Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang yang mendasari
penelitian, rumusan persoalan penelitian, tujuan, sasaran, dan manfaat penelitian,
lingkup studi yang terdiri dari lingkup materi dan lingkup wilayah penelitian, serta
metodologi penelitian yang di dalamnya menjelaskan tentang pengambilan data
dan analisis data, serta sistematika penulisan.
1.1

Latar Belakang
Perubahan iklim yang disebabkan oleh terjadinya pemanasan global telah

dirasakan di seluruh belahan bumi. Pemanasan global tersebut disebabkan oleh


peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer sehingga menyebabkan
meningkatnya suhu rata rata di permukaan bumi. Beberapa kajian ilmiah telah
membuktikan terjadinya kenaikan suhu rata rata global. Menurut IPCC (2007)
dalam laporan AR4, terdapat kenaikan suhu sebesar 0,74 C dalam 100 tahun
terakhir (1906-2005). Kemudian menurut laporan dari World Bank (2012), suhu
rata rata global saat ini terus meningkat mencapai suhu 0,8C diatas level pra
industri. Meningkatnya suhu rata rata global menyebabkan panas laut meningkat
serta mencairnya lapisan es dan gletser di kutub, sehingga berpotensi terjadinya
kenaikan muka laut global.
Perubahan iklim akan memiliki dampak pada setiap sektor kehidupan
seperti ekosistem, kehutanan, pertanian, kelautan, kesehatan, air bersih, wilayah
pesisir, dll. Dampak dari perubahan iklim tersebut akan sangat terasa di wilayah
pesisir, dimana wilayah pesisir merupakan daerah yang berbatasan langsung
dengan lautan. Salah satu dampak perubahan iklim di wilayah pesisir adalah
timbulnya bahaya bahaya pesisir seperti kenaikan muka air laut, meningkatnya
tinggi gelombang yang akan menyebabkan terjadinya banjir rob, serta
meningkatnya frekuesi ENSO.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki 17.500 pulau kecil,
garis pantai sepanjang 81.000 km, dan daerah pantai yang luas memiliki
karakteristik geografis dan geologis yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.
Selain itu besarnya populasi penduduk yang tinggal di daerah pesisir membuat

wilayah pesisir Indonesia semakin rentan terhadap bencana alam dan cuaca
ekstrim. Sebagaimana dikemukakan dalam IPCC (2007) bahwa masyarakat yang
tinggal di wilayah pesisir merupakan salah satu populasi masyarakat yang rentan
terhadap dampak dari perubahan iklim, terutama kenaikan muka air laut.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia banyak memiliki kota kota pesisir.
Kota kota tersebut biasanya merupakan kota kota besar di Indonesia, seperti
Jakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Dengan adanya perubahan
iklim dan kerentanan yang dimiliki oleh Indonesia maka kota kota tersebut tidak
luput dari ancaman perubahan iklim. Dampak dari perubahan iklim tersebut akan
berakibat pada rusaknya infrastruktur kota bagian pesisir dan tentu akan
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang tinggal di daerah pesisir.
DKI Jakarta merupakan ibu kota Indonesia dan merupakan suatu kota
metropolitan yang menjadi pusat berbagai macam kegiatan, terutama kegiatan
perekonomian. DKI Jakarta juga merupakan kota yang terletak di wilayah pesisir
dengan garis pantai sepanjang 32 km di pesisir bagian utara (BPLHD, 2010)
yang merupakan kawasan yang rentan terhadap terjadinya bahaya pesisir akibat
dari perubahan iklim. Selain itu di DKI Jakarta juga terdapat penurunan muka
tanah (land subsidence) yang mencapai 12 cm/tahun (Abidin, 2006) dan 40%
wilayah DKI Jakarta yang merupakan dataran rendah turut memperparah
terjadinya banjir rob di wilayah Jakarta Utara serta meningkatkan kerawanan
terhadap dampak dari bahaya pesisir.
Menurut Hadi (2009), wilayah pesisir DKI Jakarta pada tahun 2050,
khususnya Jakarta Utara akan tergenang sesuai dengan skenario yang dibuat.
Skenario tersebut terdiri dari 3 skenario dengan masing masing laju kenaikan
muka laut sebesar 0,25 cm/tahun, 0,57 cm/tahun dan 1 cm/tahun. Pada skenario 1
luas genangan terbesarnya sebesar 296,25 ha, pada skenario 2 luas genangannya
terbesarnya sebesar 394,305 ha dan pada skenario 3 luas genangannya terbesarnya
sebesar 477,807 ha. Kemudian menurut Hadi pada tahun 2050 kenaikan muka air
laut akan membanjiri daerah Jakarta seluas 160,4 km2 (24,3% Luas Jakarta).
Kenaikan muka air laut dan meningkatnya tinggi gelombang yang disertai
dengan penurunan muka tanah dan permukaan DKI Jakarta yang dataran rendah
akan mengakibatnya tergenangnya wilayah pesisir di DKI Jakarta. Genangan

