PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang yang mendasari
penelitian, rumusan persoalan penelitian, tujuan, sasaran, dan manfaat penelitian,
lingkup studi yang terdiri dari lingkup materi dan lingkup wilayah penelitian, serta
metodologi penelitian yang di dalamnya menjelaskan tentang pengambilan data
dan analisis data, serta sistematika penulisan.
1.1
Latar Belakang
Perubahan iklim yang disebabkan oleh terjadinya pemanasan global telah
wilayah pesisir Indonesia semakin rentan terhadap bencana alam dan cuaca
ekstrim. Sebagaimana dikemukakan dalam IPCC (2007) bahwa masyarakat yang
tinggal di wilayah pesisir merupakan salah satu populasi masyarakat yang rentan
terhadap dampak dari perubahan iklim, terutama kenaikan muka air laut.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia banyak memiliki kota kota pesisir.
Kota kota tersebut biasanya merupakan kota kota besar di Indonesia, seperti
Jakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Dengan adanya perubahan
iklim dan kerentanan yang dimiliki oleh Indonesia maka kota kota tersebut tidak
luput dari ancaman perubahan iklim. Dampak dari perubahan iklim tersebut akan
berakibat pada rusaknya infrastruktur kota bagian pesisir dan tentu akan
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang tinggal di daerah pesisir.
DKI Jakarta merupakan ibu kota Indonesia dan merupakan suatu kota
metropolitan yang menjadi pusat berbagai macam kegiatan, terutama kegiatan
perekonomian. DKI Jakarta juga merupakan kota yang terletak di wilayah pesisir
dengan garis pantai sepanjang 32 km di pesisir bagian utara (BPLHD, 2010)
yang merupakan kawasan yang rentan terhadap terjadinya bahaya pesisir akibat
dari perubahan iklim. Selain itu di DKI Jakarta juga terdapat penurunan muka
tanah (land subsidence) yang mencapai 12 cm/tahun (Abidin, 2006) dan 40%
wilayah DKI Jakarta yang merupakan dataran rendah turut memperparah
terjadinya banjir rob di wilayah Jakarta Utara serta meningkatkan kerawanan
terhadap dampak dari bahaya pesisir.
Menurut Hadi (2009), wilayah pesisir DKI Jakarta pada tahun 2050,
khususnya Jakarta Utara akan tergenang sesuai dengan skenario yang dibuat.
Skenario tersebut terdiri dari 3 skenario dengan masing masing laju kenaikan
muka laut sebesar 0,25 cm/tahun, 0,57 cm/tahun dan 1 cm/tahun. Pada skenario 1
luas genangan terbesarnya sebesar 296,25 ha, pada skenario 2 luas genangannya
terbesarnya sebesar 394,305 ha dan pada skenario 3 luas genangannya terbesarnya
sebesar 477,807 ha. Kemudian menurut Hadi pada tahun 2050 kenaikan muka air
laut akan membanjiri daerah Jakarta seluas 160,4 km2 (24,3% Luas Jakarta).
Kenaikan muka air laut dan meningkatnya tinggi gelombang yang disertai
dengan penurunan muka tanah dan permukaan DKI Jakarta yang dataran rendah
akan mengakibatnya tergenangnya wilayah pesisir di DKI Jakarta. Genangan
tersebut akan merusak guna lahan di wilayah pesisir DKI Jakarta seperti lokasi
permukiman, industri, pariwisata, pelabuhan dan perdagangan. Salah satu daerah
yang sering tergenang akibat dari adanya bahaya pesisir adalah Kelurahan
Penjaringan. Daerah tersebut sebagian besar merupakan lokasi permukiman
penduduk, sehingga yang paling besar terkena dampak dari bahaya pesisir
tersebut adalah penduduk di permukiman tersebut.
Kelurahan Penjaringan merupakah salah satu kelurahan di Kota Jakarta
yang terletak di wilayah pesisir dengan ketinggian tanah sekitar 0 - 1 m diatas
permukaan laut. Selain itu daerah ini juga mengalami penurunan muka tanah
mencapai 12 cm/tahun (Abidin, 2006), sehingga Kelurahan Penjaringan
merupakan daerah yang rentan terhadap genangan banjir pasang. Kelurahan ini
juga merupakan salah satu daerah permukiman padat penduduk dan permukiman
kumuh, sehingga menambah kerentanan daerah ini terhadap bahaya pesisir.
