dengan bantuan substansi yang disebut hemoglobin. Apabila satu atau
lebih gen yang memproduksi protein globin tidak normal atau hilang, maka akan terjadi
penurunan produksi protein globin yang menyebabkan thalassemia. Mutasi gen pada globin alfa
akan menyebabkan penyakit alfa- thalassemia dan jika itu terjadi pada globin beta maka akan
menyebabkan penyakit beta-thalassemia.
2.3 Epidemiologi
2.4 Patofisiologi
Thalasemia
Rantai globin berkurang/
tidak diproduksi
Deformitas skeletal &
gangguan pertumbuhan
Ekspansi
sumsum tulang
Rantai
berlebih
Anemia
eritropoesis
inefektif
umur eritrosit
menjadi pendek
limpa yang membesar makin banyak sel darah yang abnormal yang terjebak, untuk kemudian di hancurkan oleh
sistem fagosit. Hiperplasia sumsum tulang kemudian akan meningkatkan absorpsi dan muatan besi
Thalasemia
2.5
Klasifikasi
Thalassemia
Silent Carrier
Thalassemia 1- Trait (Thalassemia
/- atau /--)
(Thalassemia-2- Trait) (/)
Thalassemia
Intermedia (Hb H
disease) (--/-)
Thalassemia Major
(Thalassemia
Homozigot) (--/--)
Delesi 1 gen ,
Asimptomatik
Delesi 2 gen:
-Homozigot
-Heterozigot
Anemia
Mikrositik
Hipokrom
Thalassemia
Silent Carrier Thalassemia
(Thalassemia Trait) / minor
Thalassemia Intermedia
Delesi 1 gen,
Asimptomatik
Delesi 2 gen,
Manifestasi klinik diantara
Thalassemia Major atau minor
Sumber : http://healthool.com
Facies Cooley
Anemia
Jaundice
Deformitas
Tulang
Facies Cooley
Pucat
Perut
membuncit
Pertumbuhan
Terhambat
Sumber : http://bahankedokteran.wordpress.com
Sumber : www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra050436
Pemeriksaan
Fisik
Sumber : www.gentili.net
Pemeriksaan
Laboratorium
Sumber : http://kesehatan.blogspot.com
Darah Lengkap
Elektroforesis Hb
Foto Rontgen
Darah Tepi
Sel Target
Sumber: http://kesehatan.blogspot.com
Diagnosis Banding
Thalasemia
Splenomegali
Ikterus
Sel target
++
+/-
Resitensi osmotic
Besi serum
TIBC
Cadangan besi
Kosong
Feritin serum
HbA2/HbF
2.8 Penatalaksanaan
Transfusi Darah
Splenektomi
Terapi Khelasi
Terapi
Deferasirox
Rekomendasi
a.
Dosis
awal
20
mg/kg/hari
pada
pasien
yang
(Exjade)
b.
a.
(Desferal)
(dewasa)
b.
Deferiprone
a.
75 mg/kg/hari
(Ferriprox)
b.
2.9 Prognosis
Tidak ada pengobatan untuk Hb Barts, hydrops fetalis meninggal saat dalam
kandungan, apabila lahir hidup tidak lama hanya sesaat setelah
dlahirkan.Thalassemia homozigot umumnya meninggal pada usia muda
dan jarang mencapai usia dekade ke 3.
Thalassemia homozigot umumnya meninggal pada usia muda, walaupun
digunakan antibiotic untuk mencegah infeksi dan pemberian chelating agents
2.10 Pencegahan
Penapisan
(skrining)
pembawa sifat
Thalassemia
Konsultasi
Genetik
Diagnosis
Prenatal
DAFTAR PUSTAKA
Bakta, I Made.2006.Hematologi Klinik Ringkas.Jakarta: EGC
Hoffbrand, A.V, Petit, J.E, Moss, P.A.H. 2005. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta: EGC
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23343/4/Chapter%20II.pdf (accessed: 29
oktober 2014)
http://sickle.bwh.harvard.edu/hbsynthesis.html (accessed : 30 oktober 2014)
http://www.thalassaemia.org.cy/wp-content/uploads/eBookpublications/guidelines_for_the_management_of_non_transfusion_dependent_thalassaemia/#/26
(accessed : 29 oktober 2014)
Setiati,Siti. et al. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jakarta : Interna Publishing
Sudoyo, Aru W, et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta : Interna
Publishing
www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra050436 ( accessed : 31 oktober 2014)
www.rotary-cegah-thalassemia.com/ Tamam, Moedrik.2009 (accessed : 29 oktober 2014)
Terimakasih
Wassalamualaikum Wr.Wb