tersebut akan merusak guna lahan di wilayah pesisir DKI Jakarta seperti lokasi
permukiman, industri, pariwisata, pelabuhan dan perdagangan. Salah satu daerah
yang sering tergenang akibat dari adanya bahaya pesisir adalah Kelurahan
Penjaringan. Daerah tersebut sebagian besar merupakan lokasi permukiman
penduduk, sehingga yang paling besar terkena dampak dari bahaya pesisir
tersebut adalah penduduk di permukiman tersebut.
Kelurahan Penjaringan merupakah salah satu kelurahan di Kota Jakarta
yang terletak di wilayah pesisir dengan ketinggian tanah sekitar 0 - 1 m diatas
permukaan laut. Selain itu daerah ini juga mengalami penurunan muka tanah
mencapai 12 cm/tahun (Abidin, 2006), sehingga Kelurahan Penjaringan
merupakan daerah yang rentan terhadap genangan banjir pasang. Kelurahan ini
juga merupakan salah satu daerah permukiman padat penduduk dan permukiman
kumuh, sehingga menambah kerentanan daerah ini terhadap bahaya pesisir.
Dengan kerentanan yang dimiliki daerah ini, maka bahaya pesisir akan
memberikan dampak terhadap masyarakat yang tinggal di Kelurahan Penjaringan.
Dengan adanya dampak yang ditimbulkan dari kejadian banjir pasang, maka
dibutuhkan penelitian mengenai tindakan untuk mengantisipasi dampak tersebut.
1.2

Rumusan Persoalan
Kelurahan Penjaringan merupakan salah satu daerah pesisir di Kota

Jakarta yang rentan terhadap bahaya pesisir, yaitu banjir pasang. Fenomena
perubahan iklim yang terjadi dapat meningkatkan frekuensi dari kenaikan muka
air laut, dimana kenaikan muka air laut dapat mengakibatkan terjadinya banjir
pasang yang memiliki resiko genangan yang semakin besar. Kerentanan yang
dimiliki Kelurahan Penjaringan akan meningkatkan resiko masyarakat yang
tinggal di kelurahan tersebut terhadap banjir pasang di masa kini dan masa depan.
Dengan adanya bahaya pesisir di daerah Kelurahan Penjaringan, maka masyarakat
harus melakukan tindakan adaptasi agar dapat bertahan hidup di masa depan,
sehingga dibutuhkan perencanaan mengenai tindakan adaptasi yang tepat untuk
meminimalisir dampak yang terjadi akibat bahaya. Sebelum dilakukan suatu
perencanaan yang tepat dalam adaptasi bahaya yang ada maka dibutuhkan
identifikasi mengenai sudah sejauh mana tindakan adaptasi yang dilakukan
masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran

mengenai tindakan adaptasi masyarakat di Kelurahan Penjaringan sebagai tahap


awal dalam upaya perencanaan adaptasi pada tingkat lokal. Kemudian tindakan
adaptasi yang dilakukan masyarakat memiliki keterkaitan dengan karakteristik
sosial ekonomi masyarakat, persepsi bahaya dan dampak sosial ekonomi yang
dialami masyarakat (Agrawal, 2008; Grothmann and Patts, 2005; Idrisa, 2012,
Lindell dan Whitney, 2000), sehingga perlu dilihat apakah variabel variabel
tersebut memiliki keterkaitan dengan tindakan adaptasi masyarakat di Kelurahan
Penjaringan. Dari rumusan persoalan tersebut, maka pertanyaan penelitian dari
studi ini adalah Bagaimana tindakan adaptasi masyarakat di Kelurahan
Penjaringan dalam menghadapi banjir pasang berdasarkan karakteristik sosial
ekonomi, persepsi bahaya, dan dampak sosial serta ekonomi?
1.3