Dengan kerentanan yang dimiliki daerah ini, maka bahaya pesisir akan
memberikan dampak terhadap masyarakat yang tinggal di Kelurahan Penjaringan.
Dengan adanya dampak yang ditimbulkan dari kejadian banjir pasang, maka
dibutuhkan penelitian mengenai tindakan untuk mengantisipasi dampak tersebut.
1.2
Rumusan Persoalan
Kelurahan Penjaringan merupakan salah satu daerah pesisir di Kota
Jakarta yang rentan terhadap bahaya pesisir, yaitu banjir pasang. Fenomena
perubahan iklim yang terjadi dapat meningkatkan frekuensi dari kenaikan muka
air laut, dimana kenaikan muka air laut dapat mengakibatkan terjadinya banjir
pasang yang memiliki resiko genangan yang semakin besar. Kerentanan yang
dimiliki Kelurahan Penjaringan akan meningkatkan resiko masyarakat yang
tinggal di kelurahan tersebut terhadap banjir pasang di masa kini dan masa depan.
Dengan adanya bahaya pesisir di daerah Kelurahan Penjaringan, maka masyarakat
harus melakukan tindakan adaptasi agar dapat bertahan hidup di masa depan,
sehingga dibutuhkan perencanaan mengenai tindakan adaptasi yang tepat untuk
meminimalisir dampak yang terjadi akibat bahaya. Sebelum dilakukan suatu
perencanaan yang tepat dalam adaptasi bahaya yang ada maka dibutuhkan
identifikasi mengenai sudah sejauh mana tindakan adaptasi yang dilakukan
masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
1.4
Manfaat Penelitian
ruang lingkup materi yang menjelaskan batasan cakupan pembahasan studi dan
ruang lingkup wilayah yang menjelaskan mengenai batasan wilayah studi yang
menjadi fokus penelitian ini
1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah
Pada penelitian ini ruang lingkup wilayahnya adalah wilayah pesisir Kota
Jakarta yaitu di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Kelurahan Penjaringan dipilih menjadi wilayah studi karena kelurahan ini sangat
sering mengalami kejadian banjir pasang, baik banjir yang parah maupun tidak.
Selain itu kelurahan ini memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi.
Sehingga kelurahan ini dianggap sebagai salah satu kelurahan yang memiliki
resiko banjir pasang yang tinggi di masa depan. Hal ini dikemukakan pula oleh
Pratiwi (2009) bahwa Kelurahan Penjaringan memiliki resiko yang tinggi
terhadap kenaikan muka air laut, hal ini dikarenakan besarnya luas genangan yang
akan terjadi sampai tahun 2050 dan tingginya kerentanan yang dimiliki kelurahan
ini karena kelurahan ini merupakan kawasan industri yang padat permukiman
terutama permukiman kumuh dan merupakan kelurahan padat penduduk.
Kelurahan Penjaringan terdiri dari 17 RW, tetapi hanya 4 RW yang
memiliki catatan historis terkena bahaya pesisir, sedangkan 13 RW lainnya tidak.
Sehingga wilayah yang akan diteliti hanya mencakup 4 RW di Kelurahan
Penjaringan
yang
memiliki
catatan
historis
bahaya
pesisir.
GAMBAR 1.1
1.6
Metodologi Penelitian
Metodologi dalam studi ini meliputi metode pengumpulan data dan metode
2.
a. Kuesioner
Penyebaran kuesioner ditujukan kepada masyarakat Kelurahan Penjaringan
yang tempat tinggalnya memiliki catatan historis kejadian bahaya pesisir.
Jumlah responden ditentukan menggunakan perhitungan sampling yang dapat
mewakili populasi dari masyarakat pesisir Kelurahan Penjaringan. Populasi
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah rumah tangga RW 1, RW
2, RW 3 dan RW 17 Kelurahan Penjaringan. Data yang digunakan adalah
jumlah penduduk pada tahun 2012 dalam dokumen Laporan Tahunan
Kelurahan Penjaringan 2012, yaitu sebanyak 17.390 KK. Penentuan jumlah
sampel menggunakan metode penghitungan sampel untuk populasi kecil.
Rumus yang dipakai untuk menentukan jumlah sampel dari populasi kecil atau
diketahui adalah sebagai berikut (Eriyanto,2007).