Tujuan dan Sasaran


Studi ini bertujuan untuk mengidentfikasi tindakan adaptasi masyarakat di

Kelurahan Penjaringan dalam menghadapi banjir pasang berdasarkan karakteristik


sosial ekonomi, persepsi bahaya, dan dampak sosial serta ekonomi. Dengan
melakukan penelitian ini maka dapat dilihat tindakan adaptasi yang dilakukan
rumah tangga di Kelurahan Penjaringan untuk mengantisipasi banjir pasang yang
terjadi di daerah tersebut serta variabel apa saja yang memiliki keterkaitan dengan
tindakan adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat. Adapun sasaran penelitian
yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah :
1. Mengidentifikasi bahaya pesisir yang terjadi di wlayah pesisir DKI Jakarta
serta persepsi masyarakat terhadap bahaya
2. Mengidentifikasi dampak sosial ekonomi banjir pasang yang dirasakan
oleh masyarakat di Kelurahan Penjaringan
3. Mengidentifikasi tindakan adaptasi yang dilakukan masyarakat di
Kelurahan Penjaringan
4. Mengidentifikasi keterkaitan antara tindakan adaptasi yang dilakukan
masyarakat dalam menghadapai banjir pasang dengan karakteristik sosial
ekonomi, persepsi bahaya, dan dampak sosial serta ekonomi

1.4

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah memberikan gambaran mengenai tindakan


adaptasi masyarakat pesisir dalam menghadapi banjir pasang, sehingga dapat
diketahui tindakan adaptasi yang tepat untuk mengurangi resiko dari potential
coastal hazard di masa mendatang. Kemudian penelitian ini juga memberikan
informasi mengenai gambaran bahaya pesisir yang akan terjadi masa mendatang.
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi Pemerintah
DKI Jakarta dalam penyusunan rencana adaptasi terhadap banjir pasang di
wilayah pesisir Jakarta Utara, terutama perencanaan adaptasi di tingkat lokal.
1.5

Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian ini terbagi menjadi menjadi dua, yaitu

ruang lingkup materi yang menjelaskan batasan cakupan pembahasan studi dan
ruang lingkup wilayah yang menjelaskan mengenai batasan wilayah studi yang
menjadi fokus penelitian ini
1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah
Pada penelitian ini ruang lingkup wilayahnya adalah wilayah pesisir Kota
Jakarta yaitu di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Kelurahan Penjaringan dipilih menjadi wilayah studi karena kelurahan ini sangat
sering mengalami kejadian banjir pasang, baik banjir yang parah maupun tidak.
Selain itu kelurahan ini memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi.
Sehingga kelurahan ini dianggap sebagai salah satu kelurahan yang memiliki
resiko banjir pasang yang tinggi di masa depan. Hal ini dikemukakan pula oleh
Pratiwi (2009) bahwa Kelurahan Penjaringan memiliki resiko yang tinggi
terhadap kenaikan muka air laut, hal ini dikarenakan besarnya luas genangan yang
akan terjadi sampai tahun 2050 dan tingginya kerentanan yang dimiliki kelurahan
ini karena kelurahan ini merupakan kawasan industri yang padat permukiman
terutama permukiman kumuh dan merupakan kelurahan padat penduduk.
Kelurahan Penjaringan terdiri dari 17 RW, tetapi hanya 4 RW yang
memiliki catatan historis terkena bahaya pesisir, sedangkan 13 RW lainnya tidak.
Sehingga wilayah yang akan diteliti hanya mencakup 4 RW di Kelurahan
Penjaringan

yang

memiliki

catatan

historis

bahaya

pesisir.

GAMBAR 1.1

1.5.2 Ruang Lingkup Materi


Materi yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah tindakan adaptasi
masayarakat pesisir dalam menghadapi banjir pasang. Selain itu penelitian ini juga
melihat gambaran mengenai bahaya pesisir yang terjadi di pesisir Kota Jakarta pada saat
ini dan masa depan. Dari data data tersebut dapat dilakukan analisis mengenai
tindakan adaptasi masyarakat yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui apakah
tindakan adaptasi masyarakat saat ini sudah dapat mengantisipasi dampak dari banjir
pasang dan potential coastal hazard yang akan terjadi di masa depan serta variabel yang
memiliki keterkaitan dengan tindakan adaptasi yang dilakukan. Objek penelitian ini
difokuskan pada masyarakat, khususnya rumah tangga yang mengalami dampak
langsung akibat banjir pasang di wilayah pesisir Kelurahan Penjaringan.

1.6

Metodologi Penelitian
Metodologi dalam studi ini meliputi metode pengumpulan data dan metode

analisis data yang akan dijelaskan sebagai berikut


1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dibedakan menjadi pengumpulan data primer dan
metode pengumpulan data sekunder.
1.

Pengumpulan data sekunder


Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai
bahaya pesisir yang terjadi di wilayah pesisir Jakarta Utara dan data demografi
masyarakat di Kelurahan Penjaringan. Data sekunder diperoleh dengan melakukan
studi literatur, pengumpulan laporan hasil studi dan berbagai data lainnya.

2.

Pengumpulan data primer


Pengumpulan data primer dilakukan untuk memperoleh data terkait dampak dan
tindakan adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan survei lapangan yang menggunakan beberapa metode, yaitu
penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi.

a. Kuesioner
Penyebaran kuesioner ditujukan kepada masyarakat Kelurahan Penjaringan
yang tempat tinggalnya memiliki catatan historis kejadian bahaya pesisir.
Jumlah responden ditentukan menggunakan perhitungan sampling yang dapat
mewakili populasi dari masyarakat pesisir Kelurahan Penjaringan. Populasi
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah rumah tangga RW 1, RW
2, RW 3 dan RW 17 Kelurahan Penjaringan. Data yang digunakan adalah
jumlah penduduk pada tahun 2012 dalam dokumen Laporan Tahunan
Kelurahan Penjaringan 2012, yaitu sebanyak 17.390 KK. Penentuan jumlah
sampel menggunakan metode penghitungan sampel untuk populasi kecil.
Rumus yang dipakai untuk menentukan jumlah sampel dari populasi kecil atau
diketahui adalah sebagai berikut (Eriyanto,2007).

Keterangan :
n

= Jumlah Sampel

= nilai Z (tingkat kepercayaan)

p(1-p) = variasi populasi. Jika variasi tidak diketahui nilai dianggap


0,5
E

= sampling error

= jumlah populasi

Dengan jumlah rumah tangga sebanyak 17.390 kk, tingkat kepercayaan 95%
(Z=1,96), variasi populasi (p=0,5) (tidak diketahui), sampling error 10, maka
diperoleh jumlah sampel sebanyak 96 orang. Untuk mengantisipasi kesalahan
digunakan galat sebanyak 4 kuesioner sehingga jumlah sampel pada penelitian
ini adalah sebanyak 100 orang.
Metode pemilihan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode proportional random sampling. Pada metode ini jumlah proporsi

masing masing kelompok dalam sampel ditentukan secara proporsional


sesuai dengan besarnya dalam populasi (Eryanto, 2007).
Rumah tangga di setiap RW di Kelurahan Penjaringan memiliki jumlah yang
berbeda beda, oleh karena itu jumlah sampel harus dibagi secara
proporsional menurut jumlah populasinya. Rumus yang digunakan untuk
menghitung jumlah sampel di setiap RW adalah sebagai berikut (Eryanto,
2007)

n1

= jumlah sampel di satu RW

N1 = jumlah populasi penduduk di satu RW


n

= jumlah sampel keseluruhan

= jumlah populasi keseluruhan

Dari hasil perhitungan, maka didapatkan jumlah sampel yang diambil untuk
setiap RW, yaitu :
TABEL I 1
PROPORSI JUMLAH SAMPEL PER RW
RW

Jumlah Populasi
(rumah tangga)

1
1715
2
1621
3
1236
17
12818
Total
17390
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Jumlah Sampel
(rumah tangga)
10
9
7
74
100

Wawancara
Wawancara pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data
mengenai gambaran kejadian banjir pasang di Kelurahan Penjaringan,
dampak yang terjadi akibat banjir pasang serta tindakan adaptasi yang
telah dilakukan dalam menghadapi banjir pasang. Wawancara dilakukan

10

kepada beberapa narasumber yaitu ketua RW dan pihak Kelurahan


Penjaringan.
-

Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran
mengenai dampak bahaya pesisir di wilayah peisisir Kelurahan
Penjaringan serta gambaran mengenai tindakan adaptasi yang dilakukan
masyarakat pesisir Kelurahan Penjaringan.