Keterangan :
n
= Jumlah Sampel
= sampling error
= jumlah populasi
Dengan jumlah rumah tangga sebanyak 17.390 kk, tingkat kepercayaan 95%
(Z=1,96), variasi populasi (p=0,5) (tidak diketahui), sampling error 10, maka
diperoleh jumlah sampel sebanyak 96 orang. Untuk mengantisipasi kesalahan
digunakan galat sebanyak 4 kuesioner sehingga jumlah sampel pada penelitian
ini adalah sebanyak 100 orang.
Metode pemilihan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode proportional random sampling. Pada metode ini jumlah proporsi
n1
Dari hasil perhitungan, maka didapatkan jumlah sampel yang diambil untuk
setiap RW, yaitu :
TABEL I 1
PROPORSI JUMLAH SAMPEL PER RW
RW
Jumlah Populasi
(rumah tangga)
1
1715
2
1621
3
1236
17
12818
Total
17390
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Jumlah Sampel
(rumah tangga)
10
9
7
74
100
Wawancara
Wawancara pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data
mengenai gambaran kejadian banjir pasang di Kelurahan Penjaringan,
dampak yang terjadi akibat banjir pasang serta tindakan adaptasi yang
telah dilakukan dalam menghadapi banjir pasang. Wawancara dilakukan
10
Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran
mengenai dampak bahaya pesisir di wilayah peisisir Kelurahan
Penjaringan serta gambaran mengenai tindakan adaptasi yang dilakukan
masyarakat pesisir Kelurahan Penjaringan.
2.
Analisis Korelasi
Analisis korelasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan
suatu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini analisis korelasi
digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
karakteristik masyarakat
dengan tindakan adaptasi yang telah dilakukan. Sehingga diketahui faktor faktor
apa saja yang mempengaruhi tindakan adaptasi yang dilakukan masyarakat.
Analisis korelasi yang digunakan adalah metode chi-square atau crosstab. Metode
chi-square merupakan metode analisis untuk menjelaskan keberadaan dan
kekuatan hubungan antarvariabel di mana metode digunakan untuk menganalisis
data nominal. Rentang pengukuran hasil analisis dengan menggunakan metode
chi-square adalah 0 1. 0 artinya tidak ada hubungan, sedangkan 1 artinya
menunjukkan hubungan yang sangat kuat. Metode ini menggunakan hipotesa
11
Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi berbagai macam bahaya pesisir
yang terjadi di wilayah pesisir Jakarta Utara dengan menggunakan data data
sekunder dari literatur maupun dari laporan yang sudah ada.
1.7
Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang dilakukan dalam penyusunan penelitian dibagi ke
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang yang mendasari
penelitian, rumusan persoalan penelitian, tujuan, sasaran, dan manfaat
penelitian, lingkup studi yang terdiri dari lingkup materi dan lingkup wilayah
12
TINJAUAN LITERATUR
Pada bab ini akan dijelaskan literatur mengenai bahaya pesisir, dampak
bahaya pesisir terhadap masyarakat dan tindakan adaptasi. Pada bahaya
pesisir akan dijelaskan mengenai elemen bahaya kenaikan muka air laut, yaitu
kenaikan muka air laut global, gelombang pasang surut, gelombang, dan
ENSO. Kemudian dijelaskan juga mengenai penurunan muka tanah yang
dapat memperburuk terjadinya dampak bahaya peisir. Pada dampak bahaya
pesisir akan dijelaskan mengenai aspek aspek yang terkena dampak dari
bahaya pesisir bagi masyarakat. Pada tindakan adaptasi akan dijelaskan
mengenai autonomous adaptation yaitu tindakan adaptasi yang dilakukan di
tingkat lokal (masyarakat), pentingnya tindakan adaptasi masa kini untuk
tindakan adaptasi di masa depan serta faktor faktor yang mempengaruhi
tindakan adaptasi masyarakat.