1.6.2 Metode Analisis Data


Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah analisis data
kuantitatif, yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik korelasi.
1.

Analisis Deskriptif Kuantitatif


Analisis statistik desktriptif merupakan suatu cara penyajian data secara singkat
dan jelas. Analisis ini dilakukan untuk mendeskripsikan data data yang
diperoleh dari hasil survei lapangan dalam bentuk gambar gambar atau tulisan
dan kalimat. Analisis ini digunakan untuk menganalisis sasaran 2, yaitu
mengidentifkasi dampak sosial ekonomi yang dirasakan masyarakat dan sasaran 3
yaitu identifikasi tindakan adaptasi yang dilakukan masyarakat.

2.

Analisis Korelasi
Analisis korelasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan
suatu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini analisis korelasi
digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

karakteristik masyarakat

dengan tindakan adaptasi yang telah dilakukan. Sehingga diketahui faktor faktor
apa saja yang mempengaruhi tindakan adaptasi yang dilakukan masyarakat.
Analisis korelasi yang digunakan adalah metode chi-square atau crosstab. Metode
chi-square merupakan metode analisis untuk menjelaskan keberadaan dan
kekuatan hubungan antarvariabel di mana metode digunakan untuk menganalisis
data nominal. Rentang pengukuran hasil analisis dengan menggunakan metode
chi-square adalah 0 1. 0 artinya tidak ada hubungan, sedangkan 1 artinya
menunjukkan hubungan yang sangat kuat. Metode ini menggunakan hipotesa

11

dalam menentukan kesimpulannnya. Hipotesa ini terdiri dari hipotesa 0 dan


hipotesa 1 yang akan dijelaskan sebagai berikut.
H0 = 0 (tidak terdapat hubungan antara variabel karakteristik sosial ekonomi
penduduk, persepsi bahaya dan dampak yang dialami penduduk dengan tindakan
adaptasi yang dilakukan masyarakat)
H1 0 (terdapat korelasi antara variabel karakteristik sosial ekonomi penduduk,
persepsi bahaya dan dampak yang dialami penduduk dengan tindakan adaptasi
yang dilakukan masyarakat)
H0 diterima apabila nilai siginifikansi yang ada pada output >0,05 dan nilai
statistik uji chi-square < nilai tabel. H1 diterima apabila nilai siginifikansi <0,05
dan nilai statistik uji > nilai tabel. Jika H0 diterima artinya tidak terdapat
hubungan antara variabel karakteristik sosial ekonomi penduduk, persepsi bahaya
dan dampak yang dialami penduduk dengan tindakan adaptasi yang dilakukan
masyarakat, sedangkan apabila H0 ditolak atau H1 diterima artinya terdapat
hubungan antara variabel karakteristik sosial ekonomi penduduk, persepsi bahaya
dan dampak yang dialami penduduk dengan tindakan adaptasi yang dilakukan
masyarakat.
3.

Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi berbagai macam bahaya pesisir
yang terjadi di wilayah pesisir Jakarta Utara dengan menggunakan data data
sekunder dari literatur maupun dari laporan yang sudah ada.

1.7

Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang dilakukan dalam penyusunan penelitian dibagi ke

dalam 5 bab. Pembagian tersebut dilakukan sebagai berikut :

BAB 1

PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang yang mendasari
penelitian, rumusan persoalan penelitian, tujuan, sasaran, dan manfaat
penelitian, lingkup studi yang terdiri dari lingkup materi dan lingkup wilayah

12

penelitian, serta metodologi penelitian yang di dalamnya menjelaskan tentang


metode pengambilan data, dan analisis data, serta sistematika pembahasan
BAB 2

TINJAUAN LITERATUR
Pada bab ini akan dijelaskan literatur mengenai bahaya pesisir, dampak
bahaya pesisir terhadap masyarakat dan tindakan adaptasi. Pada bahaya
pesisir akan dijelaskan mengenai elemen bahaya kenaikan muka air laut, yaitu
kenaikan muka air laut global, gelombang pasang surut, gelombang, dan
ENSO. Kemudian dijelaskan juga mengenai penurunan muka tanah yang
dapat memperburuk terjadinya dampak bahaya peisir. Pada dampak bahaya
pesisir akan dijelaskan mengenai aspek aspek yang terkena dampak dari
bahaya pesisir bagi masyarakat. Pada tindakan adaptasi akan dijelaskan
mengenai autonomous adaptation yaitu tindakan adaptasi yang dilakukan di
tingkat lokal (masyarakat), pentingnya tindakan adaptasi masa kini untuk
tindakan adaptasi di masa depan serta faktor faktor yang mempengaruhi
tindakan adaptasi masyarakat.

BAB 3

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI


Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum singkat mengenai
Kecamatan Penjaringan, gambaran umum Kelurahan Penjaringan yang
menjadi wilayah studi, yaitu meliputi kondisi geografis, kependudukan dan
guna lahan. Kemudian pada bab ini juga akan dijelaskan mengenai
karakteristik responden

BAB 4

ANALISIS KETERKAITAN TINDAKAN ADAPTASI MASYARAKAT


BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI, PERSEPSI
BAHAYA, DAN DAMPAK SOSIAL SERTA EKONOMI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tindakan adaptasi rumah tangga
Kelurahan Penjaringan terhadap bahaya pesisir yang terjadi. Pertama akan di
identifikasi bahaya pesisir yang terjadi di wilayah pesisir Jakarta, kemudian
akan di identifikasi persepsi masyarakat terhadap bahaya tersebut, kemudian
di identifikasi dampak yang dirasakan masyarakat tehadap banjir pasang yang

13

merupakan dampak dari bahaya pesisir yang terjadi. Selanjutnya akan


dijelaskan mengenai analisis tindakan adaptasi rumah tangga yang dilakukan
dan keterkaitan tindakan adaptasi berdasarkan karakteristik sosial ekonomi,
persepsi bahaya, dan dampak sosial serta ekonomi.
BAB 5

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Pada bab ini akan diberikan kesimpulan dan rekomendasi terhadap penelitian
yang telah dilakukan. Bab ini akan membahas mengenai temuan studi,
kesimpulan, rekomendasi, catatan studi dan saran untuk studi lanjutan yang
dapat melengkapi studi yang telah dilakukan,

14

GAMBAR 1.2
KERANGKA PEMIKIRAN
Terjadinya perubahan iklim yang
akan meningkatkan terjadinya
bahaya pesisir

Penjaringan merupakan salah satu


wilayah pesisir di Kota Jakarta
yang rentan terhadap banjir
pasang

Masyarakat yang tinggal di


wilayah pesisir merupakan salah
satu populasi masyarakat yang
rentan terhadap dampak dari
perubahan
iklim,
terutama
kenaikan muka air laut

Dibutuhkan perencanaan mengenai tindakan adaptasi untuk meminimaslisir bahaya


yang terjadi
LATAR BELAKANG
Identifikasi mengenai tindakan adaptasi yang telah dilakukan masyarakat

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana tindakan adaptasi masyarakat di Kelurahan Penjaringan dalam menghadapi banjir


pasang berdasarkan karakteristik sosial ekonomi, persepsi bahaya, dan dampak sosial serta
ekonomi

TUJUAN
Mengidentifikasi tindakan adaptasi masyarakat di Kelurahan Penjaringan dalam menghadapi banjir pasang
berdasarkan karakteristik sosial ekonomi, persepsi bahaya, dan dampak sosial serta ekonomi

SASARAN
Mengidentifikasi
bahaya pesisir yang
terjadi di wilayah
pesisir DKI Jakarta
serta persepsi
masyarakat terhadap
bahaya

Mengidentifikasi
dampak sosial
ekonomi banjir pasang
yang dirasakan oleh
masyarakat di
Kelurahan Penjaringan

Mengidentifikasi
tindakan adaptasi
yang dilakukan
masyarakat di
Kelurahan
Penjaringan

Deskriptif Kuantitatif

Deskriptif Kuantitatif

Mengidentifikasi
keterkaitan antara
tindakan adaptasi yang
dilakukan masyarakat
dalam menghadapai
banjir pasang dengan
karakteristik sosial
ekonomi, persepsi
bahaya, dan dampak
sosial serta ekonomi

ANALISIS
Deskriptif

Analisis Asosiasi Korelasi


(uji chi square)