BAB 3
BAB 4
13
14
GAMBAR 1.2
KERANGKA PEMIKIRAN
Terjadinya perubahan iklim yang
akan meningkatkan terjadinya
bahaya pesisir
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
Mengidentifikasi tindakan adaptasi masyarakat di Kelurahan Penjaringan dalam menghadapi banjir pasang
berdasarkan karakteristik sosial ekonomi, persepsi bahaya, dan dampak sosial serta ekonomi
SASARAN
Mengidentifikasi
bahaya pesisir yang
terjadi di wilayah
pesisir DKI Jakarta
serta persepsi
masyarakat terhadap
bahaya
Mengidentifikasi
dampak sosial
ekonomi banjir pasang
yang dirasakan oleh
masyarakat di
Kelurahan Penjaringan
Mengidentifikasi
tindakan adaptasi
yang dilakukan
masyarakat di
Kelurahan
Penjaringan
Deskriptif Kuantitatif
Deskriptif Kuantitatif
Mengidentifikasi
keterkaitan antara
tindakan adaptasi yang
dilakukan masyarakat
dalam menghadapai
banjir pasang dengan
karakteristik sosial
ekonomi, persepsi
bahaya, dan dampak
sosial serta ekonomi
ANALISIS
Deskriptif
HASIL AKHIR
Rekomendasi terkait rencana tindakan adaptasi masayarakat pesisir di Kelurahan Penjaringan dalam
menghadapi banjir pasang
15
TABEL I - 2
KEBUTUHAN DATA
No
Sasaran
Data yang
Dibutuhkan
Mengidentifikasi
bahaya pesisir yang
terjadi di wilayah
pesisir Kota Jakarta
Kegunaan Data
Metode
Pengumpu
lan Data
Teknik
Analisis
Mengetahui gambaran
bahaya pesisir yang
terjadi dan yang akan
terjadi di wilayah pesisir
Kota Jakarta
Data
Sekunder
Deskriptif Data
Sekunder
Mengetahui persepsi
masyarakat terhadap
bahaya yang terjadi di
Kelurahan Penjaringan
Kuesioner
Deskriptif
Kuantitatif
Output
Gambaran mengenai
bahaya pesisir yang
terjadi dan yang akan
terjadi di wilayah
pesisir Kota Jakarta
serta gambaran
mengenai persepsi
bahaya masayarakat
16
Sasaran
Data yang
Dibutuhkan
Kegunaan Data
Mengidentifikasi
dampak bahaya
pesisir yang dirasakan
oleh masyarakat
Mengetahui gambaran
dampak banjir pasang
terhadap kehidupan
rumah tangga di
Kelurahan Penjaringan
Mengidentifikasi
tindakan adaptasi
yang dilakukan
masyarakat di
Penjaringan
No
Mengidentifikasi
keterkaitan tindakan
adaptasi yang
dilakukan masyarakat
berdasarkan
karakteristik sosial
ekonomi, persepsi
bahaya, dan dampak
sosial serta ekonomi
Tindakan adaptasi
masyarakat terhadap
aspek ekonomi dan
fisik rumah
Tingkat pendidikan,
jenis pekerjaan dan
tingkat pendapatan
rumah tangga
Mengetahui perilaku
adaptasi rumah tangga
dalam menghadi banjir
pasang dilihat pada
aspek ekonomi dan fisik
rumah
Mengetahui hubungan
antara karakteristik
sosial ekonomi rumah
tangga dengan tindakan
adaptasi yang telah
dilakukan
Mengetahui hubungan
antara persepsi bahaya
rumah tangga dengan
tindakan adaptasi yang
telah dilakukan
Metode
Pengumpu
lan Data
Teknik
Analisis
Output
Kuesioner,
observasi
lapangan
Deskriptif
Kuantitatif
Gambaran mengenai
dampak yang terjadi
akbat banjir pasang di
Kelurahan Penjaringan
terhadap kehidupan
masyarakat
Kuesioner,
observasi
lapangan
Deskriptif
Kuantitatif
Gambaran mengenai
tindakan rumah tangga
dalam menghadapi
banjir pasang
Kuesioner
Analisis
Asosiasi
Korelasi
(uji chi square)
Kuesioner
Analisis
Asosiasi
Korelasi
(uji chi square)
Keterkaitan tindakan
adaptasi berdasarkan
karakteristik sosial
ekonomi, persepsi
bahaya, dan dampak
17
No
Sasaran
Data yang
Dibutuhkan
Kegunaan Data
Mengetahui hubungan
Dampak sosial
antara dampak sosial
ekonomi yang
ekonomi banjir pasang
dirasakan rumah tangga dengan tindakan adaptasi
yang telah dilakukan
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Metode
Pengumpu
lan Data
Teknik
Analisis
Kuesioner
Analisis
Asosiasi
Korelasi
(uji chi square)
Output
18