HASIL AKHIR

Rekomendasi terkait rencana tindakan adaptasi masayarakat pesisir di Kelurahan Penjaringan dalam
menghadapi banjir pasang

15

TABEL I - 2
KEBUTUHAN DATA
No

Sasaran

Data yang
Dibutuhkan

Mengidentifikasi
bahaya pesisir yang
terjadi di wilayah
pesisir Kota Jakarta

Data - data mengenai


elemen kenaikan muka
air laut, yaitu kenaikan
muka air laut global,
gelombang pasnag
surut, ENSO, dan
gelombang serta data
penurunan muka tanah
Data data mengenai
persepsi masyarakat
terhadap bahaya yaitu
persepsi mengenai
penyebab bahaya,
persepsi mengenai
bahaya ke depan,
kesadaran untuk pindah
dan kesadaran untuk
melakukan tindakan
adaptasi di masa depan

Kegunaan Data

Metode
Pengumpu
lan Data

Teknik
Analisis

Mengetahui gambaran
bahaya pesisir yang
terjadi dan yang akan
terjadi di wilayah pesisir
Kota Jakarta

Data
Sekunder

Deskriptif Data
Sekunder

Mengetahui persepsi
masyarakat terhadap
bahaya yang terjadi di
Kelurahan Penjaringan

Kuesioner

Deskriptif
Kuantitatif

Output

Gambaran mengenai
bahaya pesisir yang
terjadi dan yang akan
terjadi di wilayah
pesisir Kota Jakarta
serta gambaran
mengenai persepsi
bahaya masayarakat

16

Sasaran

Data yang
Dibutuhkan

Kegunaan Data

Mengidentifikasi
dampak bahaya
pesisir yang dirasakan
oleh masyarakat

Data - data mengenai


dampak sosial ekonomi
yang terjadi akbat
banjir pasang di
Kelurahan penjaringan

Mengetahui gambaran
dampak banjir pasang
terhadap kehidupan
rumah tangga di
Kelurahan Penjaringan

Mengidentifikasi
tindakan adaptasi
yang dilakukan
masyarakat di
Penjaringan

No

Mengidentifikasi
keterkaitan tindakan
adaptasi yang
dilakukan masyarakat
berdasarkan
karakteristik sosial
ekonomi, persepsi
bahaya, dan dampak
sosial serta ekonomi

Tindakan adaptasi
masyarakat terhadap
aspek ekonomi dan
fisik rumah

Tingkat pendidikan,
jenis pekerjaan dan
tingkat pendapatan
rumah tangga

Persepsi rumah tangga


terhadap bahaya

Mengetahui perilaku
adaptasi rumah tangga
dalam menghadi banjir
pasang dilihat pada
aspek ekonomi dan fisik
rumah
Mengetahui hubungan
antara karakteristik
sosial ekonomi rumah
tangga dengan tindakan
adaptasi yang telah
dilakukan
Mengetahui hubungan
antara persepsi bahaya
rumah tangga dengan
tindakan adaptasi yang
telah dilakukan

Metode
Pengumpu
lan Data

Teknik
Analisis

Output

Kuesioner,
observasi
lapangan

Deskriptif
Kuantitatif

Gambaran mengenai
dampak yang terjadi
akbat banjir pasang di
Kelurahan Penjaringan
terhadap kehidupan
masyarakat

Kuesioner,
observasi
lapangan

Deskriptif
Kuantitatif

Gambaran mengenai
tindakan rumah tangga
dalam menghadapi
banjir pasang

Kuesioner

Analisis
Asosiasi
Korelasi
(uji chi square)

Kuesioner

Analisis
Asosiasi
Korelasi
(uji chi square)

Keterkaitan tindakan
adaptasi berdasarkan
karakteristik sosial
ekonomi, persepsi
bahaya, dan dampak

17

No

Sasaran

Data yang
Dibutuhkan

Kegunaan Data

Mengetahui hubungan
Dampak sosial
antara dampak sosial
ekonomi yang
ekonomi banjir pasang
dirasakan rumah tangga dengan tindakan adaptasi
yang telah dilakukan
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Metode
Pengumpu
lan Data

Teknik
Analisis

Kuesioner

Analisis
Asosiasi
Korelasi
(uji chi square)

Output

18

Anda mungkin juga menyukai